Anda di halaman 1dari 4

Keutamaan Sholat Dhuha

Sholat dhuha adalah sedekah dan investasi amal cadangan bagi muslim yang melakukan
sholat dhuha dan setidaknya ada tiga makna filosofi dari sholat dhuha yaitu :
Mengingat ALLAH SWT ketika senang
Perwujudan syukur kepada ALLAH SWT
Tawakal serta berserah diri kepada ketentuan ALLAH SWT bahwa Allah yang
mengatur rezeki.
Sedangkan manfaat sholat dhuha adalah meningkatkan :

Kesehatan Jasmani dan Rohani lebih optimal


Meningkatkan kecerdasan
Memudahkan jalan meraih rezeki

Hikmah dari sholat dhuha adalah :

Hati menjadi tenang


Pikiran menjadi lebih konsentrasi
Kesehatan fisik terjaga
Kemudahan urusan dan memperoleh rezeki yang tidak disangka-sangka.

Shalat Dhuha adalah shalat sunat yang dilakukan/ dikerjakan pada waktu
dhuha atau pada waktu pagi hari yang sudah agak meninggi sampai sebelum
datangnya shalat dhuhur (antara pukul 07.00 sampai pukul 10.00 WIB).
Jumlah bilangan rakaat shalat dhuha minimal dua rakaat dan maksimal
dua belas rakaat dan dikerjakan setiap dua rakaat satu salam (jumlah
rakaat shalat dhuha bisa dengan 2,4,8 atau 12 rakaat). Manfaat/
faedah shalat dhuha yang dapat diperoleh dan dirasakan oleh orang yang
mengerjakannya/ melaksanakan shalat dhuha adalah dapat melapangkan dada
dalam segala hal, terutama dalam hal rizki, sebab banyak orang yang
terlibat dalam hal ini.

Ayat-ayat yang paling baik dibaca


dalam shalat dhuha: surat alWaqiah, surat Asy-Syamsi, surat
Adh-Dhuha, surat al-Kafirun, surat
al-Quraisy, surat al-Ikhlas, dsb.
Cara mengerjakan shalat dhuha sama
seperti mengerjakan shalat fardhu,
baik
bacaan
maupun
cara
mengerjakannya.


Usholli sunnatadh-dhuha
rokataini lillahi taalaa
(Saya niat shalat dhuha dua rakaat karena Allah taala.)
1. Pada rakaat pertama setelah Al-Fatihah membaca surat Asy-Syams
2. Pada rakaat kedua membaca surat Adh-Dhuha
Doa yang selalu dibaca setelah selesai mengerjakan shalat dhuha:

Allahumma
innadh
dhuhaa-a
dhuhaauka,
walbahaa-a
bahaa-uka,
wal
jamaala
jamaaluka,
wal
quwwata

quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuk, Allahumma inkaana rizqi fis
samma-i fa-anzilhu, wa inkaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa inkaana muassiran fayassirhu,
wainkaana haraaman fathahhirhu, wa inkaana baidan fa qaribhu, bihaqqi duhaa-ika wa
bahaaika, wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa ataita ibaadakashsholihiin
Artinya:
Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah
keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu,
penjagaan adalah penjagaan-Mu. Wahai Tuhanku, apabila rizkiku berada di atas langit,
maka turunkanlah; apabila berada di bumi maka keluarkanlah; apabila sukar maka
mudahkanlah, apabila haram maka sucikanlah, apabila jauh maka dekatkanlah dengan
kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang
Engkau datangkan kepada hamba-hamba-Mu yang shaleh
Keutamaan Shalat Dhuha:

Dari Abu Dzar al-Ghifari ra, ia berkata bahwa Nabi Muahammad saw bersabda:
Di setiap sendiri seorang dari kamu terdapat sedekah, setiap tasbih
(ucapan
subhanallah)
adalah
sedekah,
setiap
tahmid
(ucapan
alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan lailahaillallah)
adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan
adalah sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah sedekah. Dan dua rakaat
Dhuha diberi pahala (HR Muslim).
Dari Abu Darda ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw berkata:
Allah ta`ala berkata: Wahai anak Adam, shalatlah untuk-Ku empat
rakaat dari awal hari, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu (ganjaran)
pada sore harinya (Shahih al-Jami: 4339).
Siapa pun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan
diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di
lautan. (HR Tirmidzi)
Di perintahkan kepadaku oleh kekasihku Nabi SAW untuk berpuasa 3 (tiga
) hari pada tiap-tiap bulan, mengerjakan 2 ( dua ) rakaat Shalat Sunnat
Dhuha, dan supaya saya berwitir sebelum tidur. ( HR Bukhari dan
Muslim)
Tidak ada yang memelihara shalat dhuha kecuali orang-orang yang
kembali kepada Allah (awwaabiin) (HR. Ibnu Khuzaimah II/228, al
Hakim dalam al Mustadrak I/314 dan lainnya).
Dari Abu Umamah ra bahwa Rasulullah saw bersabda:
Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk
melaksanakan shalat wajib, maka pahalanya seperti seorang yang
melaksanakan haji. Barangsiapa yang keluar untuk melaksanakan shalat
Dhuha, maka pahalanya seperti orang yang melaksanakan `umrah.(Shahih
al-Targhib: 673).

Dalam sebuah hadits yang lain disebutkan bahwa Nabi saw bersabda:
Barangsiapa yang mengerjakan shalat fajar (shubuh) berjamaah, kemudian
ia (setelah usai) duduk mengingat Allah hingga terbit matahari, lalu ia
shalat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan
umrah; sempurna, sempurna, sempurna (Shahih al-Jami`: 6346)
Waktu Shalat Dhuha
Shalatnya orang-orang yang bertaubat adalah pada saat berdirinya anak
unta karena teriknya matahari. (HR. Muslim).
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin dan Syaikh Abdul Aziz bin Baz
rahimahumallah dalam Penjelasan Riyadush Shalihin menjelaskan bahwa

sholat yang dimaksud adalah sholat Dhuha. Hadits ini juga menjelaskan
bahwa waktu paling afdhol untuk melakukan sholat Dhuha adalah ketika
matahari sudah terik.Anak-anak unta sudah bangun karena panas matahari
itu diqiyaskan dengan pagi hari jam 08:00 AM, adapun sebelum jam itu
dianggap belum ada matahari yang sinarnya dapat membangunkan anak onta.
Anjuran Sholat Dhuha
Dari Aisyah, ia berkata: Saya tidak pernah sama sekali melihat
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menunaikan shalat Dhuha,
sedangkan saya sendiri mengerjakannya. Sesungguhnya Rasulullah SAW pasti
akan meninggalkan sebuah perbuatan meskipun beliau menyukai untuk
mengerjakannya. Beliau berbuat seperti itu karena khawatir jikalau
orang-orang ikut mengerjakan amalan itu sehingga mereka menganggapnya
sebagai ibadah yang hukumnya wajib (fardhu).

Anda mungkin juga menyukai