Anda di halaman 1dari 5

BERSYUKUR DENGAN AKIKAH, PEDULI SESAMA

DENGAN BERKURBAN

A. Akikah
1. Pengertian dan Hukum Akikah
Pengertian aqiqah melalui pendekatan bahasa, yaitu memiliki arti “memotong”. Asal katanya
adalah aqqa-yauqqu-aqqan. Menurut para ulama, istilah “memotong” memiliki banyak
makna. Bisa bermakna “memotong” atau “menyembelih”. Memotong rambut bayi yang baru
lahir, dan menyembelih hewan.
Hukum aqiqah adalah sunnah muakkad, atau sunnah yang harus diutamakan. Artinya, apabila
seorang muslim mampu melaksanakannya (karena mempunyai harta yang cukup) maka ia
dianjurkan untuk melakukan aqiqah bagi anaknya saat anak tersebut masih bayi. Sementara
bagi orang yang kurang atau tidak mampu, pelaksanaan aqiqah dapat ditiadakan.
Diriwayatkan Al-Hasan dari Sammuroh radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah SAW
bersabda:
"Semua anak tergadaikan dengan aqiqahnya yang disembelihkan pada hari ketujuh, dicukur
rambutnya, dan diberikan nama." (HR Ahmad 20722, At-Turmudzi 1605 dan dinilai shahih
oleh Al-Albani).
2. Sejarah dan Dalil Akikah
Tradisi aqiqah sudah ada sejak zaman jahiliyah. Orang-orang sebelum Nabi Muhammad
memiliki tradisi menyembelih kambing, kemudian darahnya dilumuri ke si anak bayi dengan
tujuan kepercayaan tertentu. Tradisi ini cukup mengakar di masyarakat Arab, dan sulit untuk
ditiadakan.
Saat ajaran Islam hadir, Nabi Muhammad mengganti tradisi aqiqah dengan cara yang lebih
manusiawi. Yaitu dengan mencukur rambut kepala bayi dan mengganti darah dengan
membalur minyak wangi. Sedangkan kambing yang disembelih, dimasak dan disedekahkan
kepada orang-orang miskin sebagai bentuk rasa syukur karena telah dikaruniai anak.
“Dahulu kami di masa jahiliyah apabila salah seorang di antara kami mempunyai anak, ia
menyembelih kambing dan melumuri kepalanya dengan darah kambing itu. Maka, setelah
Allah mendatangkan Islam, kami menyembelih kambing, mencukur (menggundul) kepala si
bayi, dan melumurinya dengan minyak wangi.” (HR Abu Dawud dari Buraidah).
3. Waktu Pelaksanaan Akikah
Aqiqah biasanya dilakukan pada hari ke-7, ke-14, atau ke-21 setelah kelahiran seorang anak.
4. Ketentuan Hewan Akikah
Mayoritas ulama sepakat hewan yang digunakan untuk akikah adalah kanbing/domba. Untuk
aqiqah, dua ekor untuk anak laki-laki yang lahir. Serta satu ekor untuk anak perempuan.
Dari Aisyah dia berkata : Rasulullah bersabda : “Bayi laki-laki diaqiqahi dengan dua kambing
yang sama dan bayi perempuan satu kambing.” [Shahih, Hadits Riwayat Ahmad (2/31, 158,
251), Tirmidzi (1513), Ibnu Majah (3163), dengan sanad hasan].
Adapun syarat kambing atau domba aqiqah adalah :
 Pertama harus dalam keadaan sehat dan tidak sakit.
 Yang kedua, syarat kambing atau domba aqiqah adalah tidak kurus.
 Berikutnya, syarat kambing atau domba aqiqah adalah tidak cacat.
 Setelah itu, syarat kambing atau domba aqiqah adalah sudah berumur satu tahun lebih
atau sudah pernah berganti gigi.
5. Pembagian Daging Akikah
Dalam bentuk pembagiannya, daging aqiqah harus diberikan dalam keadaan yang sudah
matang, tidak boleh masih dalam kondisi mentah layaknya daging kurban.
Untuk yang memiliki hajat aqiqah, anak juga disunnahkan mengonsumsi daging aqiqah anak.
Kemudian sepertiga daging lainnya diberikan kepada sahabat, saudara, tetangga atau orang
yang membutuhkan.
6. Hikmah Menjalankan Akikah Bagi Umat Islam
Banyak hikmah dan keutamaan yang dapat dipetik dan diraih dari proses pelaksanaan ibadah
aqiqah, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
 Aqiqah membantu dalam mewujudkan rasa syukur kepada Allah SWT atas
karuniaNya berupa kelahiran seorang anak. Karena nantinya anak tersebut diharapkan
dapat menjadi penerus yang sholeh dan sholehah bagi keluarganya.
 Melaksanakan aqiqah berarti meneladani dan mengikuti sunnah dari Rasulullah SAW.
 Aqiqah adalah momen untuk berbagi pada sesama dan mempererat tali persaudaraan
serta silaturahmi.
 Aqiqah adalah bentuk perasaan gembira dan upaya membagikan kegembiraan
tersebut pada orang lain.
B. Kurban
1. Pengertian dan Hukum Kurban
Kurban (Arab: ‫قربان‬, translit: Qurban) yang berarti dekat atau mendekatkan atau disebut juga
Udhhiyah atau Dhahiyyah secara harfiah berarti hewan sembelihan. Sementara itu, ibadah
kurban adalah salah satu ibadah pemeluk agama Islam, dengan melakukan penyembelihan
hewan ternak untuk dipersembahkan kepada Allah.
Mayoritas ulama dari kalangan sahabat, tabiin, tabiut-tabiin, dan ahli fikih (fuqaha)
menyatakan bahwa hukum kurban adalah sunah muakad (utama), dan tidak ada seorangpun
yang menyatakan wajib, kecuali Abu Hanifah (tabiin). Ibnu Hazm menyatakan: “Tidak ada
seorang sahabat Nabi pun yang menyatakan bahwa kurban itu wajib.
2. Sejarah dan Dalil Kurban
Dalam Al-Qur'an, terdapat dua peristiwa dilakukannya ritual kurban yakni oleh Qabil dan
Habil (dua putra Nabi Adam), serta pada saat Nabi Ibrahim akan mengorbankan Nabi Isma'il
atas perintah Allah.
Habil dan Qabil
Kisah Habi dan Qabil dikisahkan pada Al-Qur'an:
“ Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang
sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang
dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku
pasti membunuhmu!". Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari
orang-orang yang bertakwa". (Al Maaidah: 27) ”
Ibrahim dan Ismail
Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa Allah memberi perintah melalui mimpi kepada Nabi
Ibrahim untuk mempersembahkan Ismail. Mereka mematuhi perintah tersebut dan tepat saat
Ismail akan disembelih, Allah menggantinya dengan domba. Berikut petikan Surah As-Saffat
ayat 102–107 yang menceritakan hal tersebut.
“ Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk
orang-orang yang sabar". Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan
anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ), dan Kami panggillah dia: "Hai
Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah
Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar
suatu ujian yang nyata, dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. (Ash
Shaaffaat: 102-107)
Dalil
Ayat dalam Al-Qur'an tentang ritual kurban antara lain Surah Al-Kausar ayat 2: Maka
dirikanlah salat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah (anhar). Sementara hadis yang berkaitan
dengan kurban antara lain:
“Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berkurban, maka
janganlah ia mendekati tempat salat Ied kami.” HR. Ahmad dan ibn Majah.
Hadits Zaid ibn Arqam, ia berkata atau mereka berkata: “Wahai Rasulullah SAW, apakah
kurban itu?” Rasulullah menjawab: “Kurban adalah sunahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.”
Mereka menjawab: “Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan kurban itu?” Rasulullah
menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.” Mereka menjawab: “Kalau
bulu-bulunya?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.” HR.
Ahmad dan ibn Majah
“Jika masuk tanggal 10 Dzul Hijjah dan ada salah seorang di antara kalian yang ingin
berkurban, maka hendaklah ia tidak cukur atau memotong kukunya.” HR. Muslim
“Kami berkurban bersama Nabi SAW di Hudaibiyah, satu unta untuk tujuh orang, satu sapi
untuk tujuh orang. “ HR. Muslim, Abu Daud, Tirmidzi.

3. Waktu Pelaksanaan Kurban


Kurban dilakukan pada bulan Zulhijah pada penanggalan Islam, yakni pada tanggal 10
(Iduladha), serta 11, 12, dan 13 (hari Tasyrik). Kurban boleh dilaksanakan pada siang hari,
sore hari, atau malam hari pada hari-hari tersebut sebelum matahari terbenam pada tanggal 13
Zulhijah.
4.Syarat Kurban
Syarat kurban adalah sebagai berikut:
 Orang yang berkurban harus mampu menyediakan hewan sembelihan dengan cara
halal tanpa berutang.
 Kurban harus binatang ternak, seperti unta, sapi, kambing, atau biri-biri.
 Binatang yang akan disembelih tidak memiliki cacat, tidak buta, tidak pincang, tidak
sakit, dan kuping serta ekor harus utuh.
 Hewan kurban telah cukup umur, yaitu unta berumur lima tahun atau lebih, sapi atau
kerbau telah berumur dua tahun, kambing berumur lebih dari satu tahun dan domba
berumur lebih dari 6 bulan.
 Orang yang melakukan kurban hendaklah yang merdeka (bukan budak), baligh, dan
berakal.
5.Pembagian Daging Kurban
Daging hewan kurban dibagi tiga, sepertiga untuk dimakan oleh yang berkurban, sepertiga
disedekahkan, dan sepertiga bagian dihadiahkan kepada orang lain. Daging kurban dibagikan
dalam keadaan masih mentah.
6. Hal-hal yang Dilarang dalam Berkurban
Larangan dalam kurban seperti berikut,
 Menjual Daging Hewan Kurban
 Mengupah Penyembelih Hewan dengan Bagian Tubuh Hewan Kurban
 Larangan Memotong Kuku dan Mencukur Rambut untuk Orang yang Hendak
Berkurban
 Menggagalkan Hewan Kurban yang telah Ditentukan
7. Hikmah Menjalankan Kurban
 Menempatkan cinta kepada Tuhan sebagai cinta tertinggi/teragung
 Mendapatkan bekal taqwa
 Sarana mendekatkan diri pada Tuhan
 Mengharapkan kesucian diri dan hartanya
 Sebagai penebus dosa, untuk mendapatkan pengampunan
 Memupuk sifat mahmudah dan memupuskan sifat mazmumah
 Meningkatkan kasih saying
 Syiar Islam, sunnah Nabi Ibrahim AS
 Pahala dan kemudahan meniti diatas shirat

Anda mungkin juga menyukai