Anda di halaman 1dari 3

RUKUN AQIQAH ANAK/BAYI MENURUT ISLAM

Rukun aqiqah atau aqiqahan bayi/anak dalam Islam adalah penting. Rukun dalam pelaksanaan aqiqah
sebagai ibadah yang menurut mayoritas ulama hukumnya adalah sunnah muakad ini perlu diketahui calon
orang tua. Tahukah anda pengertian dari rukun dalam konteks agama Islam?

Menurut KKBI, rukun adalah suatu hal yang harus dipenuhi sebagai syarat sahnya suatu pekerjaan atau
amalan. Jika rukun tidak dipenuhi maka amalan tersebut dianggap tidak sah. Maknya yang kedua, masih
menurut KKBI, rukun adalah sendi atau dasar atau asas contohnya adalah rukum iman itu semakna dengan
dasar iman. Masih ingat dengan rukum iman yang enam? Baca juga pengertian aqiqah.

Bagi anda para orang tua muslim atau pasangan muda yang baru menikah, ada baiknya mempersiapkan sejak
dini untuk menyambut kelahiran sang buah hati secara Islami. Salah satunya adalah dengan mempelajari rukun
dalam melaksanakan aqiqah. Anda perlu mengetahui bahwa dengan dikaruniakannya seorang bayi atau anak,
baik itu laki-laki maupun perempuan, orangtuanya (yang menafkahi) disunahkan untuk melaksanakan aqiqah
pada hari ke-7 sejak kelahiran bayi. Sangat dianjurkan untuk melaksanakan aqiqah yang sesuai dengan
tuntunan nabi Muhammad SAW.

Rukun Aqiqah

Anak adalah karunia dari Allah. Pasangan yang baru menikah tentu berharap untuk segera memiliki
momongan. Pada saat istri hamil dan bayi pertama lahir, tentunya rasa bahagia dan bingung yang bercampur.
Bingung bagaimana seharusnya memperlakukan sang bayi tersebut, terlebih lagi yang syar’i dan Islami. Seperti
yang diketahui bersama, bahwa aqiqah merupakan sembelihan binatang an’am sebagai wujud dari
penyambutan hadirnya buah hati yang baru lahir dan juga ungkapan syukur kepada Allah atas nikmat dan
karunia yang telah diberikan.
Adab Menyambut Kelahiran Bayi Laki-Laki Dan Perempuan Dalam Islam
Beberapa adab dalam menyambut kelahiran sang buah hati secara Islami
Memperdengarkan suara adzan di telinga kanan bayi yang baru lahir
Memperdengarkan suara iqamah di telinga kirinya
Membacakan doa di kedua belah telinganya, misalnya membaca surah Al-Ikhlas
Mengoleskan langit-langit mulut sang bayi dengan kunyahan benda yang manis seperti kurma, buah tamar atau
pisang (disebut dengan istilah tahnik)
Tasmiyah atau memberi nama anak tersebut dengan nama-nama yang baik pada hari ketujuh kelahirannya.
Mengadakan walimatul aqiqah atau jamuan dan doa tasyakuran atas kelahirannya pada hari ke-7 kelahiran bayi.
Mencukur rambut sang anak tersebut selepas menyembelih hewan ‘aqiqah (kambing atau domba) untuknya.
Untuk anak laki-laki 2 ekor kambing dan untuk anak perempuan 1 ekor kambing
Memberi sedekah seberat rambut sang anak yang dicukur itu atau uang yang nilainya seharga dengan perak.
Menyedekahkan daging aqiqah kepada fakir miskin.
Adab Menyambut Kelahiran Bayi dalam Islam
Rukun Melaksanakan Aqiqah
Bila membicarakan mengenai rukun aqiqah yang akan dilaksanakan tentunya harus sesuai dengan pandangan
syariat Islam.
Rukun aqiqah mengenai kapan dilaksanakannya aqiqah.
Rukun aqiqah mengenai kapan rambut bayi tersebut dicukur.
Rukun aqiqah mengenai yang harus dilakukan terhadap rambut cukuran bayi tersebut.
Untuk penjelasan selanjutnya mengenai ketiga hal di atas, maka waktu yang terbaik dilakukan aqiqah di hari
ketujuh setelah bayi lahir yang bersamaan juga dengan dicukurnya rambut si bayi. Hal tersebut berdasarkan
hadist yang diriwayatkan Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah dari dari sahabat Samurah bin Jundub
Radhiyallahu anhu.

Majelis Ta’lim Miftahul Jannah Blok Nambo Desa Gantar


‫ق مويهمسمميِهكلُل هغلممم مرههيِنمةة بهمعهقيِقمتههه تموذ بمهح معونهه يموومم‬
‫هكلُل هغلممم مرههيِنمةة بهمعهقيِقمتههه تهوذبمهح معونهه يموومم مساَبههعهه مويهوحلم ه‬
َّ‫ق مويهمسممى‬ ‫مساَبههعهه مويهوحلم ه‬
“Setiap bayi tergadai dengan aqiqahnya, disembelihkan (kambing) untuknya pada hari ke tujuh, dicukur dan
diberi nama” [HR Abu Dawud, no. 2838, at-Tirmidzi no. 1522, Ibnu Majah no. 3165 dll.

Kemudian mengenai rambut bayi yang dicukur saat pelaksanaan aqiqah, cukuran bayi tersebut
ditimbang yang kemudian disedekahkan berdasarkan hitungan harga perak seberat timbangan dari rambut
tersebut. Ingat ya, perak bukan emas (menurut ulama ini yang lebih kuat). sebagian ulama juga menilai bahwa
semua hadis yang menganjurkan sedekah dengan perak, seberat rambut bayi adalah dhaif.

tata cara aqiqah

Salah satu hadis yang mejadi acuan dalam sedekah seharga perak ini adalah hadis dari Ali bin Abi Thalib
radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengakikahi Hasan dengan kambing, dan beliau
menyuruh Fatimah,

‫ ياَ فاَطمة احلقي رأسه وتصدقي بزنة‬:‫ وقاَل‬،‫عق رسول ا صلىَّ ا عليِه وسلم عن الحسن بشاَة‬
‫شعره فضة‬
‘Cukur rambutnya, dan bersedekahlah dengan perak seberat rambut itu.’

Fatimah pun menimbang rambut itu, dan ternyata beratnya sekitar satu dirham atau kurang dari satu dirham.
(HR. Turmudzi 1519, Ibnu Abi Syaibah dalam Mushanaf 24234, dishahihkan al-Hakim dalam Mustadrak 7589
dan didiamkan azd-Dzahabi).

Beberapa rukun aqiqah yang juga sebagai syarat dari pelaksanaan perlu diketahui, supaya dalam
pelaksanaannya benar-benar sesuai dengan syariat Islam. Dengan rukun yang benar, maka tujuan yang hendak
dicapai dalam menggapai pahala dari Allah dapat dilakukan dengan melaksanakan ibadah yang berlandaskan
dalil hadis Nabi.

Di dalam Islam, pelaksanaan aqiqah ini memiliki hukum yaitu sunnah mu’akkadah, yakni ibadah yang
sangat dianjurkan dan pahalanya mendekati pahala ibadah wajib. Bagi orang yang menanggung nafkah hidup
sang anak wajib sangat disarankan untuk melaksanakan aqiqah pada hari ketujuh. Namun, jika tidak mampu
melaksankannya tidak ada dosa baginya.

Bagi anak laki-laki disunahkan untuk menyembelih dua ekor kambing dan bagi anak perempuan
disunahkan untuk menyembelih seekor kambing. Mengenai rukun aqiqah sebagai dasar yang shahih,
hendaknya sesuai dengan waktu, hewan aqiqah memenuhi syarat sah dan tata cara pelaksanaannya sesuai
tuntunan Nabi. Ibadah yang baik dan amalan ibadahnya diterima Allah adalah harus sesuai dengan ajaran Islam
(tuntunan Nabi). JIka tidak berlandaskan tuntunan Nabi, maka ibadah tersebut tertolak. Naudzubullahi
mindzalik.

pelaksanaan aqiqah

Dalam melaksanakan ibadah selalu sertai dengan niat ikhlas untuk mengharap ridhlo Allah. Tak
terkecuali dengan menjalankan ibadah aqiqah, yang pertama dilakukan adalah niat. Setelah niat sudah
dilakukan maka ikuti tata cara nabi dalam melaksanakan ibadah tersebut.

Dalil Hukum Pelaksanaan Aqiqah

Berikut adalah beberapa hadist yang menjadi dalil atau dasar dari pelaksanaan ibadah aqiqah.

Salman bin ‘Amir Ad-Dhabiy

Majelis Ta’lim Miftahul Jannah Blok Nambo Desa Gantar


Dikatakan bahwa Rasulullah bersabda, “Aqiqah dilaksanakan karena adanya kelahiran bayi, maka sembelihlah
hewan dan hilangkanlah semua gangguan darinya.”

Samurah bin Jundab

Dikatakan bahwa Rasulullah bersabda, “Semua anak bayi tergadaikan dengan aqiqahnya di hari ketujuhnya
disembelih hewan, diberi nama, dan dicukur rambutnya.”

Aisyah

Dikatakan oleh Aisyah, Rasulullah bersabda, “Bayi laki-laki diaqiqahi dengan dua kambing yang sama dan bayi
perempuan satu kambing.”

Demikian penjelasan mengenai rukun aqiqah yang perlu diketahui bagi keluarga Muslim yang memiliki
anak, terutama pasangan yang baru menikah. Kami merekomendasikan anda untuk mempelajari tata cara
pelaksanaan aqiqah yang sesuai dengan ajaran Islam dan juga sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW.
Setiap ibada harus didukung oleh dalil dan hadits-hadits yang shahih. Dengan memiliki wawasan dan
pengetahuan yang cukup tentang agama termasuk rukun aqiqah maka setiap muslim akan yakin dalam
menjalankan ibadah. Sekali lagi anda yang baru berencana untuk untuk melakukan aqiqah sesuai syariat Islam,
pelajari syarat dan rukun aqiqah. Semoga bermanfaat.

Referensi :

Menurut pendapat mayoritas ulama hukum pelaksanaan aqiqoh adalah sunnah muakad. Jadi, jika dilaksanakan
tentu akan mendapatkan pahala dan jika tidak mampu melaksanakan maka tidak ada dosa baginya.

Menjawab pertanyaan bpk tentang aqiqah bayi meninggal dalam kandungan adalah tidak ada anjuran aqiqah
untuk bayi tersebut. Selengkapnya dapat merujuk kepada kitab Kitab Fatawa Isma’il Zain.

Berikut saya kutip dari blog NU.or.id

Mengenai hal ini Kitab Fatawa Isma’il Zain menerangkan dengan dua rincian pertama, jika bayi itu tidak
pernah lahir di dunia (meninggal dalam kandungan) maka tidak ada anjuran memberikan aqiqah dan nama.
Namun, jika bayi tiu sempat menghirup kehidupan setelah dilahirkan meskipun hanya beberapa saat maka
disunnahkan bagi orang tuanya untuk memberikan nama dan aqiqah kepadanya.

‫ والتسميِة إنماَ تسن في حق المولود وكذلك العقيِقة ل تسن إل عن‬،‫فل تسن تسميِة للجنيِن ول عقيِقة عنه‬
‫المولود‬
Tidak disunahkan memberi nama bagi janin, begitu juga aqiqah, karena memberi nama dan aqiqah hanya
disunahkan bagi anak bayi yang telah terlahir kedunia

‫ فل تسن له تسميِة ول عقيِقة‬،َ‫أماَ ماَ دام في بطن أمه وماَت في بطنهاَ ودفن معها‬
Sedang untuk janin yang maninggal dalam kandungan ibunya, lalu dikuburkan bersama ibunya maka tidak
disunahkan memberikan nama dan aqiqah bagi janin tersebut.

Majelis Ta’lim Miftahul Jannah Blok Nambo Desa Gantar

Anda mungkin juga menyukai