Anda di halaman 1dari 6

FIKIH KURBAN

DEFINISI DAN SEJARAH


Ibadah kurban merupakan ibadah berupa penyembelihan hewan yang dilakukan pada hari
raya Idul Adha (10 Dzulhijjah) dan 3 (tiga) hari Tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah) dengan tatacara
tertentu. Hari-hari tersebut dikenal juga dengan istilah hari Nahr.
Dalam fikih, ibadah ini dikenal dengan istilah al-udhhiyyah yang berarti hewan yang
disembelih pada hari Nahr dari jenis unta, sapi atau kambing dengan syarat tertentu.
Dalil diperintahkannya ibadah ini adalah firman Allah SWT:

ِّ َ‫ف‬
َ ِّ‫ص ِّل لَرب‬
‫ك َو حاْنَحر‬ َ
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.” (Al-Kautsar: 2)
Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, bahwa: “Rasulullah SAW berkurban dengan dua domba
jantan.” Dalam riwayat lain: “Rasulullah SAW berkurban dengan dua domba jantan bewarna putih
dan bertanduk besar. Beliau membaca basmalah dan bertakbir. Beliau meletakkan kaki di leher
kedua kambing tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Sejarah Ibadah kurban kembali kepada kisah Nabi Ibrahim AS yang diuji oleh Allah untuk
menyembelih anaknya, Nabi Ismail AS. Lalu Allah menggantinya dengan seekor kambing jantan yang
besar.
Ibadah kurban merupakan bentuk perhatian kaum muslimin yang mampu terhadap saudara-
saudara mereka yang tidak punya agar mereka bisa merayakan Idul Adha dengan penuh
kebahagiaan.

HUKUM KURBAN
Ibadah kurban adalah sunah muakkadah (sangat dianjurkan) bagi seorang muslim yang
mampu melakukannya. Tapi hukumnya sunah kifayah bagi satu keluarga. Artinya ibadah ini
dianjurkan bagi satu keluarga yang bila telah dikerjakan oleh salah satu diantara mereka maka
semua mendapatkan pahalanya.
Ibadah ini tidak wajib karena diriwayatkan bahwa: “Abu Bakar dan Umar tidak berkurban
karena khawatir dianggap wajib.” (HR. Baihaqi).
Begitu pula sabda Rasulullah SAW:

‫ض ِّح َي فَال ََيَس ِّم حن َش َع ِّرهِّ َوبَ َش ِّرهِّ َشحي ئًا‬


َ ‫َحدك حم أَ حن ي‬ ‫إِّ َذا َد َخلَ ح‬
َ ‫ت الح َع حشر َوأ ََر َاد أ‬
“Jika telah masuk sepuluh (pertama) bulan Dzulhijjah dan salah seorang dari kalian ingin berkurban
maka janganlah ia menyentuh rambut dan kulitnya sedikitpun.” (HR. Muslim).
Kalimat “dan salah seorang dari kalian ingin” menunjukkan bahwa ibadah ini tidak wajib
karena kaum muslimin diperbolehkan memilih melakukannya atau tidak.
Tetapi ibadah kurban bisa menjadi wajib dalam dua keadaan, yaitu:
1. Bernazar melakukan kurban.
2. Menunjuk atau menetapkan hewan sebagai kurban. Yaitu misalnya dengan mengatakan:
“Hewan ini saya jadikan kurban.”
Dalam dua keadaan ini maka kurban menjadi wajib dan berlaku beberapa konsekuensi
atasnya seperti pada hewan hady (hewan yang dihadiahkan pada Tanah Haram). Konsekuensi
tersebut yaitu tidak boleh ditunggangi, kewajiban mengganti jika berkurang nilainya atau mati
karena kelalaian, tidak boleh memakan dagingnya, dan berpindah kepemilikannya kepada fakir
miskin.

ORANG YANG DIPERINTAHKAN BERKURBAN


Disyaratkan bagi seseorang yang diperintahkan berkurban beberapa syarat berikut:
1. Islam. Non muslim tidak sah melakukannya.
2. Balig dan berakal. Anak kecil dan orang gila tidak diperintahkan karena bukan mukallaf (orang
yang dibebani hukum syariat). Tetapi jika seorang anak kecil berkurban maka hukumnya sah.
3. Mampu. Yaitu seseorang yang memiliki kelebihan harta dari kebutuhan nafkah makan, pakaian
dan tempat tinggal bagi diri dan orang yang ditanggunggnya selama hari raya Idul Adha dan hari
Tasyrik.
Seorang boleh berkurban untuk orang lain baik yang masih hidup jika telah mendapatkan
izinnya. Dan juga boleh untuk yang sudah meninggal dunia jika ada wasiat sebelum meninggal untuk
itu.

SYARAT HEWAN KURBAN


Hewan yang boleh dikurbankan harus memenuhi beberapa syarat, yaitu:
1. Binatang ternak.
Yaitu kambing, sapi, dan unta, dengan semua jenisnya. Allah berfirman:

‫اس َم اَّللِّ َعلَى َما َرَزقَه حم ِّم حن ََبِّحي َم ِّة حاْلَنح َع ِّام‬ ِّ ٍ ِّ
‫َولك ِّل أمة َج َعلحنَا َمحن َس ًكا ليَ حذكرحوا ح‬
“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut
nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka.” (Al-Hajj: 34).
Sehingga mencakup kerbau, dan domba. Dan tidak termasuk didalamnya banteng, keledai,
zebra, rusa, kuda, ayam, ikan, dan lainnya.
Seekor unta atau sapi bisa dijadikan kurban bagi tujuh orang atau kurang, baik laki-laki
maupun perempuan, baik satu keluarga atau bukan, baik seluruhnya untuk kurban maupun
sebagiannya bukan kurban, seperti akikah ataupun sedekah biasa. Hal ini didasarkan pada perkataan
Jabir RA: “Kami menyembelih pada tahun Hudaibiyah bersama Nabi SAW seekor unta untuk tujuh
orang dan seekor sapi untuk tujuh orang.” (HR. Muslim).
Adapun kambing maka hanya boleh untuk satu orang saja. Tidak boleh lebih.
Berkurban dengan unta lebih baik dari sapi karena lebih banyak dagingnya. Seekor sapi lebih
baik dari seekor kambing. Tujuh ekor kambing lebih baik dari satu sapi karena masing-masing yang
berkurban melakukan penyembelihan sendiri. Dan domba (biri-biri) lebih baik dari kambing biasa.
Diriwayatkan dari Ubadah bin Shamit RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

‫ض ِّحي ِّة الح َكحبش احْلَقح َرن‬


‫َخ حي احْل ح‬
“Sebaik-baik hewan kurban adalah domba jantan bertanduk.” (HR. Baihaqi).
Adapun dari sisi warna maka yang terbaik adalah yang berwarna putih, lalu kuning, lalu putih
yang tidak murni, lalu merah, lalu campuran putih hitam, lalu hitam.
Dibolehkan berkurban baik dengan hewan jantan maupun betina. Diriwayatkan dari Ummu
Kurzin RA: “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:

‫اريَِّة َشاةٌ ََل يَضُّرك حم أَذ حكَرا ًًن كن أ حَم إِّ ًَن ًث‬
ِّ َ‫ َو َع ِّن ا حْل‬،‫َع ِّن الحغ َالِّم َشا ََت ِّن‬
“Untuk anak lelaki dua kambing dan untuk anak perempuan satu kambing. Tidak masalah jantan
ataupun betina.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, dan Nasa`i).
Hadits di atas meskipun berbicara tentang akikah tapi para ulama sepakat bahwa hukum
kurban dan akikah adalah sama dilihat dari hewan yang disembelih. Namun, hewan jantan lebih
utama dari betina meskipun dengan warna yang lebih utama. Dan betina yang belum pernah
melahirkan lebih baik dari jantan yang sering mengawini betinanya.
Dianjurkan memilih hewan yang gemuk. Hewan yang gemuk lebih utama meskipun betina.
Diperbolehkan berkurban dengan hewan yang dikebiri.
2. Usia.
Tidak sah berkurban dengan hewan yang belum cukup usia. Untuk unta minimal berusia lima
tahun dan menginjak enam tahun. Untuk sapi dan kambing harus mencapai usia dua tahun
menginjak tiga. Dan domba harus genap satu tahun menginjak ke dua. Hanya saja, jika domba
tersebut telah tanggal gigi serinya maka boleh dijadikan kurban meskipun belum genap satu tahun.
Rasulullah SAW bersabda:

‫ فَتَ حذ ََب حوا َج َذ َعةً ِّم َن الضأح ِّن‬،‫ إَِّل أَ حن يَ حعسَر َعلَحيك حم‬،ً‫ََل تَ حذ ََب حوا إَِّل م ِّسنة‬
“Janganlah kalian menyembelih kecuali hewan musinnah, kecuali sulit atas kalian maka sembelihlah
domba jadza’.” (HR. Muslim).
Musinnah bagi unta adalah yang telah genap lima tahun. Adapun bagi sapi dan kambing
maka yang telah genap dua tahun. Jadza’ dari domba adalah yang telah tanggal gigi serinya yaitu
mencapai usia satu tahun.
3. Bebas dari cacat.
Tidak boleh berkurban dengan hewan yang cacat sehingga mengurangi kadar dagingnya baik
sekarang maupun mendatang.
Terdapat beberapa cacat yang menyebabkan tidak sahnya kurban, yaitu buta kedua mata,
buta satu mata, pincang yang parah yaitu mudah disalip oleh kambing lainnya dalam berjalan,
korengan meskipun sedikit, hewan yang mengecil otaknya karena kurus, gila, semua giginya
ompong, sakit yang mengurangi daging, terputus meskipun sedikit pada bagian telinganya, lidahnya,
puting susunya atau bokongnya (bagian ekor domba yang membesar), terputus ekornya,
terputus/hilang sebagian daging secara jelas pada bagian tubuh utama seperti paha, dan terlahir
tanpa telinga.
Dibolehkan --tetapi makruh—berkurban dengan hewan betina yang terlahir tanpa puting,
tanpa ekor, tanpa gigi, tanpa tanduk, atau domba tanpa bokong. Begitu pula hewan yang telinganya
robek, berlubang karena ditandai dengan api, pecah tempurung tanduknya, dan pecah tanduknya.
Jika seekor hewan menjadi cacat ketika akan disembelih maka tidak sah dijadikan sebagai
hewan kurban.
Diriwayatkan dari al-Barra` bin ‘Azib RA bahwa Nabi SAW bersabda:

‫ َوالح َك ِّس حي‬،‫ّي ظَلحع َها‬


ٌ َِّ‫ َوالح َع حر َجاء ب‬،‫ّي َمَرض َها‬
ٌ َِّ‫ضة ب‬ ِّ ‫َض‬
ٌ َِّ‫ الح َع حوَراء ب‬:‫اح ِّي‬
َ ‫ َوالح َم ِّريح‬،‫ّي َع َورَها‬ َ ‫أ حَربَ ٌع ََل ََت حوز ِِّف حاْل‬
‫ال ِِّت ََل تَ حن َقى‬
“Empat hewan tidak boleh dalam dijadikan kurban: hewan buta satu mata yang tampak butanya,
hewan sakit yang tampak sakitnya, hewan pincang yang tampaknya pincangnya, dan hewan kurus
yang hilang otaknya.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Nasa`i, dan Ibnu Majah).

WAKTU PENYEMBELIHAN KURBAN


Waktu penyembelihan dilakukan tanggal 10 Dzulhijjah setelah terbit matahari dan lewatnya
waktu yang diperlukan untuk shalat dua rakaat secara ringkas dan dua khutbah secara ringkas. Jika
dilakukan sebelum itu maka tidak sah kurbannya.
Diriwayatkan dari al-Barra` bin ‘Azib RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

‫ َوَم حن‬،‫اب سن تَ نَا‬ ِّ ِّ ِّ ‫إِّن أَوَل ما نَب َدأ ِِّف ي وِّمنَا ه َذا أَ حن ن‬
َ ‫َص‬
َ ‫ك فَ َق حد أ‬
َ ‫ فَ َم حن فَ َع َل َذل‬،‫ ُث نَحرج َع فَنَ حن َحَر‬،‫صل َي‬ َ َ ‫َح‬ ‫َ ح‬
‫ك ِِّف َش حي ٍء‬ ِّ ‫ لَيس ِّمن النُّس‬،‫َْنَر قَبل الصالَةِّ فَإَِّّنَا هو ََلم قَدمه ِّْل حَهلِّ ِّه‬
‫ح َ َ ح‬ َ ٌ‫َ ح‬ َ‫َ ح‬
“Sesungguhnya pertama yang kita mulai di hari ini adalah melaksanakan shalat, lalu kita pulang dan
menyembelih. Barang siapa yang melakukan itu maka telah mendapatkan sunah kami. Barang siapa
yang menyembelih sebelum shalat maka itu dianggap daging biasa yang ia berikan kepada
keluarganya. Tidak termasuk ibadah sama sekali.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Waktu penyembelihan ini terus berlangsung sampai selesai hari Tasyrik, yaitu tanggal 11, 12,
dan 13 Dzulhijjah. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Jubair bin Muth’im RA, bahwa
Rasulullah SAW bersabda:

‫أَّيم الت حش ِّريح ِّق كلُّ َها َمحن َحٌر‬


“Semua hari Tasyrik adalah waktu menyembelih.” (HR. Baihaqi).
Kurban boleh disembelih kapan saja dalam rentang waktu 4 (empat) hari tersebut baik siang
maupun malam. Tapi jika dilakukan malam hari maka makruh. Boleh disembelih baik imam sudah
selesai shalat atau belum, baik orang yang berkurban sudah shalat atau belum, baik imam sudah
menyembelih kurbannya atau belum.

TEMPAT PENYEMBELIHAN KURBAN


Hewan kurban boleh disembelih di mana saja baik di rumah, masjid maupun di perjalanan.
Dan boleh disembelih bukan di tempat orang yang berkurban dalam jarak yang dibolehkan shalat
qashar yaitu 82 km. Adapun lebih dari itu maka ada dua pendapat seperti hukum memindahkan
zakat.

PERBUATAN YANG DIANJURKAN DALAM BERKURBAN


1. Jika telah masuk bulan Dzulhijjah maka hendaknya orang yang ingin berkurban tidak mengambil
bagian tubuhnya, seperti kuku, rambut, bulu, dan lainnya. Hal ini berdasarkan hadits yang
diriwayatkan oleh Ummi Salamah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:

‫ض ِّح َي فَال ََيَس ِّم حن َش َع ِّرهِّ َوبَ َش ِّرهِّ َشحي ئًا‬


َ ‫َحدك حم أَ حن ي‬ ‫إِّذَا َد َخلَ ح‬
َ ‫ت الح َع حشر َوأ ََر َاد أ‬
“Jika telah masuk sepuluh (pertama) bulan Dzulhijjah dan salah seorang dari kalian ingin
berkurban maka janganlah ia menyentuh rambut dan kulitnya sedikitpun.” (HR. Muslim).
Hikmahny adalah agar ia dalam keadaan tubuh yang sempurna ketika pengampunan dari Allah
diberikan kepadanya. Dan agar ia menyerupai para jamaah haji yang sedang melakukan ihram
dalam rangkaian ibadah haji.
2. Dianjurkan untuk menyembelih sendiri hewan kurbannya jika mampu karena menyembelih
kurban adalah ibadah sehingga dianjurkan melakukannya sendiri. Dan karena Nabi SAW
menyembelih sendiri hewan kurbannya. Jika tidak mampu maka hendaknya ia mewakilkan
kepada seorang muslim dan menyaksikan penyembelihan tersebut. Hal ini sebagaimana hadits
Abu Said al-Khudri RA, bahwa Rasulullah SAW berkata kepada Fatimah RA:

‫ف ِّم حن‬ ِّ َ‫ فَإِّنه ِّبَوِّل قَطحرٍة ِّمن َد ِّمها ي حغ َفر ل‬،‫ك فَا حشه ِّدي ها‬
َ َ‫ك َما َسل‬ ِّ ِّ‫ض ِّحيت‬
‫اط َمة ق حوِّم حي إِّ َل أ ح‬
ِّ َ‫ّي ف‬
َ ‫َ ح‬ َ‫َ ح‬ َ
‫ك‬ِّ ِّ‫ذن وب‬
‫ح‬
“Wahai Fatimah, pergilah ke tempat hewan kurbanmu dan saksikanlah penyembelihannya.
Karena sesungguhnya bersamaan dengan tetesan pertama dari darahnya akan diampuni darimu
dosa-dosamu yang telah lalu.” (HR. Baihaqi dan Hakim).
Bagi perempuan dan khuntsa (seorang yang belum diketahui kelaminnya karen berkelamin
ganda/hermafrodit) dianjurkan mewakilkan penyembelihan kepada orang lain.
3. Dianjurkan memakan sebagian daging dari hewan kurbannya dan menyedekahkan sisanya.
Allah berfirman:

ِّ‫والحب حد َن جع حلنَاها لَكم ِّمن َشعائِِّّر اَّلل‬


َ ‫ََ َ ح ح‬ َ
“Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah.” (Al-Hajj: 36).
Allah menjadikan daging tersebut untuk yang menyembelih sehingga ia berhak
menggunakannya sendiri atau memberikan kepada orang lain.
Yang paling afdhal menyedekahkan semua daging kecuali sebagian kecil yang ia makan sendiri.
Jika tidak maka dibagi menjadi tiga bagian, sepertiga untuk dirinya, sepertiga untuk sedekah,
dan sepertiga sebagai hadiah.
Jika kurban tersebut adalah kurban sunah maka dibolehkan menyedekahkan kepada orang kafir
dzimmi (orang kafir yang hidup di negeri muslim dan tidak memiliki kebencian terhadap kaum
muslimin).
4. Dianjurkan bagi penyembelih untuk mengucapkan basmalah dan takbir. Yaitu mengatakan:
“Bismillahi wallahu akbar.” Hal ini berdasarkan hadits Anas bin Malik RA bahwa: “Rasulullah
SAW mengucapkan basmalah dan bertakbir (ketika menyembelih kurban).” (HR. Bukhari dan
Muslim).
Dianjurkan pula membaca: “allahumma taqabbal minni” (Ya Allah terimalah dariku).
Diriwayatkan bahwa Ibnu Umar RA jika berkurban mengatakan: “Minallahi, wallahu akbar,
allahumma laka wa minka, allahumma taqabbal minni.”
5. Dianjurkan menyembelih kurban di rumah agar keluarga yang berkurban dapat melihatnya,
agar bisa berdoa dan mendapatkan pahala bersama.
6. Dianjurkan bagi penguasa untuk berkurban atas nama kaum muslimin dengan menyembelih
sapi atau kambing yang diambilkan dari kas negara (baitul mal). Hal ini berdasarkan hadits
Aisyah RA bahwa: “Rasulullah SAW berkurban seekor domba jantan dan berkata ketika
menyembelih:

‫ اَللهم تَ َقب حل ِّم حن ُمَم ٍد َو ِّآل ُمَم ٍد َوأم ِّة ُمَم ٍد‬،ِّ‫بِّ حس ِّم هللا‬
“Bismillah, ya Allah terimalah (kurban ini) dari Muhammad, keluarga Muhammad, dan umat
Muhammad.” (HR. Muslim).
Dan hendaknya penyembelihan itu dilakukan di masjid agar dapat disaksikan seluruh kaum
muslimin. Diriwayatkan dari Ibnu Umar RA bahwa: “Rasulullah SAW menyembelih di mushala
(tempat shalat).” (HR. Bukhari dan Muslim).
7. Dianjurkan melakukan adab-adab dalam menyembelih kurban, seperti menajamkan pisau,
membuat tenang hewan, menggorok dengan kuat dan cepat, menghadap kiblat, membaringkan
sapi atau kambing di sisi kiri badan, membaca basmalah, tidak menguliti hingga benar-benar
mati, tidak menghadirkan hewan lain di depan hewan yang sedang disembelih, dan lain
sebagainya.

PERBUATAN YANG DIMAKRUHKN DALAM BERKURBAN


1. Meminum susu hewan kurban yang tersisa dari kebutuhan anaknya.
2. Menyembelih di malam hari.
3. Memakan sendiri semua daging hewan kurbannya.

PERBUATAN YANG DIHARAMKAN DALAM BERKURBAN


1. Menjual daging atau bagian lain dari hewan kurban. Adapun penerima daging kurban maka jika
ia adalah orang miskin maka dibolehkan menjualnya, tetapi jika kaya maka tidak boleh
menjualnya. Rasulullah SAW bersabda:

‫ض ِّحيةَ لَه‬ ‫ع ِّجلح َد أ ح‬


‫ض ِّحيتِّ ِّه فََال أ ح‬ َ ‫َم حن ََب‬
“Barang siapa yang menjual kulit hewan kurbannya maka tidak ada kurban baginya.” (HR. Hakim
dan Baihaqi).
2. Mengupah pekerja kurban, seperti penyembelih, dengan bagian hewan kurban seperti daging,
kulit atau kepalanya. Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib RA, ia berkata: “Rasulullah SAW
memerintahkanku untuk mengurus unta-untanya (yang disembelih) serta membagikan daging
dan kulitnya. Serta memerintahkanku agar tidak memberi orang yang menyembelihnya sesuatu
apapun darinya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
3. Memakan daging kurban wajib yaitu nazar dan hewan yang ditunjuk sebagai kurban, karena
kepemilikannya telah beralih kepada Allah dan orang-orang miskin. Jika ia memakannya maka
wajib menggantinya.
4. Memberikan daging kurban dalam keadaan matang (sudah dimasak).
5. Mengganti hewan kurban yang wajib dengan nazar atau ditunjuk dengan hewan lain meskipun
lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai