Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan
rahmat taufik dan hidayah-Nya kami menyusun makalah agama Islam
tentang qurban ini.

Makalah ini mengacu pada kurikulum 2006. Penyusun makalah ini


disajikan dengan bahasa yang komunikatif dan penjelasannya yang
ringkas, padat, serta jelas dimaksud untuk membantu mempermudah
rekan siswa dalam menelah bahan makala agama Islam tentang Qurban
ini.

Penyusun sudah berupaya semaksimal mungkin untuk dapat menyajikan


makalah ini agar benar-benar bermanfaat, mudah dipahami dan dapat
diterima oleh rekan siswa.

Demikian kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna


karena itu yang berupa saran dan kritik membangun sangat kami
harapkan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............
DAFTAR ISI..........................
HUKUM PELAKSANAAN AQIQAH.......................
PENGERTIAN AQIQAH....................
SEJARAH AQIQAH...................
WAKTU PELAKSANAAN AQIQAH...................
HUKUM PELAKSANAAN QURBAN....................
PENNGERTIAN QURBAN.................
SEJARAH QURBAN..................
WAKTU PELAKSANAAN QURBAN...................
HUKUM PELAKSANAAN AQIQAH

Aqiqah hukummnya sunnah muakkad bagi kedua orang tua yang mempunyai tanggungan
belanja atas anak itu. Tetapi apabila awiqah ini dinadzarkan maka hukumnya wajib. Daging
aqiqah (Kambing Aqiqah) nadzar harus dibagikan seluruhnya dan yang beraqiqah tidak boleh
makan dagingnya sama sekali.

Adapun binatang ternak untuk aqiqah adalah kambing, bagi anak laki-laki dua ekor kambing dan
bagi anak perempuan satu ekor kambing.

Rasulullah SAW bersabda :


“Allah tidak menyukai kenakalan anak-anak terhadap kedua orang tuanya (durhaka), siap yang
dianugerahi seorang anak dan ingin beribadah menyembelih hewan untuknya, maka
laksanakanlah untuk anak laki-laki dua ekor kambing yang setingkat dan untuk anak perempuan
seekor kambiing.” (HR. Abu Dawud).

Ketentuan dan sayarat binatang untuk aqiqah sama dengan ketentuan dan syarat binatang qurban
(Kambing Aqiqah).

Waktu Pelaksanaan Aqiqah

Penyembelihan aqiqah dilaksanakan pada hari ketujuh kelahiran anak atau hari keempat belas
atau hari kedua puluh satu. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW :

Dari Abdullah bin Buraidah dari ayahnya dari Nabi SAW, sesungguhnya Nabi telah bersabda :
“Aqiqah itu disembelih pada hari ketujuh kelahiran anak atau hari keempat belas atau hari kedua
puluh satu.” (HR. Al-Baihaqi).

Waktu Melaksanakan Aqiqah

1. Membaca basmalah.
2. Membaca sholawat atas Nabi.
3. Membaca takbir.
4. Membaca doa.
“Bismillahir rohmaanir rahiim Allahumma minka wa ilayka aqiiqotu fulaanin fa taqobbal
minnii” (Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Ya Allah
dari Engkau dan untuk Engkau aqiqah fulan (sebutkan nama anak yang diaqiqahi) ini aku
persembahkan, maka terimalah dariku).
5. Disembelih sendiri oleh ayah dari anak yang diaqiqahkan.
6. Daging aqiqah dibagikan kepada fakir miskin dan tetangga setelah dimasak terlebih dahulu.
7. Pada hari itu anak dicukur rambutnya dan diberi nama dan bersedekah seberat rambut bayi
yang baru dicukur dengan nilai 1/2 atau 1 dirham. Sebagian ulama berpendapat bahwa sedekah
itu seberat timbangan rambut bayi dengan nilai harga emas/perak.
Rasulullah SAW bersada :
Dari Ali bin Abi Thalib ia berkata, Rasulullah SAW telah mengaqiqahkan Hasan dengan seekor
kambing, maka Nabi bersabda : “Hai Fathimah, cukurlah rambutnya, bersedekahlah dengan
perak seberat rambutnya.” Kemudian Ali berkata lagi : Fathimah kemudian menimbangnya satu
dirham atau 1/2 dirham. (HR. At-Turmudzi).
PENGERTIAN AQIQAH  

Pengertian Aqiqah
Al-‘Aqiqah berasal dari perkataan al-‘Aq
yang bermaksud al-Qat’u ntuk
memotong. Aqiqah pada asalnya ialah rambut yang berada dikepala bayi ketika dilahirkan dan
dinamakan kambing yang disembelihuntuk bayi sebagai aqiqah adalah kerana rambut
tersebut dicukur ketikasembelihan itu dilakukan. Kerana itu Rasulullah s.a.w.
bersabda dalamhadis;

:
“Anak kecil itu dipertaruhkan dengan aqiqahnya
[
1], maka tumpahkanlahdarah untuknya (yakni lalukanlah aqiqah untuknya) dan
singkirkanlahkotoran darinya”. (Riwayat Imam al-Baihaqi dari Salman bin ‘Amir
r.a.)Yang dimaksudkan dengan kotoran
dalam hadis ini ialah rambutyang dicukur dari anak kecil tersebut.
[
2]Adapun dari sudut Syara’, Aqiqah bermaksud; binatang yang disembelihuntuk
bayi yang dilahirkan.
[
3] Disunatkan memanggilnya dengan namanasikah (atau zabinah)

[
4]Dalil pensyari’atan aqiqah ialah hadis Buraidah r.a. yang menceritakan;
“Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. melakukan aqidah untuk Hasan danHusin”.
(Riwayat Imam an-Nasai)
[
5] Dalil sunatnya aqiqah iniialah hadis yang diriwayatkan oleh Salman bin ‘Amir r.a.
[
6]Melakukan aqiqah tidaklah wajib kerana Abdurrahman bin Abi Sa’idmeriwayatkan dari
bapanya yang menceritakan bahawa Nabi s.a.
SEJARAH AQIQAH

“Dahulu kami dimasa jahiliyah apabila salah seorang diantara kami mempunyai
anak, ia menyembelih kambing dan melumuri kepalanya dengan darah kambing
itu. Maka setelah Allah mendatangkan islam, kami menyembelih kambing,
mencukur atau menggundul kepala si bayi dan melumurinya dengan minyak
wangi.” [HR. Abu Daud juz

Juga di hadist lain yang berisikan tentang sejarah aqiqah yang diriwayatkan oleh
Ibnu Hibban “Dari Aisyah ia berkata ‘Dahulu orang orang pada masa jahiliyah
apabila mereka beraqiqah untuk seorang bayi, mereka melumuri kapas dengan
darah aqiqah, lalu ketika mencukur rambut si bayi mereka melumurkan pada
kepalanya’. Maka Nabi saw bersabda, ‘Gantilah darah itu dengan minyak
wangi.’” [HR Ibnu Hibban juz 12 hal 124]

sembelihan yang dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas kelahiran seorang bayi.
Jumhurul ulama menyatakan bahwa hukum aqiqah adalah sunnah muakkaddah baik
bagi bayi laki-laki maupun bayi perempuan. Pelaksanaan Ibadah Qurban aqiqah dapat
dilakukan pada hari ke tujuh (ini yang lebih utama menurut para ulama), keempat
belas, dua puluh satu atau pada hari-hari yang lainnya yang memungkinkan, kurban
dapat di beli di Rumah Aqiqah.

Rasulullah SAW bersabda, "Setiap yang dilahirkan tergadai dengan aqiqahnya yang
disembelih pada hari ketujuh dari kelahirannya dan dicukur rambutnya serta diberi
nama." (HR Ahmad dan Ashabus Sunan)

WAKTU PALAKSANAAN AQIQAH

8.Dianjurkan melaksanakan aqiqah pada hari ke 7 (tujuh) dari kelahirannya,


adapun kalau belum bisa, boleh hari ke 14 (empat belas), 21 (dua puluh satu) atau
kapan saja ia mampu.

Orang yang mengaqiqahkan anaknya dan ia pandai memotong kambing,


disunnahkan untuk menyembelih sendiri sambil membaca:

” Dengan nama Allah dan Allah Maha Besar, Ya Allah dari-Mu dan untuk-Mu ini
adalah Aqiqahnya ……….bin………. “

Dan disunnahkan memberi nama anak yang baru dilahirkan dengan nama-nama
yang baik ini tentunya sesuai dengan harapan kita agar anak tersebut kelak
menjadi anak yang baik karena dalam nama itu terkandung do’a dan harapan kita.

Nama yang paling disukai Allah adalah Abdullah, Abdur Rahman, dll. Juga
dibolehkan memakai nama para Nabi, para Rosul serta nama-nama orang sholeh
dan hendaknya kita tidak memberi nama-nama yang buruk. 5
1. Pengertian Kurban

Kurban dalam bahasa Arab disebut ”udhiyah”, yang berarti menyembelih hewan
pada pagi hari. Sedangkan menurut istilah, kurban adalah beribadah kepada Allah
dengan cara menyembelih hewan tertentu pada hari raya Idul Adha dan hari
tasyrik (tanggal 11,12 dan 13 Zulhijah)

Perintah menyembelih Kurban

Firman Allah SWT:

٣﴿‫﴾انﺸﺎﻨﺋﻙﻫﻭاﻻﺒﺗﺭ‬٢﴿‫﴾ﻓﺻﻞﻠﺭﺒﻙواﻨﺣﺭ‬١﴿‫﴾اڼااءطٻڼڬالکۏٽڕ‬

Artinya: ”Sesungguhnya kami memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka


dirikanlah shalat karena Tuhanmu da berkubanlah. Sesungguhnya orang-orang
yang membenci kamu dialah yang terputus.”(QS. Al-Kautsar ayat 1-3)

1. Hukum Berkurban ada 3,yaitu:

 Wajib bagi yang mampu

Kurban wajib bagi yang mampu, dijelaskan oleh firman Allah QS. Al-Kautsar ayat
1-3:

٣﴿‫﴾انﺸﺎﻨﺋﻙﻫﻭاﻻﺒﺗﺭ‬٢﴿‫﴾ﻓﺻﻞﻠﺭﺒﻙواﻨﺣﺭ‬١﴿‫﴾اڼااءطٻڼڬالکۏٽڕ‬

Artinya: ”Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.


Maka dirikan lah shalat karena Tuhanmu dan berkubanlah. Sesungguhnya orang-
orang yang membenci kamu dialah yang terputus.” (QS. Al-Kautsar 1-3)

 Sunnah

Berdasarkan hadist Nabi Muhammad SAW menjelaskan:

h‫ﻘﺎﻞاﻤﺭﺖﺒﺎﻠﻧﺣﺭﻮﻫﻭﺴﺑﺔﻠﻛﻡ‬

Artinya: Nabi SAW bersabda: ”Saya diperintah untuk menyembelih kurban dan
kurban itu sunnah bagi kamu.”

 Sunnah Muakkad

Berdasarkan hadist riwayat Daruqutni menjelaskan:

‫ﻜﺗﺏﻋﻝﺍﻠﻧﺣﺭﻮﻠﯾﺱﺒﻭﺍﺠﺏﻋﻟﯾﻛﻡ‬

Artinya: ”Diwajibkan melaksanakan kurban bagiku dan tidak wajib atas


kamu.”(HR. Daruqutni)

1. Jenis dan syarat hewan untuk Kurban

Jenis-jenis binatang yang dapat untuk kurban, adalah:


1. Domba      : syaratnya telah berumur 1 tahun lebih atau sudah berganti gigi.
2. Kambing   : syaratnya telah berumur 2 tahun atau lebih.
3. Sapi atau Kerbau   : syaratnya yelah berumur 2 tahun atau lebih.
4. Unta          : syaratnya telah berumur 5 tahun atau lebih.

Sebaiknya berkurban dengan binatang yang mulus dan gemuk serta tidak cacat,
seperti:

Jelas-jelas sakit

Sangat kurus

Sebelah matanya tidak berfungsi atau keduanya

Pincang

Putus telinga

Putus ekor

Hewan yang dijadikan untuk kurban hendaklah hewan jantan yang sehat,
bagus, bersih, tidak ada cacat seperti buta, pincang, sangat kurus, tidak
terpotong telinganya sebelah atau ekornya terpotong dan sebagainya.

1. Hewan yang dikurban

1. Syarat dan waktu melaksanakan Kurban

Orang yang berkurban beragama Islam

Dilaksanakan pada bulan Zulhijah

Waktu penyembelihan kurban pada tanggal 10 Zulhijah setelah shalat hari raya
Idul Adha, dilanjutkan pada hari tasyriq, yaitu tanggal 11, 12 dan tanggal 13
Zulhijah sampai terbenam matahari.

Waktu untuk menyembelih kurban bisa di 'awal waktu' yaitu setelah salat Id langsung dan tidak
menunggu hingga selesai khutbah. Bila di sebuah tempat tidak terdapat pelaksanaan salat Id,
maka waktunya diperkirakan dengan ukuran salat Id. Dan barangsiapa yang menyembelih
sebelum waktunya maka tidak sah dan wajib menggantinya .

Dalilnya adalah hadits-hadits berikut: a. Hadits Al-Bara` bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu, dia
berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‫ك‬ َ ‫اب النُّ ُس‬
َ ‫ص‬َ َ‫ك نُ ُس َكنَا فَقَ ْد أ‬ َ ‫صلَّى‬
َ ‫صالَتَنَا َونَ َس‬ َ ‫َم ْن‬
ُ ْ
‫ُصلِّ َي فَليُ ِع ْد َم َكانَهَا أ ْخ َرى‬ َ
َ ‫“ َو َم ْن َذبَ َح قَب َْل أ ْن ي‬Barangsiapa yang salat seperti salat kami dan menyembelih
hewan kurban seperti kami, maka telah benar kurbannya. Dan barangsiapa yang menyembelih
sebelum salat maka hendaklah dia menggantinya dengan yang lain.” (HR. Al-Bukhari no. 5563
dan Muslim no. 1553) Hadits senada juga datang dari sahabat Jundub bin Abdillah Al-Bajali
radhiyallahu ‘anhu riwayat Al-Bukhari (no. 5500) dan Muslim (no. 1552).

b. Hadits Al-Bara` riwayat Al-Bukhari (no. 5556) dan yang lainnya tentang kisah Abu Burdah
radhiyallahu ‘anhu yang menyembelih sebelum salat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: ‫“ َشاتُكَ َشاةُ لَحْ ٍم‬Kambingmu adalah kambing untuk (diambil) dagingnya saja.” Dalam
lafadz lain (no. 5560) disebutkan: ‫ك َش ْي ٌء‬ َ ‫“ َو َم ْن نَ َح َر فَإِنَّ َما هُ َو لَحْ ٌم يُقَ ِّد ُمهُ أِل َ ْهلِ ِه لَي‬Barangsiapa yang
ِ ‫ْس ِمنَ النُّ ُس‬
menyembelih (sebelum salat), maka itu hanyalah daging yang dia persembahkan untuk
keluarganya, bukan termasuk hewan kurban sedikitpun.”

 Akhir waktu

Waktu penyembelihan hewan kurban adalah 4 hari, hari Iedul Adha dan tiga hari sesudahnya.
Waktu penyembelihannya berakhir dengan tenggelamnya matahari di hari keempat yaitu tanggal
13 Dzulhijjah. Ini adalah pendapat ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, Al-Hasan Al-Bashri
imam penduduk Bashrah, ‘Atha` bin Abi Rabah imam penduduk Makkah, Al-Auza’i imam
penduduk Syam, Asy-Syafi’i imam fuqaha ahli hadits rahimahumullah. Pendapat ini dipilih oleh
Ibnul Mundzir, Ibnul Qayyim dalam Zadul Ma’ad (2/319), Ibnu Taimiyah, Al-Lajnah Ad-
Da`imah (11/406, no. fatwa 8790), dan Ibnu ‘Utsaimin dalam Asy-Syarhul Mumti’ (3/411-412).
Alasannya disebutkan oleh Ibnul Qayyim rahimahullahu sebagai berikut: 1. Hari-hari tersebut
adalah hari-hari Mina. 2. Hari-hari tersebut adalah hari-hari tasyriq. 3. Hari-hari tersebut adalah
hari-hari melempar jumrah. 4. Hari-hari tersebut adalah hari-hari yang diharamkan puasa
padanya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‫ب َو ِذ ْك ٍر هلِل ِ تَ َعالَى‬ ٍ ْ‫ْق أَيَّا ُم أَ ْك ٍل َو ُشر‬
ِ ‫“ أَيَّا ُم التَّ ْش ِري‬Hari-hari
tasyriq adalah hari-hari makan, minum, dan dzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.” Adapun
hadits Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: ‫َكانَ ْال ُم ْسلِ ُموْ نَ يَ ْش ِري أَ َح ُدهُ ُم‬
ِ ‫“ ْاألُضْ ِحيَّةَ فَيُ َس ِّمنُهَا فَيَ ْذبَ ُحهَا بَ ْع َد ْاألضْ َحى‬Dahulu kaum muslimin, salah seorang mereka
‫آخ َر ِذي ْال ِح َّج ِة‬
membeli hewan kurban lalu dia gemukkan kemudian dia sembelih setelah Iedul Adha di akhir
bulan Dzulhijjah.” (HR. Al-Baihaqi, 9/298) Al-Imam Ahmad rahimahullahu mengingkari hadits
ini dan berkata: “Hadits ini aneh.” Demikian yang dinukil oleh Ibnu Qudamah dalam Syarhul
Kabir (5/193). Wallahu a’lam.

 Menyembelih di waktu siang atau malam?

Tidak ada khilafiah di kalangan ulama tentang kebolehan menyembelih kkurban di waktu pagi,
ٍ ‫َويَ ْذ ُكرُوا ا ْس َم هللاِ فِي أَي ٍَّام َم ْعلُوْ َما‬
siang, atau sore, berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: ‫ت‬
“Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan.” (Al-Hajj: 28)

Mereka hanya berbeda pendapat tentang menyembelih kurban di malam hari. Yang rajih adalah
diperbolehkan, karena tidak ada dalil khusus yang melarangnya. Ini adalah tarjih Ibnu ‘Utsaimin
rahimahullahu dalam Asy-Syarhul Mumti’ (3/413) dan fatwa Al-Lajnah Ad-Da`imah (11/395,
no. fatwa 9525). Yang dimakruhkan adalah tindakan-tindakan yang mengurangi sisi
keafdhalannya, seperti kurang terkoordinasi pembagian dagingnya, dagingnya kurang segar, atau
tidak dibagikan sama sekali. Adapun penyembelihannya tidak mengapa. Adapun ayat di atas
(yang hanya menyebut hari-hari dan tidak menyebutkan malam), tidaklah menunjukkan
persyaratan, namun hanya menunjukkan keafdhalan saja. Adapun hadits yang diriwayatkan Ath-
Thabarani dalam Al-Kabir dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma dengan lafadz: ‫صلَّى‬ َ ‫نَهَى النَّبِ ُّي‬
َّ
‫ْح بِاللي ِْل‬ َ َّ ْ َ
ِ ‫“ هللاُ َعلي ِه َو َسل َم ع َِن الذب‬Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang menyembelih di malam
hari.” Al-Haitsami rahimahullahu dalam Al-Majma’ (4/23) menyatakan: “Pada sanadnya ada
Salman bin Abi Salamah Al-Janabizi, dia matruk.” Sehingga hadits ini dha’if jiddan (lemah
sekali). Wallahu a’lam.

1. Cara penyembelihan dan do`a berkurban

1. Cara menyembelih sama dengan penyembelihan yang disyaratkan Islam,


yakni penyembelih harus orang Islam (khusus kurban, sunnah penyembelih
adalah yang berkurban sendiri, jika diwakilkan disunatkan hadiri pada
waktu penyembelihannya)
2. Alat untuk menyembelih harus benda tajam. Tidak boleh menggunakan gigi,
kuku dan tulang.
3. Memotong 2 urat yang ada di kiri-kanan leher agar lekas matinya, tetapi
jangan sampai putus lehernya (makruh).
4. Binatang yang disembelih hendaklah digulingkan ke sebelah kiri tulang
rusuknya agar mudah saat penyembelihan.
5. Hewan yang disembelih disunnahkan dihadapkan ke arah Kiblat.
6. Orang yang menyembelih disunatkan membaca:
1. Basmalah:

Artinya: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”

1. b.      Shalawat:

Artinya: ”Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Muhammad dan
kepada keluarga junjungan kami Muhammad.”

1. c.      Takbir

Artinya: ”Allah Maha Besar.”

1. d.      Do`a:

‫ﺒﺳﻡﺍﷲﺍﻠﺭﺤﻣﻥﺍﻠﺭﺤﯾﻡﺍﻠﻟﻬﻡﻫﺫﻩﻤﻧﻙﻔﺗﻗﺑﻝﻤﻧﯼﺍﻨﻙﺍﻨﺕﺍﺮﺤﻡﺍﻠﺭﺤﻣﯾﻥ‬

Artinya: ”Ya Allah, kurban ini adalah nikmat dari Engkau dan aku berdekat diri
kepada Engkau. Oleh karena itu, terimalah kurbanku! Wahai Zat Yang Maha
Pemurah. Engkau Maha Pengasih dan Maha Penyayang.”

1. Hikmah dari Kurban


1. Menambah cintanya kepada Allah SWT
2. Akan menambah keimanannya kepada Allah SWT
3. Dengan berkurban, berarti seseorang telah bersyukur kepada Allah
SWT atas segala rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan pada
dirinya.
4. Dengan berkurban, berarti seseorang telah berbakti kepada orang lain,
dimana tolong menolong, kasih mengasihi dan rasa solidaritas dan
toleransi memang dianjurkan oleh agama Islam.
SEJARAH QURBAN

Qurban adalah upaya manusia untuk mendekatkan diri dengan Allah SWT,
sebagai wujud penghambaan kepada-NYA. Qurban yang pertama kali dilakukan
adalah Qurbannya putra-putra Nabi Adam AS, yaitu Qabil dan Habil, dimana
Qabil berqurban hasil tani yang paling buruk, dan Habil berqurban dengan domba
yang paling bagus. Dan Allah menerima qurban Habil bukan karena bentuknya
bagus, tapi karena keikhlasannya mengurban yang terbaik kepada Allah.

Qurban berikutnya adalah qurban yang dilakukan nabi Ibrahim AS, ketika beliau
diperintah Allah menyembelih Ismail putra satu-satunya pada saat itu. Seperti
Allah gambarkan dalam surat 37 ayat 102.

Nabi Ibrahim AS sampai usia lanjut belum juga diberikan seorang anak oleh
Allah, akan tetapi beliau tidak pernah berhenti berdo’a meminta anak yang sholeh,
do’a ini Allah abadikan dalam surat 37 ayat 100.

Ketika anak itu menjelang dewasa Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk
menyembelih putranya, maka disampaikan hal ini kepada Ismail, lalu Ismailpun
menjawab, Ayah kalau itu perintah Allah lakukan ayah, semoga aku termasuk
orang yang sabar.

Allah menguji nabi Ibrahim dan Ismail dengan perintah ini, dan keduanya sukses
menjalankan perintah ini. Maka kemudia Allah dalam ayat-ayat berikitnya dari
surat 37 menjelaskan beberapa hal penting berikut ini :

1. Allah mengucapkan salam sejahtera kepada nabi Ibrahim, dikarenakan


kecintaannya kepada anak tidak menutup mata beliau untuk lebih mengutamakan
kecintaannya kepada Allah.

2. Nabi Ibrahim diberikan lagi putra yang diberinama ishak, artinya bagi orang
yang mau berqurban dijalan Allah akan diberikan sesuatu yang boleh jadi diluar
jangkauan aqalnya. Karena menurut aqal siti sarah isteri beliau yang pertama
sudah tua, tapi Allah berkehendak lain, siti sarah hamil dan melahirkan ishaq.

3. Allah memberkahi kelurga Nabi Ibrahim dengan keturunnya jadi Nabi dan
Rasul, maka orang yang qurban insyaallah kelurganya akan diberkhkan oleh Allh
SWT
Syarat dan pembagian daging kurban
Syarat dan ketentuan pembagian daging kurban adalah sebagai berikut :

 Orang yang berkurban harus mampu menyediakan hewan sembelihan dengan cara halal
tanpa berutang.
 Kurban harus binatang ternak, seperti unta, sapi, kambing, atau biri-biri.
 Binatang yang akan disembelih tidak memiliki cacat, tidak buta, tidak pincang, tidak
sakit, dan kuping serta ekor harus utuh.
 Hewan kurban telah cukup umur, yaitu unta berumur 5 tahun atau lebih, sapi atau kerbau
telah berumur 2 tahun, dan domba atau kambing berumur lebih dari 1 tahun.
 Orang yang melakukan kurban hendaklah yang merdeka (bukan budak), baligh, dan
berakal.
 Daging hewan kurban dibagi tiga, 1/3 untuk dimakan oleh yang berkurban, 1/3
disedekahkan, dan 1/3 bagian dihadiahkan kepada orang lain.

Anda mungkin juga menyukai