Anda di halaman 1dari 3

Judul : Tradisi Orang Gebog Ketika Melakukan Aqiqah

Nama : Muhammad Shidqul Wafa

Kelas : A4KIR

Nim : 2111010020

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Aqiqah merupakan salah satu upaya untuk menebus anak yang tergadai dan Aqiqah merupakan
realisasi rasa syukur kita atas anugrah, sekaligus menghidupkan sunnah rasul SAW yang merupakan,
perbuatan terpuji. Mengingat saat sunnah tersebut mulai jarang di laksanakan oleh muslimin. Tak lupa
dengan adanya akikah itu kita dapat berbagi dengan sahabat ,kerabat serta sodara kita. Banyak hal
yang bisa di manfaatkan dari aqiqah ini tanpa kita sadari, dengan adanya akikah pun kita bisa saling
silahturahmi kepada tetangga yang dekat dengan cara itulah keharmonisan sesama umat terjalin
dengan baik.

Pada kata Aqiqah merupakan artinya sama dengan dzabihah, yaitu binatang yang disembelih. Akan
tetapi, dalam istilah „aqiqah itu yang dimaksud adalah Kambing atau Biri-biri jantan atau betina yang
disembelih berhubung dengan adanya anak yang baru dilahirkan. Bila anak itu laki-laki, maka,
aqiqah-nya dua ekor kambing yang sama mukaafiataani dan bila anak itu perempuan aqiqah-nya satu
ekor kambing. Kambing tersebut disembelih pada hari ketujuh. Kemudian, daging aqiqah itu
disedekahkan kepada fakir miskin sebagaimana halnya daging kurban1 .

Di dalam Aqiqah terdapat produk dari fiqh ibadah yang mencontohkan dari Rasulllah SAW dan
akikah pun sesuatu hal yang dapat di karuniai Allah. Karena mengaqiqahkan itu mensyukuri anaknya
yang telah di lahirkan ke dunia dengan begitu setiap orang tua menginginkan anaknya sholeh. Di
dalamnya banyak hikmah dan nilai positif bagi anak, jika seseorang anak di akikahkan karena, aqiqah
itu menguatkan nilai-nilai kerohanian kepada anak yang masih suci. Dengan aqiqah diharapkan sang
bayi memperoleh kekuatan, kesehatan lahir dan batin. Serta tumbuh dan berkembang dengan nilai-
nilai ilahiyah.

B. Rumusan Masalah

1. Mengetahui pengertian aqiqah menurut islam?

2. Mengetahui tradisi aqiqah di desa gebog?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk pengertian aqiqah menurut islam

2. Untuk tradisi aqiqah di desa gebog


Pembahasan

A. Pengertian Aqiqah Menurut Islam

Aqiqah dapat diartikan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas kelahiran bayi. Rasa
syukur tersebut diwujudkan dengan memotong kambing dan dibagikan kepada saudara, tetangga,
dan mereka yang membutuhkan. Aqiqah kerap diidentikan seperti pemotongan hewan kurban saat
Idul Adha, tetapi tentu niat dan tata cara pelaksanaannya memiliki perbedaan.

Secara bahasa, aqiqah memiliki arti “memotong” yang berasal dari bahasa arab “al-qath‟u”.
Terdapat juga definisi lain aqiqah yaitu nama rambut bayi yang baru dilahirkan. Menurut istilah,
aqiqah adalah proses kegiatan menyembelih hewan ternak pada hari ketujuh setelah bayi
dilahirkan.

Berdasarkan tafsir sebagian besar ulama yang dinilai paling kuat, aqiqah hukumnya adalah
sunnah muakkad. Aqiqah menjadi ibadah yang penting dan diutamakan. Bila mampu untuk
melakukannya, maka orang tua sangat dianjurkan untuk melakukan aqiqah anaknya saat masih
bayi. Namun, bagi yang tidak mampu untuk melaksanakannya, hukum aqiqah boleh ditinggalkan
tanpa berdosa.

Diriwayatkan Al-Hasan dari Samurah radhiyallahu „anhu, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Semua anak tergadaikan dengan aqiqahnya yang disembelihkan pada hari ketujuh, dicukur
rambutnya, dan diberikan nama.” (HR Ahmad 20722, At-Turmudzi 1605 dan dinilai shahih oleh
Al-Albani).

Ini adalah hadits yang paling kuat tentang disyariatkannya aqiqah. Syariat untuk melakukan
aqiqah hanya dapat Anda temukan di hadist-hadist Nabi Muhammad SAW dan tidak dijumpai di
dalam ayat Al-Qur‟an. Meski tidak ada Al-Qur‟an, Ustadz Aris Munandar memberikan
penjelasan bahwa seorang muslim tidak membeda-bedakan aturan dalam Al Quran dan hadist.

Ini karena kita diperintahkan untuk taat kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana kita taat
kepada Allah dan ayat-ayat Al Qur‟an.

“Aqiqah menjadi satu hal yang sangat populer dan tak terpisahkan di tengah-tengah kehidupan
beragama kaum muslimin”.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitabnya “Tuhfatul Maudud” hal.25-26, mengatakan
bahwa “Imam Jauhari berkata, Aqiqah adalah “Menyembelih hewan pada hari ketujuhnya dan
mencukur rambutnya.” Selanjutnya Ibnu Qayyim rahimahullah berkata: “Dari penjelasan ini
jelaslah bahwa aqiqah itu disebut demikian karena mengandung dua unsur diatas dan ini lebih
utama.”

Imam Ahmad rahimahullah dan jumhur ulama berpendapat bahwa apabila ditinjau dari segi syar‟i
maka yang dimaksud dengan aqiqah adalah makna berkurban atau menyembelih (An-Nasikah).

Para ulama di masa salaf membenci dan tidak menyukai mereka yang bisa melakukan aqiqah,
tetapi meninggalkan syariat aqiqah, ujar Ustadz Aris Munandar. Tradisi aqiqah adalah anjuran
untuk menyembelih kambing serta memotong rambut si bayi yang baru lahir.
Hukum aqiqah dalam islam sendiri termasuk sunnah muakkad dan dapat dilakukan bagi muslim
yang mampu. Tujuan dilaksanakan aqiqah ini yaitu berbagi kebahagiaan kepada orang sekitar,
sehingga muncul doa terbaik agar Si Kecil tumbuh dengan baik dari fisik maupun akhlaknya.

B. Tradisi Aqiqah Di Desa Gebog

Didesa Gebog sendiri tradisi aqiqah dilaksanakan ketika anak perempuan sudah berusia 36 hari
dengan 1 ekor kambing, sedangkan untuk laki laki ketika sudah berusia 1 minggu atau 7 hari
dengan 2 ekor kambing.

Di Desa Gebog acara aqiqah dilaksanakan ketika malam hari, biasanya dilaksanakan setelah
shalat maghrib atau setelah sholat isya‟, tapi rata rata kebanyakan warga gebog memulai acara
aqiqah pada waktu habis shalat isya‟ , akan tetapi di desa gebog bagian kulon dan wetan cara
pelaksanaannya berbeda dari desa gebog kidul, yakni cara pelaksanaan desa gebog kulon dan
wetan dimulai setelah sholat maghrib, acaranya pembukaan meliputi kenduri, tahlilan dan
pembacaan ayat suci alquran.

Setelah sholat isya‟ acaranya adalah maulidan, melekan dan nyanyian nyanyian arab atau
marawis, kalau ada dan tidaknya acara itu tergantung dari tuan rumahnya, tapi ketika kakak saya
lagi ngadain acara aqiqah, dia mengadakan marawis atau nyanyian arab dan sholawat, acaranya
tergantung dari tuan rumahnya itu sendiri.

Kesimpulan

Hal menarik yang dapat saya ambil di sana adalah marawis atau qashidah yang dilantunkan disaat
melekan/pesta, dikarnakan saya suka lagu-lagu arab, dan yang saya sukai dari acara aqiqahan
adalah dapet berkat apa lagi jika aqiqahnya di rumah sendiri, bersyukur sekali bisa mukbang
kambing di rumah.

Dokumentasi Foto

Anda mungkin juga menyukai