Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

Pendidikan Agama Islam

NAMA : DEWI WULANDARI


KELAS : IX A
Bagi umat Islam, kurban adalah syariat yang ditetapkan Allah swt. Bahkan, sejak
masa Nabi Adam a.s. sudah ada syariat kurban. Hal ini dapat kita pahami dan kisah Qabil
dan Habil, dua putra Nabi Adam a.s. yang bertengkar karena kurban salah seorang dari
keduanya tidak diterima. Kata kurban berasal dan bahasa Arab yang berarti pendekatan diri
atau mendekatkan diri. Kata kurban telah dijadikan istilah dalam syariat Islam untuk
pengertian penyembelihan binatang ternak yang memenuhi syarat tertentu dilaksanakan
pada waktu tertentu, dengan niat ibadah guna mendekatkan diri kepada Allah swt. Syariat
kurbah didasarkan atas penintah Allah swt. yang tercantum dalam Surah al-Kausar Ayat 1-3
dan al-Hajj Ayat 34 berikut : Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang
banyak. Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan
mendekatkan diri kepada Allah). Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang
terputus (dari rahmat Allah). (Q.S. al-Kauar/108 : 1-3) Dan bagi setiap umat telah Kami
syariatkan penyembelihan (kurban) (Q.S. al-Hajj / 22: 34)

Hukum Kurban

Bagi umat Islam, hukum kurban adalah sunah muakad. Oleh karena itu, orang Islam
yang telah mampu menyembelih kurban, tetapi tidak mau melaksanakannya, ia tercela
dalam pandangan agama. Rasulullah saw. Bersabda Sesungguhnya menyembelih kurban itu
tidak wajib, tetapi sunah dari Rasulullah saw. (H.R. at-Tirmizi : 1427). Dalam hadis yang lain,
Rasulullah saw. Bersabda Diwajibkan kepadaku berkurban dan tidak wajib atas kamu. (H.R.
ad-Daruqutni). Sebagian ulama berpendapat bahwa kurban itu hukumnya wajib. Mereka
menggunakan dasar hukum sebagai berikut. Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa yang
memiliki kemampuan, tetapi tidak berkurban maka janganlah ia menghampiri tempat salat
kami.” (H.R. Ahmad dan Abu Hurairah: 7924; Ibnu Majah: 3114)

Sejarah Singkat Perintah Berkurban

Bagaimana sebenarnya sejarah kurban itu? Peristiwa itu bermula ketika Allah swt.
menyuruh Nabi Ibrahim a.s. lewat mimpi pada malam kedelapan bulan Zulhijah untuk
menyembelih Ismail, putra yang sangat dicintai. Sebagai seorang yang taat pada perintah
Allah swt., Nabi ibrahim a.s. menyampaikan hal itu kepada putranya. Sungguh, luar biasa
jawaban Nabi Ismail a.s., ternyata beliau tidak keberatan. Pada hari kesepuluh bulan
Zulhijah, tepat waktu duha Nabi Ibrahim a.s. melaksanakan perintah Allah swt., yakni
melaksanakan mimpinya. Hari kesepuluh. tersebut dikenal dengan sebutan hari Nahar.
Artinya, hari menyembelih. Ketika Nabi Ibrahim a.s. melaksanakan perintah Allah swt., Allah
swt. mengganti Ismail dengan seekor kambing sembelihan. Berdasarkan peristiwa itu, Nabi
Ibrahim a.s. menyembelih kurban setiap tanggal 10 Zulhijah. Syariat ini terus berlaku hingga
sekarang (umat Muhammad).

Waktu Penyembelihan Kurban

Waktu pelaksanaan berkurban adalah tanggal 10 Zuthijah (Hari Raya Iduladha) atau
pada Hari-Hari Tasyrik berikutnya, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah. Penyembelihan
yang dilakukan di luar batas waktu tersebut hanyalah penyembelihan biasa, bukan kurban.
Rasulullah saw. Bersabda Barang siapa menyembelih sebelum salat maka sesungguhnya itu
hanyalah penyembelihan untuk dirinya sendiri. Barang siapa menyembelih sesudah salat
dan dua khotbah maka telah sempurna ibadahnya (sah kurbannya) dan telah sesuai dengan
sunah muslimin. (H.R. al-Bukhari dan Bara’ bin ‘Azib: 5130). Yang dimaksud sesudah salat
bukan berarti yang berkurban harus salat, melainkan waktu salat. Mengapa demikian? Salat
Iduladha bukan syarat penyembelihan kurban.

Syarat Binatang untuk Kurban

Jenis binatang yang sah untuk kurban adalah jenis binatang ternak yang
dipelihara/diternakkan untuk dimakan dagingnya. Binatang temak tersebut meliputi empat
macam, yaitu kambing/ domba, sapi, kerbau, dan unta. Binatang ternak yang dipergunakan
untuk melaksanakan syariat kurban itu harus memenuhi dua syarat, yaitu cukup umur dan
tidak cacat. Ketentuan Umur Binatang Kurban. Binatang kurban itu dapat dikatakãn cukup
umur apabila telah mencapai umur yang ditentukan syara. (1) Domba sekurang-kurangnya
berumur satu tahun atau telah berganti gigi (musinnah). Rasulullah saw. berdabda dalam
sebuah hadis sebagai berikut. Dari Jabir berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah
engkau menyembelih (berkurban) kecuali telah berganti gigi. Kecuali apabila engkau sulit
mendapatkannya maka sembelihlah yang telah berumur satu tahun dari (jenis) domba.(H.R.
Muslim: 3631). (2) Kambing biasa sekurang-kurangnya berumur dua tahun. (3) Sapi atau
kerbau sekurang-kurangnya berumur dua tahun. (4) Unta sekurang-kurangnya berumur lima
tahun.
Cacat Binatang Kurban

Cacat binatang yang menyebabkan tidak sah dipergunakan untuk berkurban ada
empat macam, yaitu sakit mata (buta), sakit-sakitan (tidak sehat), pincang kakinya, terlalu
kurus, dan tua sekali sehingga seakan tak bersumsum. Dalam sebuah hadis, diterangkan
sebagai berikut. Rasulullah saw. bersabda, “Empat macam binatang yang tidak boleh
dijadikan kurban, yaitu yang jelas cacat matanya, jelas sakit, jelas pincang, dan kurus tidak
berlemak.” (H.R. Ahmad dari Bara’.: 17777) Kurban untuk Lebih dari Satu Orang
Sebagaimana pembayaran dam (denda) dalam ibadah haji, seekor kambing berlaku untuk
satu orang, sedangkan sapi atau unta berlaku untuk tujuh atau sepuluh orang. Dalam
sebuah hadis, Rasulullah saw. bersabda sebagai berikut. Dari Jabir berkata, “Kami telah
menyembelih kurban bersama-sama Rasulullah saw. pada tahun Hudaibiyah, satu ekor unta
untuk tujuh orang dan seekor sapi untuk tujuh orang. (H.R. Muslim: 2322)

Pemanfaatan Daging Kurban

Daging kurban harus habis dibagikan kepada fakir miskin dan sebagian untuk dirinya
sendiri (yang berkurban). Allah swt. berfirman dalam Surah al-Hajj Ayat 28. ....Maka
makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang orang yang
sengsara dan fakir. (Q .S. al-Hajj / 22:28) ...... maka makanlah sebagiannya dan berilah
makan orang yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (tidak meminta-minta) dan
orang yang meminta.... (Q.S. al-Hajj /22: 36)

Penyembelih hewan kurban atau pengurus kurban boleh saja menerima daging
kurban, tetapi bukan sebagai upah menyembelih atau mengurus. Rasulullah saw. bersabda
dalam sebuah hadis sebagai berikut. Dari Ali bin Abi Talib r.a., ia berkata, “Rasulullah saw.
memerintahkan kepada saya supaya saya mengurus unta kurban beliau, dan supaya
membagikan dagingnya, kulitnya dan barang-barang yang merupakan pakaian unta itu
kepada orang-orang miskin, dan saya tidak menerima upah sembelihan daripadanya.” (H.R.
Muslim: 2321; al-Bukhari: 1602). Pada hadis yang lain, Rasulullah saw. bersabda dalam
sebuah hadis sebagai berikut : Dari Abi Sa ‘id r.a., telah bersabda Rasulullah saw., “Janganlah
engkau jual daging denda haji dan kurban. Makanlah dan sedekahkanlah serta ambillah
manfaat dari kulitnya, jangan engkau jual (kulit itu). (H.R. Ahmad : 15622)

Akikah

Dalam kehidupan masyarakat, kita sering menyaksikan tradisi sepasaran bayi. Ada juga yang
menyembelih hewan untuk akikah. Apakah akikah itu? Akikah dalam bahasa Arab berarti
rambut yang tumbuh di kepala anak yang baru lahir (bayi). Menurut istilah Islam, akikah
berarti menyembelih binatang ternak berkenaan dengan kelahiran anak, sebagai bukti rasa
syukur kepada Allah swt., dengan syarat-syarat tertentu. Menurut sunah Rasulullah saw.,
anak yang lahir laki-laki disembelihkan dua ekor kambing. Apabila anak yang lahir
perempuan, disembelihkan satu ekor kambing. Dari Aisyah, ia berkata, “Rasulullah telah
menyuruh kita agar menyembelih akikah untuk seorang anak laki-laki dua ekor kambing dan
untuk seorang anak perempuan, satu ekor kambing.” (HR. Ibnu Majah: 3154)

Hukum Akikah

Akikah menurut sebagian besar ulama hukumnya sunah bagi orang tua yang baru
melahirkan anaknya. Dalam sebuah hadis, disebutkan : Dari Samurah r.a. bahwasanya
Rasulullah saw. bersabda, “Tiap-tiap anak itu tergadai dengan akikahnya yang disembelih
baginya pada hari ketujuh, dicukur rambutnya, dan diberi nama.” (H.R. at Tirmizi: 1442 ;
Ibnu Majah: 3156). Jenis dan syarat binatang yang sah untuk akikah ldak berbeda dengan
syarat sah binatang untuk kurban, yaitu binatang yang cukup umur dan tidak cacat. Jumlah
binatang untuk akikah apabila akikah itu berupa kambing atau domba, agak berbeda
dengan kurban yang cukup satu ekor. Dalam akikah, ditentukan untuk nak laki-laki
sebanyak dua ekor, sedangkan untuk anak prempuan satu ekor.

Waktu Pelaksanaan Akikah

Akikah adalah penyembelihan binatang berkenaan dengan kelahiran anak yang disyariatkan
dilaksanakan pada han ketujuh kelahiran anak, seperti dijelaskan dalam hadis berikut Dari
Samurah r.a. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Tiap-tiap anak itu tergadai dengan
akikahnya yang disembelih baginya pada hari ketujuh, dicukur rambutnya, dan diberi
nama.” (H.R. at Tirmizi : 1442 dan Ibnu Majah: 3156). Apabila pada hari ketujuh itu
terlewatkan, akikah dapat dilaksanãkan pada hari-hari lain selama anak belum balig.
Rasulullab saw. Bersabda Akikah disembelih pada hari ketujuh, keempat belas, atau kedua
puluh satu (dari lahirnya anak)

Anda mungkin juga menyukai