Anda di halaman 1dari 6

Definisi Qurban

Kata qurban yang kita pahami, berasal dari bahasa arab ((‫ قرب‬yang artinya mendekatan diri. Dan
secara istilah pengertian qurban biasa disebut (‫)األضحية‬
‫ وأيام التشريق تقربا ً إلى هللا تعالى اُألضْ ِحية‬،‫هي اسم لما يذبح من النعم يوم عيد النحر‬
Al udhiyyah (‫ )األضحية‬yang berarti hewan sembelihan, seperti unta, sapi (kerbau) dan kambing
yang disembelih pada hari raya Idul Adha dan hari tasyriq sebagai bentuk taqorrub atau
mendekatkan diri kepada Alloh SWT. Al bajuri 295

Keutamaan Qurban
ْ َ‫ما َ َع ِم َل ابْنُ آ َد َم يَوْ َم النَحْ ِر ِم ْن َع َم ٍل َأ َحبَّ اِلَى هللاِ تَ َعالَى ِم ْن اِ َراقَ ِة ال َّد ِّم اِنَّهَا لَتَْأتِ ْي يَوْ َم القِيَا َم ِة بِقُرُونِهَا َوا‬
َ‫ظاَل فِهَا َواِ َّن ال َّد َّم لَيَقَ َع ِمن‬

ِ ْ‫ان قَ ْب َل اَ ْن يَقَ َع ِمنَ اَألر‬


‫ض فَ ِط ْيبُوا بِهَا نَ ْفسًا‬ ٍ ‫هللاِ بِ َم َك‬
Tidak ada amal manusia pada hari raya yang membuat Allah cinta melebihi mengalirkan darah
hewan. Sungguh kelak hewan itu akan datang dihari kiamat dengan tanduk dan kukunya. Dan
sungguh darah tersebut akan sampai kepada Allah SWT sebelum darah tersebut jatuh ke bumi.
Maka, bersihkanlah jiwa kalian karenanya (Dengan qurban).
Hr. Turmudzi. al bajuri 295
‫صالَّنا‬ َ ‫ولم ي‬ ‫ َمنْ َو َجد وُ سْ َع ًة‬ 
َ ‫ُض ِّح َفالَ َي ْق ُربَنَّ ُم‬
Artinya “barang siapa yang mendapat kelapangan rezeki tetapi tidak mau berqurban, maka
jangan pernah mendekati tempat sholat kami”
Hukum Qurban
Hukum qurban pada dasarnya adalah Sunnah Muakadah yang artinya setiap pribadi kaum
muslimin sangat disunnahkan untuk berqurban, dan ada pula Sunnah ‘alal Kifayah (yang
dimaksud alal kifayah adalah jika satu orang dalam keluarga (satu KK) berqurban maka
anggota keluarga yang lain mendapat pahala kesunnahan juga).

Hukum berqurban menjadi wajib jika ada nadzar dari orang yang mau berqurban, semisal
seseorang berkata “hewan ini adalah hewan Qurbanku” maka hewan yang dimaksud oleh orang
tersebut menjadi Qurban Nadzar (wajib). Jika tidak ingin menjadi qurban nadzar maka niatnya
bisa di hilah,semisal seseorang berkata “ini hewan qurban sunnahku” maka hewan yang
dimaksud orang tersebut menjadi Qurban Sunnah bukan Qurban Nadzar

Orang yang berqurban nadzar harus mengganti jika hewan qurbannya mati atau cacat secara tiba
tiba, serta tidak diperbolehkan bagi yang berqurban nadzar memakan daging qurbannya.
Sedangkan bagi orang yang berqurban sunnah diperbolehkan memakan daging qurbannya, tetapi
daging qurban tersebut tidak diperbolehkan untuk dijual, serta tidak wajib mengganti jika hewan
qurbannya mati atau cacat secara tiba tiba.
Syarat syarat berqurban
1. muslim/muslimah,
2. baligh (kalau anak kecil bisa orang tua atau walinya yang membelikan hewan qurban atas
nama sianak),
3. berakal(tapi jika ada orang yang mau menqurbankan untuk orang yang tidak berakal
(gila) maka hukum qurbannya sah sah saja),
4. merdeka, maka tidak disyaratkan berqurban bagi seorang budak (jika tuan nya ingin
berqurban untuk sibudak maka sah sah saja).
5. rosyid (bukan orang yang mahjur alaih), mahjur alaih adalah orang yang memang di
larang oleh pemerintah untuk bertransaksi karena dia tidak mampu bertransaksi seperti
Idiot/gila dan orang yang terlalu banyak hutangnya.

Bagi seorang muslim atau keluarga muslim yang mampu/memiliki (Harta lebih) dia sangat
dianjurkan untuk berqurban. Jika tidak melakukannya menurut jumhur ulama’ dia tidak
mendapatkan keutamaan pahala sunnah berqurban.

Hewan Qurban
Hewan yang diperbolehkan untuk Qurban baik jantan maupun betina yaitu: domba, kambing
kacang, unta dan sapi.
1. Domba berumur 1 tahun / sudah poel (tanggal giginya)
2. Kambing kacang berumur 2 tahun
3. Sapi berumur 2 tahun
4. Unta berumur 5 tahun

Sapi dan unta boleh untuk 7 orang, sedangkan kambing hanya untuk satu orang, akan tetapi
jika ingin berqurban sapi atau unta untuk satu orang maka sah sah saja.
7 kambing lebih afdhal dari 1 sapi.

Hewan yang tidak boleh dibuat berqurban :


1. Buta sebelah matanya (yang nampak kebutaanya) sekiranya ketika disiapkan makanan
dia masih mencari cari.
2. Pincang (yang sangat jelas pincangya) sekiranya dia tertinggal jauh ketika berjalan
bersama kawanannya.
3. Sakit (yang jelas sakitnya) yang sekiranya merubah bentuk fisik dan kesegaran dagingnya
4. Teramat kurus yang nampak tulang sumsumya
5. Terpotong telinganya
6. Terpotong ekornya
7. Hilang tanduknya (sekiranya hilangnya tanduk tersebut mengurangi daging)

Warna hewan yang paling afdhal adalah :


1. Putih
2. Kuning
3. Abu abu
4. Merah
5. Belang (hitam putih)
6. Hitam

keafdalan warna warna diatas gugur bila ada hewan yang lebih gemuk karena hewan gemuk
dagingnya lebih banyak dan lebih memberikan manfaat pada ummat.
“Jika hewan berwarna hitam lebih gemuk daripada warna putih maka warna hitam lebih
afdal (untuk maslahat umat)”, tapi jika ada hewan berwarna putih dan hitam sama sama
gemuk maka warna putih lebih afdal.

Penyembelihan Hewan Qurban

 Proses penyembelihan dalam sebagian redaksi disunnahkan melakukan 4 perkara yaitu:


1. Memotong hulqum (otot nafas)
2. Memotong mari’ (otot jalur makan dan minum dari leher hingga lambung) yang
berada dibawah hulqum
¾. Memotong alwadajain (2 otot yang berada diliputan leher yang meliputi hulqum )
Yang wajib ada 2 perkara yaitu memotong Memotong hulqum (otot nafas) dan
Memotong mari’ saja, dan makruh memotong bagian dibalik alwadajain.

 Sunnah sunnah dalam penyembelihan:


1. Orang yang berqurban tidak memotong kuku dan rambut
2. Menyembelih hewan qurban nya sendiri (jika mampu/bisa)
3. Dalam keadaan bersuci (berwudhu’)
4. Mempertajam alat sembelih
5. Membaca basmalah
6. Membaca sholawat kepada nabi Muhammad SAW
7. Menghadap kiblat
8. Membaca Takbir
9. Doa agar terkabul
10. Mempercepat cara penyembelihan (agar hewan tidak merasakan sakit)
11. Didepan orang (agar yang lain tergerak untuk berqurban juga)

,ُ‫ َويُ َكبِّر‬,‫ َويُ َس ِّمي‬,‫ َأ ْق َرنَ ْي ِن‬,‫ُضحِّي بِ َك ْب َش ْي ِن َأ ْملَ َح ْي ِن‬


َ ‫ي صلى هللا عليه وسلم َكانَ ي‬ َّ ِ‫ك رضي هللا عنه َأ َّن اَلنَّب‬ ٍ ِ‫َس ب ِن َمال‬ ِ ‫ع َْن َأن‬
َ ‫ َوَأِلبِي ع ََوانَةَ فِي‬  ‫ َس ِمينَي ِ•ْن‬:‫ َوفِي لَ ْف ِظ‬.  ِ ‫ق َعلَيْه‬
: ”‫“ص ِحي ِح ِه‬ ٌ َ‫ َذبَ َحهُ َما بِيَ ِد ِه ُمتَّف‬:‫ َوفِي لَ ْف ٍظ‬.‫صفَا ِح ِه َما‬ ِ ‫ض ُع ِرجْ لَهُ َعلَى‬ َ َ‫َوي‬
َّ ْ
.‫ بِال ُمثَلثَ ِة بَ َد َل السِّين ِ َوفِي لَ ْف ٍظ لِ ُم ْسلِ ٍم‬. ‫ثَ ِمينَي ِْن‬
‫ َوهَّللَا ُ َأ ْكبَ ُر‬.ِ ‫ بِس ِْم هَّللَا‬:ُ‫َويَقُول‬

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Sesungguhhnya Nabi SAW berqurban


dengan dua gibas (domba jantan) berwarna putih yang bertanduk, ketika
menyembelih beliau mengucapkan nama Allah dan bertakbir, dan beliau meletakkan
kedua kakinya di pipi kedua gibas tersebut (saat menyembelih). Dalam lafazh lain
disebutkan bahwa beliau menyembelihnya dengan tangannya (Muttafaqun ‘alaih) .
Dalam lafazh lain disebutkan, “Saminain, artinya dua gibas gemuk.” Dalam lafazh
Abu ‘Awanah dalam kitab Shahihnya dengan lafazh, “Tsaminain, artinya  gibas yang
istimewa (berharga).” Dalam lafazh Muslim disebutkan, saat menyembelih, beliau
mengucapkan, “Bismillah wallahu akbar (artinya: dengan menyebut nama Allah dan
Allah Maha Besar) HR.Bukhori, No. 5565. Muslim, No.1966

‫ َوَأ ْن تُ َوا َرى َع ِن ْالبَهَاِئ ِم‬، ‫ار‬ َ ِ ‫َأ َم َر َرسُو ُل هَّللا‬


ِ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم بِ َح ِّد ال ِّشف‬
“Rasulullah SAW memerintahkan untuk mengasah pisau, tanpa memperlihatkannya
kepada hewan.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah )

 Penyembelihan diperbolehkan menggunakan besi, tembaga dan benda tajam lain yang
tidak berpotensi menyakiti seperti menggunakan gergaji, kuku, gigi dan tulang.
 orang yang sah melakukan penyembelihan adalah muslim, baligh, mumayyis yang
mampu menyembelih hewan qurban.
menurut qoul yang lebih dlohir hukumnya halal meskipun yang menyembelih adalah
orang gila atau orang yang mabuk. Dan makruh jika menyembelih dilakukan oleh orang
buta.
 Waktu penyembelihan hewan qurban adalah empat hari, yaitu hari raya Nahr dan hari
Tasyrik (11, 12, 13 Dzulhijjah) yang diakhiri dengan tenggelamnya matahari, yang paling
utama diwaktu hari Nahr, yaitu Raya ‘Idul Adha pada tanggal 10 Zulhijah setelah
melaksanakan shalat ‘Idul Adha.
Jika menyembelihnya sebelum sholat idul Adha maupun setelah hari tasyrik maka tidak
termasuk sunnah berqurban.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW :

َّ ‫ َو َم ْن َذبَ َح بَ ْع َد ال‬، ‫صالَ ِة فَِإنَّ َما َذبَ َح لِنَ ْف ِس ِه‬


‫صالَ ِة‬ َّ ‫ك رضي هللا قال النبي صلى هللا عليه وسلم َم ْن َذبَ َح قَ ْب َل ال‬ ِ ‫ع َْن َأن‬
ٍ ِ‫َس ب ِن َمال‬
ْ
َ‫اب ُسنَّةَ ال ُم ْسلِ ِمين‬
َ ‫ص‬ ‫َأ‬
َ ‫ َو‬، ُ‫فَقَ ْد تَ َّم نُ ُس ُكه‬

"Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, 'Barangsiapa yang menyembelih qurban sebelum shalat (Idul Adha),
maka ia menyembelih untuk dirinya sendiri. Barangsiapa yang menyembelih setelah
shalat (Idul Adha), maka ia telah menyempurnakan manasiknya dan ia telah melakukan
sunnah kaum muslimin.'" (HR. Bukhari no. 5546)

Pembagian Daging Qurban

 orang yang berqurban sunnah berhak memakan maksimal sepertiga dari daging
qurbannya sebagaimana keterangan berikut :

(‫بل يتصدق وجوبا بجميع أجزائها (ويأكل) أي يستحب للمضحي أن )وال يأكل المضحي شيئا من األضحية المنذورة‬
‫ يأكل (من األضحية المتطوع بها) ثلثا فأقل‬ 

Artinya: “Orang yang berqurban nadzar tidak boleh memakan sedikit pun dari
qurbannya.tetapi ia wajib menyedekahkan seluruh bagian hewan qurbannya.Dan orang
yang berqurban sunnah dianjurkan memakan daging qurbannya sepertiga atau lebih
sedikit dari itu,”
 Daging qurban sendiri diberikan kepada fakir dan miskin dalam bentuk daging segar.
Daging qurban dibagikan dalam kondisi daging mentah, sebagaimana keterangan berikut
ini:

‫ويطعم) وجوبا من أضحية التطوع (الفقراء والمساكين) على سبيل التصدق بلحمها نيئا فال يكفي جعله طعاما مطبوخا‬
‫ ودعاء الفقراء إليه ليأكلوه واألفضل التصدق بجميعها إال لقمة أو لقمتين أو لقما‬ 

Artinya, “wajib bagi orang yang berqurban (memberi makan) dari sebagian hewan
qurban sunnah (kepada fakir dan miskin) dengan cara menyedekahan dagingnya yang
masih segar. Dan tidak mencukupi jika menjadikan dagingnya sebagai makanan yang
dimasak kemudian mengundang orang-orang fakir untuk memakannya. Yang utama
adalah menyedekahkan semua daging qurban kecuali sesuap, dua suap, atau beberapa
suap,

 Sebagian ulama berpendapat bahwa daging qurban dibagi menjadi tiga bagian: sepertiga
untuk orang miskin, sepertiga untuk orang kaya, dan sepertiga untuk orang yang
berqurban. Tetapi, ibadah qurban yang lebih utama adalah menyedekahkan semuanya,
kecuali memakan sedikit daging qurban untuk mendapatkan berkah ibadah qurban.

 fakir miskin yang mendaptkan daging qurban diperbolehkan untuk memakan/menjual


daging tersebut karena statusnya (‫ )تمليك‬yang bertujuan untuk memperkaya si fakir
miskin, sebaliknya daging qurban yang diberikan kepada orang kaya (mampu berqurban)
hanya boleh untuk dimakan saja karena statusnya (‫ )اطعام‬sekedar untuk makan bukan
memperkaya si kaya.

‫واتفقت نصوص الشافعي واالصحاب على انه ال يجوز بيع شئ من الهدي واالضحية نذرا كان أو تطوعا سواء في ذلك‬
‫اللحم والشحم والجلد والقرن والصوف وغيره وال يجوز جعل الجلد وغيره اجرة للجزار بل يتصدق به المضحي والمهدي‬
‫أو يتخذ منه ما ينتفع بعينه كسقاء أو دلو أو خف وغير ذلك‬

Artinya: Nash nashnya Imam Syafi'i dan para pengikutnya telah sependapat, bahwa
sesungguhnya tidak boleh menjual apapun dari hadiah dan Qurban, baik berupa nadzar atau
yang sunah. Sama halnya dalam pelarangan itu berupa daging, lemak (gajih), tanduk, bulu
dan lain sebagainya. Dan dilarang juga menjadikan kulit dan sebagainya untuk upah bagi
tukang jagal. Sebaliknya orang yang berqurban dan orang yang berhadiah boleh untuk
menyedekahkannya atau boleh mengambilnya dengan cara dimanfaatkan barangnya seperti
dibuat untuk kantung air atau timba, muzah dan sebagainya. (Al-Majmu', juz 8, halaman
397).

Panitia Qurban

Panitia qurban itu adalah wakil dari sohibul qurban. Hendaknya panitia harus
memperhatikan agar hewan dari sisohibul qurban menjadi sah seperti yang telah ditentukan
oleh syari'at, mulai dari cara penyembelihan sampai pembagian. Jika ada hewan qurban
yang tidak sah karena kesalahan panitia, seperti hewan menjadi cacat karena dijatuhkan
terlalu kasar, maka panitia wajib mengganti hewan tersebut.
Haram hukumnya memberi upah kepada Jagal berupa kulit, kepala maupun daging. Dan
bagi sohibul qurban kalau bisa sisihkan uang untuk biaya oprasional seperti membayar jagal
dll.

Panitia qurban haram menjual kulit hewan qurban untuk biaya operasional, karena seluruh
bagian dari hewan qurban harus tetap dibagikan. Jika tidak ada yang mau menerima karena
tidak bisa dimakan atau sulitnya mengolah kulit, maka panitia boleh menawarkan untuk
membantu menjualkan kulit tersebut dengan adanya aqad dengan simiskin dan uang itu
harus tetap diberikan kepada si miskin.
Panitia boleh menerima daging Qurban dengan catatan, jika panita tersebut kaya (mampu
berqurban sendiri) hanya boleh memakan daging qurban (tidak untuk dijual). jika panitia
miskin (tidak mampu berqurban sendiri) maka boleh untuk untuk memakan atau menjualnya

Anda mungkin juga menyukai