Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FIQIH 1

AQIQAH

Dosen Pembimbing :

Dr. R. Dedi Supriatna, M.Ag.

Di susun oleh kelompok 19 :

Siti Sayidah Sahriati

Iin Hindasih

Rifka Fairuz Hamsyi

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

STAI AL-MASTHURIYAH TIPAR CISAAT SUKABUMI

TAHUN AJARAN 2022


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah FIQIH 1 dengan judul “AQIQAH”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan segala
kekurangan dalam makalah ini kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

Sukabumi, September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3

2.1 Pengertian Aqiqah .............................................................................................. 3


2.2 Hukum Aqiqah ................................................................................................... 4
2.3 Tujuan/Hikmah Aqiqah ...................................................................................... 4
2.4 Dalil-dalil tentang Aqiqah .................................................................................. 5
2.5 Waktu terbaik melaksanakan Aqiqah................................................................. 6
2.6 Syarat dan Usia Hewan Aqiqah ......................................................................... 7
2.7 Do’a Menyembelih Hewan Aqiqah.................................................................... 7

BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 9


3.2 Saran................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 10

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara bahasa kata fiqih dapat diartikan al-Ilm, artinya ilmu, dan al-fahm,
artinya pemahaman. Jadi fiqih dapat diartikan ilmu yang mendalam.

Secara istilah fiqih adalah ilmu yang menerangkan tentang hukum-hukum


syar’i yang berkaitan dengan perbuatan-perbuatan para mukalaf yang dikeluarkan dari
dalil-dalilnya yang terperinci. Mukalaf adalah orang yang layak dibebani dengan
kewajiban. Seorang dianggap mukalaf setidaknya ada dua ukuran; pertama, aqil,
maksudnya berakal. Cirinya adalah seseorang sudah dapat membedakan antara baik
dan buruk, dan antara benar dan salah. Kedua, baligh, maksudnya sudah sampai pada
ukuran-ukuran biologis. Untuk laki-laki sudah pernah ikhtilam (mimpi basah),
sedangkan perempuan sudah haid.

Sementara itu ibadah secara bahasa ada tiga makna; (1) ta’at (‫( ;)الطاعة‬2)
tunduk (‫( ;)الخضوع‬3) hina (ّ‫ ;)الذل‬dan (‫ )التنسك‬pengabdian. Jadi ibadah itu merupakan
bentuk ketaatan, ketundukan, dan pengabdian kepada Allah.

Adapun pendapat lain mengenai ibadah adalah:

‫التقربّألىّاللهّبامتثالّأوامرهّواجتناّبّنواهيهّوالعملّبماّأذنّبهّالشاّرعّوهيّعامةّوخاصة‬

Ibadah adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan


perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Juga yang dikatakan
ibadah adalah beramal dengan yang diizinkan oleh Syari’ Allah Swt.; karena itu
ibadah itu mengandung arti umum dan arti khusus.

Menurut istilah, ibadah adalah semua perbuatan apa yang dicintai dan diridhoi
Allah. Baik dilakukan sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan.

Ibadah dalam arti umum adalah segala perbuatan orang Islam yang halal yang
dilaksanakan dengan niat ibadah. Sedangkan ibadah dalam arti yang khusus adalah
perbuatan ibadah yang dilaksanakan dengan tata cara yang telah ditetapkan oleh

1
Rasulullah Saw. Ibadah dalam arti yang khusus ini meliputi Thaharah, Shalat, Zakat,
Shaum, Hajji dan ‘Umroh, I’tikaf, Kurban dan Aqiqah, Nadzar dan Kifarat.

Dari dua pengertian tersebut jika digabungkan, maka Fiqih Ibadah adalah ilmu
yang menerangkan tentang dasar-dasar hukum-hukum syar’i khususnya dalam ibadah
khas seperti meliputi thaharah, shalat, zakat, shaum, hajji, kurban, aqiqah dan
sebagainya yang kesemuanya itu ditujukan sebagai rasa bentuk ketundukan dan
harapan untuk mecapai ridho Allah.

Kali ini kami mendapat tugas pada mata kuliah fiqih ‘ibadah yaitu tentang
Aqiqah. Yang insya Allah akan kami jelaskan pada lampiran selanjutnya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aqiqah

Menurut bahasa bahwa arti aqiqah adalah al-qat'u yang memiliki arti memotong.

Aqiqah berasal dari bahasa Arab yang artinya “mengaqiqahkan anak atau
menyembelih kambing aqiqah”.

Secara istilah, makna aqiqah ada beberapa pendapat ulama, diantaranya:

 Menurut Sayyid Sabiq, Aqiqah adalah sembelihan yang disembelih untuk anak
yang baru lahir.
 Menurut Imam Taqiyuddin Abu Bakar bin Muhammad Al-Husaini, Aqiqah
adalah nama sesuatu yang disembelihkan pada hari ketujuh, yakni hari
mencukur rambut kepalanya yang disebut Aqiqah dengan menyebut sesuatu
yang ada hubunganya dengan nama tersebut.
 Menurut jumhur ulama mengartikan bahwa aqiqah yaitu menyembelih hewan
pada hari ketujuh dari hari lahirnya seorang anak baik laki-laki maupun
perempuan.
 Menurut Abdullah Nashih Ulwan, aqiqah berarti menyembelih kambing untuk
anak pada hari ketujuh kelahirannya.
 Menurut Drs. R. Abdul Aziz dalam bukunya Rumah Tangga Bahagia Sejahtera,
mengatakan bahwa aqiqah adalah menyembelih kambing untuk menyelamati
bayi yang baru lahir dan sekaligus memberikannya sebagai sedekah kepada
fakir miskin.

Selain pendapat ulama di atas, Rasulullah Shallallahu`alaihi Wa Sallam juga


menjelaskan pengertian aqiqah dalam sabdanya :

‫ كُ ُّل غُال َ ٍم َر ِهيْن َة‬:‫س ْو َل الل ِه ص قَا َل‬ ٍ َ ‫س ُم َرة َ ب ِْن ُجنْد‬
ُ ‫ب ا َ َّن َر‬ َ ‫ع ْن‬ َ ‫ِبع َ ِقيْق َ ِت ِه‬
َ ُ ‫سا ِب ِع ِه َو ي ُ ْحل َ ُق َو ي‬
‫س َّمى‬ َ ‫تُذْب َ ُح‬
َ ‫عنْه ُ ي َ ْو َم‬

“Dari Samurah bin Jundab dia berkata : Rasulullah bersabda : Setiap bayi tergadai
dengan aqiqahnya, disembelihkan (kambing) untuknya pada hari ke tujuh, dicukur dan
diberi nama.” [Shahih, Hadits Riwayat Abu Dawud 2838, Tirmidzi 1552, Nasa’I 7/166,
Ibnu Majah 3165, Ahmad 5/7-8, 17-18, 22, Ad Darimi 2/81, dan lain-lainnya]

3
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa aqiqah adalah rangkaian
kegiatan merayakan kelahiran anak dengan menyembelih hewan bersamaan dengan
mencukur rambut kepala anak serta memberikan nama anak yang dilakukan pada hari
ketujuh.1

2.2 Hukum Aqiqah

Para ulama berbeda pendapat tentang status hukum aqiqah.

 Menurut Daud Adz-Dzahiri dan pengikutnya aqiqah hukumnya wajib, sedangkan


menurut jumhur ulama hukum aqiqah adalah sunnah.
 Menurut Abu Bakar Jabir Al-Jazairi dalam bukunya Minhajul Muslim, mengatakan
bahwa hukum aqiqah adalah sunnah muakkad bagi orang yang mampu
melaksanakannya, yaitu bagi orang tua anak yang dilahirkan
 Imam Abu Hanifah menetapkan bahwa hukum aqiqah adalah ibadah artinya tidak
wajib dan tidak sunnah.

Perbedaan itu terjadi karena berbeda dalam menginterpretasikan makna dan maksud
hadist Nabi Muhammad Shallallahu`alaihi Wa Sallam yang diriwayatkan dari Samurah
tersebut.

 Menurut Imam Ahmad maksud dari kata-kata; “anak-anak itu tergadai dengan
aqiqahnya”, dalam hadist tersebut ialah bahwa pertumbuhan anak itu, baik badan
maupun kecerdasan otaknya, atau pembelaannya terhadap ibu bapaknya pada hari
kiamat akan tertahan, jika ibu bapaknya tidak melaksanakan aqiqah baginya.

Pendapat tersebut juga diikuti Al-Khattabi dan didukung oleh Ibn Qoyyim.

 Bahkan Ibn Qoyyim menegaskan, bahwa aqiqah itu berfungsi untuk melepaskan
anak yang bersangkutan dari godaan setan.
2.3 Tujuan/Hikmah Aqiqah
1. Aqiqah merupakan suatu pengorbanan yang akan mendekatkan anak kepada Allah
dimasa awal ia menghirup udara kehidupan.
2. Sebagai pemberitahuan tentang garis keturunan dengan cara yang baik.
3. Memupuk rasa kedermawanan dan menekan sikap pelit.
4. Penyerahan si anak di jalan Allah.

1 Buku Khitanan dan Aqiqah Upaya Pembentukan Generasi Qurani.

4
5. Dengan Aqiqah, gadai si bayi tertebus. 2
2.4 Dalil-dalil tentang Aqiqah

Beberapa hadits yang menjadi dasar disyariatkannya aqiqah antara lain:

‫ كُلُّ غُالَ ٍم َر ِهيْنَة بِعَ ِقيْقَتِ ِه تُذْبَ ُح َعنْه ُ يَ ْو َم َسابِ ِع ِه‬:‫ال‬


َ َ‫ب اَ َّن َرسُ ْو َل الل ِه ص ق‬
ٍ َ‫َع ْن َس ُم َرةَ بْ ِن ُجنْد‬
‫َو ي ُ ْحلَ ُق َو ي ُ َس َّمى‬

“Dari Samurah bin Jundab dia berkata : Rasulullah bersabda : Setiap bayi tergadai
dengan aqiqahnya, disembelihkan (kambing) untuknya pada hari ke tujuh,
dicukur dan diberi nama.”

[Shahih, Hadits Riwayat Abu Dawud 8282, Tirmidzi 2558, Nasa’I 7/211, Ibnu
Majah 8215, Ahmad 5/2- 7, 22- 27, 88, Ad Darimi 8/22, dan lain-lainnya]

ِ ‫صلَّى اللَّه ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم أَ َم َرهُ ْم َع ْن الْغ ُ َال ِم شَا َت‬


‫ان‬ َ ‫ول اللَّ ِه‬
َ ‫س‬ُ ‫أَ َّن َعا ِئ َشةَ أَ ْخ َب َرتْ َها أَ َّن َر‬
‫ان َو َع ْن الْ َج ِاريَ ِة شَاة‬ ِ َ‫ُم َكافِئَت‬

“Dari Aisyah dia berkata : Rasulullah bersabda : “Bayi laki-laki diaqiqahi dengan
dua kambing yang sama dan bayi perempuan satu kambing. ”

[Shahih, Hadits Riwayat Ahmad (8/82, 252, 852), Tirmidzi (2528), Ibnu Majah
(8218), dengan sanad hasan]

‫صلَّى اللَّه ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َع َّق َع ْن الْ َح َس ِن َوالْ ُح َس ْي ِن َك ْب ًشا َك ْب ًشا‬


َ ‫ول اللَّ ِه‬ُ ‫اس أَ َّن َر‬
َ ‫س‬ ٍ ‫َع ْن ا ْب ِن َع َّب‬

“Dari Ibnu Abbas bahwasannya Rasulullah bersabda : “Mengaqiqahi Hasan dan


Husain dengan satu kambing dan satu kambing.”

[HR Abu Dawud (8282) Ibnu Jarud dalam kitab al-Muntaqa (228) Thabrani
(22/821) dengan sanadnya shahih sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Daqiqiel
‘Ied]

‫ب ِمنْكُ ْم اَ ْن َينْسُ َك‬


َّ ‫ال َرسُ ْو ُل الل ِه ص َم ْن اَ َح‬ َ َ‫ ق‬،‫ال‬
َ َ‫ب َع ْن اَ ِبيْ ِه َع ْن َجدّ ِه ق‬
ٍ ْ‫َع ْن َع ْم ِرو بْ ِن شُ َعي‬
َ ْ‫ان َو َع ِن ا‬
‫لج ِار َي ِة شَاة‬ ِ َ‫َع ْن َولَ ِد ِه فَ ْل َيفْ َعلْ َع ِن اْلغُالَ ِم شَات‬
ِ َ‫ان ُم َكا ِفئَت‬

2 Buku Prophetic Parenting – Dr. Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid

5
Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah bersabda :
“Barangsiapa diantara kalian yang ingin menyembelih (kambing) karena
kelahiran bayi maka hendaklah ia lakukan untuk laki-laki dua kambing yang sama
dan untuk perempuan satu kambing.3 ”

[Sanadnya Hasan, Hadits Riwayat Abu Dawud (8288), Nasa’I (7/218- 218),
Ahmad (8821, 8271) dan Abdur Razaq (8/883), dan shahihkan oleh al-Hakim
(8/882

2.5 Waktu terbaik untuk melaksanakan Aqiqah


Syariat Islam menetapkan ada batasan waktu dalam menjalankan perintah
aqiqah. Batasan ini berlandaskan beberapa hadits Nabi Muhammad SAW.
Imam Rasjidi dalam buku Panduan Kehamilan Muslimah menjabarkan
terdapat waktu-waktu tertentu yang baik dalam melaksanakan aqiqah. Berikut
adalah waktu-waktunya:

Pertama, pelaksanaan aqiqah adalah tujuh hari dari kelahiran bayi. Namun
jika dilaksanakan sebelum hari itu juga diperbolehkan. Ini adalah pendapat yang
dikemukakan oleh Ibnu Qayyim.

Kedua, pendapat dari Imam Ahmad bin Hanbal. Menurut beliau,


pelaksanaan aqiqah terjadi pada hari ketujuh. Jika tidak bisa dilakukan pada hari
itu, maka dilakukan pada hari ke-14 usia bayi. Jika tidak bisa juga di hari itu,
dilakukan pada hari ke-21.

Namun, bagi Sayyid Sabiq, tanggal 20 diganti dengan tanggal 21. Bahkan
beliau menambahkan jika tidak juga dilaksanakan pada hari itu karena faktor
ekonomi, maka boleh dilakukan pada hari ke berapapun.

3
https://aqiqahmadenah.com/pengertian-aqiqah/

6
Ketiga, ada juga ulama yang berpendapat bahwa jika dalam waktu-
waktu tersebut aqiqah tidak dapat dilakukan maka aqiqah dapat dilakukan pada
hari apapun.

Keempat, pendapat yang datang dari Ibnu Hajar. Menurut beliau,


aqiqah hanya dilakukan pada hari ketujuh dari hari kelahiran bayi. Jika pada hari
itu tidak dilaksanakan, sudah tidak ada aqiqah lagi baginya.

2.6 Syarat dan Usia Hewan Aqiqah

Hewan yang dapat digunakan untuk aqiqah yaitu kambing atau domba
dengan indikator tidak cacat, usianya adalah sudah cukup dewasa dengan berganti
gigi.

Hal tersebut berdasarkan hadist Nabi Muhammad SAW berikut:

“(Aqiqah) untuk anak laki-laki adalah dua kambing dan untuk perempuan satu
kambing. Baik berjenis kelamin jantan atau betina, tidak masalah,” (sesuai
dalam kitab al-Majmu’ Saryh muhazzab)

Berikut umur kambing Aqiqah menurut jenis hewannya:

Kambing = 1 Tahun

Domba = 6 Bulan

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan syarat Aqiqah :

''Janganlah kalian menyembelih kecuali “musinnah”, kecuali jika hal tersebut


sulit bagi kalian maka sembelihlah “jadza’ah” dari domba (HR. Muslim No.
1963)4

2.7 Do’a Yang Harus Dibaca Saat Menyembelih Hewan Aqiqah

Doa ketika menyembelih hewan:

4 https://aqiqahnurulhayat.com/news/4-syarat-kambing-aqiqah-yang-harus-dipenuhi

7
ُ ‫ع ِقيْقَة‬
َ ‫ك ] اللهم تَقَب َّ ْل ِم ِن ّي هَ ِذ ِه‬ َ ْ‫ِب ْس ِم الل ِه َوالله ُ أ َ ْكب َ ُر [ اللهم ِمن‬
َ َ ‫ك َول‬

Bismillâhi wallahu Akbar. Allahumma minka wa laka. Allahumma taqabbal


minni. Hadzihi ‘aqiqatu…(sebutkan nama bayi) Dengan menyebut asma Allah.
Allah Maha Besar. Ya Allah, dari dan untuk-Mu. Ya Allah, terimalah dari kami.
Inilah aqiqahnya … (sebutkan nama bayi)5

5 https://islam.nu.or.id/doa/doa-doa-seputar-aqiqah-4qMWe

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Salah satu bentuk syukur untuk menyambut bayi yang baru lahir yaitu dengan
melaksanakan kegiatan aqiqah.

Tradisi aqiqah adalah anjuran untuk menyembelih kambing serta memotong


rambut si bayi yang baru lahir. Hukum aqiqah dalam islam sendiri termasuk sunnah
muakkad dan dapat dilakukan bagi muslim yang mampu. Tujuan dilaksanakan
aqiqah ini yaitu berbagi kebahagiaan kepada orang sekitar sehingga muncul doa
terbaik agar Si Kecil tumbuh dengan baik dari fisik. Walaupun bila seorang anak
semasa kecil belum diaqiqahkan oleh orangtuanya, maka setelah dewasa boleh
mengaqiqahkan dirinya sendiri saat rizkinya lapang.

Kita harus memperhatikan kondisi hewan aqiqah, pastikan hewannya sehat dan
tidak cacat. Perhatikan cara-cara pembagian daging dan lainnya.

3.2 Saran

Kami selaku pembuat makalah ini sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun. Kami juga mengharapkan makalah ini sangat bermanfaat
untuk kami sendiri khususnya, dan pembaca pada umumnya. Dan diharapkan,
dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun penyusun dapat lebih
memahami segala hal yang barkaitan dengan aqiqah.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://aqiqahmadenah.com/pengertian-aqiqah/
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6154043/bolehkah- niat-kurban-
sekaligus-aqiqah-ini-hukumnya.
https://www.republika.co.id/berita/q7abjh320/orang-tua-belum- mengakikahi-
bolehkah-akikahi-diri-sendiri
https://www.jawapos.com/nasional/13/07/2021/8-perbedaan- mencolok-kurban-
dan-aqiqah-serta-larangannya/
https://aqiqahnurulhayat.com/news/4-syarat-kambing-aqiqah-yang- harus-dipenuhi
https://islam.nu.or.id/doa/doa-doa-seputar-aqiqah-4qMWe
Buku Khitanan dan Aqiqah Upaya Pembentukan Generasi Qurani.
Buku Prophetic Parenting – Dr. Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid

10

Anda mungkin juga menyukai