Kelahiran seorang anak bagi sebuah keluarga akan menambah kebahagiaan dan
kerukunan rumah tangga. Mengikut sunnah Rasulullah SAW mengadakan aqiqah
dan memberikan dagingnya sebagai sedekah kepada tetangga akan menambah
keberkahan dan lebih mempererat tali silaturahim. Mengadakan aqiqah juga
merupakan cerminan rasa suka cita dan bahagia atas kelahiran seorang anak. Sabda
Nabi SAW:
Barangsiapa yang dikaruniai seorang anak, lalu ia menyukai hendak
membaktikannya (mengaqiqahinya), maka hendaklah ia melakukannya.
Membekali anak dengan dasar syariat sejak dini merupakan wujud tanggung jawab
orang tua kepada si anak dalam mengarungi kehidupannya yang jauh lebih berat
dari yang dihadapi orang tuanya pada saat sekarang khususnya dalam menegakkan
hukum-hukum Allah di muka bumi ini.
Pengertian Aqiqah
Aqiqah berasal dari kata aqqa yang artinya memotong atau membelah. Ada yang
mengungkapkan bahwa aqiqah artinya rambut yang tumbuh di atas kepala bayi
sejak lahir. Ada lagi mengartikan bahwa aqiqah ialah nama kambing yang
disembelih untuk kepentingan bayi.
Adapun dalil yang menyatakan, bahwa kambing yang disembelih itu dinamakan
aqiqah antara lain adalah hadits yang dikeluarkan oleh Al-Bazzar dari Atha', dari
Ibnu Abbas secara marfu:
Bagi seorang anak laki-laki dua ekor aqiqah dan seorang anak perempuan seekor.
Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan aqiqah diindonesiakan menjadi
aqiqah adalah serangkaian ajaran Nabi SAW untuk anak yang baru lahir yang
terdiri atas mencukur rambut bayi, memberi nama, dan menyembelih hewan.
1. Menurut Imam Ahmad (juga Al-Khatabi dan Ibnu Al-Qayyim) maksud dari
kata-kata Anak-anak itu tergadai dengan aqiqahnya ialah bahwa
pertumbuhan anak itu, baik badan maupun kecerdasan otaknya, atau
pembelaannya terhadap ibu bapaknya pada hari kiamat akan tertahan jika
ibu bapaknya tidak melaksanakan aqiqah baginya.
3. Jumlah hewan aqiqah untuk anak laki-laki dua ekor, sedangkan untuk anak
perempuan seekor.
4. Tentang kapan sebaiknya aqiqah dilakukan ialah saat bayi berumur 7 hari.
Namun jika hal itu tidak mampu dilaksanakan, maka boleh menundanya
hingga bayi berumur 14 hari. Jika masih belum mampu juga, boleh
dilakukan saat bayi sudah berumur 21 hari.
Hukum Aqiqah
Hukum aqiqah adalah sunnah (muakkad) sesuai pendapat Imam Malik, penduduk
Madinah, Imam Syafi'i dan sahabat-sahabatnya, Imam Ahmad, Ishaq, Abu Tsaur
dan kebanyakan ulama ahli fiqih (fuqaha).
Tidak cacat.
Tidak berpenyakit.
Menamai anak
Nama merupakan sarana yang mudah dan umum digunakan untuk mengenali
seseorang dan memperlancar hubungan sosial. Namun demikian janganlah kita
terjebak dengan suatu nama. Sebab, baik buruknya seseorang memang tidak
terletak pada namanya semata, melainkan pada akhlak dan amal shalehnya.
Dalam pandangan agama, nama juga berfungsi sebagai doa. Orang tua yang
memberi anaknya dengan nama Muhammad atau Ahmad misalnya, itu merupakan
doa semoga anaknya menjadi orang yang terpuji. Atau mudah-mudahan anak itu
tersugesti untuk bersikap dan bertindak dengan meneladani akhlak Nabi
Muhammad SAW.
Tentang pentingnya pemberian nama yang baik Nabi SAW bersabda:
Sesungguhnya kalian pada hari kiamat akan dipanggil dengan nama-nama kalian
dan nama-nama bapak-bapak kalian, maka baguskanlah nama-namamu. (HR
Muslim).
Mencukur rambut
Mencukur rambut bayi sebaiknya dilakukan di hadapan sanak keluarga agar
mereka mengetahui dan menjadi saksi. Boleh dilakukan oleh orang tuanya sendiri.
Atau jika tidak mampu, bisa diwakilkan kepada ahlinya.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam mencukur rambut bayi, yaitu:
1. Diawali dengan membaca basmallah.
4. Rambut hasil cukuran ditimbang dan jumlah timbangan dinilai dengan nilai
emas atau perak kemudian disedekahkan kepada fakir miskin.
Ada beberapa dalil yang menjadi dasar sedekah cukuran rambut yang dinilai
dengan emas atau perak, di antaranya:
Imam Malik meriwayatkan hadits dari Ja'far bin Muhammad dari ayahnya, ia
berkata,
Fatimah r.a. menimbang rambut Hasan, Husain dan Zainab, dan Ummu Kultsum,
lalu berat timbangan rambut tersebut diganti dengan perak dan disedekahkan.
Ibnu Ishaq meriwayatkan hadits dari Abdullah bin Abu Bakar, dari Muhammad bin
Ali bin Husain r.a., ia berkata, Rasulullah melaksanakan aqiqah berupa seekor
kambing untuk Hasan. Beliau bersabda, Fatimah, cukurlah rambutnya. Fatimah
kemudian menimbangnya dan timbangannya mencapai ukuran perak seharga satu
dirham atau setengah dirham.
Yahya bin Bakr meriwayatkan dari Anas bin Malik r.a., bahwa Rasulullah SAW
memerintahkan untuk mencukur rambut Hasan pada hari ketujuh setelah
kelahirannya. Lalu rambutnya dicukur dan beliau mensedekahkan perak seberat
rambut tadi.
Pembagian daging aqiqah
Pembagian daging Aqiqah dibagikan sebagia kepada fakir miskin sebagai sedekah,
dibagikan kepada kaum kerabat, tetangga, yang membantu persalinan atau suku
bangsa tertentu sebagai hadiah dan juga boleh sebagian untuk dimakan sendiri,
namun tidak lebih dari sepertiga bagian.
Hikmah Aqiqah