Anda di halaman 1dari 8

PEMIKIRAN FILSAFAT YG ADA DI SEKITARMU

HAJATAN AQIQAH

Disusun oleh :

Nama : Annisa Tiara Kireny

Semester : II. B

Dosen pengampu : Winsidi, S.Fil, M. Hum

YAYASAN PERGURUAN AGAMA ISLAM (YPAI) AL-KALAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)


MUARA ENIM TAHUN 2021/2022

A.
A. Latar Belakang

Aqiqah adalah suatu tradisi islam yang mana telah ada sejak zaman Nabi
saw. Yakni selamatan atas kelahiran seorang bayi ke dunia. Kelahiran bayi merupakan
sebagai rasa syukur terhadap Allahswt yang mana kelahirannya anak didunia. Tradisi ini
bertujuan untuk menjamur dengan memasak daging yang memiliki tujuan baik yaitu
bentuk sosial yang mana adanya interaksi sosial masyarakat.

Bila 'aqiqah' diakui sebagai "Sunnah" Rasulullah saw., apakah esensi "sunnah"
terletak pada hari pelaksanaannya, ataukah pada hewan yang disembelih, ataukah jumlah
hewan yang disembelih untuk bayi laki-laki dua ekor kambing dan satu ekor kambing
untuk bayi perempuan , ataukah terletak pada aspek lainnya, misalnya nilai syukur atas
kelahiran sang bayi.

Dikalangan masyarakat memandang membuat aqiqah anak-anak itu memang


benar-benar perintah agama. Dalam pelaksanaan aqiqah ini memiliki tata cara tentang
bagaimana pelaksanaan, syarat-syarat syarat binatang dan hukum tentang aqiqah, lebih
jelasnya akan dibahas dalam makalah ini

Setiap Muslim pasti menginginkan anak yang shaleh dan shalehah, berbakti
kepada orang tua, agama, bangsa, dan Negara. Usaha untuk menjadikan anak shaleh dan
shalehah, antara lain dengan memberii bekal, ilmu pengetahuan yang cukup. Salah satu
hal yang tidak kalah penting tugas kedua orang tua kepada anak adalah memberikan nama
yang baik bagi anaknya yang lahir. Nah dalam hal ini proses pemberian nama lebih
dikenal dengan Aqiqah.

B. Pengertian Aqiqah

Aqiqah berasal dari kata aqiq yang berarti rambut bayi yang baru
lahir. Karena itu aqiqah selalu mengadakan, selamat lahirnya seorang bayi dengan
menyembelih hewan (sekurangnya seekor kambing). Menurut istilah syara' artinya
menyembelih ternak pada hari ketujuh dari kelahiran anak, yang pada hari itu anak
diberi nama dan gambar di potong.

Sebenarnya banyak sekali pengertian aqiqah, namun dari kesemuanya dapat


diambil dari titik tengah sebagai berikut:

a. Aqiqah merupakan upacara ritual yang dilaksanakan pada saat lahirnya


keluarga baru atau kelahiran baru.
b. Upacara ritual aqiqah terdiri dari beberapa bagian antara lain

menyembelih hewan, rambut, sedekah, mempersembahkan, serta acara


lainnya.
c. Inti aqiqah adalah ungkapan rasa syukur yang, emas atau perak
kurban, ataupun berupa makanan.
C. Dasar Hukum Aqiqah

Hukum Aqiqah adalah sunnah muakkad, sekalipun orang tua dalam keadaan
sulit, “Aqiqah dilakukan Rasulullah dan Sahabat”. Seperti diketahui kelahiran seorang
bayi merupakan berita yang sangat menggembirakan bagi orang tua karena itu sudah
sepantasnya merayakan dengan selamati sebagai tanda syukur pada Allah swt. Tetapi
kemiskinan dan kekayaan diantara umat islam menjadikan aqiqah sulit dilaksanakan
apibila hukumnya wajib bagi orang miskin.

Perintah Nabi tentang penyembelihan aqiqah ini sudah disepakati oleh seluruh
madzhab sebagai anjuran (amar-linnadab) bukan (amar-liwujub) atau perintah
wajib. Ini berarti apabila ada keluarga yang sama dengan menyembelih aqiqah untuk
anak-anak, maka tidak ada dosa atau hutang sekali untuk membayarnya dimasa tua
atau setelah kaya nanti.

Menurut madzhab Hanafi, aqiqah hukumnya mubah dan tidak sampai


mustahab (dianjurkan). Hal itu karena pensyariatan qurban telah menghapus seluruh
syariat sebelumnya yang berupa penumpahan darah hewan seperti
aqiqah, rajabiyah dan 'atirah.
Dengan demikian, siapa yang mau mengerjakan ketiga hal ini tetap diizinkan,
sebagaimana juga dibolehkan tidak mengerjakannya. Penghapusan seluruh hal ini
berlandaskan pada ucapan Aisyah, “Syariah kurban telah menghapus seluruh syariah
berkenaan dengan penyembelihan hewan yang dilakukan sebelumnya”.

D. Ketentuan Hewan Aqiqah

Banyak ulama berpendapat bahwa semua hewan yang dijadikan hewan kurban,
yaitu: unta, sapi, kerbau, kambing, domba, dapat dijadikan hewan aqiqah. Sedangkan
syarat-syarat yang dapat disunahkan untuk aqiqah itu sama dengan syarat-syarat yang ada
pada hewan kurban, baik dari segi jenisnya, ketidak cacatannya, merugikannya.

Syarat-syarat hewan yang bisa (sah) untuk dijadikan aqiqah itu sama dengan
syarat-syarat hewan untuk kurban, yaitu:

1. Tidak cacat.

2. Tidak berpenyakit.

3. Cukup umur, yaitu kira-kira berumur satu tahun.

4. Warna bulu sebaiknya memilih yang berwarna putih.

Jenis hewan yang disembelih Rasulullah saw dalam aqiah saat itu dipanggil
inti drii aqiqah itu sendiri, sehingga andaikan diubah dengan seekor burung kecil
bahkan tidak menyembelih hewan melainkan sekedar nasi dan lauk pauk pun disebut
berniat mensyukuri nikmat lahirnya putra sah aqiqah.

E. Pelaksanaan Aqiqah

Ada dua hadis yang dijelaskan tentang jumlah binatang aqiqah yang
disembelih untuk seorang anak. Hadist yang pertama dijelaskan, bahwa Rasulullah
saw mengaqiqahkan cucu laki-laki beliau, masing-masing dengan seekor
kambing. Artinya: “ Dari Ibnu Abbas, bahwasannya Rasulullah SAW mengaqiqahi
untuk hasan dan Husain dengan masing-masing kambing (HR Abu Daud dengan
riwayat yang shahih).”
Sunnah untuk mengaqiqahi anak laki-laki dengan dua ekor kambing ini
hanya berlaku untuk orang yang mampu melaksanakannya, karena tidak semua orang
untuk mengaqiqahi bayi laki-laki dengan dua kambing. Ini termasuk pendapat yang
wasath (tengah-tengah) yang menghimpun berbagai dalil.

Menurut banyak ulama' aqiqah itu hanya berlaku bagi anak kecil, namun
sebagian ulama lain menyatakan bahwa aqiqah boleh dilakukan setelah seseorang itu
dewasa. Penyembelihan hewan aqiqah sebaiknya dilaksanakan pada hari ke-7 atau
hari ke-14 dan jika tidak bisa maka kapan saja.

Dari kedua pendapat ini dapat diambil kesimpulan bahwa penyembelihan


aqiqah yang paling baik dapat dilakukan pada hari ke-7 dari hari kelahiran seorang
anak, sedang bagi orang yang belum diaqiqahkan, maka aqiqah itu dapat dilakukan
setelah umur dewasa.

Perbuatan-perbuatan yang baik dilakukan pada waktu anak baru lahir, antara lain:

1. Mengadzankan dan mengiqamatkan

Disunatkan mengazankan anak laki-laki dan mengiqomatkan anak


perempuan yang baru, sehingga kata-kata yang pertama kali dienegar oleh
seorang anak yang baru lahir itu adalah lisan yang baik.

2. Memberi nama

Rasulullah melihat agar orang tua segera memberi nama anaknya yang
baru lahir. Para ulama mengatakan bahwa kutipan yang dijadikan nama anak
yang baru lahir itu adalah kutipan yang memiliki arti yang baik seperti
Abdullah. Dan haram hukumnya memberi nama anak dengan kutipan yang
mengandung unsur atau arti syirik, seperti abdul uzza, abdul ka'bah dan
sebagainya.
3. Mencukur rambut

Sunat hukumnya mencukur rambut anak yang baru lahir, minimalnya


menggunting tiga helai rambut. Biasanya dilakukan waktu mengaqiqahkannya
dan waktu memberi nama. Menurut imam malik, di samping mencukur rambut
sunat pula besedekah, sedikitnya hukum untuk perak seberat rambut yang
dipotong itu.

Ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam mencukur rambut bayi, yaitu:

1. Diawali dengan membaca basmalah.

2. Arah mencukur rambut dari sebelah kanan ke kiri.

3. Dicukur secara keseluruhan (gundul) sehingga tidak ada kotoran yang


tersisa.

4. Rambut hasil cukuran ditimbang dan jumlah timbangan yang dinilai


dengan nilai emas atau perak kemudian disedekahkan kepada fakir
miskin.
KESIMPULAN

Aqiqah diartikan mengadakan, selamat lahirnya seorang bayi dengan


menyembelih hewan pada hari ketujuh dari kelahiran anak, yang pada hari itu anak
diberi nama dan di potong atas rasa syuker Allah SWT.

Hukum Aqiqah adalah sunnah muakkad. Perintah Nabi tentang penyembelihan


aqiqah ini sudah disepakati oleh seluruh madzhab sebagai anjuran (amar-linnadab)
bukan (amar-liwujub) atau perintah wajib.

Ulama berpendapat bahwa semua hewan yang dijadikan hewan kurban, yaitu:
unta, sapi, kerbau, kambing, domba, dapat dijadikan hewan aqiqah. Jenis hewan yang
disembelih Rasulullah saw dalam aqiqah saat itu diaktifkan inti drii aqi itu sendiri,
sehingg andaikan diubah dengan seekor burung kecil bahkan tidak menyembelih
hewan melainkan sekedar nasi dan lauk pauk disebut juga telah berniat mensyukuri
nikmatnya putra sah aqiqah.

dua hadis yang dijelaskan tentang jumlah binatang aqiqah yang disembelih
untuk seorang anak. Hadist yang pertama, dijelaskan bahwa Rasulullah saw
mengaqiqahkan cucu laki-laki beliau, masing-masing dengan seekor kambing
sedangkan hadis yang kedua dijelaskan bahwa seorang anak laki-laki diaqiqahkan
dengan dua ekor kambing, sedang anak perempuan diaqiqahkan dengan seekor
kambing.

Dengan aliran di atas mengenai aliran filsafat pragmatisme yang mengajarkan

kepada segalah manfaat yang diberikan mengenai aqiqah

Anda mungkin juga menyukai