Anda di halaman 1dari 6

#Materi UPA Pekanan

Q.S Al Haqqah (38 – 52)


Bukti kebenaran Al Qur'an dan kerasulan Rasulullah saw.
Q.S
a. Al Haqqah
Penegasan (38tentang
dari Allah – 52)kebenaran Al Qur'an
b. Keagungan akhlak Nabi adalah bukti kebenaran risalah.
c. Memahasucikan Allah dapat meneguhkan komitmen pada Al-Qur'an dan risalah

o Surat Al Haqqah merupakan surat ke-69 dalam Alquran. Surat ini memiliki
makna berupa Hari Kiamat. Surat ini tergolong sebagai Surat Makkiyyah.
o Al-Haqqah terdiri dari 52 ayat, Adapun dalam Surat Al-Haqqah, hari kiamat
dijelaskan secara lebih rinci dan lengkap .

Pembagian Kandungan ayat pada Q.S Al Haqqoh :


• Orang-orang yang mendustakan kebenaran pasti binasa (Ayat 1-12)
• Peristiwa-peristiwa di waktu terjadinya hari kiamat (Ayat 13-18)
• Saat berhisab dan peristiwa berikutnya (Ayat 19-37)
• Al-Qur'an Benar-Benar Wahyu Allah Swt (Ayat 38-52)
Al-Haqqah menjelaskan bahwa Al-Quran merupakan suatu kitab yang
diturunkan oleh Allah untuk menjadi pedoman bagi para mutaqqin. Nabi
Muhammad yang ditugaskan untuk membimbing umat islam senantiasa
bersabar dalam menjalankan dakwah.

ْ َ َ ُ َ َّ ْ َ ْ ُ َ ُ ْ َ َ ٗ َّ َ ْ ُ ْ ُ َ َ َ َ ْ ُ ْ ُ َ ُ ْ ُ َ َ
‫صرونَۙ ِانه لقول رسو ٍل ك ِري ٍمَۙ وما هو ِبقو ِل‬ ِ ‫صرونَۙ وما لا تب‬ ِ ‫فلآ اق ِسم ِبما تب‬
َّ ْ ٌ ْ ْ َ َ ْ َّ َ َ َّ ً ْ َ َ ْ َ َ َ َ ْ ُ ْ ُ َّ ً ْ َ َ
ُ
‫اه ٍنٍۗ ق ِليلا ما تذكرونٍۗ تن ِزيل ِمن ر ِب‬ ِ ‫اع ٍرٍۗ ق ِليلا ما تؤ ِمنونَۙ ولا ِبقو ِل ك‬
ِ ‫ش‬
ُ ْ َ ْ َ َ َ َُّ ْ َ ْ ُ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ َ ََّ َ ْ َ َ َ ْ َ ٰ ْ
‫اوي ِلَۙ لاخذنا ِمنه ِبالي ِمي ِنَۙ ثم لقطعنا ِمنه‬ ِ ‫العل ِمين ولو تقول علينا بعض الاق‬
ََّ ُ َ ْ َ َ َّ َ َ ْ َّ ُ ْ ٌ َ ْ َ َ ٗ َّ َ َ ْ ٰ ُ ْ َ ََ ْ ْ ُ ْ َ َ َْ َْ
‫الو ِتينَۖ فما ِمنكم ِمن اح ٍد عنه ح ِج ِزينَۙ واِ نه لتذ ِكرة ِللمت ِقين واِ نا لنعلم ان‬
#Materi UPA Pekanan

َ َ ْ ْ َ َ ْ َ ْ ُّ َ َ ٗ َّ َ َ ْ ٰ ْ َ َ ٌ َ ْ َ َ ٗ َّ َ َ ْ َ ُّ ْ ُ ْ
‫ِمنكم مك ِذ ِبينٍۗ واِ نه لحسرة على الك ِف ِرينَۚ واِ نه لحق الي ِقي ِن فس ِبح ِباس ِم ر ِبك‬

ْ َْ
ࣖ ‫الع ِظي ِم‬
Tafsir Lengkap Kemenag
38. (38-40) Menurut Muq±til bahwa ayat-ayat ini diturunkan berhubungan dengan
sikap para pemuka Quraisy ketika mendengar bacaan ayat-ayat Al-Qur'an, seperti
perkataan al-Wal³d bin al-Mug³rah bahwa sesungguhnya Muhammad seorang pesihir,
perkataan Abµ Jahal bahwa Muhammad seorang penyair, dan perkataan ‘ Uqbah
bahwa Muhammad seorang tukang tenung. Ayat ini membantah perkataan-perkataan
itu.
Allah menegaskan kepada orang musyrik Mekah dengan bersumpah dengan makhluk-
Nya, baik yang dapat dilihat, diketahui, dan dirasakan dengan pancaindra maupun tidak,
bahwa Al-Qur'an yang diturunkan kepada Muhammad itu benar-benar wahyu dari-Nya.
Al-Qur'an bukan perkataan Muhammad atau perkataan yang diada-adakan Muhammad
kemudian dikatakan sebagai firman Allah.
Dari perkataan bima tub¡irµn (segala yang dapat kamu lihat) dapat dipahami bahwa
sebenarnya orang musyrik Mekah seharusnya dapat meyakinkan bahwa Al-Qur'an itu
berasal dari Allah, bukan buatan Muhammad. Hal ini berdasarkan pada pengetahuan
yang ada pada mereka, seperti pengetahuan tentang Muhammad, pengetahuan tentang
gaya bahasa dan keindahan bahasa Arab yang terdapat dalam Al-Qur'an, dan isi Al-
Qur'an itu sendiri. Kemudian dari perkataan “wam± la tub¡irµn” (dan apa yang tidak
kamu lihat) dipahami bahwa banyak hal yang tidak diketahui oleh orang musyrik
Mekah. Jika mereka mengetahui yang demikian itu, tentu akan dapat menambah
keyakinan dan kepercayaan mereka kepada Muhammad.

41. (41-42) Al-Qur'an bukan syair seperti yang biasa diucapkan penyair-penyair
mereka, karena Al-Qur'an di samping indah susunan gaya bahasanya juga mempunyai
isi yang dalam. Syair-syair yang diucapkan para penyair mereka tidak memiliki susunan
gaya bahasa seindah susunan dan gaya bahasa Al-Qur'an dan tidak mempunyai arti yang
tinggi. Banyak terdapat ayat Al-Qur'an yang menantang orang musyrik agar membuat
yang serupa atau sebanding dengan Al-Qur'an, tetapi mereka tidak sanggup
melakukannya.
َْ‫ّللا اِنْ ُكنت ُْم صٰ ِدقِين‬
ِْٰ ‫ن‬ِْ ‫ش َه َد ۤا َء ُك ْم ِمنْ دُو‬
ُ ‫سو َرْة ِمنْ ِمث ِلهْ ْۖ َوادعُوا‬ َ ‫ع ٰلى‬
ُ ِ‫عب ِدنَا َفأتُوا ب‬ َ ‫َواِنْ ُكنت ُْم فِيْ َريبْ ِم َّما ن ََّزلنَا‬
ٰ ُ
٢٤ َْ‫ارْةُ ْۖ ا ِعدَّتْ ِللك ِف ِرين‬ َ ‫اس َوال ِح َج‬ ُ َّ َْ َّ‫ فَاِنْ لَّ ْم تَفعَلواْ َولنْ تَفعَلوا فَاتَّقوا الن‬٢٣
ُْ َّ‫ار التِيْ َوقو ُدهَا الن‬ ُ ُ َ ُ
Dan jika kamu meragukan (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami
(Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-
penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Jika kamu tidak mampu
membuatnya, dan (pasti) tidak akan mampu, maka takutlah kamu akan api neraka yang
#Materi UPA Pekanan

bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. (al-
Baqarah/2: 23-24);Ditegaskan pula bahwa Al-Qur'an itu juga bukan berasal dari
perkataan tukang tenung. Biasanya tukang tenung teman setan karena mereka
menenung itu semata-mata mencari-cari bisikan setan. Padahal Al-Qur'an mencela
perbuatan setan, sehingga dengan demikian, ia bukan bisikan setan dan bukan pula hasil
tukang tenung. Sehubungan dengan itu, ayat ini menyanggah orang-orang musyrik agar
tidak buru-buru berkesimpulan bahwa Al-Qur'an itu adalah tenung hanya karena belum
atau tidak mengetahui isi Al-Qur'an. Sangat sedikit di antara mereka yang mau beriman
kepada Al-Qur'an ketika itu, dan mau mengambil pelajaran dari isinya. Mukjizat Qur'an
terletak pada isi. Makin tinggi ilmu pengetahuan seseorang, akan makin mudah
mencerna maksudnya, di samping nilai bahasanya.
Umat Islam Indonesia pada umumnya kesulitan membuktikan dan mengetahui letak
kemukjizatan Al-Qur'an dari segi bahasa, karena untuk mengetahui ketinggian susunan
kata-kata haruslah dapat merasakan keindahan gaya dan bahasa itu sendiri. Oleh karena
itu, untuk mengetahui ketinggian Al-Qur'an, cukup dengan mengetahui pendapat dan
sikap para sastrawan Arab penantang Islam terhadap Al-Qur'an itu. Di antaranya adalah
Abµ al-Wal³d, yaitu seorang pemimpin dan sastrawan Arab yang terkenal pada masa
itu. Ia pernah diutus kaumnya kepada Nabi saw untuk meminta beliau menghentikan
dakwahnya. Mendengar permintaan Abµ al-Wal³d itu, Nabi saw membaca Surah
Fu¡¡ilat/41 dari ayat pertama hingga akhir ayat 14. Abµ al-Wal³d terpesona mendengar
ayat-ayat itu, sehingga ia termenung memikirkan keindahan gaya bahasanya. Lalu ia
langsung kembali kepada kaumnya. Ketika ditanya tentang hasil pertemuan itu, ia
mengatakan kepada kaumnya, “Aku belum pernah mendengar kata-kata yang seindah
itu. Apa yang dibaca itu bukanlah syair, sihir, atau kata-kata ahli tenung. Mendengar
jawaban Abµ al-Wal³d, mereka menuduh bahwa ia telah terkena sihir oleh Muhammad
dan berkhianat kepada agama nenek moyang mereka. Di antara pemuka dan sesepuh
Quraisy adalah al-Wal³d bin al-Mug³rah. Orang ini pernah mendengar ayat-ayat Al-
Qur'an yang dibacakan Nabi. Maka ia berkata kepada kaumnya (Bani Makhzµm),
“Baru-baru ini aku mendengar dari Muhammad suatu ucapan yang menurutku bukanlah
perkataan manusia atau jin. Ucapan itu enak didengar, bagus disimak, laksana sebatang
pohon, yang atasnya berbuah, dan bawahnya terhunjam ke tanah. Dia benar-benar
unggul dan tidak akan dapat diungguli. Di samping dua orang tersebut, banyak juga
sastrawan Arab pada waktu itu yang mencoba membuat yang serupa ayat-ayat Al-
Qur'an , tetapi tidak seorang pun yang sanggup melakukannya.
Dari kedua ayat ini dapat dipahami bahwa sangat sedikit di antara kaum musyrik Mekah
yang mengakui bahwa Al-Qur'an adalah kitab yang diturunkan Allah kepada
Muhammad, begitu juga yang mengambil pelajaran dari isinya. Yang demikian itu
adalah karena:
1. Mereka takut dikucilkan oleh kaumnya dengan mempelajari Al-Qur'an, walaupun
hati dan pikiran mereka telah mengakuinya, seperti halnya pada Abµ al-Wal³d dan al-
Wal³d bin al-Mug³rah.
2. Sebahagian mereka tidak mengetahui isinya karena tidak mau mempelajarinya
dengan sungguh-sungguh. Mereka lebih dahulu mendustakannya.
#Materi UPA Pekanan

44. (44-45) Kedua ayat ini menegaskan bahwa Al-Qur'an itu benar-benar berasal dari
Allah, bukan buatan Muhammad, syair, atau khayalan tukang tenung, karena tidak
seorang makhluk pun yang sanggup membuat seperti ayat-ayat Al-Qur'an itu. Allah
menegaskan bahwa seandainya Nabi Muhammad mengatakan sesuatu tentang-Nya dan
mengucapkan perkataan yang dikatakannya berasal dari-Nya, padahal Ia tidak pernah
menyatakan atau mengatakannya, Allah pasti pegang tangan kanannya untuk menerima
hukuman dari-Nya. Bagi Allah tidaklah berat dan sukar menghukumnya dengan
hukuman yang sangat besar sekalipun, karena Ia Mahakuasa atas segala sesuatu.
Ungkapan “memegang tangan kanan” (al-akh©u bil yam³n) dalam ayat ini merupakan
ungkapan untuk suatu tindakan yang dilakukan terhadap orang yang berada di bawah
kekuasaan seseorang, dengan maksud memberi hukuman kepada orang itu. Contohnya
seperti seorang raja yang memberikan hukuman kepada seorang pemberontak.
Dalam ayat ini, ungkapan tersebut dipakai untuk menyatakan bahwa bagi Allah tidak
ada suatu keberatan pun untuk melakukan suatu tindakan terhadap Muhammad, kalau
ia mengadakan sesuatu yang tidak benar terhadap-Nya. Hal itu sebagai hukuman bagi
Nabi saw, bagaimana pun beratnya hukuman itu.
Ayat ini juga mengisyaratkan bahwa seandainya Al-Qur'an itu buatan Muhammad, pasti
akan ditolak oleh manusia dan beliau akan gagal dalam melaksanakan dakwahnya.
Kenyataan yang terjadi adalah sebaliknya, Muhammad diterima oleh orang-orang
beriman karena mereka percaya akan kebenaran Al-Qur'an. Dan ternyata pula bahwa
agama Islam makin hari makin berkembang.

46. (46-47) Pada kedua ayat ini ditegaskan lagi kekuasaan Allah terhadap makhluk-
Nya. Seandainya Allah ingin melakukan sesuatu kepada hamba-hamba-Nya, tidak
seorang pun yang dapat menghalanginya, sekalipun tindakan itu adalah tindakan yang
menentukan hidup-matinya seseorang, seperti tindakan memutuskan urat nadi
jantungnya, yang berakibat kematiannya. Demikian pula kepada Muhammad.
Seandainya dia berdusta terhadap Allah, tentu Allah akan marah kepadanya dan
menghukumnya dengan hukuman mati, yaitu dengan memutus pembuluh darahnya.
Tidak ada seorang pun yang dapat menghalangi-Nya dari melaksanakan hukuman itu.

48. (48) Al-Qur'an bukanlah perkataan penyair, bukan hasil tenung tukang tenung, dan
bukan pula perkataan Muhammad, tetapi adalah kalam Allah yang diturunkan-Nya
kepada Nabi Muhammad saw untuk disampaikan kepada umat manusia. Dengan Al-
Qur'an itu, manusia akan beriman dan akan mendapat petunjuk dalam mengayuh
bahtera kehidupannya ke pulau yang dicita-citakannya, yaitu kebahagiaan hidup di
dunia dan di akhirat.
Dari ayat ini dipahami bahwa manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
di akhirat, memerlukan petunjuk-petunjuk. Petunjuk itu ada yang dapat dicapai oleh
#Materi UPA Pekanan

akal pikiran, dan ada yang tidak. Yang dapat dicapai oleh akal pikiran ialah seperti
bagaimana cara mereka hidup, mencari nafkah, menanam padi, memelihara binatang
ternak, bagaimana melindungi diri dari kehujanan dan kepanasan, dan sebagainya. Ada
pula petunjuk yang tidak dapat dicapai oleh akal pikiran manusia, sehingga harus ada
yang menunjukkannya. Hanya Allah, sebagai pencipta, pemilik dan penguasa seluruh
makhluk, yang bisa memberikan petunjuk itu. Semua petunjuk Allah itu termuat dalam
Al-Qur'an dan dijelaskan oleh sunah Nabi saw, serta diberikan kepada orang berpikir.
Apakah orang kafir memikirkan yang demikian itu?

49. (49) Ayat ini merupakan peringatan keras kepada kaum musyrik. Dijelaskan bahwa
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu yang terdapat di alam ini, sejak dari yang kecil
sampai yang besar, yang halus sampai yang kasar, serta yang tidak tampak sampai yang
tampak. Oleh karena itu, Allah mengetahui setiap orang yang mendustakan Al-Qur'an,
mengingkari rasul, dan melakukan perbuatan-perbuatan yang terlarang. Maka Allah
akan melakukan tindakan dan menghukum dengan seadil-adilnya di antara manusia,
sesuai dengan perbuatannya.
Dari perkataan “minkum” (sebahagian kamu) yang terdapat dalam ayat ini dapat
dipahami bahwa ada di antara orang musyrik itu yang mempercayai kebenaran Al-
Qur'an dan Rasulullah. Akan tetapi, karena hawa nafsu, takut dipencilkan kaumnya,
takut kehilangan pangkat dan harta, mereka mendustakannya. Allah berfirman:
ْ‫ ث َُّْم اَد َب َر‬٢٢ ‫س َْر‬ َ ‫س َو َب‬ َ ‫ ث َُّْم‬٢١ ْ‫ظ َر‬
َْ ‫ع َب‬ َ َ‫ ث َُّْم ن‬٢٠ ‫َّر‬ َْ ‫فْ َقد‬ َْ ِ‫ ث َُّْم قُت‬١٩ ْ‫ف قَد ََّر‬
َ ‫ل كَي‬ َْ ِ‫ فَقُت‬١٨ ْ‫اِنَّهْ فَ َّك َْر َوقَد ََّر‬
َْ ‫ل كَي‬
٢٥ ‫َر‬ ِْ ‫ل ال َبش‬ َّْ ‫ اِنْ ٰهذَاْ ا‬٢٤ ‫ل اِنْ ٰهذَاْ ا َِّّلْ ِسحرْ يُّؤثَ ُْر‬
ُْ ‫ِّل قَو‬ َْ ‫ فَقَا‬٢٣ ‫َواستَك َب َْر‬
Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan (apa yang ditetapkannya), maka
celakalah dia! Bagaimana dia menetapkan? Sekali lagi, celakalah dia! Bagaimana dia
menetapkan? Kemudian dia (merenung) memikirkan, lalu berwajah masam dan
cemberut, kemudian berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri, lalu dia
berkata, “(Al-Qur'an) ini hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu). Ini
hanyalah perkataan manusia.” (al-Mudda££ir/74: 18-25)

50. (50) Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Al-Qur'an menimbulkan kekecewaan bagi
orang kafir, baik selama hidup di dunia maupun di akhirat. Di dunia mereka kecewa
karena pengaruh agama Islam bertambah kuat sehingga pengaruh kepercayaan syirik
makin berkurang, bahkan akhirnya hilang seluruhnya tanpa bekas sedikit pun. Al-
Qur'an menyatakan kebatilan kepercayaan mereka, seperti menyembah patung yang
tidak dapat menimbulkan mudarat dan manfaat.
Di akhirat nanti setelah mengalami azab yang dahsyat, mereka menyesal kenapa tidak
mengikuti seruan Nabi Muhammad, seperti yang dilakukan orang-orang yang beriman.
Akan tetapi, penyesalan mereka itu tidak ada gunanya lagi karena pintu tobat telah
tertutup.
#Materi UPA Pekanan

51. (51) Dalam ayat ini, ditegaskan lagi bahwa Al-Qur'an adalah suatu yang benar dan
nyata kebenarannya. Ia benar-benar berasal dari Tuhan semesta alam, bukan perkataan
yang diada-adakan Muhammad.

52. (52) Oleh karena itu, Nabi Muhammad diperintahkan untuk bertasbih dengan
menyebut nama Allah dan bersyukur kepada-Nya karena Dia telah melimpahkan
rahmat yang tidak terhingga kepadanya dan kepada seluruh manusia berupa Al-Qur'an,
sebagai petunjuk dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Sesungguhnya Tuhan yang telah memberi rahmat itu adalah Tuhan Yang Mahaagung.

Anda mungkin juga menyukai