HAJATAN AQIQAH
Disusun oleh :
Semester : II. B
A.
A. Latar Belakang
Aqiqah adalah suatu tradisi islam yang mana telah ada sejak zaman Nabi
saw. Yakni selamatan atas kelahiran seorang bayi ke dunia. Kelahiran bayi merupakan
sebagai rasa syukur terhadap Allahswt yang mana kelahirannya anak didunia. Tradisi ini
bertujuan untuk menjamur dengan memasak daging yang memiliki tujuan baik yaitu
bentuk sosial yang mana adanya interaksi sosial masyarakat.
Bila 'aqiqah' diakui sebagai "Sunnah" Rasulullah saw., apakah esensi "sunnah"
terletak pada hari pelaksanaannya, ataukah pada hewan yang disembelih, ataukah jumlah
hewan yang disembelih untuk bayi laki-laki dua ekor kambing dan satu ekor kambing
untuk bayi perempuan , ataukah terletak pada aspek lainnya, misalnya nilai syukur atas
kelahiran sang bayi.
Setiap Muslim pasti menginginkan anak yang shaleh dan shalehah, berbakti
kepada orang tua, agama, bangsa, dan Negara. Usaha untuk menjadikan anak shaleh dan
shalehah, antara lain dengan memberii bekal, ilmu pengetahuan yang cukup. Salah satu
hal yang tidak kalah penting tugas kedua orang tua kepada anak adalah memberikan nama
yang baik bagi anaknya yang lahir. Nah dalam hal ini proses pemberian nama lebih
dikenal dengan Aqiqah.
B. Pengertian Aqiqah
Aqiqah berasal dari kata aqiq yang berarti rambut bayi yang baru
lahir. Karena itu aqiqah selalu mengadakan, selamat lahirnya seorang bayi dengan
menyembelih hewan (sekurangnya seekor kambing). Menurut istilah syara' artinya
menyembelih ternak pada hari ketujuh dari kelahiran anak, yang pada hari itu anak
diberi nama dan gambar di potong.
Hukum Aqiqah adalah sunnah muakkad, sekalipun orang tua dalam keadaan
sulit, “Aqiqah dilakukan Rasulullah dan Sahabat”. Seperti diketahui kelahiran seorang
bayi merupakan berita yang sangat menggembirakan bagi orang tua karena itu sudah
sepantasnya merayakan dengan selamati sebagai tanda syukur pada Allah swt. Tetapi
kemiskinan dan kekayaan diantara umat islam menjadikan aqiqah sulit dilaksanakan
apibila hukumnya wajib bagi orang miskin.
Perintah Nabi tentang penyembelihan aqiqah ini sudah disepakati oleh seluruh
madzhab sebagai anjuran (amar-linnadab) bukan (amar-liwujub) atau perintah
wajib. Ini berarti apabila ada keluarga yang sama dengan menyembelih aqiqah untuk
anak-anak, maka tidak ada dosa atau hutang sekali untuk membayarnya dimasa tua
atau setelah kaya nanti.
Banyak ulama berpendapat bahwa semua hewan yang dijadikan hewan kurban,
yaitu: unta, sapi, kerbau, kambing, domba, dapat dijadikan hewan aqiqah. Sedangkan
syarat-syarat yang dapat disunahkan untuk aqiqah itu sama dengan syarat-syarat yang ada
pada hewan kurban, baik dari segi jenisnya, ketidak cacatannya, merugikannya.
Syarat-syarat hewan yang bisa (sah) untuk dijadikan aqiqah itu sama dengan
syarat-syarat hewan untuk kurban, yaitu:
1. Tidak cacat.
2. Tidak berpenyakit.
Jenis hewan yang disembelih Rasulullah saw dalam aqiah saat itu dipanggil
inti drii aqiqah itu sendiri, sehingga andaikan diubah dengan seekor burung kecil
bahkan tidak menyembelih hewan melainkan sekedar nasi dan lauk pauk pun disebut
berniat mensyukuri nikmat lahirnya putra sah aqiqah.
E. Pelaksanaan Aqiqah
Ada dua hadis yang dijelaskan tentang jumlah binatang aqiqah yang
disembelih untuk seorang anak. Hadist yang pertama dijelaskan, bahwa Rasulullah
saw mengaqiqahkan cucu laki-laki beliau, masing-masing dengan seekor
kambing. Artinya: “ Dari Ibnu Abbas, bahwasannya Rasulullah SAW mengaqiqahi
untuk hasan dan Husain dengan masing-masing kambing (HR Abu Daud dengan
riwayat yang shahih).”
Sunnah untuk mengaqiqahi anak laki-laki dengan dua ekor kambing ini
hanya berlaku untuk orang yang mampu melaksanakannya, karena tidak semua orang
untuk mengaqiqahi bayi laki-laki dengan dua kambing. Ini termasuk pendapat yang
wasath (tengah-tengah) yang menghimpun berbagai dalil.
Menurut banyak ulama' aqiqah itu hanya berlaku bagi anak kecil, namun
sebagian ulama lain menyatakan bahwa aqiqah boleh dilakukan setelah seseorang itu
dewasa. Penyembelihan hewan aqiqah sebaiknya dilaksanakan pada hari ke-7 atau
hari ke-14 dan jika tidak bisa maka kapan saja.
Perbuatan-perbuatan yang baik dilakukan pada waktu anak baru lahir, antara lain:
2. Memberi nama
Rasulullah melihat agar orang tua segera memberi nama anaknya yang
baru lahir. Para ulama mengatakan bahwa kutipan yang dijadikan nama anak
yang baru lahir itu adalah kutipan yang memiliki arti yang baik seperti
Abdullah. Dan haram hukumnya memberi nama anak dengan kutipan yang
mengandung unsur atau arti syirik, seperti abdul uzza, abdul ka'bah dan
sebagainya.
3. Mencukur rambut
Ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam mencukur rambut bayi, yaitu:
Ulama berpendapat bahwa semua hewan yang dijadikan hewan kurban, yaitu:
unta, sapi, kerbau, kambing, domba, dapat dijadikan hewan aqiqah. Jenis hewan yang
disembelih Rasulullah saw dalam aqiqah saat itu diaktifkan inti drii aqi itu sendiri,
sehingg andaikan diubah dengan seekor burung kecil bahkan tidak menyembelih
hewan melainkan sekedar nasi dan lauk pauk disebut juga telah berniat mensyukuri
nikmatnya putra sah aqiqah.
dua hadis yang dijelaskan tentang jumlah binatang aqiqah yang disembelih
untuk seorang anak. Hadist yang pertama, dijelaskan bahwa Rasulullah saw
mengaqiqahkan cucu laki-laki beliau, masing-masing dengan seekor kambing
sedangkan hadis yang kedua dijelaskan bahwa seorang anak laki-laki diaqiqahkan
dengan dua ekor kambing, sedang anak perempuan diaqiqahkan dengan seekor
kambing.