A. QURBAN
Qurban dalam bahasa Arab disebut “udhiyah”, yang berarti menyembelih hewan pada
pagi hari. Sedangkan menurut istilah, Qurban adalah beribadah kepada Allah dengan cara
menyembelih hewan tertentu pada hari raya Idul Adha dan hari tasyrik (tanggal 11, 12 dan 13
Zulhijah)
َم ْن َك اَن َلُه َسَع ٌة َو َلْم ُيَض ِّح َفَال َيْقَرَبَّن ُم ّص َّالَنا ـ رواه احمد و ابن ماجة: َقاَل.م.َع ْن َاِبى ُهَر ْيَر َة َرِض َي ُهللا َع ْنُه َاَّن َر ُسْو ُل ِهللا ص
Artinya: “Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berkurban maka
janganlah ia mendekati tempat sholat Id kami.”
(H.R. Ahmad dan Ibnu Majah).
2. Hewan Qurban
a. Syarat Wajib
Binatang Ternak
Usia sesuai syari’at
Tidak cacat
B. AQIQAH
Aqiqah adalah menyembelih hewan pada hari ketujuh dari hari lahirnya anak , hukum
aqiqah adalah sunnah mu’akkad bagi orang tua (atau orang yang wajib memberi nafkah
kepada bayi) yang mampu dalam waktu 60 hari. Waktu penyembelihan hewan aqiqah
adalah dimulai ketika bayi sudah lahir sempurna, sedangkan tidak ada batas akhirnya. Jika
smpai baligh anak tersebut belum diaqiqahi maka anak tersebut mengaqiqahi dirinya
sendiri, sebaiknya aqiqah dilakasanakan hari ketujuh.
ُك ُّل ُغَالٍم َرِهْيـَنـٌة ِبـَع ـِقـْيَقِتِه ُتْذ َبُح َعـْنـُه َيـْو َم َس اِبـِع ـِه َو ُيـَس ـَّم ى ِفْيـِه َو ُيـْح َلـُق َر ْأُسـُه
“Setiap anak yang lahir tergadai aqiqahnya yang disembelih pada hari ketujuh, dan pada hari itu
ia diberi nama dan digunduli rambutnya.”
(Hadits Sahih Riwayat Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’I, Ibnu Majah, Baihaqi dan Hakim).
2. Hewan Aqiqah
Binatang yang sah menjadi aqiqah sama dengan keaddan binatang yang sah untuk
qurban, macamnya, umurnya, dan jangan bercacat.
Dalam Aqiqah bagi anak laki-laki dengan dua ekor kambing dan bagi wanita dengan
seekor kambing
4. Hikmah Aqiqah
a. Menghidupkan sunnah Nabi Muhammad Shallallahu alahi wa sallam dalam meneladani
Nabiyyullah Ibrahim alaihissalam tatkala Allah Subhanahu wa Ta’ala menebus
putra Ibrahim yang tercinta Ismail alaihissalam.
b. Dalam aqiqah ini mengandung unsur perlindungan dari syaitan yang dapat mengganggu
anak yang terlahir itu, dan ini sesuai dengan makna hadits, yang artinya: “Setiap anak itu
tergadai dengan aqiqahnya.”. Sehingga Anak yang telah ditunaikan aqiqahnya insya Allah
lebih terlindung dari gangguan syaithan yang sering mengganggu anak-anak. Hal inilah
yang dimaksud oleh Al Imam Ibunu Al Qayyim Al Jauziyah “bahwa lepasnya dia dari
syaithan tergadai oleh aqiqahnya”.
c. Aqiqah merupakan tebusan hutang anak untuk memberikan syafaat bagi kedua orang
tuanya kelak pada hari perhitungan. Sebagaimana Imam Ahmad mengatakan: “Dia tergadai
dari memberikan Syafaat bagi kedua orang tuanya (dengan aqiqahnya)”.
d. Merupakan bentuk taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sekaligus
sebagai wujud rasa syukur atas karunia yang dianugerahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala
dengan lahirnya sang anak.
e. Aqiqah sebagai sarana menampakkan rasa gembira dalam melaksanakan syari’at Islam &
bertambahnya keturunan mukmin yang akan memperbanyak umat Rasulullah SAW pada
hari kiamat.
f. Aqiqah memperkuat ukhuwah (persaudaraan) diantara masyarakat.