Anda di halaman 1dari 5

Salah satu amalan yang sangat dianjurkan kepada umat Islam pada hari raya Idul Adha adalah

penyembelihan kurban. Qurban bukanlah sebuah ritual menumpahkan darah untuk mendapatkan
pertolongan Allah melalui kematian makhluk lain. Qurban bagi umat Islam adalah ungkapan terima
kasih kepada Allah atas limpahan rezeki dengan cara berbagi makanan berharga kepada mereka
yang tidak mampu.
Untuk menegaskan nilai dan keutamaan kurban ini, Allah SWT mensejajarkan perintah berkurban
dengan perintah ibadah yang paling utama dalam Islam yaitu shalat. Sebagaimana firman-Nya:
“Maka dirikanlan shalat karena Tuhanmu, dan berqurbanlah (karena Tuhanmu pula)” (QS. Al-
Kautsar: 2).
Sebagian ulama ahli tafsir mengatakan; Yang dimaksud dengan menyembelih hewan adalah
menyembelih hewan qurban setelah shalat Ied”. Pendapat ini dinukilkan dari Qatadah, Atha’ dan
Ikrimah.1
Dalam istilah ilmu fiqih hewan qurban biasa disebut dengan nama al-udhhiyah yang bentuk
jamaknya al-adhaahi.
Udhhiyah adalah hewan ternak yang disembelih pada hari Iedul Adha dan hari Tasyriq dalam
rangka mendekatkan diri kepada Allah karena datangnya hari raya tersebut. 2
 Keutamaan Qurban
a. Pengampunan dari Allah
Rasulullah SAW telah bersabda kepada anaknya, Fatimah ra, ketika beliau ingin
menyembelih hewan qurban, “Fatimah, berdirilah dan saksikan hewan sembelihanmu itu.
Sesungguhnya kamu diampuni pada saat awal tetesan darah itu dari dosa-dosa yang kamu
lakukan. Dan bacalah: Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanya
untuk Allah SWT, Rabb alam semesta.” (HR. Abu Daud dan At-Tirmizi)
b. Keridhaan Allah
Ibnu Juraij meriwayatkan bahwa dulu orang-orang jahiliyah berqurban dengan daging dan
darah unta yang dipersembahkan untuk ka’bah (dan patung-patung sesembahan mereka)
melihat hal demikian maka para sahabat mengadu kepada Rasulullah seraya berkata, ”Kita
lebih berhak dalam berqurban.” Dari peristiwa ini turunlah ayat: “Daging-daging unta dan
darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaan dari
kamulah yang dapat mencapainya…” (Al – Hajj: 37)
c. Amalan yang Paling Dicintai Allah pada Hari Raya Idul Adha
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Aisyah R.A, Rasulullah telah bersabda tentang
keutamaan orang-orang yang melaksanakan ibadah qurban: “Tidak ada suatu amalan yang
paling dicintai Allah dari Bani Adam ketika hari raya Idul Adha selain menyembelih hewan
qurban.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan hakim)
d. Hewan Qurban sebagai Saksi di Hari Kiamat

1
Abu Malik Kamal Ibn Sayyid Salim, Shahih Fiqih Sunnah, jilid II, h. 366
2
Ibid.
Rasulullah telah bersabda dalam sambungan hadis yang diriwayatkan Aisyah:
“Sesungguhnya hewan qurban itu akan datang pada hari kiamat (sebagai saksi) dengan
tanduk, bulu, dan kukunya. Dan sesungguhnya darah hewan qurban telah terletak di suatu
tempat di sisi Allah sebelum mengalir di tanah. Karena itu, bahagiakan dirimu dengannya.”
(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Hakim) Menurut Tirmidzi hadis tersebut hasan, sedangkan
Hakim berpendapat bahwa isnadnya shahih. Sebagian ulama mengatakan isnadnya lemah.
Namun karena hadis tersebut mengandung ajaran tentang keutamaan qurban, hadis
tersebut tidak tercela.
e. Mendapatkan Pahala yang Besar
Pahala yang amat besar, yakni diumpamakan seperti banyaknya bulu dari binatang yang
disembelih, ini merupakan penggambaran saja tentang betapa besarnya pahala itu, hal ini
dinyatakan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya: ”Pada tiap-tiap lembar bulunya itu kita
memperoleh satu kebaikan.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
 Hukum Berkurban
Para ulama fiqh (fuqaha’) berbeda pendapat terkait hukum berkurban sebagai berikut:
o Jumhur Ulama

Mayoritas fuqaha’ (Malikiyah, Syafi’iyyah, dan Hanabilah) berpandangan bahwa


berkurban itu hukumnya sunat muakkad. Orang yang mampu membeli hewan kurban
namun tidak berkurban maka hukumnya makruh.
o Hanafiyah
Menurut ulama mazhab Hanafi, berkurban itu wajib bagi muqim yang mampu, baik dari
kalangan penduduk kota, desa ataupun dusun. Kurban tidak wajib bagi orang yang
musafir.
Diantara dalil yang menjadi sandaran mazhab ini adalah hadits Abu Hurairah yang
menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang berkelapangan
(harta) namun tidak mau berqurban maka jangan sekali-kali mendekati tempat shalat
kami.” (HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim)

 Syarat Berkurban
Seorang muslim yang ingin berkurban pada hari raya Idul Adha harus memenuhi tiga syarat,
yaitu:
a. Ada niat untuk berkurban.
Seseorang wajib meniatkan bahwa hewan yang disembelih itu untuk kurban. Hal ini untuk
membedakan kurban dengan ibadah lain seperti akikah, atau sembelihan biasa yang
bertujuan untuk mendapatkan daging.
b. Niat harus beriringan dengan penyembelihan.
Niat tersebut disyaratkan harus pada saat penyembelihan. Dibolehkan niat lebih awal pada
saat pemilihan hewan yang akan dibeli untuk kurban atau pada saat menentukan hewan
kurban diantara hewan-hewan lainnya.
c. Tidak berkongsi hewan dengan orang yang tidak punya niat berkurban.
Seseorang dibolehkan berkongsi hewan kurban berupa unta atau sapi dengan orang lain,
dengan syarat jumlah perkongsian tidak melebihan 7 orang. Semua anggota perkongsian
tersebut harus memiliki niat yang sama yaitu menyembelih hewan untuk kurban. Apabila
ada perbedaan niat dari satu orang saja seperti hanya ingin mendapatkan daging semata,
maka menurut mazhab Hanafi dan Maliki kurbannya tidak sah. Sedangkan menurut mazhab
Syafi’e dan Hambali tetap sah walaupun ada perbedaan tujuan penyembelihan.
Selain itu, disyaratkan hewan yang akan disembelih sebagai hewan kurban adalah sebagai berikut:
a. Dimiliki dengan cara yang dibenarkan syara’
Hewan Kurban haruslah milik sendiri, hasil dari ternak sendiri, atau lewat jual beli yang
sah. Tidak dibolehkan dari hasil pencurian, perampokan atau dibeli dengan akad (transaksi)
yang fasid. Tidak boleh juga dibeli dengan harta yang haram seperti hasil jual beli narkoba
atau harta riba. Demikian juga dengan hewan yang dalam status gadai atau hewan warisan
yang belum dibagi.
b. Harus dari jenis hewan yang ditetapkan sebagai hewan kurban.
Syariat Islam telah menetapkan jenis hewan yang boleh dikurbankan adalah bahimatul
an’am yaitu unta, sapi, dan kambing (termasuk biri-biri). Beberapa ulama menyamakan
antara sapi dan kerbau.Al-Fayumi berkata, “Di antara jenis sapi adalah kerbau.” [Al-Mihbah
Al-Munir 1/108]
Dalilnya adalah firman Allah yang artinya, “Dan bagi setiap umat Kami berikan tuntunan
berqurban agar kalian mengingat nama Allah atas rezki yang dilimpahkan kepada kalian
berupa hewan-hewan ternak (bahiimatul an’aam).” (QS. Al Hajj: 34)
c. Hewan sudah mencapai usia yang ditetapkan syara’
Dijelaskan dalam Bulughul Marom hadits no. 1360 berikut ini, Dari Jabir ra, ia berkata,
Rasulullah saw bersabda, “Janganlah kalian menyembelih kecuali musinnah. Kecuali jika
terasa sulit bagi kalian, maka sembelihlah jadza’ah dari domba.” (HR. Muslim).
Berdasarkan hadis di atas, maka unta yang boleh dikurbankan adalah hewan yang musinnah
(tumbuh sepasang gigi tetap). Untuk unta harus telah mencapai umur 5 tahun dan
memasuki tahun ke enam. Sapi telah sempurna umurnya 2 tahun dan memasuki tahun
ketiga. Sedangkan kambing kacang (ma’iz) telah berumur 1 tahun dan memasuki tahun
kedua. Domba (dha’n) harus mencapai lebih usia satu tahun. Walaupun dibolehkan
menyembelih domba jadza’ah (berumur 6 bulan – 1 tahun) kecuali dalam keadaan sulit
menemukan domba musinnah. Akan tetapi ulama berpendapat bahwa dua tahun untuk
domba itu lebih utama.
d. Kondisi hewan sehat dan tidak memiliki cacat.
Hewan kurban hendaklah dalam keadaan sehat bebas dari aib, cacat, atau penyakit lainnya.
Jadi hewan kurban harus benar-benar sehat dan fit, dan upayakan bertubuh besar, gemuk,
dagingnya banyak, dan fisiknya sempurna.
 Seekor Kambing Untuk Satu Keluarga
Seekor kambing cukup untuk qurban satu keluarga, dan pahalanya mencakup seluruh anggota
keluarga meskipun jumlahnya banyak atau bahkan yang sudah meninggal dunia.
Sebagaimana hadits Abu Ayyub ra. yang mengatakan, “Pada masa Rasulullah SAW seseorang
(suami) menyembelih seekor kambing sebagai qurban bagi dirinya dan keluarganya.” (HR. Tirmidzi
dan beliau menilainya shahih, lihat Minhaajul Muslim, 264 dan 266).
Bahkan Nabi SAW berqurban untuk seluruh dirinya dan seluruh umatnya.
Suatu ketika beliau hendak menyembelih kambing qurban. Sebelum menyembelih beliau
mengatakan:”Yaa Allah ini – qurban – dariku dan dari umatku yang tidak berqurban.” (HR. Abu Daud
dan Al-Hakim)
Berdasarkan hadis ini, Syaikh Ali bin Hasan Al-Halaby mengatakan: “Kaum muslimin yang tidak
mampu berqurban, mendapatkan pahala sebagaimana orang berqurban dari umat Nabi SAW.”
Adapun yang dimaksud: “… kambing hanya boleh untuk satu orang, sapi untuk tujuh orang, dan
unta 10 orang…” adalah biaya pengadaannya. Biaya pengadaan kambing hanya boleh dari satu
orang, biaya pengadaan sapi hanya boleh dari maksimal tujuh orang dan seterusnya.
Namun seandainya ada orang yang hendak membantu shahibul qurban yang kekurangan biaya
untuk membeli hewan, maka diperbolehkan dan tidak mempengaruhi status qurbannya. Dan status
bantuan di sini adalah hadiah bagi shahibul qurban.
 Ketentuan untuk Unta dan Sapi
Seekor unta dijadikan qurban untuk 10 orang, sedangkan seekor sapi untuk 7 orang.
Dari Ibnu Abbas ra beliau mengatakan, “Dahulu kami penah bersafar bersama Rasulullah SAW lalu
tibalah hari raya Idul Adha maka kami pun berserikat sepuluh orang untuk qurban seekor unta.
Sedangkan untuk seekor sapi kami berserikat sebanyak tujuh orang.” (HR. Ibnu Majah)
Dalam masalah pahala, ketentuan qurban sapi sama dengan ketentuan qurban kambing. Artinya
urunan 7 orang untuk qurban seekor sapi, pahalanya mencakup seluruh anggota keluarga dari 7
orang yang ikut urunan.

Sumber: https://muslim.or.id/446-fiqih-qurban.html#Pengertian_Udh-hiyah
 Pembagian daging kurban
Sebagian ulama berpendapat bahwa sunat hukumnya membagi daging kurban menjadi tiga
kelompok; pertama untuk dimakan sendiri, kedua dihadiahkan, ketiga disedekahkan.
Dalam hal ini para ulama berbeda pendapat, yaitu:
Menurut mazhab Hanafi, sunat hukumnya orang yang berkurban mensedekahkan 1/3 daging
kurbannya, tidak boleh kurang dari itu. Dibolehkan baginya untuk memberi kurbannya kepada
orang kaya, dan juga

Anda mungkin juga menyukai