Anda di halaman 1dari 7

PENGGERAK MULA HAYATI AGUSTINI

12117048

BAB 1 PENDAHULUAN
Salah satu jenis penggerak mula yang banyak dipakai adalah mesin kalor, yaitu mesin
yang mengubah energi termal menjadi energi mekanik. Mesin kalor dibagi menjadi dua
berdasarkan cara memperoleh energi termalnya, yakni sebagai berikut:

a) Mesin pembakaran luar; energi termal gas hasil pembakaran dipindahkan ke fluida
kerja mesin melalui beberapa dinding pemisah. Contohnya adalah mesin uap.
b) Mesin pembakaran dalam atau motor bakar; proses pembakaran berlangsung di dalam
motor bakar itu sendiri sehingga gas pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi
sebagai fluida kerja. Contohnya adalah motor bakar torak, sistem turbin gas, dan
propulsi pancar gas.

Motor Bakar Torak

a. Karakteristik motor bakar torak:


 Tidak terdapat proses perpindahan kalor dari gas pembakaran ke fluida kerja.
 Memiliki jumlah komponen yang lebih sedikit, sederhana, kompak, dan lebih
ringan daripada komponen mesin uap.
 Temperatur seluruh bagian mesinnya lebih rendah daripada temperatur gas
pembakaran yang maksimum.

b. Jenis utama motor bakar torak:


 Motor bensin (Otto); dinyalakan oleh loncatan api listrik di antara kedua
elektroda busi. Motor bensin biasa disebut Spark Ignition Engines.
 Motor diesel; terjadi proses penyalaan sendiri, bahan bakar (udara yang
mengandung 21 % volume O2) disemprotkan ke dalam silinder berisi udara yang
bertemperatur dan bertekanan tinggi. Motor diesel biasa disebut Compression
Ignition Engines.

c. Jenis motor bakar torak berdasarkan susunan silindernya:


 Mesin satu baris; sumbu semua silinder terletak pada sebuah bidang datar.
 Mesin V; sumbu terletak pada dua bidang yang berpotongan.
 Mesin X; dua buah mesin V yang ditempatkan bertolak-belakang dan sumbu
poros engkolnya berimpit menjadi satu.
 Mesin radial; sumubu silindernya terletak radial terhadap sumbu poros engkol,
seperti jari-jari rosa sepeda terhadap sumbu roda.

d. Sistem kerja
 Sistem kerja silinder
Proses pembakaran di dalam motor bakar torak terjadi secara periodik. Gas
pembakaran yang sudah tidak dapat dipergunakan harus dikeluarkan dari dalam
silinder. Kemudian silinder diisi dengan campuran bahan bakar dan udara segar (pada
PENGGERAK MULA HAYATI AGUSTINI
12117048

motor bensin). Cara kerja silinder terbagi menjadi beberapa tahap berikut yang terjadi
secara berurutan:

1. Langkah isap
 Kondisi katup isap (KI) terbuka sedangkan katup buang (KB) dalam keadaan
tertutup.
 Torak di dalam silinder bergerak dari TMA (titik mati atas) menuju ke TMB
(titik mati bawah).
 Campuran bahan bakar-udara terisap masuk ke dalam silinder.
2. Langkah kompresi atau langkah tekan
 Setelah mencapai TMB, torak bergerak kembali ke TMA.
 Katup isap dan katup buang dalam keadaan tertutup.
 Campuran bahan bakar-udara kini terkurung dan dimampatkan oleh torak
yang bergerak ke TMA sehingga volumnenya menjadi kecil.
 Tekanan dan temperatur naik hingga campuran mudah terbakar.
3. Langkah kerja atau langah ekspansi
 Proses pembakaran terjadi; yakni pada saat torak hampir mencapai TMA.
 Volume ruang bakar menjadi semakin kecil sehingga tekanan dan
temperaturnya semakin tinggi.
 Akhirnya torak mencapai TMA dan gas pembakaran mampu mendorong
torak untuk bergerak kembali dari TMA ke TMB yang menyebabkan
volume gas pembaran bertambah besar sedangkan tekanannya turun.
 KI dan KB masih dalam keadaan tertutup.
4. Langkah buang
 KB terbuka sedangkan KI tertutup pada saat torak telah mencapai TMB.
 Torak bergerak kembali ke TMA mendesak gas pembakaran keluar dari
silinder melalui saluran buang.
PENGGERAK MULA HAYATI AGUSTINI
12117048

Suatu siklus dikatakan lengkap apabila keempat langkah di atas terlaksana. Di dalam
satu siklus itu torak bergerak sepanjang TMA-TMB-TMA-TMB-TMA.

Motor bakar torak yang bekerja dengan siklus lengkap (satu kali pembakaran
selama dua putaran poros engkol) termasuk golongan motor-4-langkah. Motor bakar
torak yang melengkapi siklusnya cukup dengan gerakan torak sepanjang TMA-TMB-
TMA (satu putaran poros engkol) termasuk golongan motor-2-langkah.

 Sistem kerja mesin 4 silinder segaris


Pembakaran dalam mesin 4 silinder
segaris pada dasarnya sudah mencapai
keseimbangan mesin yang baik karena
pistonnya bergerak secara berpasangan.
Ketika satu pasang piston bergerak ke
atas, satu pasang piston lagi bergerak ke
bawah. Meskipun begitu, percepatan
dan perlambatan piston lebih besar di
putaran atas Crankshaft daripada
putaran di bawah, karena batang penghubungnya (connecting rod) tidak bisa
memanjang, yang menyebabkan gerak menjadi tidak sinusoidal. Akibatnya
adalah ketika 1 pasang piston sedang berakselerasi cepat ke 1 arah, 1 pasang
piston lainnya berakselerasi lebih lambat dengan arah yang berlawanan.
Ketidaksetimbangan ini menimbulkan getaran. Getaran ini masih bisa ditoleransi
pada mesin berkapasitas kecil dan bertenaga kecil, tetapi getaran semakin parah
seiring dengan bertambahnya kapasitas dan tenaga mesin.

e. Nomenklatur beberapa bagian mesin


Penampang melintang sebuah motor bensin dengan pendinginan air:
1 Tempat minyak pelumas;
2 Pompa minyak pelumas;
3 Motor starter;
4 Poros engkol;
5 Poros kam;
6 Pompa bahan bakar;
7 Penatorak;
8 Pengaturvakum;
9 Busi;
10 Distributor;
11 Batang penekan;
12 Katupisap;
13 Sekerup pengatur celah bebas katup;
14 Tuas;
15 Saringan udara;
16 Karburator;
PENGGERAK MULA HAYATI AGUSTINI
12117048

17 Torak;
18 Saluran isap;
19 Cincin torak;
20 Panjang langkah torak;
21 Tapet;
22 Batang penggerak.

BAB 2 SIKLUS IDEAL

Pada umumnya untuk menganalisis motor bakar dipergunakan siklus udara sebagai
siklus yang ideal.

a) Siklus udara volume-konstan (siklus Otto)


Siklus ini dapat digambarkan dengan grafik P vs v seperti yang terlihat pada
gambar di bawah ini:

b) Siklus udara tekanan-konstan (siklus Diesel)


Siklus diesel seperti siklus Otto tetapi proses
pemasukkan kalornya dilakukan pada tekanan-
konstan. Siklus diesel dapat digambarkan pada
diagram di samping.

c) Siklus udara tekanan-terbatas (siklus gabungan)


Apabila pemasukkan kalor pada suatu siklus
dilaksanakan baik pada volume-konstan
maupun pada tekanan-konstan. Siklus gabungan
dapat digambarkan pada diagram di samping.
PENGGERAK MULA HAYATI AGUSTINI
12117048

Daya dan efisiensi siklus udara

(a) (b)

Ket: (a) Siklus tekanan terbatas dari ‘motor tanpa supercarjer’

(b) Siklus tekanan terbatas dari ‘motor dengan supercarjer’

Proses (0-I ); langkah isap

Dalam proses ini udara sebanyak G kg masuk ke dalam silinder pada tekanan-konstan. Udara
itu nrengisi ruangan silinder yang bertambah besar karena torak bergerak dari TMA ke TMB;
dalam hal ini udara seolah-olah melakukan kerja sebesar
𝑃0 (𝑉1 −𝑉0 )
𝑊0−1 = ; (positif, berarti: fluida kerja melakukan kerja).
𝐽

Proses (1-2); langkah kompresi

Proses kompresi dimisalkan berlangsung secara isentropik (adiabatik dan revenibel).


𝑘−1
𝑇2 𝑃2 𝑘 𝑣1 𝑘−1 𝑘−1
𝛾2 𝑘−1
=( ) =( ) = (𝑟) =( )
𝑇1 𝑃1 𝑣2 𝛾1

Dari persamaan di atas terlihat tekanan dan temperatur fluida kerja pada akhirlangkah
kompresi akan bertambah besar sesuai dengan kenaikan perbandingan kompresi.

Proses (2-3a); pemasukkan kalor pada volume konstan

Sesudah torak mencapai TMA (titik 2), kalor (Q2- 3u) segera dimasukkan pada volume
konstan. Fluida keda tidak melakukan atau dikenai kerja sehingga W/J = 0. Oleh karena itu

𝑄2−3𝑎 = ∆𝑈 = 𝑈3𝑎 − 𝑈2 = 𝐺𝑐𝑣 (𝑇3𝑎 − 𝑇2 ); (𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓, 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟)

Pada persamaan itu bisa dilihat, T3a akan bertambah besar sesuai dengan jumlah kalor yang
dimasukkan.
PENGGERAK MULA HAYATI AGUSTINI
12117048

Proses (3a-3); pemasukkan kalor pada tekanan-konstan.

Proses pemasukan kalor pada tekanan konstan berlangsung setelah temperatur fluida kerja
mencapai titik 3a, yaitu T3u. Selama itu torak bergerak dari TMA rnenuju TMB dan volume
fluida kerja di dalam silinder berubah dari V3u menjadi V3. Jumlah kalor yang dimasukkan
adalah

𝑄3𝑢−3 = 𝐺𝑐𝑝 (𝑇3 − 𝑇3𝑎 )

Proses (3-a); langkah ekspansi atau tangkah kerja.

Proses ekspansi berlangsung secara isentropik. Jadi Q = 0 dan ∆S = 0. Kerja yang dihasilkan
adalah

𝑊3−4
= −∆𝑈 = 𝑈3 − 𝑈4
𝐽

Proses (4-1); Proses pengeluaran kalor.

Setelah torak mencapai TMB sejumlah kalor dikeluarkan dari dalam silinder sehingga
temperatur fluida kerja akan turun dari Ta menjadi T, proses ini berlangsung pada volume-
konstan. Maka jumlah kalor yang harus dikeluarkan adalah sebanyak

𝑄𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 = 𝐺𝑐𝑣 (𝑇4 − 𝑇1 )

Proses (1-0); Langkah buang.

Dalam proses ini fluida kerja sebanyak G kg didorong ke luar silinder oleh torak yang
bergerak dari TMB ke TMA pada tekanan konstan. Jadi, fluida kerja dikenai kerja aliran
sebesar

𝑊1−0 𝑃0 (𝑉1 − 𝑉0 )
= ; (𝑛𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓, 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑟𝑡𝑖 𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑛𝑎𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎).
𝐽 𝐽

Efisiensi ketiga jenis siklus di atas dapat dituliskan sebagai berikut:

1 𝑘−1
1. Siklus volume-konstan: 𝜂 = 1 − (𝑟 )

1 𝑘−1 𝛽 𝑘 −1
2. Siklus tekanan-konstan: 𝜂 = 1 − (𝑟 ) (𝑘(𝛽−1))

1 𝑘−1 𝛼𝛽 𝑘 −1
3. Siklus tekanan-terbatas: 𝜂 = 1 − (𝑟 ) ((𝛼−1)+𝑘𝛼(𝛽−1))
PENGGERAK MULA HAYATI AGUSTINI
12117048

Tekanan efektif rata-rata

𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠


Prata-rata =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑟𝑎𝑘
𝐽𝑄2−3 𝜂
=
𝑉𝐿

Secara grafik Prata-rata dapat pula ditentukan dengan menarik garis p = konstan (=Prata-rata),
demikian rupa sehingga luas diagram P vs v yang dibatasi oleh garis A-D-C-B-A sama
dengan luas bidang O-l-2-3a-3--4-l-0, seperti terlihat pada gambar sebelumnya. Luas bidang
ini nrenyatakan besarnya kerja per siklus per kg fluida kerjaa, per silinder.
Pada grafik itu vL = VL/G dan G adalah berat fluida kerja yang ada di dalam silinder selama
siklus berlangsung.
Pada mesin yang sebenarnya garis isap dan garis buang tidak pernah berimpit.

Anda mungkin juga menyukai