Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

AQIQAH DAN KURBAN

MATA KULIAH FIQIH IBADAH

Dosen Pengampu :

Fikria Najitama, S.H.I.,M.S.I.

Disusun Oleh :

1. Hani Dias Sulistiani (2121252)


2. Siti Nurhidayah (2121272)
3. Klara Prakasita Linga (2123055)
4. Opy Hikmah Hidayati (2123059)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH DAN PERBANKAN


SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan kesempatan kepada
kami, sebagai penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Berkat rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai “Aqiqah dan Kurban” dengan tepat waktu.

Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
fiqih ibadah yang diampu oleh Bapak Fikria Najitama, S.H.I.,M.S.I. Selain itu, tugas makalah
ini juga dapat menjadi bahan untuk menambah wawasan mengenai perekonomian sederhana
bagi penulis dan juga pembacanya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari, makalah yang ditulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Untuk itu, penulis mengharap kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnan makalah ini.

Kebumen, 7 Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
C. Tujuan Pembahasan ...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 3

A. Aqiqah…………………………………………………………………….…..3
B. Hukum Aqiqah………………………………………………...………….…..3
C. Waktu Pelaksanaan Aqiqah………………...………………………………...3
D. Kurban………………………………...……………………………………...4
E. Hukum Kurban……………………………………………………………….4
F. Sejarah Perintah Kurban……………………………………………………...4
G. Waktu Penyembelihan Hewan Kurban…………………………………….....5
H. Syarat Hewan Kurban………………………………………………………...5
I. Perbedaan Aqiqah dan Kurban…………………………………………….....6

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 7

A. Kesimpulan................................................................................................... 7
B. Kritik dan Saran…..…..…………………………………………………...….7

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bagi umat islam, istilah aqiqah dan kurban bukanlah hal yang asing lagi.
Aqiqah adalah penyembelihan pada hari ke 7, ke 14, atau ke 21 kelahiran bayi, atau
sebelum anak baligh. Menyembelih hewan aqiqah hukumnya sunnah muakkad. Pada
zaman Nabi Muhammad SAW yang pertama kali di aqiqahkan adalah 2 orang saudara
kembar yang merupakan cucu Nabi Muhammad SAW yaitu Hasan dan Husein.
Hikmah aqiqah diantaranya merupakan sebuah ungkapan rasa syukur kepada Allah
SWT. atas kehadiran seorang anak, dapat menumbuhkan jalinan kasih dan sikap
hormat anak kepada orangtuanya.
Sedangkan kurban adalah ibadah yang diperintahkan dari Allah SWT sebagai
ungkapan rasa syukur kita atas nikmat yang telah diberikan. Wajib hukumnya bagi
orang yang telah mampu berkurban. Di samping itu, kurban merupakan ungkapan
rasa persaudaraan antara saudara kita yang mampu dengan saudara kita yang kurang
mampu secara ekonomi untuk saling berbagi rezeki. Menumbuhkan sifat saling
berkorban untuk orang lain. Saling tolong menolong untuk mempererat tali
persaudaraan antar manusia, khususnya umat islam.
Ibadah kurban hanya dibatasi 4 hari yaitu pada Hari Raya Idul Adha pada
tanggal 10 Dzulhijjah dan Hari Tasyrik yaitu pada tanggal 11,12,13 Dzulhijjah.
Hikmah kurban diantaranya dapat merajut jalinan kebahagiaan kepada fakir dan
miskin dengan membagikan daging kurban, menyadarkan manusia bahwa hidup ini
penuh pengorbanan, memupuk solidaritas terhadap sesama manusia, dll.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Aqiqah?
2. Bagaimana Hukum Aqiqah?
3. Kapan Aqiqah Dilaksanakan?
4. Apa itu Kurban?
5. Bagaimana Hukum Berkurban?
6. Bagaimana Sejarah Adanya Kurban?
7. Kapan Kurban Dilaksanakan?
8. Apa Syarat Hewan Kurban?
9. Apa perbedaan Aqiqah dan Kurban?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui Pengertian Aqiqah
2. Mengetahui Hukum Aqiqah
3. Mengetahui Waktu Pelaksanaan Aqiqah
4. Mengetahui Pengertian Kurban
5. Mengetahui Hukum Kurban
6. Mengetahui Sejarah Kurban
7. Mengetahui Waktu Pelaksanaan Kurban
8. Mengetahui Syarat Hewan Kurban
9. Mengetahui perbedaan Aqiqah dan Kurban

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. AQIQAH
Aqiqah dalam bahasa Arab berarti rambut yang tumbuh di kepala anak yang
baru lahir (bayi). Menurut istilah Islam, aqiqah berarti menyembelih binatang ternak
berkenaan dengan kelahiran anak, sebagai bukti rasa syukur kepada Allah swt.,
dengan syarat-syarat tertentu. Menurut sunah Rasulullah saw., anak yang lahir laki-
laki disembelihkan dua ekor kambing. Apabila anak yang lahir perempuan,
disembelihkan satu ekor kambing. Dari Aisyah, ia berkata, “Rasulullah telah
menyuruh kita agar menyembelih aqiqah untuk seorang anak laki-laki dua ekor
kambing dan untuk seorang anak perempuan, satu ekor kambing.” (HR. Ibnu Majah)

B. Hukum Aqiqah
Hukum Aqiqah menurut sebagian besar ulama hukumnya sunah bagi orang tua
yang baru melahirkan anaknya. Dalam sebuah hadis, disebutkan : Dari Samurah r.a.
bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Tiap-tiap anak itu tergadai dengan aqiqahnya
yang disembelih baginya pada hari ketujuh, dicukur rambutnya, dan diberi nama.”
(H.R. at Tirmizi dan Ibnu Majah). Jenis dan syarat binatang yang sah untuk aqiqah
tidak berbeda dengan syarat sah binatang untuk kurban, yaitu binatang yang cukup
umur dan tidak cacat. Jumlah binatang untuk aqiqah apabila aqiqah itu berupa
kambing atau domba, agak berbeda dengan kurban yang cukup satu ekor. Dalam
aqiqah, ditentukan untuk anak laki-laki sebanyak dua ekor, sedangkan untuk anak
prempuan satu ekor.
C. Waktu Pelaksanaan Aqiqah
Aqiqah adalah penyembelihan binatang berkenaan dengan kelahiran anak
yang disyariatkan dilaksanakan pada hari ketujuh kelahiran anak, seperti dijelaskan
dalam hadis berikut Dari Samurah r.a. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Tiap-
tiap anak itu tergadai dengan akikahnya yang disembelih baginya pada hari ketujuh,
dicukur rambutnya, dan diberi nama.” (H.R. at Tirmizi dan Ibnu Majah). Apabila
pada hari ketujuh itu terlewatkan, aqiqah dapat dilaksanakan pada hari-hari lain
selama anak belum baligh. Rasulullah saw. Bersabda Aqiqah disembelih pada hari
ketujuh, keempat belas, atau kedua puluh satu (dari lahirnya anak) (H.R. al-Baihaqi).

3
D. Kurban
Bagi umat Islam, kurban adalah syariat yang ditetapkan Allah swt. Bahkan,
sejak masa Nabi Adam a.s. sudah ada syariat kurban. Hal ini dapat kita pahami dan
kisah Qabil dan Habil, dua putra Nabi Adam a.s. yang bertengkar karena kurban salah
seorang dari keduanya tidak diterima. Kata kurban berasal dan bahasa Arab yang
berarti pendekatan diri atau mendekatkan diri. Kata kurban telah dijadikan istilah
dalam syariat Islam untuk pengertian penyembelihan binatang ternak yang memenuhi
syarat tertentu dilaksanakan pada waktu tertentu, dengan niat ibadah guna
mendekatkan diri kepada Allah swt. Syariat kurbah didasarkan atas penintah Allah
swt. yang tercantum dalam Surah al-Kausar Ayat 1-3 dan al-Hajj Ayat 34 berikut :
Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka
laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan
mendekatkan diri kepada Allah). Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah
yang terputus (dari rahmat Allah). (Q.S. al-Kautsar) Dan bagi setiap umat telah Kami
syariatkan penyembelihan (kurban) (Q.S. al-Hajj)
E. Hukum Kurban
Bagi umat Islam, hukum kurban adalah sunah muakad. Oleh karena itu, orang
Islam yang telah mampu menyembelih kurban, tetapi tidak mau melaksanakannya, ia
tercela dalam pandangan agama. Rasulullah saw. Bersabda Sesungguhnya
menyembelih kurban itu tidak wajib, tetapi sunah dari Rasulullah saw. (H.R. at-
Tirmizi). Dalam hadis yang lain, Rasulullah saw. Bersabda Diwajibkan kepadaku
berkurban dan tidak wajib atas kamu. (H.R. ad-Daruqutni). Sebagian ulama
berpendapat bahwa kurban itu hukumnya wajib. Mereka menggunakan dasar hukum
sebagai berikut. Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa yang memiliki kemampuan,
tetapi tidak berkurban maka janganlah ia menghampiri tempat salat kami.” (H.R.
Ahmad dan Abu Hurairah dan Ibnu Majah)
F. Sejarah Singkat Perintah Berkurban
Bagaimana sebenarnya sejarah kurban itu? Peristiwa itu bermula ketika Allah
swt. menyuruh Nabi Ibrahim a.s. lewat mimpi pada malam kedelapan bulan
Dzulhijjah untuk menyembelih Ismail, putra yang sangat dicintai. Sebagai seorang
yang taat pada perintah Allah swt., Nabi ibrahim a.s. menyampaikan hal itu kepada
putranya. Sungguh, luar biasa jawaban Nabi Ismail a.s., ternyata beliau tidak
keberatan. Pada hari kesepuluh bulan Dzulhijjah, tepat waktu dhuha Nabi Ibrahim a.s.
melaksanakan perintah Allah swt., yakni melaksanakan mimpinya. Hari kesepuluh

4
tersebut dikenal dengan sebutan hari Nahar. Artinya, hari menyembelih. Ketika Nabi
Ibrahim a.s. melaksanakan perintah Allah swt., Allah swt. mengganti Ismail dengan
seekor kambing sembelihan. Berdasarkan peristiwa itu, Nabi Ibrahim a.s.
menyembelih kurban setiap tanggal 10 Dzulhijjah. Syariat ini terus berlaku hingga
sekarang (umat Muhammad).
G. Waktu Penyembelihan Kurban
Waktu pelaksanaan berkurban adalah tanggal 10 Dzulhijjah (Hari Raya Idul
Adha) atau pada Hari-Hari Tasyrik berikutnya, yaitu tanggal 11, 12, dan 13
Dzulhijjah. Penyembelihan yang dilakukan di luar batas waktu tersebut hanyalah
penyembelihan biasa, bukan kurban. Rasulullah saw bersabda Barang siapa
menyembelih sebelum salat maka sesungguhnya itu hanyalah penyembelihan untuk
dirinya sendiri. Barang siapa menyembelih sesudah salat dan dua khotbah maka telah
sempurna ibadahnya (sah kurbannya) dan telah sesuai dengan sunah muslimin. (H.R.
al-Bukhari dan Bara‟ bin „Azib). Yang dimaksud sesudah salat bukan berarti yang
berkurban harus salat, melainkan waktu salat. Mengapa demikian? Salat Idul Adha
bukan syarat penyembelihan kurban.
H. Syarat Binatang untuk Kurban
Jenis binatang yang sah untuk kurban adalah jenis binatang ternak yang
dipelihara/diternakkan untuk dimakan dagingnya. Binatang temak tersebut meliputi
empat macam, yaitu kambing/ domba, sapi, kerbau, dan unta. Binatang ternak yang
dipergunakan untuk melaksanakan syariat kurban itu harus memenuhi dua syarat,
yaitu cukup umur dan tidak cacat. Ketentuan Umur Binatang Kurban. Binatang
kurban itu dapat dikatakan cukup umur apabila telah mencapai umur yang ditentukan
syarat:
1.Domba sekurang-kurangnya berumur satu tahun atau telah berganti gigi
(musinnah). Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadis sebagai berikut. Dari
Jabir berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah engkau menyembelih
(berkurban) kecuali telah berganti gigi. Kecuali apabila engkau sulit
mendapatkannya maka sembelihlah yang telah berumur satu tahun dari (jenis)
domba. (H.R. Muslim).
2. Kambing biasa sekurang-kurangnya berumur dua tahun.
3. Sapi atau kerbau sekurang-kurangnya berumur dua tahun.
4. Unta sekurang-kurangnya berumur lima tahun.

5
I. Perbedaan Kurban dan Aqiqah
Antara kurban dan aqiqah memiliki perbedaan, atara lain sebagai berikut:
No. Aqiqah Kurban
1. Aqiqah disyariatkan Kurban disyariatkan agar
berkenaan dengan kelahiran dilaksanakan diantara tanggal
anak 10 samai dengan 13 bulan
Dzulhijjah
2. Akikah disyariatkan satu kali Kurban disyariatkan untuk
seumur hidup dilaksanakan setiap tahun
3. Jumlah binatang (kambing Binatang cukup satu ekor
atau domba) ditentukan
bahwa untuk anak laki-laki
dua ekor, sedangkan untuk
anak perempuan sebanyak
satu ekor.
4. Binatang (selain kambing) Seekor sapi boleh untuk tujuh
jumlahnya adalah satu ekor orang.
untuk seorang anak.
5. Daging diberikan setelah Daging lebih utama dibagikan
dimasak. sebelum dimasak

6
BAB III

Penutup

A. Kesimpulan
Dari penjelasan tadi dapat disimpulkan bahwa Aqiqah dilakukan oleh orang
tua atas lahirnya seorang anak sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT. yang
telah mengkaruniai buah hati dalam rumah tangganya. Dilaksanakan saat anak
berusia 7 hari, 14 hari, 21 hari, atau waktu longgar lainnya sebelum anak baligh.
Sedangkan kurban merupakan ibadah sunnah yang ditujukan kepada orang
yang mampu khususnya dibidang ekonominya untuk menyembelih hewan kurban
sebagai rasa syukur atas harta yang diberikan Allah SWT kepadanya. Hewan
tersebut nantinya akan dibagikan kepada sesama umat muslim khususnya yang
kurang mampu dalam hal ekonomi sebagai bentuk sikap peduli terhadap sesama.
Waktu pelaksanaannya yaitu mulai tanggal 10 Dzulhijjah sampai dengan 13
Dzulhijjah.

B. Kritik dan Saran


Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karenanya penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi perbaikan makalah-makalah dilain waktu agar menjadi lebih baik
dan lebih bermanfaat.

7
Daftar Pustaka

https://id.scribd.com/document/432346152/Makalah-Tentang-Qurban-Dan-Aqiqah

https://lampung.kemenag.gp.id/files/lampung/file/file/ARTIKEL/fopa1455244524

Anda mungkin juga menyukai