Anda di halaman 1dari 59

PELATIHAN PENYEMBELIHAN HEWAN

PEMUDA MUHAMMADYAH
GOLOK DEPOK
KOTA DEPOK

Kampung 99 Pepohonan, Ahad 27 Dzulqoidah 1438 H / 20 Agustus 2017


Pelatihan penyembelihan hewan
pd pemuda muhammadiyah + golok depok
‫الذكاة‬ an
( ‫لتذكية‬..‫) ا‬ l i h
be
e m
ny
Pe
Oleh : Ahmad Soleh Firdaus Habibi, S.Pd.I.
(Anggota Majlis Tarjih dan Tajdid PD Muhammadiyah Kota Depok)
‫ير‬
‫ِ ِ‬ ‫ز‬ ‫ن‬‫ْ‬ ‫خ‬
‫ِ‬ ‫ْ‬
‫ال‬ ‫م‬‫ُ‬ ‫ح‬‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫و‬‫َ‬ ‫م‬
‫ُ‬ ‫َّ‬
‫د‬ ‫ال‬ ‫و‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ة‬‫َ‬ ‫ت‬‫ي‬‫ْ‬ ‫م‬
‫َ‬ ‫ْ‬
‫ال‬ ‫م‬
‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ك‬ ‫ي‬‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ل‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ت‬‫ْ‬ ‫ح ُِّر َم‬
‫َو َما ُأ ِه َّل لِ َغ ْي ِر هَّللا ِ بِ ِه َو ْال ُم ْن َخنِقَةُ َو ْال َم ْوقُو َذةُ‬
‫َو ْال ُمتَ َر ِّديَةُ َوالنَّ ِطي َحةُ َو َما َأ َك َل ال َّسبُ ُع ِإاَّل َما َذ َّك ْيتُمْ‬
‫ب‬
‫ص ِ‬ ‫َو َما ُذبِ َح َعلَى ال ُّن ُ‬

‫‪ASFH‬‬
Definisi Penyembelihan:

Penyembelihan adalah :

“Suatu kaidah syar’i (dalam mematikan hewan)


untuk menjaga kesucian hewan agar hewan tersebut
halal untuk dimakan sekiranya ia hewan yang halal
dimakan.
Atau bagi tujuan memanfaatkan kulit dan bulunya
jika hewan tersebut tidak halal dimakan.”
ASFH

Shahih Fiqhus Sunnah, 2/357 – Maktabah at-Taufiqiyah


Penyembelihan menurut madzhab Syafi’i :

‫الشافعى وأصحابه وموافقوهم التحصل الذكاة إالبقطع الحلقوم والمرئ بكمالهما‬


‫ وقال بن المنذر‬.‫ويستحب قطع الودجين واليشترط وهذا أصح الروايتين عن أحمد‬
‫ على أنه اذا قطع الحلقوم والمرئ والودجين وأسال الدم حصلت الذكاة‬.‫أجمع العلماء‬
‫قال واختلفوا فى قطع بعض هذا‬

Imam asy-Syafi’i, para sahabatnya, dan orang-orang yang bersetuju


dengannya mengatakan, “Tidak sah suatu sembelihan melainkan setelah
terpotong pada halkum (salur pernafasan) dan mari’ (salur
makanan/esofagus) secara sempurna.
Dan disunnahkan memotong dua urat darahnya yang lain (yang terdapat di
sekitar leher), tetapi ini tidaklah termasuk syarat.
Dan ini juga adalah pendapat yang kuat dari Imam Ahmad berdasarkan dua
riwayat.
ASFH

an-Nawawi, Syarah Shahih Muslim, 13/124


Yang diputus saat penyembelihan :
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyembelihan :

1. Memotong hulqum (otot tempat keluar masuknya nafas).


2. Memotong mar’i (otot tempat masuknya makanan dan minuman). Mar’i
tempatnya dibawah hulqum. Adapun dalam memotong kedua otot tersebut harus
1 kali potongan. Adapun jika memotongnya lebih dari 1 kali pemotongan dan tidak
ada tanda-tanda hayatul mustaqiroh maka sembelihan tersebut hukumnya haram
dimakan.
3. memotong dua otot wadajain; yaitu dua otot yg berada di samping leher.

Untuk yang nomor 1 dan 2 hukumnya wajib, yang nomor 3 hukumnya adalah sunnah.

 Kerongkongan adalah saluran makanan. Dalam bahasa Arab disebut mariii'.


 Tenggorokan adalah saluran nafas. Dalam bahasa Arab disebut hulqum.

ASFH

Panduan Praktis Berqurban, Karya Dr Ahmad Zain An Najah


Yang diputus saat penyembelihan :

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyembelihan :

1. ‫( حلقوم‬hulqum) = otot tempat keluar masuknya nafas (throat/trakhea).


2. ‫( مرئ‬mar’i) = otot tempat masuknya makanan dan minuman
(eshopagus)
3. ‫( ودجان‬wadajaan) = sepasang saluran tempat lewatnya darah;
- vena : dari tubuh ke jantung
- arteri : dari jantung ke seluruh tubuh
Saluran pada arteri lebih kuat dari pada saluran
pada vena.

 Carotis comunis kanan dan kiri juga ikut putus


ASFH
Menurut Syekh Abdul Aziz bin Baz
penyembelihan yang sesuai syariat ada 3 keadaan :

• Terputusnya tenggorokan, kerongkongan, dan dua urat leher. Ini


adalah keadaan yang terbaik. Jika terputus empat hal ini maka
sembelihannya halal menurut semua ulama.

• Terputusnya tenggorokan, kerongkongan, dan salah satu urat


leher. Sembelihannya benar, halal, dan boleh dimakan, meskipun
keadaan ini derajatnya di bawah kondisi yang pertama.

• Terputusnya tenggorokan dan kerongkongan saja, tanpa dua urat


leher. Status sembelihannya sah dan halal, menurut sebagian
ulama, dan merupakan pendapat yang lebih kuat dalam masalah
ini.
ASFH

dinukil dari Salatul Idain karya Syekh Sa’id Al-Qohthoni


Menurut Madzhab Maliki
penyembelihan yang sesuai syariat itu adalah :

• Terputusnya tenggorokan, kerongkongan, dan


dua urat leher. Ini adalah keadaan yang terbaik.
Jika terputus empat hal ini maka sembelihannya
halal menurut semua ulama.

• Dari keempat saluran itu yang tidak harus putus


adalah saluran makanan (mar’i), sedangkan tiga
saluran yang harus terputus adalah saluran nafas
(hulqum) dan dua saluran darah (wadajain)
ASFH

dinukil dari Asy- Syahrul Kabir, Jilid 2 halaman 99


hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa  beliau berkata :
‫ َو ِه َى الَّتِى تُ ْذبَ ُح فَيُ ْقطَ ُع‬،‫ان‬
ِ َ‫ َع ْن َش ِريطَ ِة ال َّش ْيط‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫نَهَى َرسُو ُل هَّللا‬
َ ‫ك َحتَّى تَ ُم‬
‫وت‬ ُ ‫ال ِج ْل ُد َوالَ تُ ْف َرى اَأل ْو َدا ُج ثُ َّم تُ ْت َر‬.
ْ
“ Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
melarang untuk memakan hasil sayatan syetan, yaitu binatang
yang disembelih dengan cara memotong kulit, tetapi tidak
memotong urat-urat di tenggorakan, kemudian dibiarkan
sampai mati. “

( HR Abu Daud, Ibnu Hibban, al-Baihaqi, al-Hakim, di dalam


sanadnya ada Amru bin Abdullah bin al-Aswar al-Yamani,
berkata al-Mundziri : “ Para ulama banyak yang
mempemasalahkannya.” Berkata Syuaib al-Arnauth : Isnadnya
lemah. Imam al-Hakim menshahihkan isnadnya dan disetujui
oleh Imam adz-Dzahabi)
ASFH
Cara Penyembelihan
Nahr [‫]ن حر‬ Dzabh [‫]ذبح‬

Menyembelih hewan dengan


melukai bagian tempat Menyembelih hewan dengan
kalung melukai bagian leher paling
atas (ujung leher),
(pangkal leher),
Dengan posisi hewan dalam
Dengan posisi hewan dalam keadaan rebah.
keadaan berdiri. ASFH
ASFH
Nahr [‫حر‬..‫]ن‬
‫انا اعطينك الكوثر فصل لربك وانحر ان شانئك هو االبتر‬
1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
2. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah
3. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus

‫ت ُجنُوبُهَا فَ ُكلُوا‬
ْ َ‫اف فَِإ َذا َو َجب‬ َ ‫َو ْالبُ ْدنَ َج َع ْلنَاهَا لَ ُكم ِّمن َش َعاِئ ِر هللا لَ ُك ْم فِيهَا َخ ْي ٌر فَ ْاذ ُكرُوا ا ْس َم هللا َعلَ ْيهَا‬
َّ ‫ص َو‬
Telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu bagian dari syiar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak
padanya, maka sebutlah nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat).
Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah…
(QS. Al Haj: 36)
 
Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma menjelaskan ayat di atas, (untanya) berdiri dengan tiga kaki, sedangkan satu
kaki kiri depan diikat.

Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhuma, beliau mengatakan, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
para sahabat menyembelih unta dengan posisi kaki kiri depan diikat dan berdiri dengan tiga kaki sisanya.
(HR. Abu daud dan disahihkan Al-Albani).
ASFH

Tafsir Ibn Katsir QS. Al-Hajj ayat 36


Dzabh [.‫]ذبح‬
ُ‫الذبْح َو ليُ ِح َّد َأ َح ُد ُك ْم َش ْف َرتَهُ فَ ْلي ُِرحْ َذبِي َحتَه‬
َّ ‫لَى ُكلِّ َش ْى ٍء فَِإ َذا قَتَ ْلتُ ْم فََأحْ ِسنُوا ْالقِ ْتلَةَ َوِإ َذا َذبَحْتُ ْم فََأحْ ِسنُوا‬.‫ َع‬.‫ب اِإل حْ َسا َن‬
َ َ‫ِإ َّن هَّللا َ َكت‬

“Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat ihsan dalam segala hal. Jika kalian membunuh
maka bunuhlah dengan ihsan, jika kalian menyembelih, sembelihlah dengan ihsan.
Hendaknya kalian mempertajam pisaunya dan menyenangkan sembelihannya.”
(HR. Muslim).

ِ َ‫ َأب‬.‫ل يَا‬.
‫ ۖ َستَ ِج ُدنِي ِإ ْن َشا َء‬.‫ ا ْف َعلْ َما تُْؤ َم ُر‬.‫ت‬ َ ‫ي ِإنِّي َأ َر ٰى فِي ْال َمنَ ِام َأنِّي َأ ْذبَ ُح‬
َ ‫ك فَا ْنظُرْ َما َذا تَ َر ٰى ۚ قَا‬ َّ َ‫فَلَ َّما بَلَ َغ َم َعهُ ال َّس ْع َي قَا َل يَا بُن‬
َ ‫ الصَّابِ ِر‬.‫هَّللا ُ ِم َن‬
‫ين‬
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata: “Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?” Ia menjawab: “Hai bapakku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapati aku
termasuk orang-orang yang sabar”.
[Ash- Shâffât : 102].
ASFH
‫المجلس االوروبي لالفتاء والبحو‪.‬س‬
‫‪:‬التذكية الشرعية تتم بإحدى الطرق التالية‬

‫‪ ‬الذبح‪ .،‬ويتحقق بقطع الحلقوم والمريء والودجين‪ .‬وهي الطريقة المفضلة شرعا ً‬
‫في تذكية الغنم والبقر‪ .‬والطيور ونحوها‪ ،‬وتجوز في غيرها‪.‬‬

‫‪ ‬النحر‪ ،.‬ويتحقق بالطعن في اللبة‪ ،‬وهي الوهدة (الحفر‪.‬ة) التي في أسفل العنق‪ .‬وهي‬
‫الطريقة المفضلة شرعا ً في تذكية اإلبل وأمثالها‪ ،‬وتجوز في البقر‪.‬‬

‫‪ ‬العقر‪ ،‬ويتحقق بجرح الحيوان غير المقدور عليه في أي جزء من بدنه‪ ،‬سواء‬
‫الوحشي المباح صيده‪ .،‬والمتوحش من الحيوانات المستأنسة‪ .‬فإن أدر‪.‬كه الصائد‬
‫حيا ً وجب‪ .‬عليه ذبحه أو نحره‪.‬‬
‫‪ASFH‬‬
QURBAN
(‫ربان‬..‫)ق‬

‫ق ِإ ْذ قَ َّربَا قُرْ بَانًا‬


ِّ ‫َوا ْت ُل َعلَ ْي ِه ْم نَبََأ ا ْبنَ ْى َءا َد َم بِ ْال َح‬
‫فَتُقُبِّ َل ِم ْن َأ َح ِد ِه َما َولَ ْم يُتَقَبَّلْ ِم َن اَْأل َخ ِر‬
َ ِ‫قَا َل َأل ْقتُلَنَّ َك قَا َل ِإنَّ َما يَتَقَبَّ ُل هللاُ ِم َن ْال ُمتَّق‬
‫ين‬
“Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Qabil dan Habil)
dengan sebenarnya. Ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka
diterima dari salah satunya dan tidak diterima dari yang lainnya. Maka
berkata yang tidak diterima kurbannya, ‘Sungguh aku akan membunuhmu.’
Dan berkata yang diteirma kurbannya, ‘Sesungguhnya Allah hanya menerima
kurban dari orang-orang bertakwa.’
(Al-Maidah : 27)
ASFH
QURBAN
(‫ربان‬..‫)ق‬

ٍ ‫ين قَالُوا ِإ َّن هَّللا َ َع ِه َد ِإلَ ْينَا َأاَّل نُْؤ ِم َن لِ َرس‬


‫ُول‬ َ ‫الَّ ِذ‬
‫ان تَْأ ُكلُهُ النَّا ُر‬
ٍ َ ‫ب‬ ْ‫ر‬ ُ ‫ق‬ِ ‫ب‬ ‫ا‬َ ‫ن‬َ ‫ي‬ِ ‫ت‬‫ْأ‬َ‫ۗ َحتَّ ٰى ي‬

Orang-orang Yahudi mengatakan: “Sesungguhnya


Allah telah memerintahkan kami agar kami tidak
beriman kepada Rosul, sebelum dia mendatangkan
kepada kami qurban yang dimakan api....
(QS. Ali Imron : 183)
ASFH
QURBAN SECARA ISTILAH

“Usaha pendekatan diri dari seorang hamba


kepada Penciptanya dengan cara menjalankan
apa yang diperintah dan menjauhi apa yang
dilarang”

Mencakup seluruh amal dan ibadah

‫ﺍﻟﻤﻨﺠﺪ‬
al-udhiyah
(‫ألضحية‬..‫)ا‬

Qurban dalam Bahasa Arab adalah


(‫ألضحية‬..‫ = ا‬al-udhiyah)
diambil dari kata‫ َأضْ َحى‬.
Makna‫ َأضْ َحى‬adalah : permulaan siang setelah
terbitnya matahari.

Karena itulah sholat dhuha adalah sholat di saat


terbitnya matahari hingga sinar matahari menjadi
putih cemerlang.
ASFH
Qurban > Udhiyah
Qurban Udhiyah

Persembahan bisa berupa


hewan peliharaan, juga bisa Persembahan hanya dalam
dengan harta yang lain. bentuk penyembelihan
Bahkan segala bentuk ibadah hewan ternak
adalah qurban
Pada tataran praktis
Qurban = Udhiyah

Penyembelihan binatang ternak berupa unta,


sapi dan kambing untuk mendekatkan diri
kepada Allah yang disembelih pada hari raya
Idul Adha dan Hari Tasyrik. Hari Tasyrik adalah
hari ke 11, 12, dan 13 Dzulhijah.
ASFH
Qurban = Udhiyah

Dilakukan dengan cara


Dzabh atau Nahr
ASFH .
At-Tadzkiyah adalah segala macam
penyembelihan sesuai syariat
• Udhhiyah :
Penyembelihan binatang ternak berupa unta, sapi dan
kambing untuk mendekatkan diri kepada Allah yang disembelih
pada hari raya Idul Adha dan Hari Tasyrik. Hari Tasyrik adalah
hari ke 11, 12, dan 13 Dzulhijah.
• Al-Hadyu :
Hewan ternak yang disembelih di tanah haram pada hari nahr
(‘Idul Adha) bagi yang menjalankan haji tamattu’ atau haji qiron
• Aqiqoh :
Hewan ternak yang disembelih sebagai bentuk syukur kepada
ALLAH atas nikmat kelahiran anak.
• Penyembelihan lain untuk kebutuhan konsumsi
Qurban mencakup seluruh ibadah+muamalah

QURBAN
TADZKIYAH
DZABH NAHR

UDHIYAH

AL-HADYU

AQIQOH

KONSUMSI
Penyembelih
1. Berakal, baik laki-laki maupun perempuan, sudah baligh atau belum baligh asalkan sudah tamyiz. Sehingga
dari sini, tidak sah penyembelihan yang dilakukan oleh orang gila dan anak kecil yang belum tamyiz. Begitu
pula orang yang mabuk, sembelihannya juga tidak sah.
2. Yang menyembelih adalah seorang muslim atau ahli kitab (Yahudi atau Nashrani). Oleh karena itu, tidak
halal hasil sembelihan dari seorang penyembah berhala dan orang Majusi sebagaimana hal ini telah
disepakati oleh para ulama. Karena selain muslim dan ahli kitab tidak murni mengucapkan nama Allah
ketika menyembelih.

Sedangkan ahlul kitab masih dihalalkan sembelihan mereka karena Allah Ta’ala berfirman,
َ ‫ين ُأوتُوا ْال ِكت‬
‫َاب ِح ٌّل لَ ُك ْم‬ َ ‫ط َعا ُم الَّ ِذ‬
َ ‫َو‬
“Makanan (sembelihan) ahlul kitab (Yahudi dan Nashrani) itu halal bagimu, dan makanan kamu halal pula bagi
mereka.” (QS. Al Ma-idah: 5). Makna makanan ahlul kitab di sini adalah sembelihan mereka, sebagaimana
dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas, Abu Umamah, Mujahid, Sa’id bin Jubair, ‘Ikrimah, ‘Atho’, Al Hasan Al Bashri,
Makhul, Ibrahim An Nakho’i, As Sudi, dan Maqotil bin Hayyan.
Sembelihan ahul kitab bisa halal selama diketahui kalau mereka tidak menyebut nama selain Allah. Jika
diketahui mereka menyebut nama selain Allah ketika menyembelih, semisal mereka menyembelih atas nama
Isa Al Masih, ‘Udzair atau berhala, maka pada saat ini sembelihan mereka menjadi tidak halal berdasarkan
firman Allah Ta’ala,
‫ير َو َما ُأ ِه َّل لِ َغي ِْر‬ ِ ‫ت َعلَ ْي ُك ُم ْال َم ْيتَةُ َوال َّد ُم َولَحْ ُم ْال ِخ ْن ِز‬
ْ ‫حُرِّ َم‬
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama
selain Allah.”
(QS. Al Ma-idah: 3)
ASFH
PENYEMBELIH
MENURUT KITAB BIDAYATUL MUJTAHID

1. Islam
2. Laki-laki
3. Baligh
4. Berakal Sehat
5. Tidak menyia-nyiakan sholat
‫‪:‬قال الشفعي رحم هللا‬

‫احب الذكاة بالحديد وان يكون ما ذكي به من الحديد موحيا اخف‬


‫علي المذكي‪ ,‬واحب ان يكون المذكى بالغا مسلما فقيها‬

‫ومن ذكى من امراة اوصبي من المسلمين جازت ذكاته‪ ,‬وكذالك‬


‫من ذكى من صبيان اهل الكتاب ونسائهم‬
‫‪ASFH‬‬

‫‪Al-Umm, Al-Imam Muhammad bin Idris asy-Syafi’i, Al-Juz’u ats-Tsalits, Hal. 287, Daarul-Hadits, Kairo 2008‬‬
Alat Penyembelihan
‫الظفُ ُر‬ َ ِ‫الظفُ َر َو َسُأ َح ِّدثُ ُك ْم َع ْن َذل‬
ْ ‫ك َأ َّما الس ُِّّن فَ َع‬
ُّ ‫ظ ٌم َوَأ َّما‬ ُّ ‫ْس الس َِّّن َو‬
َ ‫َما َأ ْنهَ َر ال َّد َم َو ُذ ِك َر ا ْس ُم هَّللا ِ َعلَ ْي ِه فَ ُكلُوهُ لَي‬
‫فَ ُم َدى ْال َحبَ َش ِة‬
 
“Setiap apa yang ditumpahkan darahnya dengan disebut nama Allah maka
makanlah kecuali yang ditumpahkan darahnya dengan gigi dan kuku, dan
akan kusampaikan tentang itu. Adapun gigi, ia termasuk tulang. Adapun
kuku, ia adalah pisaunya orang-orang Habasyah.”
(H.R. Bukhari)
 
‫ت َش ْف َرتك قبل أن تُضْ ِج َعها‬ َ ‫ت هَالَّ َح َد ْد‬ٍ ‫أتريد أن تُ ِميتَها موتا‬
 
“Apakah kamu akan membunuhnya dua kali? Tajamkanlah pisau terlebih
dahulu sebelum kamu membaringkannya.”
(H.R. Hakim)
ASFH
‫ار‬
ِ َ ‫ف‬ ِّ
‫ش‬ ‫ال‬ ‫د‬ِّ ‫ح‬
َ ِ ‫ب‬ ‫م‬
َ َّ ‫ل‬ ‫س‬
َ ‫و‬َ ‫ه‬
ِ ْ
‫ي‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬
َ ُ ‫هَّللا‬ ‫ى‬َّ ‫ل‬‫ص‬َ ِ ‫هَّللا‬ ‫ل‬
ُ ‫ُو‬
‫س‬ ‫ر‬
َ ‫ر‬
َ ‫م‬
َ ‫َأ‬،
‫َوَأ ْن تُ َوا َرى َع ِن ْالبَهَاِئ ِم‬
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
memerintahkan untuk mengasah pisau, tanpa
memperlihatkannya kepada hewan.”
(HR. Ahmad, Ibnu Majah )

ُ‫ َو لي ُِح َّد َأ َح ُد ُك ْم َش ْف َرتَهُ فَ ْلي ُِرحْ َذبِي َحتَه‬.....


“.....Hendaknya kalian mempertajam pisaunya dan
menyenangkan sembelihannya.”
(HR. Muslim).
ASFH
ALAT PENYEMBELIHAN
Proses
PENYEMBELIHAN
(qurban)
‫‪1. Niat‬‬
‫ض َي هللاُ َع ْنهُ قَا َل ‪َ :‬س ِمع ُ‬
‫ْت َرس ُْو َل هللاِ‬ ‫ص ُع َم َر ب ِْن ْال َخطَّا ِ‬
‫ب َر ِ‬ ‫َع ْن َأ ِمي ِْر ْال ُمْؤ ِم ِني َْن َأبِ ْي َح ْف ٍ‬
‫صلى هللا عليه وسلم يَقُ ْو ُل ‪:‬‬

‫ت َوِإنَّ َما لِ ُك ِّل ا ْم ِرٍئ َما نَ َوى‬ ‫ِإنَّ َما اَْأل ْع َما ُل ِبالنِّيَّا ِ‬
‫ت ِهجْ َرتُهُ ِإلَى هللاِ َو َرس ُْولِ ِه فَ ِهجْ َرتُهُ ِإلَى ِ‬
‫هللا َو َرس ُْولِ ِه‬ ‫فَ َم ْن َكانَ ْ‬
‫ص ْيبُهَا َأ ْو ا ْم َرَأ ٍة يَ ْن ِك ُحهَا‬ ‫ت ِهجْ َرتُهُ لِ ُد ْنيَا يُ ِ‬ ‫َو َم ْن َكانَ ْ‬
‫فَ ِهجْ َرتُهُ ِإلَى َما هَا َج َر ِإلَ ْي ِه ‪.‬‬

‫[رواه إماما المحدثين أبو عبد هللا محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة‬
‫البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما‬
‫اللذين هما أصح الكتب المصنفة]‬
Definisi Niat

• Secara bahasa niat berarti maksud dan tujuan. Kata niat juga diartikan sebagai
‘azm (kemauan keras).
Penulis kitab Mishbahul Munir mengatakan: “Kata niat diartikan secara umum
dengan kemauan hati untuk melakukan suatu perkara”.

• Secara syar’i niat berarti: keinginan kepada sesuatu dan kemauan keras untuk
melakukan sesuatu.
(sebagaimana definisi yang diberikan Nawawi rahimahullah)
Sebagian ulama menyamakan antara niat dengan ikhlas yaitu mengikhlaskan
agama hanya kepada Allah Ta’ala. Karena maksud utama dari niat itu sendiri
adalah ibadah kepada Allah.
ASFH

Qawaid Wa Fawaid Min Al Arbain An Nawawiyyah, Hal. 29-30


• Niat secara istilah adalah keinginan seseorang untuk mengerjakan sesuatu,
tempatnya di hati bukan di lisan. Oleh karena itu, tidak diwajibkan melafazkan
niat, seperti ketika hendak shalat, hendak wudhu, hendak mandi, dsb.
• Menurut para fuqaha’ (ahli fiqh), niat memiliki dua makna:
1. Tamyiiz (pembeda), hal ini ada dua macam:
– Pembeda antara ibadah yang satu dengan yang lainnya. Misalnya
antara shalat fardhu dengan shalat sunat, shalat Zhuhur dengan
shalat Ashar, puasa wajib dengan puasa sunnah, dst.
– Pembeda antara kebiasaan dengan ibadah. Misalnya mandi karena
hendak mendinginkan badan dengan mandi karena janabat,
menahan diri dari makan untuk kesembuhan dengan menahan diri
karena puasa.
2. Qasd :meniatkan suatu amal “karena apa?” atau
“karena siapa?”
Maksudnya apakah suatu amal ditujukan karena mengharap wajah
Allah Ta’ala saja (ikhlas) atau karena lainnya? Atau apakah ia
mengerjakannya karena Allah dan sekaligus karena lainnya juga atau
tidak?
ASFH
2. Mengikat atau menempatkan
hewan (Qurban) yang akan
disembelih di tempat tertentu
Sebagian ulama menganjurkan agar hewan qurban diikat dulu di suatu
tempat beberapa hari sebelum disembelih, karena itu menunjukkan
persiapan dan kesungguhan bahwa dia benar-benar ingin menyembelih
hewan qurban untuk mendekatkan diri kepada Allah.  Hal ini termasuk
dalam katagori mengagungkan syiar Islam, sebagaimana firman Allah :

ِ ‫ ْن تَ ْق َوى ْالقُلُو‬.‫ا ِم‬.َ‫اِئ َر هَّللا ِ فَِإنَّه‬.‫ك َو َم ْن يُ َعظِّ ْم َش َع‬


‫ب‬ َ ِ‫َذل‬
“Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-
syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.”
 ( Qs. al-Hajj : 32 )
ASFH
3. Memperlakukan hewan dengan baik

‫ان َعلَى ُكلِّ َش ْى ٍء فَِإ َذا قَتَ ْلتُ ْم فََأحْ ِسنُوا ْالقِ ْتلَةَ َوِإ َذا َذبَحْ تُ ْم‬ َ َ‫ِإ َّن هَّللا َ َكت‬
َ ‫ب اِإل حْ َس‬
ُ‫الذبْح َو لي ُِح َّد َأ َح ُد ُك ْم َش ْف َرتَهُ فَ ْلي ُِرحْ َذبِي َحتَه‬
َّ ‫فََأحْ ِسنُوا‬

“Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat ihsan dalam


segala hal. Jika kalian membunuh maka bunuhlah
dengan ihsan, jika kalian menyembelih, sembelihlah
dengan ihsan. Hendaknya kalian mempertajam
pisaunya dan menyenangkan sembelihannya.”
(HR. Muslim).
ASFH
4. Penyembelihan dilakukan disiang hari

Ibnu Abbas berkata :


‫ نهى عن الذبح ليال‬-‫ص‬- ‫ان النبي‬

Sesungguhnya Nabi saw melarang penyembelihan


dimalam hari.
(HR. Thabrani)
Menurut Ibnu Hajar al-Asqolani di dalam at-Talkhis al-Akbar : Hadits ini dhoif, karena dalam sanadnya
terdapat perawi bernama Sulaiman bin Salamah (perwai matruk).
Mayoritas ulama menganggap penyembelihan di malam hari statusnya sah, akan tetapi hukumnya makruh.
5. Menggiring hewan ke tempat
penyembelihan dengan baik.
‫حمد بن سيرين‬.‫فقد روى عبد الرزاق بسنده عن م‬
‫ا‬.‫ برجلها ليذبحه‬.‫ر بن الخطاب – رضي هللا عنه – رجالً يسحب شاة‬.‫قال رأى عم‬
ً‫ ويلك ! قدها إلى الموت قوداً جميال‬: ‫فقال له‬

Diriwayatkan oleh Abdurozaq dari Ibnu Sirin yang berkata Umar


radhiyallahu ‘anhumelihat seseorang menyeret kambing dengan
menarik kakinya dengan tujuan untuk disembelih, maka Umar berkata
kepadanya :
Celaka kamu,  giring hewan ini menuju kematian dengan cara yang baik.

( AR. Abdurozaq di dalam al-Mushannaf 4/ 493, al-Baihaqi di dalam as-Sunan al-Kubra (9/281 ))
6. Orang yang berqurban Hendaknya
menyembelih dengan tangannya sendiri

hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwasannya beliau berkata :


َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِب َك ْب َشي ِْن َأ ْملَ َح ْي ِن َأ ْق َرنَي ِْن َذبَ َحهُ َما ِبيَ ِد ِه َو َس َّمى َو َكبَّ َر َو َو‬
ِ ‫ض َع ِرجْ لَهُ َعلَى‬
 ‫صفَا ِح ِه َما‬ َ ‫ضحَّى النَّ ِب ُّي‬
َ
“ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkurban dengan dua domba yang berwarna putih
yang ada hitamnya, dan bertanduk, beliau menyembelihnya dengan tangannya,
menyebut nama Allah dan bertakbir, dan meletakkan kakinya di atas kening kambing. “
( HR. al-Bukhari (5558) dan Muslim (1966 ))

Diriwayatkan juga dari hadits Jabir bin ‘Abdullah radhiyallahu ‘anhu bahwa
Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyembelih 63 unta dengan tangannya
sendiri, kemudian sisanya diserahkan kepada Ali bin Abu Thalib untuk disembelihnya.
Disebutkan oleh Imam al-Bukhari di dalam Shahih-nya  bahwa Abu Musa al-Asy’ari
radhiyallahu ‘anhu memerintahkan anak-anak perempuannya untuk menyembelih
hewan qurban dengan tangan mereka sendiri.
( Ibnu Hajar di dalam Fathu al-Bari( 12/114-115 ) mengatakan bahwa al-Hakim di
dalam al- Mustadrak meriwayatkan yang serupa dengan sanad yang bersambung )
ASFH
7. Jika dia tidak mampu menyembelih
sendiri, dianjurkan menyaksikan
hadist Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Fatimah :
‫قومي إلى أضحيتك فاشهديها فانه بأول قطرة من دمها‬
‫يغفر لك ما سلف من ذنبك‬
“Wahai Aisyah berdirilah dan saksikan hewan qurbanmu,
sesungguhnya dengan darah pertama yang jatuh dari hewan
qurban tadi, maka akan diampuni dosamu yang telah berlalu “
( HR. al-Hakim)

Syaikh al-Bani di dalam kitab Dhoif at-Targhib wa at-Tarhib dan silsilah al-Hadits adh-Dho’ifah menyatakan hadis ini Dho’if)
ASFH
8. Tidak mengasah pisau di hadapan
hewan qurban
hadist Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma
bahwasanya beliau berkata :
َ ِ ‫َأ َم َر َرسُو ُل هَّللا‬،
ِ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم بِ َح ِّد ال ِّشف‬
      ‫ار‬
‫َوَأ ْن تُ َوا َرى َع ِن ْالبَهَاِئ ِم‬
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
memerintahkan untuk mengasah pisau, dan untuk
tidak memperlihatkan pisau tersebut kepada
hewan.”
(HR. Ahmad ( 5830), Ibnu Majah (3172 )
ASFH
Dari Ibnu ’Abbas radhiyallaahu ’anhuma,
ia berkata:
”Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengamati
seseorang yang meletakkan kakinya di atas pipi (sisi)
kambing dalam keadaan ia mengasah pisaunya,
sedangkan kambing itu memandang kepadanya. Lantas
Nabi berkata:

‫ك قَ ْب َل َأ ْن تَضْ َج َعهَا‬ َ ‫َأتُ ِر ْي ُد َأ ْن تَ ِم ْيتَهَا َم ْوتَات هَالَ َح َد ْد‬


َ َ‫ت َش ْف َرت‬
Apakah sebelum ini kamu hendak mematikannya“
dengan beberapa kali kematian?! Hendaklah pisaumu
”.sudah diasah sebelum engkau membaringkannya
)HR. Hakim(
9. Membaringkan hewan dirusuk
sebelah kiri
Berkata Syekh Zakariya al-Anshari di dalam Asna
al-Mathalib fi Syarhi Raudhi ath-Thalib (  1/541 ) :

‫ح في َأ ْخ ِذ ال ِّس ِّكي ِن بِ ْاليَ ِمي ِن‬ ِ ِ ‫ب‬ ‫ا‬ َّ


‫ذ‬ ‫ال‬ ‫على‬ ‫ل‬
ُ َ ‫ه‬ ْ
‫س‬ ‫َأ‬ ُ ‫ه‬َّ ‫ن‬‫َأِل‬ ‫ر‬
ِ ‫س‬
َ ْ
‫ي‬ ‫َأْل‬ ‫على َج ْنبِهَا ا‬
‫ار‬ ‫س‬
َ َ ‫ي‬‫ال‬ ْ ِ ‫ب‬ ‫ا‬َ ‫ه‬ ‫س‬
ِ ‫ْأ‬ ‫اك َر‬ِ ‫َوِإ ْم َس‬
ِ
“Hendaknya hewan qurban dibaringkan di atas lambung kiri,
karena hal itu lebih mudah bagi penyembelih untuk memegang
pisau dengan tangan kanan, dan memegang  kepala hewan
dengan tangan kiri “
10. Menghadapkan hewan ke arah kiblat

Dari Nafi’,
.‫ان يَ ْك َرهُ َأ ْن يَْأ ُك َل َذبِ ْي َحةَ َذب ِْح ِه لِ َغي ِْر القِ ْبلَ ِة‬
َ ‫ اِب َْن ُع َم َر َك‬.‫َأ َّن‬
“Sesungguhnya Ibnu Umar tidak suka memakan daging hewan yang disembelih
dengan tidak menghadap kiblat.”
(HR. ‘Abdur Razaq)

Dari Jabir bin Abdillah ra. Berkata:


‫ ذبيحته الى القبلة‬-‫ص‬- ‫وجه النبي‬
Nabi saw menghadapkan hewan sembelihannya ke arah kiblat.
(HR. Ibnu Majah)

Syaikh Abu Malik menjelaskan bahwa menghadapkan hewan ke arah kiblat


bukanlah syarat dalam penyembelihan. Jika memang hal ini adalah syarat, tentu
Allah akan menjelaskannya. Namun hal ini hanyalah mustahab (dianjurkan)
11. Menginjakkan kaki di leher hewan

dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, beliau


mengatakan,
‫ضحى رسول هللا صلّى هللا عليه وسلّم بكبشين أملحين‬،
‫فرأيته واضعا ً قدمه على صفاحهما يسمي ويكبر‬
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkurban
dengan dua ekor domba. Aku lihat beliau meletakkan
meletakkan kaki beliau di leher hewan tersebut,
kemudian membaca basmalah ….
(HR. Bukhari dan Muslim).
ASFH
12. Mengucapkan tasmiyah (basmalah)
dan takbir
          ‫ق‬ ٌ ‫س ُم هللا َعلَ ْي ِه َوِإنَّهُ لَفِ ْس‬ ْ ‫وا ِم َّما لَ ْم يُ ْذ َك ِر ا‬ ْ ُ‫ َو الَ تَْأ ُكل‬..
” Janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika
menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu
kefasikan.”  (QS. Al-An’am: 121).
Ini dikuatkan dengan hadist Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwasanya beliau
berkata :
ِ ‫ض َع ِرجْ لَهُ َعلَى‬
ِ َ ‫صف‬
    ‫اح ِه َما‬ َ ‫س َّمى َو َكبَّ َر َو َو‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِب َك ْب َش ْي ِن َأ ْملَ َح ْي ِن َأ ْق َرنَي ِْن َذبَ َحهُ َما ِبيَ ِد ِه َو‬
َ ‫ضحَّى النَّ ِب ُّي‬
َ
“ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkurban dengan dua domba yang berwarna putih
yang ada hitamnya, dan bertanduk, beliau menyembelihnya dengan tangannya,
menyebut nama Allah dan bertakbir, dan meletakkan kakinya di atas leher kambing. “
( HR. al-Bukhari (5558) dan Muslim (1966 ))
Ini dikuatkan juga dengan hadist Aisyah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
sebelum menyembelih hewan qurban beliau berdo’a :
‫آل ُم َح َّم ٍد َو ِم ْن ُأ َّم ِة ُم َح َّم ٍد‬
ِ ‫ِبس ِْم هَّللا ِ اللَّهُ َّم تَقَبَّلْ ِم ْن ُم َح َّم ٍد َو‬
“ Dengan nama Allah, Ya Allah terimalah qurban ini dari Muhammad dan keluarga
Muhammad, dan  dari umat Muhammad” ( HR. Muslim (1967))
Membaca takbir (Allahu akbar) setelah membaca basmalah ini
berdasarkan firman Allah :

‫ك َس َّخ َرهَا لَ ُك ْم لِتُ َكبِّ ُروا هَّللا َ َعلَى َما هَ َدا ُك ْم‬
َ ِ‫َك َذل‬
َ ِ‫َوبَ ِّش ِر ْال ُمحْ ِسن‬
‫ين‬

“Demikianlah Kami menundukkannya (binatang qurban) tersebut


untuk kalian, agar kalian bertakbir ( mengagungkan nama Allah ) atas
hidayah yang diberikan kepada kalian,dan berikan kabar gembira
kepada
orang-orang yang berbuat baik. “
( Qs. al-Hajj : 37 )

Contoh:
1. ‫ اللهم تقبل مني‬,‫ وهللا اكبر‬,‫بسم هللا‬
2. ‫ اللهم تقبل من‬,‫ وهللا اكبر‬,‫ بسم هللا‬.....
Bila tidak tahu
hewan yang telah disembelih
disebutkan nama ALLAH atau tidak

‘Aisyah ra bertanya:
 
‫ُحْ َما ٍن‬.‫يث َع ْه ُدهُ ْم ِب ِشرْ ٍك يَْأتُونَا ِبل‬
ٌ ‫يَا َرسُو َل هَّللا ِ ِإ َّن هَا هُنَا َأ ْق َوا ًما َح ِد‬
‫ال ْاذ ُكرُوا َأ ْنتُ ْم ا ْس َم هَّللا ِ َو ُكلُوا‬
َ َ‫ُون ا ْس َم هَّللا ِ َعلَ ْيهَا َأ ْم اَل ق‬
َ ‫اَل نَ ْد ِري يَ ْذ ُكر‬
 
“Wahai Rasulullah, di sini ada beberapa kaum yang baru saja
meninggalkan kesyirikan (baru masuk Islam), mereka biasa
membawakan daging untuk kami yang kami tidak tahu sama ada
mereka menyembelihnya dengan menyebut nama Allah atau pun
tidak?” Nabi menjawab, “Kamu sebutlah nama Allah, dan makanlah.”
(Hadis Riwayat al-Bukhari, 22/400, no. 6849)
13. Tidak menyayat atau melukai hewan yang
telah disembelih sebelum hewan mati

‫ فَهُ َو َم ْيت‬،ٌ‫َما قُ ِط َع ِم َن ْالبَ ِهي َم ِة َو ِه َي َحيَّة‬


 
“Apa-apa bahagian yang dipotong dari haiwan yang masih hidup,
maka potongan tersebut adalah bangkai.” (H.R. Ahmad)
 
Ibnu Katsir menyatakan dalam Tafsirnya, “Janganlah kamu
mengambil daging unta setelah disembelih melainkan setelah benar-
benar mati dan tidak bergerak lagi. Disebutkan dalam hadis marfu’: 
‫النفوس أن تَ ْزهَق‬
َ ‫عجلُوا‬
ِ ُ‫وال ت‬
“Jangan dipaksa-paksa ruh hewan sembelihan agar segera keluar.”
(Tafsir Ibnu Katsir, 5/428)
Sikap hati-hati sesaat setelah
penyembelihan:

Untuk kehati-hatian sebelum hewan dipastikan mati


sebaiknya jangan dilakukan hal-hal berikut:

 Menyiram /merendam tubuh hewan terutama pada


luka sembelihan
 Menyeret, memindahkan dan menggantung hewan
 Menguliti, menyayat, memisahkan kaki serta kepala
،ِ‫س َم هللا‬ ْ َ‫ت َك ْلبَ َك ف‬
ْ ‫اذ ُك ِر ا‬ َ ‫س ْل‬َ ‫ اِ َذا اَ ْر‬:‫س ْو ُل هللاِ ص‬ ُ ‫ قَا َل لِي َر‬:‫ي ْب ِن َحاتِ ٍم قَا َل‬ ّ ‫َعنْ َع ِد‬
.ُ‫ َو اِنْ اَد َْر ْكتَهُ قَ ْد قَتَ َل َولَ ْم يَْأ ُك ْل ِم ْنهُ فَ ُك ْله‬،ُ‫اذبَ ْحه‬ ْ َ‫سكَ َعلَ ْي َك فَا َ ْد َر ْكتَهُ َحيًّا ف‬َ ‫فَاِنْ اَ ْم‬
‫ َو‬.ُ‫ي اَيُّ ُه َما قَتَلَه‬ ْ ‫ فَاِنَّكَ الَ تَ ْد ِر‬،‫ْت َم َع َك ْلبِكَ َك ْلبًا َغ ْي َرهُ َوقَ ْد قَتَ َل فَالَ تَْأ ُك ْل‬ َ ‫َو اِنْ َو َجد‬
‫س ْه ِم َك‬ َ ‫اب َع ْن َك يَ ْو ًما فَلَ ْم تَ ِج ْد فِ ْي ِه اِالَّ اَثَ َر‬
َ ‫ فَاِنْ َغ‬،ِ‫س َم هللا‬ ْ ‫اذ ُك ِر ا‬ ْ َ‫س ْه َم َك ف‬ َ ‫ت‬ َ ‫اِنْ َر َم ْي‬
‫ مسلم‬،‫ َو اِنْ َو َج ْدتَهُ َغ ِر ْيقًا فِي ا ْل َما ِء فَالَ تَْأ ُك ْل‬،‫ْئت‬ َ ‫ش‬ ِ ْ‫فَ ُك ْل اِن‬
Dari 'Adiy bin Hatim, ia berkata, "Rasulullah SAW pernah bersabda kepadaku,
"Apabila kamu melepaskan anjing buruanmu maka sebutlah nama Allah, maka jika
anjing itu menangkap buruan untukmu dan masih hidup maka sembelihlah. Dan jika
mendapatkan buruan dalam keadaan telah mati dan ia tidak memakannya, maka
makanlah. Namun jika kamu mendapati bersama anjingmu itu anjing yang lain,
sedangkan hewan buruan itu telah mati, maka janganlah kamu memakannya, karena
kamu tidak tahu anjing yang mana yang membunuhnya. Dan jika kamu melepas
anak panahmu, maka sebutlah nama Allah. Dan jika binatang buruan itu
menghilang, lalu pada suatu hari kamu menemukannya, dan kamu tidak
mendapatkan bekas tusukan kecuali anak panahmu, maka makanlah jika kamu mau.
Tetapi jika kamu mendapati binatang buruan itu mati tenggelam di air, maka
janganlah kamu memakannya”.
[HR.Muslim juz 1, hal. 1531]
14. Membiarkan hewan kelojotan

Sebagian ulama menganjurkan agar membiarkan kaki kanan


bergerak, sehingga hewan lebih leluasa dan nyaman.
Berkata Imam an-Nawawi di dalamRaudhatu ath-Thalibin ( 3/207 )
‫وتترك رجلها اليمنى وتشد قوائمها الثالث‬
“Hendaknya kaki kanannya dibiarkan,
sedangkan tiga kaki yang lainnya diikat ( dipegang )”

Pada hadits yang diriwayatkan oleh Muslim


Frase kalimat ُ.‫ ْلي ُِرحْ َذبِي َحتَه‬...‫ َف‬bisa juga kita maknai;
Bebaskan/biarkan hewan menggelepar/kelojotan.
Biarkan kaki hewan meronta

‫َو ْالبُ ْد َن َج َع ْلنَاهَا لَ ُكم ِّمن َش َعاِئ ِر هللا لَ ُك ْم ِفيهَا َخ ْي ٌر‬


‫ت ُجنُوبُهَا فَ ُكلُوا‬ ْ َ‫اف فَِإ َذا َو َجب‬ َ ‫فَ ْاذ ُكرُوا ا ْس َم هللا َعلَ ْيهَا‬....
َّ ‫ص َو‬
Telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu bagian dari syiar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang
banyak padanya, maka sebutlah nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah
terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah…
(QS. Al Haj: 36)
 
Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma menjelaskan ayat di atas, (untanya) berdiri dengan tiga kaki, sedangkan
satu kaki kiri depan diikat.

Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhuma, beliau mengatakan, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
dan para sahabat menyembelih unta dengan posisi kaki kiri depan diikat dan berdiri dengan tiga kaki
sisanya.
(HR. Abu daud dan disahihkan Al-Albani).

Tafsir Ibnu Katsir


Ringkasan Syarat-syarat Umum
Penyembelihan
1. Hewan yang disembelih masih hidup ketika sembelihan dilaksanakan.
2. Matinya hewan adalah dengan cara normal (natural) hasil sembelihan.
3. Hewan tersebut bukan termasuk hewan buruan di tanah haram.
4. Orang yang menyembelih : berakal (tidak gila atau mabuk) sama saja
lelaki ataupun wanita, sama saja baligh atau pun belum, yang telah
tamyiz (bisa membedakan antara yang baik dengan yang buruk).
5. Menyebut nama Allah ketika menyembelih. Dan dimaafkan sekiranya
terlupa.
6. Penyembelih hendaklah dari kalangan Muslim atau Ahli Kitab.
7. Bukan dalam keadaan ihram. Mereka yang menyembelih dalam keadaan
sedang berihram, maka hasilnya adalah bangkai. adalah bagi sembelihan
hewan buruan. Adapun bagi hewan yang jinak, tidak mengapa
disembelih oleh orang-orang yang berihram.
8. Bukan disembelih untuk tujuan pemujaan, penyembahan, dan yang
padanya disebut selain dari nama Allah.
ASFH

Diantara Yang harus Diperhatikan


Dalam Proses Merebahkan Hewan
Dampak hewan stres
saat sebelum penyembelihan :

 Darah banyak tertinggal di dalam otak dan


otot
 Pembuluh darah menutup/tersumbat
 Darah yang tidak keluar sempurna
menyebabkan hewan tersadar dalam waktu
lama
 Darah yang tertahan di daging menyebabkan
daging cepat busuk
Dr. Drh. H. Trioso Purnawarman, Msi, dari IPB
ZONA PANDANG HEWAN
Teknik Merebahkan Sapi
Metode Rope Squeeze Metode Barley

Teknik Merebahkan Sapi


Al-’Aqr

Al-’Aqr adalah Istilah untuk cara yang digunakan


untuk memotong hewan liar yang tidak bisa
dikuasai (kecuali dengan cara yang sangat sulit),
baik hewan itu berupa burung atau lainnya.
Pemotongan cara ini dilakukan dengan cara
melukai hewan liar itu dengan benda tajam oleh
seorang muslim mumayyiz, atau dengan
(mengutus) hewan pemburu yang sudah terlatih
dengan niat dan membaca tasmiyah.

Anda mungkin juga menyukai