Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ibadah Qurban adalah ibadah yang di perintah kan oleh Allah SWT karena berqurban
adalah salah satu bentuk pernyataan rasa sukur kita atas nikmat yang telah di berikan . Jadi,
bagi orang yangt mampu, maka di wajibkan untuk berqurban .
Disamping itu ibadah qurban merupakan ungkapan rasa persaudaraan antara saudara
kita yang mampu dengan saudara kita yang mampu secara ekonomi, untuk saling berbagi
rezeki . Menumbuhkan sifat untuk saling berkorban untuk orang lain . Saling tolong
menolong untuk mempererat tali persatuan antara umat manusia , khususnya umat islam .
Ibadah qurban hanya di batasi 4 hari yaitu pada hari Raya Idul Adha pada tanggal 10
dzulhijjah dan Hari Tasyrik yaitu tanggal 11, 12 , dan 13 dzulhijjah . Daripada itu ibadah
qurban juga mempunyai banyak sekali hikmah diantaranya dapat merajut jalinan kebahagiaan
kepada fakir dan miskin , dengan membagikan daging qurban, menyadarkan manusia bahwa
hidup ini penuh pengorbanan , Memupuk solidaritas terhadap sesama manusia dan masih
banyak lagi .
Ibadah aqiqah adalah penyembelihan hewan pada hari ke 7 , dan 14 . Aqiqah juga
dapat di laksanakan pada saat anak itu dewasa . Menyembelih hewan aqiqah hukumnya
sunnah muakkad . Pada jaman Nabi Muhammad SAW , yang pertama kali di akikah kan
adalah 2 orang saudara kembarnya yaitu Hasan dan Husein, yang tidak lain adalah cucu dari
Nabi Muhammad SAW .
Ibadah aqiqah mengandung banyak sekali hikmah dan manfaat , diantaranya adalah
merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kehadiran seorang anak , dapat
menumbuhkan jalinan kasih dan sikap hormat anak kepada orang tuanya .
BAB II
PEMBAHASAN
]ك فَ]]انظُرْ َم]]ا َذا َ ]ي إِنِّي أَ َرى فِي ْال َمنَ ِام أَنِّي أَ ْذبَ ُح َّ َال يَا بُن َ فَلَ َّما بَلَ َغ َم َعهُ ال َّسع
َ َْي ق
فَلَ َّما.ين
َ الص]ابِ ِر َّ ت ا ْف َع]]لْ َم]]ا تُ] ْ]ؤ َم ُر َس]تَ ِج ُدنِي إِن َش]اء هَّللا ُ ِم َن ِ َال يَا أَب َ َتَ َرى ق
كَ ِت الرُّ ْؤيَ]]ا إِنَّا َك] َذل َ ص ] َّد ْق َ ] َونَا َد ْينَ]]اهُ أَ ْن يَ]]ا إِ ْب.ين
َ قَ ] ْد.]را ِهي ُم ِ ِأَ ْس ]لَ َما َوتَلَّهُ لِ ْل َجب
ْح َع ِظ ٍيمٍ َوفَ َد ْينَاهُ بِ ِذب.ين ُ ِ إِ َّن هَ َذا لَه َُو ْالبَاَل ء ْال ُمب.ينَ ِنَجْ ِزي ْال ُمحْ ِسن
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku,
5.kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku
termasuk orang-orang yang sabar. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim
membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami
panggillah dia: "Hai Ibrahim,. sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu
sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan
seekor sembelihan yang besar”. (QS. Ash-Shaaffat 37 : 102-107)
Hukum Qurban
Hukum menyembelih qurban menurut madzhab Imam Syafi’i dan jumhur Ulama
adalah sunnah yang sangat diharap dan dikukuhkan. Ibadah Qurban adalah termasuk syiar
agama dan yang memupuk makna kasih sayang dan peduli kepada sesama yang harus
digalakkan.
Dan sunnah disini ada 2 macam :
1. Sunnah ‘Ainiyah, yaitu : Sunnah yang dilakukan oleh setiap orang yang mampu.
2. Sunnah Kifayah, yaitu : Disunnahkan dilakukan oleh sebuah keuarga dengan
menyembelih 1 ekor atau 2 ekor untuk semua keluarga yang ada di dalam rumah.
Hukum Qurban menurut Imam Abu Hanifah adalah wajib bagi yang mampu. Perintah qurban
datang pada tahun ke-2 (dua) Hijriyah. Adapun qurban bagi Nabi Muhammad SAW adalah
wajib, dan ini adalah hukum khusus bagi beliau.
Maksud shalat dalam ayat tersebut adalah shalat ‘Ied (hari raya) dan sembelihlah (hewan)
sembelihan. Diantaranya lagi, adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim :
بِ َك ْب َشي ِْن أَ ْملَ َحي ِْن أَقَرْ نَي ِْن َذبَ َحهُ َما بِيَ ِد ِه- صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم
َ - ضحَّى النَّبِ ُّي
َ
اح ِه َما ِ َ صف ِ ض َع ِرجْ لَهُ َعلَى َ َو َس َّمى َو َكب ََّر َو َو
“Nabi shallallahu ‘alayhi wa Sallam berqurban dengan dua kambing kibasy berwarna putih
lagi panjang tanduknya, beliau menyembelihnya dengan tangan beliau sendiri yang mulia
seraya membaca basmalah, bertakbir dan meletakkan kaki beliau yang berkah diatas leher
keduanya”.
Kapan qurban menjadi wajib dalam madzhab Imam Syafi’i dan jumhur Ulama?
“Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam berkhutbah kepada kami pada yaumun Nahr (hari
raya qurban) setelah shaalt, beliau bersabda : “barangsiapa yang shalat seumpama kami shalat
dan menyembelih seumpama kami menyembelih (yaitu setelah shalat), maka sungguh ia telah
benar, dan barangsiapa yang menyembelih sebelum shalat maka itu daging kambing biasa
(bukan qurban)”. (HR. Al Bukhari)
Catatan penting :
Jika seseorang menyembelih sebelum waktunya, atau sudah kelewat waktunya,
misalnya : menyembelih di malam hari raya raya idul adha atau menyembelih setelah
terbenamnya matahari tanggal 13 hari tasryik maka semblihan itu tidak menjadi qurban dan
menjadi sedekah biasa. Maka hendaknya bagi panitia qurban untuk memperhatikan masalah
ini
ِ ]َولِ ُكلِّ أُ َّم ٍة َج َع ْلنَا َم ْن َس ًكا لِيَ ْذ ُكرُوا] ا ْس َم هَّللا ِ َعلَى َما َر َزقَهُ ْم ِم ْن بَ ِهي َم] ِة اأْل َ ْن َع
}]ام
]34 :[الحج
dan bagi tiap-tiap umat telah Aku syariatkan Mansak, supaya mereka menyebut nama Allah
terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka (Al-Hajj; 34)
Oleh karena itu, yang sah menjadi hewan kurban hanyalah unta, sapi, kambing dan domba.
Kerbau, banteng, kijang, jerapah, ayam, kelinci, merpati dan semua hewan yang tidak
termasuk keempat macam ini tidak sah dijadikan sebagai hewan kurban. Hewan peranakan
hasil persilangan silang antara hewan yang sah dijadikan berkurban dengan hewan yang tidak
sah dijadikan berkurban juga tidak boleh dijadikan hewan kurban, karena persilangan tersebut
membuat keturunannya tidak tercakup dalam definisi asal hewan induknya sebagaimana
keturunan hasil persilangan antara kuda dengan keledai disebut Bighal, dan tidak disebut
kuda atau disebut keledai.
)263 /17( صحيح البخاري
]ال َم ْن َ ]َ]و ٍم فَق َ ص]لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي] ِه َو َس]لَّ َم َذ
ْ ]َات ي َ ِ صلَّى َر ُس]و ُل هَّللا َ ال َ ََع ْن ْالبَ َرا ِء ق
ٍ َف فَقَا َم أَبُو بُرْ َدةَ ب ُْن نِي
]]ار َ ص ِر َ صاَل تَنَا َوا ْستَ ْقبَ َل قِ ْبلَتَنَا فَاَل يَ ْذبَحْ َحتَّى يَ ْنَ صلَّى َ
]ال فَ]إِ َّن ِع ْن] ِدي َج َذ َع] ةً ِه َي َ ]َال هُ َو َش ْي ٌء َعج َّْلتَ]هُ ق َ َت فَقُ ُول هَّللا ِ فَ َع ْل
َ ال يَا َرس َ َفَق
ك َ ال نَ َع ْم ثُ َّم اَل تَجْ ِزي َع ْن أَ َح ٍد بَ ْع َد َ ََخ ْي ٌر ِم ْن ُم ِسنَّتَي ِْن ْآذبَ ُحهَا ق
“Dari Al Bara` dia berkata; “Pada suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
mengerjakan shalat, setelah itu beliau bersabda: “Barangsiapa mengerjakan shalat seperti
shalat kami, dan menghadap kiblat kami, hendaknya tidak menyembelih binatang kurban
sehingga selesai mengerjakan shalat.” Lalu Abu Burdah bin Niyar berdiri dan berkata;
“Wahai Rasulullah, padahal aku telah melakukannya.
” Beliau bersabda: “Itu adalah ibadah yang kamu kerjakan dengan tergesa-gesa.” Abu Burdah
berkata; “Sesungguhnya aku masih memiki Jadza’ah dan dia lebih baik daripada dua
Musinnah, apakah aku juga harus menyembelihnya untuk berkurban? Beliau bersabda: “Ya,
namun hal itu tidak sah untuk orang lain setelahmu.” (H.R.Bukhari)”
Sifat Sifat Binatang Yang Tidak Boleh DiJadikan Qurban
Bermata sebelah / buta
Pincang yang sangat
Yang amat kurus, karena penyakit.
Berpenyakit yang parah
ص]]لى- ِ قَ]]ا َم فِينَ]]ا َر ُس ]و ُل هَّللَا:ال َ َض َي هَّللَا ُ َع ْنهُ َما ق
ِ ب َر ٍ از ِ َو َع ِن اَ ْلبَ َرا ِء
ِ بن َع
]]و َرا ُء اَ ْلبَي ُِّن
ْ اَ ْل َع:لض]] َحايَا َّ َ "أَرْ بَ]] ٌع اَل تَجُ]]و ُز ِفي ا- :]]ال َ َ فَق- هللا علي]]ه وس]]لم
يرةُ اَلَّتِي اَل َ ] َو ْال َعرْ َجا ُء اَ ْلبَي ُِّن ظَ ْل ُعهَ َو ْال َك ِس,ضهَا ُ يضةُ اَ ْلبَي ُِّن َم َر
َ َو ْال َم ِر,َع َو ُرهَا
"تُ ْنقِي
( َواب ُْن ِحبَّان, َُّّحهُ اَلتِّرْ ِم ِذي َ صح َ َو.) َر َواهُ اَ ْل َخ ْم َسة
Dari Al Bara' bin 'Azib radhiyallahu 'anhuma, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam pernah berdiri di tengah-tengah kami dan berkata, "Ada empat cacat yang tidak
dibolehkan pada hewan kurban: (1) buta sebelah dan jelas sekali kebutaannya, (2) sakit dan
tampak jelas sakitnya, (3) pincang dan tampak jelas pincangnya, (4) sangat kurus sampai-
sampai seolah tidak berdaging dan bersum-sum.” ( Dikeluarkan oleh yang lima (empat
penulis kitab sunan ditambah dengan Imam Ahmad). Dishahihkan oleh Tirmidzi dan Ibnu
Hibban )
Kesunahan dalam menyembelih qurban
Dalam keadaan bersuci
Menghadap qiblat
Kesunnahan lain saat menyembelih qurban, hendaknya : Mulai awal bulan Dzulhijah tanggal
1 hingga saat menyembelih qurban agar tidak memotong / mencabut rambut atau kukunya,
seperti yang disabdakan Nabi SAW :
Pemilik hewan kurban berhak mendapatkannya dan memakannya. Hal ini berdasarkan
perintah dari Allah Ta’ala sendiri:
َ ِس ْالفَق
ير ْ َفَ ُكلُوا ِم ْنهَا َوأ
َ ِط ِع ُموا] ْالبَائ
“.. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan
orang-orang yang sengsara dan fakir.” (QS. Al Hajj (22): 28)
Ayat ini menunjukkan bahwa pemilik hewan kurban berhak memakannya, lalu dibagikan
untuk orang sengsara dan faqir, mereka adalah pihak yang lebih utama untuk
mendapatkannya. Selain mereka pun boleh mendapatkannya, walau bukan prioritas.
Hikmah Qurban
1. Kebaikan dari setiap helai bulu hewan kurban
Dari Zaid ibn Arqam, ia berkata atau mereka berkata: “Wahai Rasulullah SAW, apakah
qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Qurban adalah sunnahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.”
Mereka menjawab: “Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan qurban itu?” Rasulullah
menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.”Mereka menjawab: “Kalau
bulu-bulunya?”Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.” [HR.
Ahmad dan ibn Majah]
Beliau juga menegaskan: “Ibadah harta benda yang paling mulia adalah menyembelih
qurban, sedangkan ibadah badan yang paling utama adalah shalat…”
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Qurban adalah menyembelih hewan pada hari raya idul adha yakni tanggal 10
dzulhijjahdan hari tasyrik,yakni tanggal 11,12 dan 13 dzulhijjah. Ibadah berqurban adalah
tujuan kita untuk mendekatkan diri kepada ALLAH SWT.
Apabila kita berqurban(menyembelih hewan) pada hari tasyrik yang bertepatan pada
tanggal 13 dzulhijjah setelah terbenamnya matahari,maka itu tidak termasuk berqurban. Akan
tetapi,hanya sedekah biasa. Firman ALLAH SWT , yang menjelaskan tentang qurban
terdapat pada surah Al-kautsar 1-3. Bagi orang yang mampu,berqurban hukumnya wajib
hewan untuk berqurban juga hanya boleh hewan sapi,kerbau,unta,dan kambing. Kita tidak
boleh berqurban selain hewan itu. Hewan tersebut juga harus cukup umurnya,tidak boleh
cacat ,harus dalam keadaan yang baik dan sehat. Berqurban juga mengenang peristiwa
monumental kepatuhan Nabi Ibrahim a.s dan Nabi Islmail a.s, yang menjalankan perintah
ALLAH SWT. Salah satu manfaat berqurban yaitu memberikan kesenangan kepada fakir dan
miskin dengan memberikan daging qurban, walaupun tidak terlalu banyak.
Aqiqah adalah menyembelih hewan (kambing) pada hari ke tujuh,14,ataupun 21
setelah kelahiran anak. Hukum aqiqah adalah sunah muakkad,bagi orang tua yang telah
dianugerahi seorang anak.
Jadi, orang tua harus melakukan aqiqah, sebagai rasa syukur yang telah di anugerahi
seorang anak. Hewan (kambing) untuk anak seorang laki-laki, maka kambingnya harus 2, dan
untuk anak seorang perempuan ,maka hewan(kambing) yang harus dikeluarkan 1 .
Daftar pustaka