Anda di halaman 1dari 8

Tugas

Pendidikan Agama Islam

Nama: Carmelita
Kelas: IX F

SMP NEGERI 1 PADANG


AQIQAH
 Pengertian Aqiqah
 Aqiqah berasal dari bahasa Arab yang artinya “mengaqiqahkan anak atau menyembelih
kambing aqiqah”.Menurut bahasa, aqiqah artinya memotong atau memisahkan.
 Menurut para ulama, pengertian aqiqah secara etimologis ialah rambut kepala bayi yang
tumbuh semenjak lahirnya.
 Secara istilah, makna aqiqah ada beberapa pendapat ulama, diantaranya:

1.  Menurut Sayyid Sabiq, Aqiqah adalah sembelihan yang disembelih untuk anak
yang baru lahir.
2. Menurut Imam Taqiyuddin Abu Bakar bin Muhammad Al-Husaini, Aqiqah
adalah nama sesuatu yang disembelihkan pada hari ketujuh, yakni hari mencukur
rambut kepalanya yang disebut Aqiqah dengan menyebut sesuatu yang ada
hubunganya dengan nama tersebut.
3. Menurut jumhur ulama mengartikan bahwa aqiqah yaitu menyembelih hewan
pada hari ketujuh dari hari lahirnya seorang anak baik laki-laki maupun
perempuan.
4. Menurut Abdullah Nashih Ulwan, aqiqah berarti menyembelih kambing untuk
anak pada hari ketujuh kelahirannya.
5. Menurut Drs. R. Abdul Aziz dalam bukunya Rumah Tangga Bahagia Sejahtera,
mengatakan bahwa aqiqah adalah menyembelih kambing untuk menyelamati bayi
yang baru lahir dan sekaligus memberikannya sebagai sedekah kepada fakir
miskin.

Selain pendapat ulama di atas, Rasulullah Shallallahu`alaihi Wa Sallam juga menjelaskan


pengertian aqiqah dalam sabdanya :

ُ َ‫ ُكلُّ ُغالَ ٍم َر ِه ْينَةٌ بِ َعقِ ْيقَتِ ِه تُ ْذبَ ُح َع ْنهُ يَوْ َم َسابِ ِع ِه َو يُحْ ل‬:‫ب اَ َّن َرسُوْ َل هللاِ ص قَا َل‬
‫ق َو يُ َس َّمى‬ ٍ ‫ع َْن َس ُم َرةَ ب ِْن ُج ْن َد‬

“Dari Samurah bin Jundab dia berkata : Rasulullah bersabda : Setiap bayi tergadai dengan
aqiqahnya, disembelihkan (kambing) untuknya pada hari ke tujuh, dicukur dan diberi nama.”

[Shahih, Hadits Riwayat Abu Dawud 2838, Tirmidzi 1552, Nasa’I 7/166, Ibnu Majah 3165,
Ahmad 5/7-8, 17-18, 22, Ad Darimi 2/81, dan lain-lainnya]

 Hukum Aqiqah
Ulama berbeda pendapat tentang status hukum aqiqah.

 Menurut Daud Adz-Dzahiri dan pengikutnya aqiqah hukumnya wajib,


sedangkan menurut jumhur ulama hukum aqiqah adalah sunnah.
 Menurut Abu Bakar Jabir Al-Jazairi dalam bukunya Minhajul Muslim,
mengatakan bahwa hukum aqiqah adalah sunnah muakkad bagi orang yang
mampu melaksanakannya, yaitu bagi orang tua anak yang dilahirkan
 Imam Abu Hanifah menetapkan bahwa hukum aqiqah adalah ibadah artinya
tidak wajib dan tidak sunnah.

Perbedaan itu terjadi karena berbeda dalam menginterpretasikan makna dan maksud hadist Nabi
Muhammad Shallallahu`alaihi Wa Sallam yang diriwayatkan dari Samurah tersebut.

Menurut Imam Ahmad maksud dari kata-kata; “anak-anak itu tergadai dengan aqiqahnya”,
dalam hadist tersebut ialah bahwa pertumbuhan anak itu, baik badan maupun kecerdasan
otaknya, atau pembelaannya terhadap ibu bapaknya pada hari kiamat akan tertahan, jika ibu
bapaknya tidak melaksanakan aqiqah baginya.

Pendapat tersebut juga diikuti Al-Khattabi dan didukung oleh Ibn Qoyyim. 

Bahkan Ibn Qoyyim menegaskan, bahwa aqiqah itu berfungsi untuk melepaskan anak yang
bersangkutan dari godaan setan.

 Dalil Aqiqah
Beberapa hadits yang menjadi dasar disyariatkannya aqiqah antara lain:

ُ َ‫ ُكلُّ ُغالَ ٍم َر ِه ْينَةٌ بِ َعقِ ْيقَتِ ِه تُ ْذبَ ُح َع ْنهُ يَوْ َم َسابِ ِع ِه َو يُحْ ل‬:‫ب اَ َّن َرسُوْ َل هللاِ ص قَا َل‬
‫ق َو يُ َس َّمى‬ ٍ ‫ع َْن َس ُم َرةَ ب ِْن ُج ْن َد‬

“Dari Samurah bin Jundab dia berkata : Rasulullah bersabda : Setiap bayi tergadai
dengan aqiqahnya, disembelihkan (kambing) untuknya pada hari ke tujuh, dicukur dan
diberi nama.”
[Shahih, Hadits Riwayat Abu Dawud 2838, Tirmidzi 1552, Nasa’I 7/166, Ibnu Majah 3165,
Ahmad 5/7-8, 17-18, 22, Ad Darimi 2/81, dan lain-lainnya]

ِ ‫َان َوع َْن ْال َج‬


 ٌ‫اريَ ِة َشاة‬ ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأ َم َرهُ ْم ع َْن ْالغُاَل ِم َشاتَا ِن ُم َكافَِئت‬
َ ِ ‫َأ َّن عَاِئ َشةَ َأ ْخبَ َر ْتهَا َأ َّن َرسُو َل هَّللا‬

Dari Aisyah dia berkata : Rasulullah bersabda : “Bayi laki-laki diaqiqahi dengan dua
kambing yang sama dan bayi perempuan satu kambing.”
[Shahih, Hadits Riwayat Ahmad (2/31, 158, 251), Tirmidzi (1513), Ibnu Majah (3163), dengan
sanad hasan]

‫ق ع َْن ْال َح َس ِن َو ْال ُح َسي ِْن َك ْب ًشا َك ْب ًشا‬ َ ِ ‫س َأ َّن َرسُو َل هَّللا‬
َّ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َع‬ ٍ ‫ع َْن ا ْب ِن َعبَّا‬
Dari Ibnu Abbas bahwasannya Rasulullah bersabda : “Mengaqiqahi Hasan dan Husain
dengan satu kambing dan satu kambing.”
[HR Abu Dawud (2841) Ibnu Jarud dalam kitab al-Muntaqa (912) Thabrani (11/316) dengan
sanadnya shahih sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Daqiqiel ‘Ied]

ِ ‫ك ع َْن َولَ ِد ِه فَ ْليَ ْف َعلْ ع َِن ْال ُغالَ ِم َشات‬


‫َان‬ َ ‫ قَا َل َرسُوْ ُل هللاِ ص َم ْن اَ َحبَّ ِم ْن ُك ْم اَ ْن يَ ْن ُس‬،‫ال‬ ٍ ‫ع َْن َع ْم ِرو ب ِْن ُش َع ْي‬
َ َ‫ب ع َْن اَبِ ْي ِه ع َْن َج ّد ِه ق‬
ٌ‫اريَ ِة َشاة‬ ‫لج‬ ْ
‫ا‬ ‫ن‬ ‫ع‬
َ
ِ َ ِ َ ِ ِ ُ ‫و‬ ‫َان‬ ‫ت‬ ‫َئ‬ ‫ف‬ ‫ا‬ َ
‫ك‬ ‫م‬

Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah bersabda : “Barangsiapa
diantara kalian yang ingin menyembelih (kambing) karena kelahiran bayi maka
hendaklah ia lakukan untuk laki-laki dua kambing yang sama dan untuk perempuan satu
kambing.”
[Sanadnya Hasan, Hadits Riwayat Abu Dawud (2843), Nasa’I (7/162-163), Ahmad (2286, 3176)
dan Abdur Razaq (4/330), dan shahihkan oleh al-Hakim (4/238)]

 Hewan Aqiqah
Di Indonesia, hewan aqiqah yang biasanya dipilih antara lain:

1. Kambing
Kambing banyak disinggung dalam beberapa hadist. Menurut sebagian pendapat di
kalangan ulama mazhab Syafi’i, beraqiqah menggunakan kambing akan lebih afdhal
dibanding dengan binatang yang lain.
2.  Domba
Domba pernah dipergunakan oleh baginda Rasulullah Shallallahu`alaihi Wa Sallam,
ketika mengaqiqahkan cucunya Hasan dan Husain.

 Jumlah Hewan Aqiqah


Dalam penentuan jumlah hewan aqiqah pun ulama berbeda pendapat.

1. Untuk anak laki-laki disembelih dua ekor dan untuk anak perempuan disembelih satu
ekor kambing.

Berdasarkan hadits :

Dari Aisyah bahwasanya Rasulullah Shallallahu`alaihi Wa Sallam memerintahkan  agar


menyembelih aqiqah untuk anak laki-laki dua ekor kambing dan untuk anak perempuan
seekor kambing. 
(HR. Tirmidzi)

2.  Untuk anak laki-laki boleh disembelih satu ekor saja.

Berdasarkan Hadits:

Dari Ibnu Abbas bahwasanya Rasulullah Rasulullah Shallallahu`alaihi Wa


Sallam mengaqiqahkan cucunya Hasan dan Husain bin Ali masing-masing seekor domba
(kambing kibas). (HR. Abu Dawud)

 Syarat Hewan Aqiqah


Ada beberapa syarat hewan aqiqah yang harus dipenuhi dalam melaksanakan ibadah aqiqah,
diantaranya:

1. Hewan tidak cacat.


Hewan tidak buta, pincang, telinga dan ekornya tidak terpotong lebih dari sepertiga
bagian.
2.  Cukup umur.
Jika kambing, kira-kira berumur satu tahun atau lebih.
Jika Domba, kira-kira berumur enam bulan atau lebih.

 Waktu  Aqiqah
Waktu aqiqah yang diajurkan sesuai dengan hadits Rasulullah Shallallahu`alaihi Wa Sallam
yaitu pada hari ke 7 dari kelahiran anak.

Boleh juga hari ke 14 dari kelahiran anak. Tapi jika orang tua belum mampu untuk
melaksanakan aqiqah di hari ke 7 atau 14, maka tidak apa-apa aqiqah kapan saja sesuai dengan
kemampuan orang tua. Aqiqahnya tetap SAH.

 Proses  Aqiqah
Sebagaimana halnya walimatul ursy dan walimah khitan pada umumnya pesta aqiqah juga
dilakukan dengan mengundang keluarga, saudara dan tetangga.
Tentu saja segala sesuatunya harus ditata sedemikian rupa sehingga tidak mengotori makna
aqiqah yang merupakan sunnah Rasulullah Shallallahu`alaihi Wa Sallam.
Semuanya harus dilakukan dengan cara-cara yang islami, baik pengaturan tempat duduk, cara
berpakaian maupun tata cara makan.

Proses Aqiqah meliputi tiga kegiatan yang dilakukan secara bersamaan yaitu: 


1.  Menyembelih binatang aqiqah,
2. Mencukur rambut kepala anak dan
3. Memberikan nama yang baik kepada anak.

 Hikmah  Aqiqah
Hikmah Aqiqah antara lain:
1. Aqiqah merupakan suatu pengorbanan yang akan mendekatkan anak kepada Allah dimasa
awal ia menghirup udara kehidupan.
2. Sebagai pemberitahuan tentang garis keturunan dengan cara yang baik.
3. Memupuk rasa kedermawanan dan menekan sikap pelit.
4. Penyerahan si anak di jalan Allah.
5. Dengan Aqiqah, gadai si bayi tertebus.
QURBAN

 Pengertian Qurban
 Jika di artikan kedalam bahasa arab Pengertian qurban adalah dekat.
 Sedangkan menurut istilah qurban meruapakan suatu pemotongan hewan ternak yang di
kerjakan/dilakukan pada hari besar Islam yakni idul adha dan hari tasyriq bertujuan
sebagai pendekatan diri terhadap Allah SWT.

 Hukum Qurban
Ibadah kurban hukumnya adalah sunnah muakkad, atau sunnah yang dikuatkan. Nabi
Muhammad shallallâhu ‘alaihi wasallam tidak pernah meninggalkan ibadah kurban sejak
disyariatkannya sampai beliau wafat. Ketentuan kurban sebagai sunnah muakkad dikukuhkan
oleh Imam Malik dan Imam al-Syafi’i. Sedangkan Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa
ibadah kurban bagi penduduk yang mampu dan tidak dalam keadaan safar (bepergian),
hukumnya adalah wajib. (Ibnu Rusyd al-Hafid: tth: 1/314).

 Dalil/ Hadist Qurban


 surat al-Kautsar ayat 2:

ْ‫صلِّ لِ َربِّكَ َوا ْن َحر‬


َ َ‫ف‬

Artinya:

“Maka shalatlah karena Tuhanmu dan berqurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri
kepada Allah).” (QS: al-Kautsar: 2)

 Selain itu, Rasulullah SAW berkata:

ْ ‫ارهَا َوَأ‬
‫ َوَأ َّن ال َّد َم‬،‫ظاَل فِهَا‬ ‫ْأ‬
ِ ‫ ِإنَّهُ لَيَ تِي يَوْ َم القِيَا َم ِة بِقُرُونِهَا َوَأ ْش َع‬،‫اق ال َّد ِم‬
ِ ‫َما َع ِم َل آ َد ِم ٌّي ِم ْن َع َم ٍل يَوْ َم النَّحْ ِر َأ َحبَّ ِإلَى هَّللا ِ ِم ْن ِإ ْه َر‬
‫ فَ ِطيبُوا بِهَا نَ ْفسًا‬،‫ض‬ ِ ْ‫ان قَ ْب َل َأ ْن يَقَ َع ِمنَ اَألر‬ٍ ‫لَيَقَ ُع ِمنَ هَّللا ِ بِ َم َك‬

“Tidak ada amalan manusia yang lebih dicintai Allah pada hari Idul Adha, melebihi ibadah
qurban. Karena qurbannya itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, bulu, dan
kukunya. Dan darahnya akan menetes di tempat yang Allah tentukan, sebelum darah itu
menetes di tanah. Untuk itu hendaknya kalian merasa senang karenanya.”(HR: al-Tirmidzi)
 Ketentuan/Tata cara Qurban
1. Waktu Pelaksanaan Qurban

Pelaksanaan ibadah qurban dilakukan setelah selesai melaksanakan Shalat Hari Raya Idul
Adha. Jika tidak sedang melaksanakan Idul Adha, maka dilakukan juga setelah Shalat Idul
Adha selesai. Waktu penyembelihan juga dilakukan sampai matahari terbenam. Pelaksanaan
ini dilakukaan pada saat hari tasyrik, hinggal tanggal 13 Dzulhidjah.

2. Jenis Hewan yang di Jadikan Qurban

Hewan yang dapat dijadikan qurban tentu tidak sembarangan. Hewan yang dapat
diqurbankan seperti Unta, Sapi, Kerbau, Kambing atau Domba. Untuk Hewan Unta maka
usianya diperkirakan minimal 5-6 tahun. Sedangkan Sapi atau Kerbau usianya 2 minimal 2
tahun, sedangkan Kambing atau Domba minimal 2 tahun.

3. Kondisi Hewan Qurban

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdiri di tengah-tengah kami dan


berkata, “Ada empat cacat yang tidak dibolehkan pada hewan qurban: buta sebelah dan
jelas sekali kebutaannya, sakit dan tampak jelas sakitnya, pincang dan tampak jelas
pincangnya, sangat kurus sampai-sampai seolah tidak berdaging dan bersum-sum.” (HR
Tirmidzi)
Dari hadist di atas maka hewan kurban tidak boleh dalam kondisi bermata hanya sebelah
atau buta, pincang, bertubuh kurus, dan memiliki penyakit yang parah.

4. Proses Penyembelihan

“Jika masuk bulan Dzulhijah dan salah seorang dari kalian ingin menyembelih qurban.
Maka, hendaklah ia tidak memotong sedikitpun dari rambut dan kukunya.” (HR. Muslim).
Sebelum melakukan proses penyembelihan, maka harus dipastikan terlebih dahulu bahwa
hewan tersebut adalah halal baik secara jenis, zakat, dan cara memperolehnya. Binatang
yang hendak disembelih pun juga masih dalam keadaan hidup, bukan yang sudah mati,
tertabrak, atau sekarat sebelum akan disembelih.
Sebelum melakukan penyembelihan, maka penyembelih harus bersuci dan menyembelih
dengan menghadap kiblat. Diusahakan orang yang berqurban juga mengikuti proses
penyembelihan dengan menyembelih sendiri, namun jika tidak memungkinkan bisa melihat
prosesi penyembelihan.

5. Membaca Doa

“Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika
menyembelihnya.” (QS Al An’am : 121)
Selagi akan melakukan penyembelihan maka wajib untuk menyebut nama Allah. Untuk itu
Rasulullah mengajarkan dengan cara mengucap basmallah dan bertakbir.
Selain itu, orang yang menyembelih juga harus orang yang berakal. Orang yang memiliki
gangguan jiwa maka tidak sah sembelihannya, walaupun membaca basmallah. Hal ini
dikarenakan pada dirinya tidak ada niat dan dorongan sadar.

6. Menyembelih dengan Cara Yang Baik dan Benar

“Dari Saddadi Ibnu Aus Rasulullah bersabda; “Sesungguhnya Allah menetapkan supaya
berbuat baik terhadap segala sesuatu. Apabila kamu membunuh, bunuhlah dengan baik.
Apabila kamu hendak menyembelih, sembelihlah dengan baik dan hendaklah mempertajam
pisaunya dan memberikan kesenangan terhadap binatang yang disembelih.” (HR. Muslim).
Menyembelih hewan qurban ini tentu harus dengan cara yang baik dan benar. Hal ini
dilakukan penyembelihan dengan pisau yang tajam, agar hewan tidak kesakitan dan terlalu
lama mengalami sakit saat sekarat.

 Hikmah Berqurban
1. Amalan yang dicintai Allah
2. Mendapat banyak kebaikan
3. Meraih ketakwaan yang lebih tinggi
6. Mengasah kepedulian pada sesama
4. Bentuk syukur

Anda mungkin juga menyukai