Malang I
MODUL 1
PENYEMBELIHAN, QURBAN,
dan AQIQAH
OLEH : MUJIONO
MTsN. 1 KOTA MALANG
2020/2021
Standar Kompetensi
Allah SWT menyediakan semua yang ada di muka bumi ini untuk manusia. Pemenuhan kebutuhan ini tidak lain hanyalah untuk mende
Dalam modul ini akan dibahas mengenai tata cara penyembelihan sesuai dengan syariat Islam, ketentuan qurban dan akikah.
Alokasi Waktu
2 x 40 menit
Sebelum dimasak seenak itu, pertama-tama yang dilakukan adalah menyembelih hewan-
hewan itu.
Apabila tidak disembelih, maka daging-daging hewan yang mungkin kalian makan termasuk
bangkai. Mau makan bangakai?
Makanya, cara menyembelihnya harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang sesuai dengan
syariat Islam. Untuk lebih jelasnya, bacalah uraian materi di bawah ini.
A. PENYEMBELIHAN
1. Pengertian Penyembelihan
Semua jenis binatang yang dihalalkan, baru halal dimakan apabila telah disembelih
menurut aturan dan ketentuan yang telah disyari’atkan agama, kecuali ikan dan
belalang, dengan demikian meskipun hewannya halal tetapi tidak disembelih sesuai
aturan Islam maka hewan tersebut haram untuk dikomsumsi.
Sembelih atau penyembelihan hewan adalah suatu aktifitas, pekerjaan atau kegiatan
menghilangkan nyawa hewan atau binatang dengan memakai alat bantu atau benda
yang tajam ke arah urat leher saluran pernafasan dan pencernaan.
b. Binatang itu liar atau jatuh ke lubang atau jurang yang dalam.
Cara menyembelihnya dapat dilakukan pada bagian mana saja baik di leher, perut,
kaki, atau lainnya asalkan matinya disebabkan oleh luka tersebut bukan sebab yang
lain. Dalam hadits dijelaskan:
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ْ ُكنَّا َم َع َر ُس ْول اهلل ص م ف ْي َس َف ٍر َفنَ َّد بَع ْي ٌر م ْن إِبِ ِل الْ َق ْوم َول:ال
َم يَ ُك ْن َم َع ُه ْم َخ ْي ٌل َ ََع ْن َرفْيٍع ق
ش فَ َما َف َع َل ِ ال النَّبِ ُّي ص م إِ َّن لِ َه ِذ ِه الَْب َهائِ ِم أ َْو بِ َد َكأ ََوابِ ِد ال َْو ْح
َ َف َرَماهُ َر ُج ٌل بِ َس ْه ٍم فَ َح َسبَهُ َف َق
)َب ْيَن َها َه َذا َف ْف َعلُ ْوا بِ ِه َه َك َذا (رواه الجماعة
Artinya:
Dari Rafi dia berkata: Kami bersama Rasulullah SAW dalam perjalanan kami
bertemu seekor unta milik seorang kaum (unta itu sedang lari), sedang mereka tidak
menunggang kuda untuk mengejarnya, maka seorang laki-laki telah melempar
dengan anak panahnya dan matilah unta itu, maka Nabi SAW bersabda:
sesungguhnya binatang itu mempunyai tabiat binatang liar, terhadap binatang-
binatang seperti itu berbuatlah demikian.
(HR. Jamaah)
3. Syarat-Syarat dalam Menyembelih
a) Orang yang menyembelih harus orang Islam atau ahli kitab (orang yang
berpegang pada Kitab Allah selain al-Qur’an).
Allah berfirman:
tPöquø9$# ¨@Ïmé& ãNä3s9 àM»t6Íh©Ü9$# ( ãP$yèsÛur tûïÏ%©!$# (#qè?ré& |
اهلل َعلَْي ِه فَ ُكلُ ْوا َم الَم يَ ُك ْن ِس نًّا أ َْو ظُْف ًرا (رواه
ِ اس م ِ َعن رافِ ٍع ب ِن َخ ِدي ٍج م ا أَْنه ر الد
َ ْ َّم َوذُك َر
َ ََ َ ْ ْ َ ْ
)البخاري ومسلم
Artinya:
Dari Rafi’ bin Khadij dari Nabi SAW beliau bersabda: Apa saja yang mengalirkan
darah dan padanya disebut dengan nama Allah maka makanlah kamu sekalian
kecuali gigi dan kuku.
(HR. Bukhari dan Muslim)
Berikut ini alat-alat benda tajam dan tumpul yang tidak diperbolehkan untuk
menyembelih, antara lain:
1. Gigi
2. Kuku
3. Tulang
4. Listrik
5. Benda tumpul untuk memukul
6. Panahan/busur
7. Boomerang
8. Sumpit
9. Gada
10. Palu
Sekarang sudah tahu kan cara menyembelih menurut syariat Islam. Materi selanjutnya masih
berhubungan dengan sembelih-menyembelih, yaitu qurban dan akikah.
Kalian pasti sudah tahu kisah Nabi Ibrahim menyembelih anaknya, nabi Ismail. Untuk lebih
mengingatnya, simaklah kisah qurban berikut.
Sekian tahun lamanya keluarga Ibrahim menanti sang buah hati. Telah banyak linangan air
mata dalam doanya untuk di karuniai seorang putra sebagai penerus perjuangannya. Ketika
sang buah hati telah hadir dan merekah dalam hatinya, maka Allah hendak menguji keimanan
nabi Ibrahim dengan sang buah hatinya. Allah berfirman dalam al-Qur’an.
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata: ‘Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!’ Ia menjawab: ‘Wahai ayahanda,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah Engkau akan mendapatiku
termasuk orang-orang yang sabar’.” (QS. Ash-Shaffat: 102)
Siapapun pasti akan merasa berduka ketika buah hatinya sakit dan terluka. Apalagi anak
semata wayang yang sekian tahun dinanti kehadirannya diperintahkan untuk disembelih
sebagai bukti keimanannya. Meski demikian Nabi Ibrahim yakin bahwa mimpi yang
dialaminya adalah wahyu dari Allah bukan sekedar halusinasi dan bisikan setan. Akhirnya
iapun bertekad melaksanakan perintah Allah tersebut bersama anaknya.
Kebersamaan Ibrahim dan Ismail dalam Menjalankan Perintah Allah
Setelah Nabi Ibrahim mengetahui bahwa hal tersebut adalah wahyu dari Allah, maka segera
ia kabarkan kepada Ismail putranya tercinta seraya meminta pendapatnya. Sungguh dia
seorang anak yang berbakti pada orang tuanya. Begitu juga santun akhlak dan budi
pekertinya.
Ketika mendengar hal tersebut adalah wahyu Allah yang disampaikan pada ayahnya tercinta,
maka ia tidak lagi berpikir panjang memberikan jawaban untuk melaksanakan perintah Allah.
Isma’il yang masih belia itu dengan tegas mengatakan pada ayahnya.
“Wahai ayahanda, kerjakanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu; insya Allah engkau
akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”
Subhanallah… Iman setebal apakah yang menghiasi keluarga Nabi Ibrahim hingga ujian
seberat itu dihadapi dengan penuh kesabaran? Kita benar-benar terheran dan takjub dengan
keduanya yang bertekad kuat bersama-sama melaksanakan perintah Allah meskipun seolah
tak tertahankan oleh jiwa.
Begitulah ketika orang tua tulus berdoa kepada Allah untuk anaknya kemudian mendidik
dengan ajaran-ajaran tauhid maka anak akan tumbuh dengan pribadi shalih yang berbakti
pada orang tuanya.
Tak terbayangkan suasana tatkala Nabi Ibrahim hendak melaksanakan perintah Allah. Haru-
biru dan menegangkan bergejolak dalam jiwa sang ayah yang begitu cinta pada anak semata
wayangnya. Keraguan pun terkadang menggelayuti di dalam benak Ibrahim.
Namun setiap setan kali datang menghampiri segera ia tepis dan meminta perlindungan
kepada Allah. Ibrahim dan Isrnail pun berserah diri, Kecintaan Ibrahim pada Allah telah
mengalahkan kecintaan pada anaknya.
Begitu juga kecintaan Ismail pada Allah mengalahkan kecintaan pada dirinya sehingga rela
mengorbankan nyawanya. Maka dimulailah pelaksaan perintah Allah sebagaimana firman-
Nya: “Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas
pelipisnya, nyatalah kesabaran keduanya. “(QS. ash-Shoffat:103)
Ibnu Katsir berkata dalam menafsirkan ayat ini, “Ia (Ibrahim) telungkupkan ke tanah untuk
disembelih dari arah tengkuknya tanpa melihat wajahnya saat disembelih agar lebih ringan
bagi perasaannya.”
Ketika telah sempurna merebahkan putranya dan mata pisau mulai dipancangkan untuk di
ayurikan ke leher Ismail. Saat itu Allah mengetahui kejujuran Ibrahim dan Ismail. Allah
berfirman memuji Ibrahim.
“Dan Kami panggillah dia: ‘Hai Ibrohim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu.
Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik’. ”
(QS. ash Shaffat: 104-105)
Akhirnya Allah pun menjadikan jalan keluar dari ujian mereka berdua. Allah ganti Ismail
dengan seekor sembelihan yang besar. Allah berfirman, “Sesungguhnya ini benar-benar
suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.”
(QS. ash-Shaffat:104-105)
Haru biru telah memenuhi ruang hati Ibrahim dan Ismail. Perasaan gemuruh telah berubah
menjadi samudra kebahagian. Gelombang ujian yang begitu dahsyat telah pecah dengan
tekad mereka yang tegar bagai karang di tengah lautan. Tak pernah goyang meskipun
diterjang kuatnya badai dan gelombang.
Sungguh kisah mereka teladan abadi keluarga muslim sepanjang zaman.
Di dalam suatu kisah pasti ada pelajaran yang dapat diambil, terlebih lagi cerita dari seorang
nabi. Dalam kisah Ibrahim dan Ismail tadi banyak sekali terdapat ibrah dan nasihat yang
dapat dijadikan oleh para da’i sebagai topik dakwah di seluruh lini masyarakat.
Coba sekarang kalian cari pelajaran apa yang dapa kita ambil. Dalam waktu 10 menit saja
pasti kalian bias myebutkan beberapa hikmah.
Bagus-bagus sekali jawaban kamu. Untuk lebih memantapkan jawaban kamu, di bawah ini
ada beberapa pelajaran dari Kisah Ismail, diantaranya:
1. Mengikat diri dalam perintah Allah dan segala perintah-Nya bukanlah dalam rangka
menzholimi dan menyusahkan seorang hamba.
2. Ismail adalah suri tauladan bagi pemuda muslim dalam berbakti pada orang tua
terlebih ketaatannya kepada perintah Allah.
3. Menghilangkan lara kesedihan dengan taat pada Allah. Itulah obat mujarab.
Barangsiapa yang bersedih hati hendaklah mendekatkan diri pada Allah dengan
ketaatan.
4. Cobaan Allah terhadap hamba-hamba-Nya yang mukmin menunjukkan bukti
kecintaan Allah. Ketika Allah menguji hamba-Nya hakikatnya Dia sedang mencintainya.
5. Berhias dengan akhlak yang Islami yaitu dengan senantiasa menepati janji dan
berhusnuzhon (berparangka baik) kepada Allah.
6. Memenuhi hak keluarga seperti bermusyawarah kepada anak ketika hendak
mengerjakan suatu perkara yang berkaitan dengannya begitu juga kebersamaan dalam
melaksanakan perintah Allah.
7. Tidak boleh bermaksiat kepada Allah dengan alasan memenuhi hak keluarga.
8. Perintah berkorban kepada Allah dengan harta dan jiwa. Dan dari kisah Nabi Ibrahim
dan Ismail di syariatkan bagi umat islam berkurban dengan menyembelih kambing.
9. Kesabaran dan tekad yang kuat dalam menjalankan perintah Allah membuahkan
kebahagiaan di dunia dan akhirat.
10. Hendaknya bagi seorang Muslim senantiasa menepis dan membuang keraguan dan
bisikan setan ketika hendak menjalankan ketaatan kepada Allah
Demikian beberapa hikmah dari kisah Ibrahim dan Ismail dalam kehidupan seorang Muslim.
Sungguh kalau kita mau menggali masih banyak sekali hikmah yag terkandung di dalamnya.
Anak-anak … dalam setahun bagi umat Islam ada berapa hari raya?
Iya, benar sekali. Di hari raya apa biasanya kita bisa makan-makan sate sepuasnya?
Kamu tadi sudah tahu sejarah awal kurban. Untuk menambah ilmu yang kamu miliki, bacalah
uraian materi berikut.
QURBAN
a) Pengertian Qurban
Kurban berasal dari kata (Qaraba) yang berarti mendekatkan diri atau bisa
disebut (Al adhiyah) yaitu menyembelih hewan dengan syarat-syarat tertentu sebagai
rasa syukur nikmat yang telah Allah SWT berikan. Allah berfirman:
RÎ) »oYøsÜôãr& trOöqs3ø9$# ÇÊÈ Èe@|Ásù y7În/tÏ9 öptùU$#ur ÇËȯ$!
cÎ) t¥ÏR$x© uqèd çtIö/F{$# ÇÌÈ
Artinya :
sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak (1) maka
dirikannlah shalat karena tuhanmu, dan berkurbanlah (2) sesungguhnya orang-orang
yang membenci kamu dialah yang terputus. ( QS. Al kausar 1-3)
b) Hukum Qurban
Qurban hukumnya adalah sunnah muakkad (sunnah yang sangat dianjurkan oleh
Rasulullah) bagi setiap muslim yang mampu yaitu sekali dalam setahun yakni pada
hari raya idhul adha (10 Dzulhijjah) dan hari Tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah)
Di samping itu hukum qurban bisa berubah menjadi wajib apabila seseorang
bernazar yaitu janji yang apabila hajatnya terkabulkan ia akan berqurban.
Binatang ternak yang dikurbankan harus memenuhi dua syarat, yaitu cukup umur
dan tidak cacat.
1. Ketentuan Umur Binatang Kurban
a) Kambing atau domba umur satu tahun lebih atau sudah berganti gigi
Musinnah adalah binatang yang telah berganti gigi serinya. Bagi kambing
yang telah cukup berumur satu tahun lebih atau sapi yang telah berumur dua
tahun lebih atau unta yang telah berumur lima tahun lebih. Adapun yang dimaksud
Jadza’ah adalah kambing yang telah berumur satu tahun atau biri-biri. Jika
musinah tidak didapatkan maka boleh berkurban dengan Jadza’ah yang
dimilikinya.
Rasulullah SAW bersabda:
Syarat-syarat sah pemilihan hewan kurban secara umum yang boleh menjadi qurban:
1) Badannya tidak kurus kering ( harus gemuk dan sehat )
2) Tidak sedang hamil atau habis melahirkan anak
3) Kaki sehat tidak pincang
4) Mata sehat tidak buta / cacat lainnya
5) Berbadan sehat
6) Kuping / daun telinga tidak terpotong
7) Cukup umur ( kurang lebih satu tahun) untuk kambing
8) Berumur kurang lebih 5 tahun ( untuk Unta)
9) Berumur kurang lebih 2 tahun ( untuk sapi atau kerbau)
e) Penyembelihan Qurban
Disunnahkan bagi yang bisa menyembelih agar menyembelih sendiri. Adapun
doa yang dibaca saat menyembelih adalah:
ِ اللَّ ُه َّم َه َذا َعن فُالَن (??) بِس ِم،اهلل واهلل أَ ْكبر
ِ
اهلل َواهللُ أَ ْكبَر ْ ْ َ ُ َ بِ ْس ِم
Dengan menyebut nama Allah dan Allah Maha Besar, Yaa Allah ini adalah (qurban)
dari si fulan? (dengan meyebut namanya). Bismillahi Wallahu Akbar.
Sedangkan orang yang tidak bisa menyembelih sendiri hendaklah menyaksikan dan
menghadirinya (ketika proses penyembelihan).
B. AQIQAH
1. Pengertian dan Hukum Aqiqah
Aqiqah dalam bahasa Arab artinya rambut yang tumbuh di kepala anak yang
baru lahir (bayi). Sedangkan menurut istilah aqiqah adalah menyembelih binatang
berkenaan dengan kelahiran anak pada hari ketujuh dari kelaahiran sebagai bukti
rasa syukur kepada Allah SWT dengan syarat-syarat tertentu. Pada hari itu pula anak
diberi nama yang baik dan rambut kepalanya dicukur. Rasulullah SAW bersabda:
ُ ُك ُّل غُاَل ٌم ُم ْرَت َه ٌن بِ َع ِق ْي َقتِ ِه تُ ْذبَ ُح َع ْنه: ال ِ َن رسو َل
َ َاهلل ص م ق ِ
ْ ُ َ َّ َع ْن َس ُم َرَة َرض َي اهللُ َع ْنهُ أ
َي ْوَم َسابِ ِع ِه َويَ ْخلُ ُق َويُ َس َّمى
Artinya:
Dari Samurah RA, sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda, “Setiap anak
yang baru lahir tergadai (dan ditebus) dengan aqiqahnya, yaitu disembelih (aqiqah)
itu untuknya pada hari ketujuh, lalu dicukur dan diberi nama.
(HR. Ahmad, Imam Empat dan disahkan oleh at Turmudzi)
ِ َان م َكافِئَت
ِ ِ
ان َو َع ِن ُ َك َع ِن الْغُاَل ِم َشات َ ب أَ ْن َي ْن َس
َ ك َع ْنهُ َفلَْي ْن َس َّ َح
َ َوَم ْن ُول َد لَهُ َولَ ٌد َوأ
)ْجا ِريَِة َشاةٌ (رواه ابو داود َ ال
Artinya:
“Siapa yang dianugerahi seorang anak dan ingin menyembelih hewan untuknya,
maka sembelihlah untuk anak laki-laki dua ekor kambing yang setingkat dan untuk
anak perempuan seekor kambing.”
(HR. Abu Dawud)
Aqiqah hukumnya adalah sunah muakad bagi kedua orang tuanya. Tetapi apabila
aqiqah itu dinadzarkan (aqiqah nadzar) maka hukumnya wajib. Daging aqiqah nadzar
harus dibagikan seluruhnya dan yang beraqiqah tidak boleh makan dagingnya sama
sekali.
َحلِ ِق ْي ِ ٍ
ْ يَا فَاط َمةُ أ.ْح َس ِن بِ َشاة ِ
َ َع َّق َر ُس ْو ُل اهلل ص م َع ِن ال: ال َ َب ق ٍ َِع ْن َعلِ ِّي بْ ِن اَبِي طَال
ْ
)ض ِد ْرَه ٍام (رواه التر مذي ِ
َ ال َف َوَزَن ْتةُ د ْرَه ًما أ َْو َب ْع َّ ِص َّدقِ ْي بِ ِزنَِة َش ْع ِرِه ف
َ َضةً ق َ ََرأْ َسهُ َوت
Artinya:
Dari Ali bin Abi Thalib ia berkata, Rasulullah SAW telah mengaqiqahkan Hasan
dengan seekor kambing, maka Nabi bersabda, “Hai Fatimah, cukurlah rambutnya,
kemudian Ali berkata lagi, Fatimah kemudian menimbangnya satu dirham arau
setengah dirham.”
(HR. At Turmudzi)
Lembar Kerja
Langkah-langkah :
1. Membentuk kelompok, satu kelompok terdiri dari lima anggota kelompok dipilih secara acak
2. Dalam satu kelas disiapkan satu / dua ekor hewan ( ayam / itik / burung dara)
3. Guru / siswa (yang mampu) melakukan penyembelihan pada binatang yang ada.
4. Siswa – siswi yang lain melakukan pengamatan dengan seksama pada proses penyembelihan.
5. Siswa-siswi bersama kelompoknya mengisi lembar kerja yang tersedia berdasarkan hasil pengamatannya.
Kelompok :
Nama Anggota kelompok :
Kelas :
Jenis Ciri-ciri Hukum asal Orang yang Syarat orang Alat yang Langkah- Hukum setelah Alasan dari
binatang binatang binatang menyembelih yang digunakan langkah proses penentuan hukum
menyembelih penyembelihan penyembelihan penyembelihan
MTs. N. Malang I
Lembar Test
a. , ,
b. , ,
c. , ,
d. , ,
d. tidak boleh karena semua masuk dalam aqad qurban maka harus di tasyarufkan
17. Ibu Retno melahirkan tiga anak laki-laki dan satu anak perempuan,
ia hendak melaksanakan aqiqah yaitu menyembelih ... ekor kambing
a. tiga c. tujuh
b. lima d. sembilan
18. Pada saat pelaksanaan aqiqah kita juga disunnahkan .....
a. memberi nama dan menggunting rambut
b. memberi nama dan membeli perhiasan
c. memberi uang dan menggunting rambut
d. memberi nama dan membeli mainan
19. Sunnah yang dilakukan pada waktu aqiqah seorang anak adalah ...
a. Memandikan
b. mencukur rambut
c. memberi perhiasan
d. menggunting rambut
20. Berikut ini yang termasuk ketentuan hewan kurban adalah ....
a. hewan yang kurus
b. hewan yang sehat
c. hewan cacat tubuhnya
d. hewan sehat dan cukup umur.
II. Jawablah Pertanyaan Berikut Ini!
1. Sebutkan ketentuan–ketentuan penyembelihan!
5. Apa maksud hadits berikut? ُك ُّل غُالَ ٌم ُم ْرَت َه ٌن بِ َع ِق ْي َقتِ ِه