Anda di halaman 1dari 6

A.

TATA CARA PENYEMBELIHAN HEWAN

Menurut bahasa, menyembelih hewan artinya memotong urat nadi hewan dengan benda
yang tajam sehingga hewan tersebut mati. menurut istilah ajaran islam, menyembelih hewan
adalah memotong hewan dengan menyebut nama Allah SWT untuk memenuhi kebutuhan
hidup manusia.

1. Syarat- syarat menyembelih hewan

Ada beberapa syarat yang harus terpenuhi dalam menyembelih hewan, antara lain sebagai
berikut.

a. Hewan yang akan di sembelih harus hewan yang halal, baik jenisnya maupun
sifatnya. Halal jenisnya, seperti sapi, ayam, dan kambing. Halal sifatnya, berarti
bukan hasil mencuri, merampok, atau mengambil hak orang lain.
b. Orang yang akan menyembelih harus seorang muslim, dewasa, dan berakal sehat.
c. Niat menyembelih harus karena Allah.
d. Alat yang akan digunakan untuk menyembelih harus tajam. Alat yang tumpul tidak
boleh digunakan untuk menyembelih sebab akan membuat hewan menderita terlalu
lama.
e. Alat yang digunakan untuk menyembelih antara lain pisau, golok, pedang, dan
sejenisnya. Jika tidak ada boleh menggunakan alat lain yang sama tajamnya.

2. Tata cara menyembelih Hewan


Tata cara penyembelihan hewan adalah sebagai berikut.
a. Posisikan hewan yang akan disembelih
dengan posisi yang terlentang. Arah
mukan hewan menghadap kiblat dan
letakkan pisau tepat di lehernya dan
mengarah ke urat nadinya.
b. Pegangi hewan sekuat mungkin agar tidak
mengamuk ketika lehernya disembelih.
c. Tanamkan niat menyembelih karena Allah
SWT.
d. Bacalah basmallah dan doa menyembelih berikut.
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah, Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah,
tidak ada tuhan selain Allah, Dia-lah Yang Maha Besar.”
e. Potonglah leher hewan yang akan disembelih tepat di uraat nadinya dengan pisau
yang tajam.
f. Biarkan darah memancar dari hewan-hewan tersebut sampai habis dan hewan
tersebut benar-benar mati.
g. Uruslah binatang yang telah disembelih tersebut dengan cara menguliti serta
mengcincang daging dan tulangnya.

B. KETENTUAN AQIQAH DAN QURBAN

1. Akikah
a. Pengertian akikah
Akikah ialah menyembelih binatang ternak pada hari ketujuh dari kelahiran
anak. Penyembelihan hewan akikah itu harus disertai dengan pemberian nama
dan pencukuran rambut bayi yang baru lahir tersebut. Melakukan akikah
hukumnya sunah muakkadah.

b. Sejarah akikah
Rasulullah saw. pernah melakukan akikah untuk kedua cucu kembarnya,
yaitu Hasan dan Husain putra Fatimah binti Rasulullah saw. dan Ali bin Abi
Thalib. Perhatikan hadis berikut:
Artinya:
“Dari Ibnu Abbas r.a. Sesungguhnya Nabi Muhammad saw. berakikah untuk
Hasan dan Husain, masing-masing seekor kambing Qibas.” (H.R. Abu Dawud).

c. Waktu pelaksanaan akikah


Waktu untuk menyembelih hewan akikah ialah pada setiap padanya kelahiran
bayi muslim. Namun, waktu yang terbaik sesuai ajaran Islam dan sunah Nabi
Muhammad saw. adalah pada hari ketujuh, keempat belas, atau hari kedua puluh
satu dari kelahiran bayi.

d. Jenis binatang akikah


Jenis binatang yang diperbolehkan untuk akikah adalah kambing, baik jenis
kambing biasa, qibas (domba), atau biri-biri. Untuk seorang anak perempuan 1
ekor kambing dan untuk seoarng anak perempuan 1 ekor kambing saja.
Perhatikan sabda Rasulullah saw.:

‫ عن الغالم‬: ‫عن أم كرز قالت سمعت النبي صلى هللا عليه وسلم يق==ول‬
‫شاتان وعن الجارية شاة ال يضركم أذكرانا كن أم إناثا‬

Artinya:
“Dari Ummu Kurz ia berkata : Aku mendengar Nabi shallallaahu ’alaihi
wasallam bersabda : ”Untuk seorang anak laki-laki adalah dua ekor kambing
dan untuk anak perempuan adalah seekor kambing. Tidak mengapa bagi kalian
apakah ia kambing jantan atau betina”.

e. Pembagian daging akikah


Hendaknya daging akikah diberikan kepada fakir miskin setelah dimasak
lebih dulu. Orang yang berakikah dan keluarganya boleh memakan sebagian
kecil daginya, sebanyak satu kali makan.
2. Kurban
a. Pengertian kurban
Kurban adalah menyembelih binatang ternak pada hari raya Idul Adha dan
beberapa hari tasyrik, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 bulan Zulhijah.
Melaksanakan kurban hukumnya sunah muakkadah (sunah yang dikuatkan) bagi
setiap muslim yang memiliki kemampuan untuk melakukannya. Perhatikan
firman Allah Swt.:

Artinya:
Sungguh Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka
laksankanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan
mendekatkan diri kepada Allah). Sungguh orang-orang yang membecimu dialah
yang terputus (dari rahmat Allah).” (Q.S. Al-kautsar [108]: 1-3)

b. Sejarah kurban
Sejarah disyariatkan ibadah kurban adalah sebagaimana yang terdapat dalam
Al-Qur’an surah as-Saffat [37]: 100-111. Yang didalamnya diceritakan bahwa
pada suatu malam Nabi Ibrahim a.s bermimpi diperintahkan oleh Allah Swt.
untuk menyembelih anaknya.

c. Syarat-syarat hewan kurban


1. Unta yang sudah berumur 5 thn lebih dan berlaku untuk 7 orang pekurban
(kurbani).
2. Sapi yang sudah berumur 2 thn lebih dan berlaku untuk 7 orang pekurban
(kurbani).
3. Kerbau yang sudah berumur 2 thn lebih dan berlaku untuk 7 orang pekurban
(kurbani).
4. Domba yang sudah berumur 1 thn lebih atau sudah berganti giginya dan
berlaku untuk 1 orang pekurban (kurbani).
5. Kambing yang sudah berumur 2 thn lebih dan berlaku untuk 1 orang
pekurban (kurbani).

Hewan-hewan kurban tersebut harus memenuhi syarat-syarat syar’I sebagai


berikut.
1) Tidak boleh pincang salah satu kakinya.
2) Tidak boleh hilang sebagian telinganya.
3) Salah satu mata hewan kurban tidak boleh ada yang buta.
4) Tidak boleh sedang dalam kondisi sakit.
5) Tidak boleh terlalu kurus.
6) Ekor hewan kurban tidak boleh bunting atau putus.
7) Tidak sedang mengandung atau baru beranak.

d. Waktu pelaksanaan kurban


Melaksanakn ibadah kurban hanya boleh dilakukan pada tanggal 10 Zulhijah,
atau pada hari-hari tasyrik, yaitu antara tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah. Dimulai
sejak selesai shalat Iduladha sampai matahari terbenam pada tanggal 13
Zulhijjah tersebut.
e. Pembagian daging kurban
1) 1/3 daging kurban untuk pekurban dan keluarganya.
2) 1/3 lagi untuk fakir miskin dan hendaknya langsung diserahkan pada hari itu
juga.
3) 1/3 sisanya dapat disimpan dan dikeringkan untuk sewaktu-waktu diberikan
kepada orang-orang yang sangat membutuhkan.
Firman Allah Swt.:

Artinya:
“… maka makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk
dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.” (Q.S Al-Hajj [22]:28).”

Anda mungkin juga menyukai