Anda di halaman 1dari 2

Peringatan Maulid Merawat Ukhuwwah Islamiyah

 UKHUWAH adalah satu konsepsi Islam yang menyatakan bahwa setiap Muslim dengan Muslim lain hakikatnya
ialah bersaudara. Banyak ayat Al-Qur’an maupun hadits Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam yang menjadi
landasan konsep ini. Bahkan dalam beberapa keterangan kerap sekali kata “ukhuwah” atau turunannya
digandengkan dengan kata “iman”, “Islam” atau “mukmin”.
 Hal ini mengindikasikan bahwa ukhuwah merupakan salah satu parameter utama keimanan dan keislaman
seseorang.
 Ukhuwah merupakan salah satu dari tiga unsur kekuatan yang menjadi karakteristik masyarakat Islam di zaman
Rasulullah, yakni:
o Pertama: kekuatan iman dan aqidah.
o Kedua, kekuatan ukhuwah dan ikatan hati.
o Ketiga, kekuatan kepemimpinan dan senjata.
 Buku-buku sejarah menceritakan kepada kita bahwa kaum Anshar sangat bahagia menerima tamu Muhajirin,
hingga mereka berlomba-lomba untuk dapat menerima setiap sahabat Muhajirin yang sampai di Yatsrib
(Madinah). Karena para Anshar saling bersaing dan berlomba untuk dapat menerima sahabat Muhajirin hingga
mereka harus diundi untuk menentukan siapa yang menang dan dapat giliran menerima tamu Muhajirin. Ini
sungguh terjadi hingga disebutkan bahwa tidaklah seorang Muhajirin bertamu ke Anshar kecuali dengan undian.
 Mungkin kita akan berdecak kagum dengan sikap unik para sahabat Anshar ini yang kita tidak mampu berbuat
seperti mereka, mungkin kita juga bertanya apa yang membuat mereka bisa sampai seperti itu, tindakan mereka
di luar batas kemampuan manusia?
 Al-Quran telah menjawab pertanyaan-pertanyaan kagum kita, Al-Quran telah menjelaskan rahasia yang
mendorong para Anshar melakukan itsar luar biasa walaupun keadaan mereka yang sangat fakir dan juga sangat
membutuhkan. Allah SWT berfirman memuji mereka:

‫والذين تبوءوا الدار واإليمان من قبلهم يحبون من هاجر إليهم واليجدون في صدورهم حاجة مما أوتوا‬
).9 :‫ (الحشر‬..‫ويؤثرون على أنفسهم ولو كان بهم خصاصة‬
“Dan orang-orang (Anshar) yang telah menempati kota Madinah dan menempati keimanan (beriman) sebelum
kedatangan mereka (Muhajirin), mereka (Anshar) mencintai orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin).
Dan mereka (Anshar) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada
mereka (Muhajirin) dan mereka mengutamakan (Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam
kesusahan.” (QS. Al-Hasyr: 9)
 Ukhuwah, taakhi, cinta, dan itsar sejatinya syarat kebangkitan dan kemenangan, itulah strategi pertama yang
ditempuh oleh Rasullah Shallahu ‘Alaihi Wassallam dengan mempersaudarakan sahabat Anshar dan Muhajirin
dan membangun masjid tempat membina persaudaraan dan persatuan kaum Muslimin.
 Risalah ini juga dilanjutkan Imam Syahid Hasan Al-Banna dalam membangun komunitas dan gerakan yang kuat,
menjadikan persatuan sebagai senjata, dan taaruf saling mengenal sebagai asas dakwah.
 Ukhuwah tak bisa dibeli dengan apa pun. Tapi ia diperoleh dari penyatuan antara ikatan hati dan hati serta
karakteristik istimewa dari seorang mukmin yang shaliih. Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda:
”‫ وال خير فيمن ال يألف وال يؤلف‬،‫“المؤمن إلف مألوف‬
“Seorang mukmin itu hidup rukun. Tak ada kebaikan bagi yang tidak hidup rukun dan harmonis.”
 Ukhuwah juga membangun umat yang kokoh. Ia adalah bangunan maknawi yang mampu menyatukan
masyarakat mana pun. Ia lebih kuat dari bangunan materi, yang suatu saat bisa saja hancur diterpa badai atau
ditelan masa. Sedangkan bangunan ukhuwah Islamiyah akat tetap kokoh. Rasulullah Shallahu ‘Alaihi
Wassallam bersabda:
”‫“المؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضه بعضًا‬
“Mukmin satu sama lainnya bagaikan bangunan yang sebagiannya mengokohkan bagian lainnya.” (HR.
Bukhari)
Bagaimana Merawat Ukhuwwah ?
 Rasulullah ‫ ﷺ‬pernah membuat gambaran indah tentang persaudaraan antar pemeluk agama Islam. Beliau
melukiskan bahwa persaudaraan dalam ikatan keislaman itu seperti satu tubuh. Beliau bersabda:
ْ ‫عى له ُ سائ ُِر ْالجس ِد بالس َه ِر‬
‫وال ُح َّمى‬ َ ‫ َمث َ ُل ا ْل َج‬،‫ط ِف ِه ْم‬
ُ ُ‫س ِد ِإذَا ا ْشتَكَى مِ ْنه‬
َ ‫عض ٌْو ت َدا‬ ُ ‫مث َ ُل ْال ُمؤْ مِ نِينَ فِي ت ََو ِاد ِه ْم وت ََراحُمِ ِه ْم وت َعا‬
“Perumpamaan orang-orang yang beriman, dalam saling mencintai, saling menyantuni sesama mereka, adalah
laksana kesatuan tubuh. Apabila satu bagian dari tubuh itu menderita sakit, maka seluruh badan turut
merasakannya.” (HR. Muslim)
Setidaknya ada lima hal yang harus kita lakukan untuk membentengi persatuan kita sesama umat Islam. Kelima hal
ini termasuk dalam hak dan kewajiban ukhuwah yang ditetapkan dalam Islam.
 Pertama, menutup aib saudara seiman.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
‫َم ْن رد عن عرض أخيه كان له حجابا من النار‬
“Barangsiapa membela kehormatan saudaranya (sesama Muslim), maka hal itu menjadi penghalang untuknya
dari api neraka.” (HR Tirmidzi). Sabda Nabi ‫ ﷺ‬berikutnya: “Adalah kejahatan bagi seorang Muslim
mempermalukan saudara Muslim lainnya.” (HR Muslim).
 Kedua, memaafkan saudara seiman. Langkah kedua ini diperlukan dalam hubungan kita sebagai makhluk sosial.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
‫أَ ْن ِظ ُروا‬: ‫ فَيُقَا ُل‬،‫َت بَ ْينَهُ َوبَيْنَ أ َ ِخي ِه شَحْ نَا ُء‬
ْ ‫ ِإ ََّل َر ُج ًًل كَان‬،‫ش ْيئًا‬ ِ ‫ َويَ ْو َم ْالخ َِم‬،‫اْلثْنَي ِْن‬
َ ِ‫ فَيُ ْغفَ ُر ِل ُك ِل َع ْب ٍد ََل يُ ْش ِركُ بِاهلل‬،‫يس‬ ِ ْ ‫ت ُ ْفت َ ُح أَب َْوابُ ْال َجنَّ ِة يَ ْو َم‬
‫ط ِل َحا‬ ْ ‫ أَ ْن ِظ ُروا َهذَي ِْن َحتَّى َي‬،‫ط ِل َحا‬
َ ‫ص‬ ْ ‫ أ َ ْن ِظ ُروا َهذَي ِْن َحتَّى َي‬،‫ط ِل َحا‬
َ ‫ص‬ َ ‫ص‬ ْ ‫َهذَي ِْن َحتَّى َي‬
“Pintu-pintu Surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Ampunan Ilahi dilimpahkan kepada setiap hamba yang
tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, kecuali yang menyimpan dendam kepada saudaranya. Tentang
mereka dikatakan: Tunggu, tunggu, tunggu, sampai mereka berbaikan.” (HR Muslim)
 Ketiga, melepaskan kesulitan sesama Muslim.
Oleh karena itu, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:
،‫َّللاُ فِي َع ْو ِن ْالعَ ْب ِد َما َكانَ ْالعَ ْب ُد فِي َع ْو ِن أ َ ِخيه‬ ِ ‫َّللاُ َع ْنهُ ُك ْربَةً ِم ْن ُك َر‬
َّ ‫ َو‬،‫ب ْاْل ِخ َر ِة‬ ِ ‫َم ْن فَ َّر َج َع ْن أ َ ِخي ِه ُك ْربَةً ِم ْن ُك َر‬
َّ ‫ب ال ُّد ْنيَا فَ َّر َج‬
‫َّللاُ فِي ال ُّد ْنيَا َو ْاْل ِخ َرة‬ َ ‫ست ََر َعلَى أَ ِخي ِه ْال ُم ْس ِل ِم‬
َّ ُ‫ست ََره‬ َ ‫َو َم ْن‬
“Siapa yang melapangkan kesulitan saudaranya dari kesulitan hidup di dunia ini, Allah akan melapangkan pula
orang itu dari malapetaka hari kiamat. Allah tetap akan menolong seorang hamba, selama hamba itu sudi
menolong saudaranya. Siapa yang menutup aib (malu) orang Islam, Allah akan menutupi aib orang itu di dunia
dan akhirat.” (HR Muslim, Abu Daud, Turmidzi).
 Keempat, berbaik sangka kepada sesama Muslim.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman,
‫ض ُك ْم َب ْعضًا‬
ُ ‫سوا َو ََل يَ ْغتَبْ بَ ْع‬ َّ ‫الظ ِن إِثْ ٌم َو ََل ت َ َج‬
ُ ‫س‬ َّ ‫ض‬ َّ َ‫يرا ِمن‬
َ ‫الظ ِن إِ َّن بَ ْع‬ ً ‫يَاأَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اجْ تَنِبُوا َك ِث‬
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu
adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing
sebagian yang lain.” (Al-Hujurat: 12).
 Kelima, berdoa untuk sesama Muslim, baik semasa hidupnya maupun setelah wafat. Salah satu contoh doa yang
diabadikan oleh Allah Subhanahu Wata’ala adalah:
ٌ ‫ان َوَل تَجْ عَ ْل فِي قُلُوبِنَا غًِلً ِللَّذِينَ آ َمنُوا َربَّنَا إِنَّكَ َرؤ‬
‫ُوف َرحِ يم‬ َ َ‫َربَّنَا ا ْغف ِْر لَنَا َو ِ ِْل ْخ َوانِنَا الَّذِين‬
ِ ‫سبَقُونَا بِ ْاْلِي َم‬
“Tuhan! Beri ampun kepada kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami;
janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Tuhan!
Engkau Maha Penyantun lagi Maha Pengasih.” (Al-Hasyr: 10).

Anda mungkin juga menyukai