Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan beraneka ragam


kebutuhan, oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia harus
berinteraksi dengan yang lainya. Dalam syariat Islam dinamakan muamalah.
Salah satu bentuk muamalah tersebut dinamakan aqad bai’ (jual beli) dalam
syariat Islam kita telah mengenal mengenai transaksi jual beli di dalam kitab-

kitab kuning dikemas dalam satu bab yaitu ‫باب البيع‬, sedangkan pengertian jual

beli sendiri sesuai yang tercantum dalam kitab Fathul Mu’in

.‫ مقابلة مال بمال على وجه مخصوص‬:‫ وشرعا‬.‫ مقابلة شيء بشيء‬:‫لغة‬

Secara bahasa jual beli adalah membadingi sesuatu dengan sesuatu yang
lain. Jual Beli secara istilah adalah membandingi suatu harta dengan harta yang
lain dengan bentuk yang khusus ataupun tertentu. Adapun dasar atas hukum
jual beli firman Allah SWT QS Al-Baqarah ayat 275

…‫واحل الله وحرم الربوا‬..

“Allah telah menghalalkan jual beli mengharamkan riba” (QS Al-Baqarah: 275)

Seiring berjalannya waktu jual beli merupakan bentuk muamalah yang sangat
berkembang dengan berbagai bentuk diantaranya jual beli online dengan cara
memesan atau di kenal dalam ilmu fiqih dengan aqad salam, dan dalam bentuk
aqad jual beli tersebut memiliki syarat-syarat tersendiri hingga dalam syariat
Islam ada jual beli yang sah dan juga ada jual beli yang tidak sah.

Seiring berkembangnya zaman, aktifitas jual beli beraneka ragam jenis dan
bentuknya, bahkan objek jual beli pun hampir tidak ada batas barang-barang
yang diperjualbelikan. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa objek jual beli yang
dilarang dan diperbolehkan oleh syara‟ belum jelas. Sehingga banyak dari
manusia yang saling memakan harta dengan cara yang batil.
Semakin gencarnya dunia perdagangan untuk mencari pasar yang strategis,
tentunya dengan berbagai macam produk bervariasi. Salah satunya dengan
cara jual beli daging hewan kurban. Kurban merupakan aktifitas mendekatkan
diri kepada Allah dengan cara menyembelih hewan tertentu pada hari raya Idul
Adha dan hari tasyrik (tanggal 11,12 dan 13 Dzulhijjah). Selain itu, ibadah
kurban juga memiliki faktor hablun min an-nas yang memberikan manfaat bagi
lingkungan sekitarnya dan merupakan bentuk keshalehan sosial dimana
pengkurban akan merasakan indahnya berbagi kepada manusia. Salah satu
makna paling dalam dari ibadah kurban yaitu sebagai bentuk penghambaan
manusia kepada Allah dengan membahagiakan sesama. Oleh karena itu, Allah
menganjurkan untuk beribadah kurban.

Menyembelih hewan Kurban pada hari raya Idul Adha merupakan amal
ibadah yang paling utama, karena tujuan terpenting dalam berkurban adalah
mendekatkan diri kepada sang pencipta Allah SWT. Berkurban hukumnya
berbedabeda sesuai 4 madzhab yang kita menurut madzhab Syafi’i berkurban
adalah sunnah yang ditekankan atas kifayah, maka apabila salah seorang dari
keluarga telah mengerjakan Kurban, maka cukuplah seluruh mereka, dan tidak
jadi wajib suatu Kurban kecuali ada nazar.

Menurut madzhab Hanafi berkurban hukumanya wajib (fardu) bagi setiap


muslim, merdeka, muqim dan kaya. Sedangkan menurut madzhab Maliki
hukumnya adalah sunnah wajibah (muakkdah) dan merut madzhab Hambali
berkurban hukumanya sunnah tidak wajib kecuali dengan nadzar.
Adapun disyar’iatkanya berkurban itu berdasarkan firman Allah SWT dalam QS
Al Kautsar ayat 1-3:

‫ن شانئك هو الابتر ۝‬
ّ ‫ل لربك وانحر ۝ ا‬
ّ ‫إن ّا اعطينك الكوثر ۝ فص‬

“Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak, maka


laksanakan sholat karena Tuhanmu dan berkorban lah. Sungguh, orang-orang
yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah)”.
Berdasarkan firman tersebut para ulama berijtihad tentang hukum berkurban
sesuai apa yang telah disebutkan di dalam surat Al-Kautsar ayat 1-3. Dan ketika
menyembelih hewan kurban itu disunatkan 5 hal, yaitu:
1. Membaca Basmalah.
2. Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad yaitu Shallallahu ‘alaihi
wasallam.
3. Menghadap kiblat
4. Membaca takbir
5. Berdoa agar kurbannya diterima.

Orang yang berkurban karena nadzar tidak boleh makan sedikitpun dari
kurbannya tersebut dan boleh makan dari Kurban yag disembelih karena
tathawwu’. Ibadah kurban bukan sekedar ritual persembahan untuk
meningkatkan kualitas spiritual seseorang dan bukan hanya cara untuk
memperoleh kepuasan batin karena sudah naik ke langit. Bukan juga
kesempatan bagi orang kaya untuk menunjukkan kesalehan dengan harta yang
dimiliki. Dengan ibadah kurban seorang mukmin memperkuat kepekaan
sosialnya. Inti kurban terletak pada individu seseorang sebagai makhluk sosial.

Dalam pelaksanaanya kurban dapat dilakukan sendiri di rumah maupun


dilakukan secara kelompok di masjid atau lapangan. Sedangkan, dalam hal
pengadaannya, satu ekor kambing atau domba untuk kurban hanya boleh
berasal dari satu orang, baik dengan cara membeli ataupun diambil dari hewan
ternaknya. Begitu pula dengan seekor sapi atau unta, sumber pengadaannya
hanya boleh berasal dari maksimal tujuh orang. Dan adapun hikmah dari Kurban
adalah untuk mengingat Ibrahim ‘alaihissalam dan memberikan kelapangan
kepada manusia pada hari ‘idh. disamping itu Kurban disyariatkan dalam
rangka melapangkan kondisi keluarga yang berkurban dan pihak lainnya,
dengan demikian Kurban tidak boleh diganti dengan uang seperti halnya zakat
fitrah yang memang tujuannya untuk mencukupkan kebutuhan fakir miskin.

Dalam konteks jual beli daging kurban itu bermula karena beberapa alasan
salah satunya masyarakat beranggapan bahwasanya menjual daging kurban
dengan mendapatkan imbalan uang itu lebih untung karena dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat mendapatkan sesuatu yang lebih di butuhkan,dan
praktek seperti ini sudah terjadi dimana mana seakan akan sudah menjadi hal
yang lumrah di lakukan masyarakat menunggu hari raya idul Adha bukan ajang
untuk mendapatkan diri kepada sang Khaliq dengan mentelaah kisah nabi
Ibrahim dan Ismail, akan tetapi menunggu momen untuk mendapatkan daging
untuk di jual.

Sebagaimana menurut Imam abu Hamid al-Ghazali hewan yang disembelih


untuk kurban yaitu sepertiga dimakan sendiri oleh orang yang berkurban,
sepertiga disedekahkan kepada orang-orang fakir dan sepertiga dihadiahkan
kepada orangorang kaya dan orang-orang fakir yang menutup-nutupi
kefakirannya. Jika disedekahkan dua pertiganya maka lebih baik. Dalam aturan
berkurban, semua bagian yang dapat dimanfaatkan harus dibagikan dan tidak
boleh diperjual belikan.

Pada kenyataannya terjadi praktik jual beli daging hewan kurban yang berupa
kepala, kaki dan kulit hewan kurban saat masyarakat menerapkannya pada
waktu hari penyembelihan kurban, padahal dalam hadis terdapat larangan untuk
memperjual belikan daging, kulit, dan penutup hewan kurban

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, penulis tertarik


untuk meneliti dan mengkaji lebih lanjut mengenai penjualan daging hewan
kurban. Oleh sebab itulah penulis ingin menganalisis judul mengenai TRADISI
MENJUAL DAGING KURBAN SESUAI MADZHAB HANAFI.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan


masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penjualan daging hewan kurban perspektif Mazhab Hanafi.
2. Bagaimana cara menyikapi kejadian tersebut.
C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat di simpulkan tujuan


masalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis bagaimana hukum penjualan daging hewan kurban
menurut Mazhab Hanafi.
2. Untuk menganalisis bagaimana cara menyikapi jual beli daging kurban di
masyarakat.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat terhadap perkembangan ilmu
hukum Islam, khususnya dalam bidang muamalah. Begitu juga dapat
mengembangkan hazanah pengetahuan hukum dan informasi bagi para
pembacanya.
2. Manfaat Praktis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan
untuk masyarakat agar lebih hati-hati dalam jual beli. Dan diharapkan
penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi peneliti lain yang akan mendalami
persoalan kurang lebih sama seperti pembahasan ini.

E. Definisi Operasional

1. Jual beli menurut Imam Hanafi adalah pertukaran harta (benda) dengan
harta berdasarkan cara khusus (yang dibolehkan).
2. Jual beli menurut secara umum adalah suatu persetujuan dengan mana
pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu barang, dan
pihak yang lain untuk membayar harga yang dijanjikan.
3. Daging hewan kurban adalah bagian lunak pada hewan yang terbungkus
kulit dan melekat pada tulang hewan sembelihan seperti sapi yang
disembelih pada hari raya Idul Adha dan hari-hari tasyrik sebagai bentuk
mendekatkan diri kepada Allah.
BAB II
KERANGKA KONSEPTUAL

A. Tinjauan Umum Tentang Kurban

1. Pengertian Kurban
Kurban merupakan sebuah ritual ibadah dengan cara menyembelih
hewan tertentu pada hari raya idul adha dan pada dan pada 3 hari tasyriq
setelahnya, imam Muhammad bin A’ly mengatakan dalam kitabnya durul
Muhktar halaman 645

. ‫الاضحية شرعا هى ذبح حيوان مخصوص بنية القربة في وقت مخصوص‬

Kurban secara syara’ialah menyembelih hewan tertentu dengan niat


mendapatkan diri kepada Allah SWT pada waktu tertentu.

2. Dasar Hukum Perintah Berkurban


a) Al-Qur’an
Adapun dasar hukum atau dalil tentang ibadah kurban diantaranya
adalah al-Qur’an maupun al-Sunnah sebagai sumber pokok hukum
Islam banyak sekali menyebutkan tentang ibadah kurban, dan
memerintahkan secara jelas dan tegas di antaranya:
1) Firman Allah dalam surat al-Hajj 34:

‫ فإلهكم إله‬،‫ولكل امّة جعلنا منسكا ليذكروا اسم الله على ما رزقهم من بهيمة الانعام‬

‫ وبشّر المخبتين ۝‬،‫وحد فله اسلموا‬

“Dan bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan


(kurban) agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang
dikaruniakan Allah kepada mereka berupa hewan ternak. Maka
Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah
kamu kepada-Nya. Dan sampaikanlah (Muhammad) kabar gembira
kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah),”
Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa pada setiap generasi umat
terdahulu juga disyariatkan oleh Allah SWT.untuk berkurban dengan
tujuan supaya mereka ingat kepada Allah SWT. Terhadap rizki yang
telahdiberikan kepada mereka berupa binatang-binatang ternak
seperti unta, kerbau, sapi, domba, kambing dan lain-lain.
2) Firman Allah SWT. Dalam surat al-Kautsar ayat 1-2:

‫إن ّا اعطينك الكوثر‬

“Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang


banyak.”

‫ل لربك وانحر‬
ّ ‫فص‬

“Maka laksanakanlah sholat karena Tuhanmu, dan


berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).”
Dari ayat ini dijelaskan bahwa Allah SWT telah memberikan nikmat
yang banyak kepada manusia, sebagai rasa syukur atasnikmat yang
Allah berikan, maka diperintahkan mendirikanshalat dan berkurban
dengan tujuan untuk mendekakan diri kepada Allah SWT.

b) As-Sunnah
1) Sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah:

‫حدثنا ابو بكر بن ابي شيبة حدثنا زيد بن الحباب حدثنا عبدالله بن عياش عن عبد‬

‫ من وجد‬: ‫الرحمن الأعراج عن ابي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال‬

‫ فلا يقربن مصلانا‬،‫سعة فلم يضح‬

Artinya: “Menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah,


menceritakan kepada kami Zaid bin Hubab, menceritakan kepada
kami Abdullah bin Ayyas dari Abdurrahman al A’raji dari Abu
Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: barang siapa
yang mempunyai kemampuan tetapi dia tidak mau berkurban maka
janganlah ia menghampiri Tempat shalat kami. (H.R. Ibnu Majjah)
Hadits ini merupakan ancaman Rasulullah SAW.kepada umatnya
yang mempunyai kemampuan untuk berkurban tetapi mereka tidak
mau berkurban. Sehingga Rasululah SAW. Mengatakan jangan
dekati tempat shalat kami, maksudnya orang-orang yang mampu
tidak mau berkurban bukan termasuk golongan orang-orang muslim.

1. Dalam hadits lain disebutkan bahwa

َ ‫ «نَحَر ْن َا مع رسول الله صلى الله عليه وسلم عَام‬:‫ قال‬،‫عن جابر بن عبد الله‬

‫سبْع َة» حديث صحيح رواه مسلم‬


َ ‫ والبَق َرَة َ عن‬،‫سبْع َة‬
َ ‫الحُد َي ْب ِي َة البَد َنَة َ عن‬

Artinya: Jabir bin Abdullah berkata, “Ketika peristiwa Hudaibiyah,


kami bersama Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam-
menyembelih satu ekor unta untuk tujuh orang dan satu ekor sapi
untuk tujuh orang.” Hadis sahih – Diriwayatkan oleh Muslim

3. Hukum Berkurban Menurut imam Abu Hanifah dan ulama madzhab Hanafi
Imam abu Hanifah mengatakan bahwasanya berkurban itu hukumnya
wajib bagi orang yang kaya seperti yang dikatakan imam qoduri dalam
kitabnya tajrid

‫ وجوب الضحية‬،١٥٣٥ ‫مسألة‬

‫ الضحية واجبة على كل موسر‬:‫قال أبو حنيفة رحمه الله‬

Masalah 1535, kewajiban berkurban Imam Abu Hanifah Rahimahullah


“Berkurban hukumnya wajib bagi setiap orang kaya”
Begitu juga pendapat dari ulama-ulama madzhab Hanafi mengatakan
bahwasanya kurban itu hukumnya wajib bagi orang muqim dan kaya, seperti
yang terdapat dalam Tuhfah al-Fuqaha halaman 81.

‫قال أصحابنا إن الاضحية واجِبة على المقيمين من أهل الامصار والقرى والبوادي من‬

‫ صحيح ققولنا لقوله تعالى (فصل لرب ّك وانحر) قال أهل التفسير المراد‬. ‫الاعراب والتركمان‬

‫ن الخطاب‬
ّ ‫م ِنه صَلاة الع ِيد ونحر الاضح ِية و َالامر للوجوب والنص ورد في حق المق ِيم لأ‬
‫للرسول عليه السلام وهو حكم لا يعرف بالقياس فلا يتعدّى الى المسافر كما في الجمعة‬

.‫والعيدين‬

Berkata Ashab madzhab Hanafi bahwasanya kurban itu hukumnya wajib


Bagi orang muqim dari suatu suatu daerah/kota, desa dan hutan dari orang
Badui dan selainya. Hukum tersebut berdasarkan firman Allah SWT surat al-
Kautsar ayat 2 yang artinya “sholatlah karena tuhanmu dan berkurbanlah”,
ahli tafsir berkata yang dimaksud dari ayat tersebut ialah sholat idul adha
dan menyembelih hewan kurban,dan perintah itu menunjukkan hukum wajib
dan dalil nash itu tertuju pada orang muqim karena khitob untuk Rasulullah
dan itu merupakan hukum yang tidak bisa di ketahui dengan qiyas maka
tidak sampai mengarah pada orang yang berpergian seperti halnya pada
masalah sholat Jum’at dan sholat dua hari raya.

Adapaun batasan kaya disini itu sesuai nisob/batasan kaya dari orang
yang wajib zakat fitrah degan gambaran seseorang memiliki orang 200
dirham atau 20 Dinar atau sesuatu benda dengan harga tersebu dan
melebihi dari kebutuhan primer, ketentuan ini senada dengan apa yang di
ungkapkan syekh kasani dalam kitab bad’ushonai’ halaman halaman 64 juz
5

‫الغنى هو ان يكون ملكه مائتا درهم او عشرون دينارا او شيئ تبلغ قيمته ذلك سوى مسكنه‬

.‫وما يتأثث به وكسوته وخادمه وفرسه وسلاحه وما لا يستغنى عنه وهو نصاب صدفة الفطر‬

Kaya dalam bab kurban ialah seseorang memiliki 200 dirham atau 20 Dinar
atau sesuatu yang harganya mencapai hal tersebut dan 200 dirham atau 20
Dinar itu selain rumahnya dan harta yang dia gunakan dan juga pakain,
pembantu, kuda dan senjata dan kebutuhan primer dan itu merupakan nisob
dari zakat fitrah.

4. Macam-Macam Hewan Kurban


1. Jenis hewan Kurban
Hewan yang boleh dijadikan kurban adalah unta, sapi, dan kambing
(domba). Selain tiga hewan tersebut, misalnya ayam, itik, dan ikan tidak
boleh dijadikan kurban Ketika melihat pengertian di atas bahwasanya
kurban hanya di lakukan setahun sekal dan juga tidak serta merta
hewan itu bisa di jadikan sebagai hewan kurban. Mengacu pada
pengertian kurban makaHewan yang boleh dijadikan kurban adalah
unta, sapi, dan kambing (domba). Selain tiga hewan tersebut, misalnya
ayam, itik, dan ikan tidak boleh dijadikan kurban seperti di kutip dalam
kitab Tuhfah al-Fuqaha

‫لا يجوز الضحايا والهدايا الا الثني من الابل والبقر والغنم والجذع من الضأن خاصة اذا‬

‫كان عظيما‬

Tidak di perbolehkan dalam masalah hewan kurban dan hadiyah keculi


onta, sapi dan kambing dan yang sudah lepas giginya dari kambing
kacang itu di perbolehkan ketika besar.
2. Ketentuan hewan kurban
Sesuai hadits Nabi Muhammad SAW hewan dianggap cukup jika
memenuhi beberapa ketentuan. Untuk kambing atau domba harus
berumur dua tahun masuk tahun ketiga. Dan untuk unta harus berumur
lima tahun Sebagaimana hadis nabi

‫ لا تذبحوا الا مسنة الا ان يعسر عليكم فتذبحوا جذعة‬: ‫م‬.‫عن جابر قال رسول الله ص‬

)‫من الضأن (رواه مسلم‬

Artinya: “Janganlah kalian sembelih binatang melainkan hewan itu


Sudah berumur dua tahun, kecuali jika binatang itu susah engkau dapat
maka potonglah binatang yang berumur satu tahun (masuk yang
kedua)”.
Sebagaimana hadits Rasulullah SAW. Tersebuttelah menjelaskan
batasan umurnya, demikian juga terdapat hadits yang menjelaskan jenis
hewan berikut jumlah kegunaan bagi orang yang hendak berkurban:
a. Unta yang sudah berumur minimal lima tahun berlaku untuk tujuh
orang.
b. Sapi yang berumur minimal dua tahun berlaku untuk tujuh orang.
c. Kerbau yang berumur minimal dua tahun berlaku untuk tujuh orang.
d. Domba atau kambing yang sudah berumur minimal dua tahun
berlaku untuk satu orang.
Seperti yang di ungkapkan para ahli fiqih dalam kitab Tuhfah al-Fuqaha
halaman 81

‫ن ىي و َمن ال ْب َقر اب ْن سنتَ ى ْي و َمن ال ْغنم اب ْن سنة‬


ِ ‫س‬ َ
ِ ‫ثم ّ الث ى ين من ال ْ ِب ِل عِن ْد الْفُقَه َاء اب ْن خمس‬

‫والجذع‬

‫ن ىي و َمن الْب َقر اب ْن سنة و َمن ال ْغنم اب ْن س َِت ّة أشهر‬


ِ ‫س‬
ِ ‫من ال ْ ِب ِل اب ْن َأ رب ع‬

Onta menurut ulama itu unta yang berumur lima tahun,dan dari sapi
berumur dua tahun,dan dari kambing umur satu tahun, kemudian
jadaah dari onta yaitu onta berumur empat tahun,dari sapi yaitu sapi
berumur satu tahun,dan dari kambing itu berumur enam .bulan
Adapun ketentuan sapi untuk tujuh orang dan kambing dua orang itu
berdasarkan sabda nabi Muhammad Saw yang terdapat dalam kitab
tuhfatul fuqoha halaman 85

ٰ ‫َوا ْلِ ِبل َو ْال َبقر يجوز من َس ْب َعة نفر‬


ٰ C‫عل َما روى َجابر َأنه َقا َل نحرنا َم َع َرسُول هللا ص‬
‫لم‬CC‫ ِه َوس‬C‫ل هللا َعلَ ْي‬C
‫ َعن َس ْب َعة َو ْال َب َق َرة َعن َس ْب َعة‬C‫ْال َبد َنة‬
‫َو َل تجوز ال َّشاة َعن َأك رت من ْال َواحِد َوِإن َكا َنت َعظِ ي َمة قيمت َها قي َمة َشات ىي ْلَِن ْالقرْ َبة ِإ َرا َقة الدَّم‬
َ ِ‫َو َذل‬
‫ك َل ي َت َف َاوت‬

Onta dan sapi itu mencukupi untuk tujuh orang sesuai atas apa yang
diriwayatkan shohabat Jabir bahwasanya nabi Muhammad Saw
menyembelih onta untuk tujuh orang dan sapi untuk tujuh orang.Dan
tidak di perbolehkan kambing lebih dari satu orang meskipun harganya
mahal menyamai dua kambing di karenakan kurban itu bentuk qorobah
dengan mengalirkan darah tidak berbeda degan harga hewan kurban.
3. Kondisi hewan kurban
Kondisi hewan kurban dalam hal ini, syariat mengatur bahwa hewan
yang dikurbankan harus mulus, sehat dan bagus. Tidak boleh ada cacat
atau cedera pada tubuhnya.
a. Hewan tidak pincang salah satu kakinya
b. Tidak hilang sebagian telinganya
c. Matanya tidak buta sebelah
d. Tidak dalam kondisi sakit
e. Tidak kurus sekali
f. Ekornya tidak buntung ataupun terputus
g. Sebagian tanduknya tidak patah atau hilang
h. Tidak terpotong hidungnya.
Kriteria di atas sesuai apa yang apa yang di ungkapkan syekh
a’laudnin assamarqondi dalam kitab tuhfatul fuqoha halaman 8 juz 3

‫ع َو ْالكث‬CC‫ل َل ي ْم َن‬CC‫ول ْال َعيْب ْال َقلِي‬CCُ‫ب َما َل يجوز ِب َس َبب ْال َعيْب َو َما يكره َف َنق‬ َّ ْ‫الفقهاءوال َّنوع‬
ِ ‫الثا ىي‬ َ ‫تخفة‬3
‫ت يمْ َنع فذاهبة ْالع ىي الواحداة َو ي ِهى العوراء ومقطوعة ْالذن ْال َوا ِحدَة ومقطوعة ْاللية‬
‫والذنب كل َها َل تجو ز‬
Macam yang nomer 2 hewan yang tidak boleh di jadikan hewan kurban
sebab adanya cacat dan apa yang di makruhkan,aib yang sedikit tidak
sampai mencegah hewan untuk di jadikan kurban sedangkan aib/cacat
yang banyak itu mencegah hewan untuk di kurbankan, hilangnya satu
mata yaitu pece,dan terputus nya satu telinga,dan terputus nya ekor itu
tidak boleh untuk di jadikan sebagai hewan kurban.
Jadi ketika hendak berkurban sebaiknya benar benar memperhatikan
hal tersebut karena dari hewan yang bisa di jadikan kurban itu memiliki
kriteria tersendiri supaya bisa di kurbankan.

B. Sejarah Kurban
Dalam sejarah sebagaimana yang disampaikan dalam al-Qur’an
terdapat dua peristiwa dilakukannya ritual kurban yakni oleh Habildan
Qabilputra Nabi AdamAS. Serta pada saat Nabi Ibrahim akan
mengorbankan Nabi Ismail atas perintah Allah:
1. Kisah Habil dan Qabil

َ ‫َوٱ ْت ُل َعلَي ِْه ْم َن َبَأ ٱبْ ى َْن َءا َد َم ِب ْٱل َح ِّق ِإ ْذ َقرَّ َبا قُرْ َبا ًنا َف ُتقُ ِّب َل مِنْ َأ َح ِد ِه َما َولَ ْم ُي َت َقبَّ ْل م َِن ٱ ْل َء‬
‫اخ ِر َقا َل‬
‫لل م َِن ْٱل ُم َّت ِق ىي‬ َ ۖ ‫ْلَ ْق ُتلَ َّن‬
َُّ ‫ك َقا َل ِإ َّن َما َي َت َق َّب ُل ٱ ه‬
Artinya: Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam
(Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya
mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari
mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia
berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!”. Berkata Habil:
“Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang
yang bertakwa”.
Bisa di pahami bahwasnya ayat ini menjelaskan tentang kurban
yang dilakukan oleh dua orang putra Nabi Adam yaitu Qabil dan
Habil. Diantara dua kurban yang dipersembahkan oleh putra Nabi
Adam kurban Habillah yang diterima, karenakurban yang
dipersembahkan oleh Habil adalah kurban yang baikbaik yang
hanya dilakukan oleh orang-orang yang bertakwa. Sementara
kurban yang diberikan oleh Qabil adalah kurban yang buruk-buruk,
sehingga tidak diterima oleh Allah. Disitulah asal mulanya terjadi
permusuhan yang ada didunia. Oleh karena itu ketika kita ingin
berkurban, maka persembahkanlah yang paling baik yang kita miliki.

2. Ibrahim dan Ismail


Disebutkan dalam al-Qur’an, Allah memberi perintah melalui
mimpi kepada Nabi Ibrahim untuk mempersembahkan Ismail.
Diceritakan dalam al-Qur’an bahwa Ibrahim dan Ismail mematuhi
perintah tersebut dan tepat saat Ismail akan disembelih, Allah
menggantinya dengan domba. Berikut petikan surat al-Shaaffaat
ayat 102-107 yang menceritakan hal tersebut

َٓ ٰ ‫ا َل‬C‫ر ٰى ۚ َق‬C
‫ي‬ َ ‫ٱنظرْ َم‬C
َ C‫اذا َت‬C َ C‫ب َأ ْذ َب ُح‬
ُ C‫ك َف‬ ٓ ‫فِ ْٱل َم َن ِام َأ ى‬CC‫ب َأ َر ٰى ى‬
ٓ ‫َفلَمَّا َبلَ َغ َم َع ُه ٱلس ْ ََّع َق ا َل ٰ َي بُ ى ََّن ِإ ى‬
‫ت‬ِ ‫َأ َب‬
ٓ
َ ٰ ‫ب ىيِ َو ٰ َن َديْ ٰ َن هُ َأن‬
‫ي‬ ِ ‫ِين َفلَمَّآ َأسْ لَ َما َو َتهلهُۥ ل ِْل َج‬ ٰ
َ ‫ٱلصَّ ىت‬ َُّ ‫ب ِإن َشٓا َء ٱ ه‬
‫لل م َِن‬ ِ ٓ ‫ٱ ْف َع ْل َما ُتْؤ َم ۖ ُر َس َت ِج ُدى‬
ِ ‫ك َنجْ ِزى ْٱلمُحْ سِ ِن ىي ِإنَّ ٰ َه َذا لَه َُو ْٱل َب ٰ َلٓ ُؤ ۟ا ْٱل ُم‬
ُ‫ب ىي َو َف َدي ٰ َْن ه‬ َ ِ‫ت ٱلرُّ ْء َيآ ۚ ِإ َّنا َك َٰذل‬َ ‫ص َّد ْق‬
َ ‫ِإب َْٰرهِي ُم َق ْد‬
. ‫ْح َعظِ ٍيم‬
Cٍ ‫ِب ِذب‬
Artinya: ‘’Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup)
berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku
sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu.
Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu
akan mendapatiku termasuk orang – orang yang sabar”. Tatkala
keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya
atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ), dan Kami
panggillah dia:
“Hai Ibrahim,’’ ‘’sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu
sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-
orang yang berbuat baik.’’ ‘’Sesungguhnya ini benar benar suatu
ujian yang nyata,’’ ‘’dan Kami tebus anak itu Dengan seekor
sembelihan yang besar.”
Ayat ini menjelaskan tentang sejarah kurban yang terjadi pada
masa nabi Ibrahim, yang mana nabi Ibrahim mempunyai putra
bernama Ismail. Ketika Ismail mulai beranjak dewasa, Allah SWT,
memerintahkan Nabi Ibrahim melalui mimpi untuk menyembelih
anaknya. Maka ketika perintah itu akan dilaksanakan oleh Nabi
Ibrahim, Allah SWTmenggantinya dengan seekor kambing kibas
yang besar. Hingga saat ini, kita diperintahkan oleh Allah berkurban
dengan hewan sembelihan seperti unta, sapi, kerbau, domba, biri-
biri dan kambing.

3. Hikmah disyariatkan Kurban


Kurban merupakan suatu ibadah, setiap kurban yang dilakukan
karena ibadah mempunyai hikmah dan faedah selain daripada
mengabdikan diri kepada Allah SWT hal ini samalah dengan
ibadahibadah yang lain.
Ibadah kurban tidak lepas dari kisah bersejarah yang penuh
dengan pengorbanan lewat kisah Nabi Ismail oleh bapaknya yaitu
Nabi Ibrahim, ketika Allah SWT menguji Nabi Ibrahim supaya
menyembelih anaknya, kemudian Allah SWT menebusnya dengan
seekor kibasy yang diturunkan-NYa dan memerintahkan Nabi
Ibrahim menyembelihnya. Sebuah kisah penuh dengan pertentangan
batin namun merupakan perintah Allah SWT yang harus
dilaksanakan. Berkurban tidak hanya mengalirkan darah binatang
ternak atau hewan yang dikurbankan, namun lebih dari itu,
berkurban berarti ketundukan yang besar terhadap perintah Allah
SWT dan sikap menjauhi larangannya.
Hikmah dari berkurban yaitu menubuhkan sifat rendah diri, tidak
takabur dan sombong, berkurban juga ikut memberikan kebahagiaan
kepada fakir miskin. Ibadah kurban semata-mata dikerjakan sebagai
bentuk ketaatan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

C. Pembagian Bagian dari Hewan Kurban


Disyariatkan bagi orang yang berkurban itu untuk mengkonsumsi
sebagian kurbannya, menghadiahkan dan bersedekah dengan daging itu,
terdapat beberapa ayat al-Qur’an dan hadits yang menjelaskan pembagian
dan menikmati daging kurban. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS.
AlHajj/22: 28:
‫ى أ ََّيا م َّم علُومٰ ت َع ٰلى َما َر َز َق ُه م ِم ن َب ِهي َم ِة ا ْل َن ٰع ِم  ۖ َف ُكلُوا ِم ن َها‬
ِ ‫ِل َي ش َهدوُ ا َم ٰنف َِع لَ ُه م َوي َذ ُكرُوا ا س َم ال َِّّل ف‬
:
َِ ‫َوأ َط ِعمُوا ا ل َبا‬
‫ئس ا ل َفقِي َر‬

Artinya: “Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka


dan agar mereka menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah
ditentukan (Hari raya Haji dan hari Tasyriq, yaitu tanggal 10,11,12 dan 13
Dzulhijah) atas rezeki yang Dia berikan kepada mereka berupa hewan
ternak. Maka, makanlah sebagian darinya dan (sebagaian lagi) berikanlah
untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir”. Berdasarkan pula
pada firman Allah SWT dalam QS. Al-Hajj/22: 36.

ِ ‫ َف ُك‬...
َّ ‫لوام ن َه َاوأط ِعمُواال َقان َع َوال ُم‬
... َ ‫عت‬
Artinya:“Maka makanlah sebagian dan berilah makan orang yang
merasa cukup dengan apa yang ada padanya (tidak memintaminta) dan
orang meminta”
: ‫ب ع َد ثالِث َة‬
َ َّ‫ ف َل يُ صبحَِن‬،‫ضحَّ ى مِنك ُم‬
َ ‫عن سلمة ابن الكواع قال قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم َمن‬
‫ َن فع َُل كما َف َع لنا عا َم الماضِ ي؟ قا َل‬،‫يا َرسو َل ال َِّّل‬: ‫ قالوا‬،‫ َفلَمَّا كا َ َن العا ُم ال ُم قب ُِل‬،‫ب ي ِت ِه منه َشي ء‬
َ ‫ي في‬ َ ‫و َب ِق‬:
‫ت أ ن ت ُِعي ُنوا فيها‬ ُ ‫فأرد‬
َ ، ‫س َج هد‬ ِ ‫ك العا َم كا َ َن بال َّنا‬ َ ‫ ُكلُوا وأ َط ِعمُوا واد َِّخرُوا؛ فإنَّ ذل‬.
Artinya: “Diriwayatkan dari Salamah bin al-Akwa’ bahwa Rasulullah
SAW bersabda, “Barangsiapa, yang menyembehlih hewan kurban, maka
jangan menyimpannya lebih dari tiga hari.” Pada tahun berikutnya, saat
musim kurban tiba, orang-orang semua berkata, “Wahai Rasulullah,
apakah kita melakukan sebagaimana apa yang kitalakukan setahun yang
lalu?” Rasulullah bersabda, “Makanlah dan bagikanlah serta simpanlah
sebagiannya, karena pada tahun ini adalah tahun yang sulit, dan aku ingin
kalian membantu mereka yang membutuhkan.”
Adapun pembagian daging kurban menurut Ashab Hanafi boleh
memakan daging kurban dan juga boleh memberikan memberikan kepada
orang kaya dan juga menyimpanya,dan si sunahkan ketika
mensodaqohkan daging kurban tidak lebih dari sepertiga,akan tetapi
Sunnah untuk tidak mensodaqohkanya ketika memiliki keluarga karena
memberikan kelonggaran bagi mereka, seperti apa yang di paparkan syekh
Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ali dalam kitabnya durrul Muhktar
halaman 648

‫ال‬CC‫وندب تركه لدى عي‬.‫وندب ان ل ينقص التصدق عن الثلث‬،‫ويأكل من الحم الضحية ويؤكل غنيا ويدخر‬
‫توسعة لهم‬

D. Tinjaun Umum Tentang Jual Beli

1. Pengertian Jual Beli


Jual beli merupakan salah muamalah yang paling sering di lakukan
manusia pengertian jual beli sendiri ialah menukarkan suatu benda/harta
dengan harta yang lain yang di senangi.seperti yang di paparkan oleh
syekh Muhammad bin Ali dalam kitabnya durrul Muhktar halaman 394

ٰ ‫البيع لغة مقابلة ر يشء ب رئش ماال أوال و رشعا مبادلة ر يشء مرغوبه فيه بمثله‬
.‫عل وجه مخصوص‬
Jual beli secara bahasa ialah membandingi sesuatu dengan suatu
yang lain baik harta atau yang lainya sedangkan secara syariat atau
istilah ialah menunjukkan sesuatu yang di yang di inginkan/di senangi
dengan semisalnya atas bentuk yang khusus.
2. Dasar Hukum Jual Beli
Dasar dari hukum jual beli itu bersumber dari Al-Qur’an dan asunnah
di antaranya
a. Al Quran firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 276 dan
ayat 188
{‫}وأحل هللا البيع‬
َ
Artinya” dan Allah telah menghalalkan jual beli” QS Al-Baqarah
ayat 276
{‫تراض ِم ْن ُكم‬ َ ‫} َل َتْأ ُكلُوا َأ ْم َوال ُكم َبيْن ُكم ِب ْالبَاطِ ِل ِإ ََّل َأن تكون ت َِج‬
َ ‫ارة َعن‬

Artinya”Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu


dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu menyuap dengan
harta itu kepada para hakim, dengan maksud agar kamu dapat
memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa,
padahal kamu mengetahui” QS Al-Baqarah ayat 188.
b. Assunnah

‫ه‬ ‫ه‬
-‫ص ٰل هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسل َم‬
َ - ‫هللا‬
ِ ‫ُول‬ ِ ‫ْن َأى ي‬
ِ ‫ « ُك َّنا ُن َس ََّّم َع ٰ َل َع ْه ِد َرس‬:‫ َقا َل‬،‫ب َغ َر َز َة‬ ِ ‫َعنْ َقي‬
ِ ‫ْس ب‬
‫ه‬ ‫ه‬
‫ ) َيا‬:‫ َف َقا َل‬،ُ‫س نُ ِم ْنه‬َ ْ‫ َف َسمَّا َنا ِباسْ ٍم ه َُو َأح‬-‫ص ٰل هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسل َم‬-
َ ‫هللا‬ِ ‫ َفمَرَّ ِب َنا َرسُو ُل‬،‫ال َّس َما َِش َة‬
ُ ‫ َف‬، ُ‫ َو ْال َحلِف‬، ُ‫اللغو‬ ُُ ‫ه‬ ْ‫ ِإنَّ َه َذا ْال َبي َْع َيح‬،‫ار‬
»(ِ‫ص َد َقة‬
َّ ‫شوبُوهُ ِبال‬ ْ ‫ض ُه‬ ِ َّ‫َمعْ شََّ ال ُّتج‬
‫ى‬ ‫ر‬

[‫]أحمد وابن ماجة وصححه ْاللبا ىيب‬

Dari qhois bin Abi qhorozah berkata “ kita para shobat


menamikita pada zaman rosulullah dengan sebutan samamiroh,
kemudian kami berpapasan dengan nabi Muhammad Saw,
kemudian rosulullah memberi nama yang lebih bagus dari nama
tadi, kemudian rosulullah bersabda: (Hai orang-orang pedagang,
jual beli diikuti dengan omong kosong dan umpatan, jadi
campurkan dengan sedekah)
Berdasarkan dalil-dalil di atas Allah SWT telah menghalalkan
bagi kita untuk melakukan jual beli dengan cara yang baik.

3. Rukun Dan Syarat Jual Beli


a. Rukun
Rukun dari jual beli dalam konteks madzhab Hanafi itu berupa ijab
dan Qabul atau suatu lafadz yang yang menunjukkan terhadap ijab
dan qobul.seperti yang terdapat pada kitab i’nayah syarhulhidayah
halaman
247 juz 6
َ ِ‫َور ُْك ُن ُه ا ْل‬
َ ِ‫يجابُ َو ْال َقبُو ُل َأ ْو َما َد َّل َع ٰ َل َذل‬
.‫ك‬
Dan rukun jual beli itu berupa ijab qobul atau yang menunjukkan
terhadap ijab qobul.
b..Syarat
Syarat jual beli di bagai menjadi beberapa aspek
1) Dari penjual dan pembeli, syaratnya harus berasal dan
tamziy
2) Dari segi barang(mabi’)harus berupa harta yang memiliki
harta dan mampu untuk di serahkan.
Di kutip dari kitab i’nayah syarhul hidayah halaman 247
juz 6, sebagai berikut.
َ ‫ ِّل‬C‫ ِة ْال َم َح‬C‫ َومِنْ ِج َه‬،‫ ُل َوال َّت ْميِ ىت‬C‫ْن ْال َع ْق‬
‫ا‬CC‫ا ًَل ُم َت َقوِّ ًم‬CC‫ ُه َم‬C‫ك ْو ُن‬ ُ ‫ َو ر َْش‬.
ِ ‫ َدي‬Cِ‫ط ُه مِنْ ِج َه ِة ْال َعاق‬
َ ‫َم ْق ُد‬
.‫ور ال َّتسْ ل ِِيم‬

c..Syarat Sah Jual Beli


Adapun sayrat sah jual beli harus mengetahui kira kira/kadar dari
barangyang di jual dan juga harga,dan juga mensifati harga.
Berdasarkan pendapat imam Muhammad bin Ali pada kitanbnya
durrul Muhktar halaman 396
. ‫و رشط بصحتها معرفة قدر ووصف ثمن‬

4..Macam Macam Jual Beli


Adapun macam macam jual beli di di tinjau dari dua sisi.
1) Dari segi barang yang di jual maka memilik 4 macam.
a) Menjual barang dagangan dengan semisalnya
dinamakan bai’ muqoyadho( ‫(مقايضة‬
b) Menjual dagangan dengan utang(‫)ثم ن‬
c) Menjual saman/hutang dengan hutang yang lain seperti
menjual emas dan perak di namakan bai’sarfi (‫)صرف‬
d) Menjual hutang dengan benda/ain dinamakan aqad
salam/pesan order
B.Ditinjau Dari Harga(‫)ثم ن‬
Ada 4،‫بيع الوضيعة‬،‫بيع او لية‬،‫بيع مرابحة‬،‫بيع مسا و مة‬
َّ ‫و َب ْي ُع‬.
‫الث َم ِن‬ َّ ‫ َأعْ ى ي ِن‬:‫ َو َب ْي ُع َها ِبالدَّيْ ِن‬.‫ض ًة‬
َ ‫الث َم َن‬ َ ‫ َب ْي ُع ال ِّسلَ ِع ِبم ِْثلِ َها َو ُي َس ََّّم ُم َقا َي‬:‫يع َأرْ َب َع ٌة‬ ْ ِ ‫َوَأ ْن َوا ُع ُه ِباعْ ِت َب‬
ِ ‫ار ال َم ِب‬
َّ ‫ َو ِباعْ ِت َبار‬.‫ىي َو ُي َس ََّّم َسلَمًا‬
ُ ‫ َاو َم‬CC‫الث َم ِن َك َذل َِك ْالم َُس‬ ْ َ َّْ‫ْن َو ُي َس ََّّم الض‬ َّ ‫ِب‬
ِ ‫الث َم ِن َك َبي ِْع ال َّن ْق َدي‬
‫ َوي‬،‫ة‬ ِ ِ ْ ‫ َو َب ْي ُع الدَّيْ ِن ِبال َع‬.‫ف‬
‫ض ي َع ِة‬ِ ‫ َو ْال َو‬،ِ‫ َوال َّت ْولِ َية‬،ِ‫ َو ْالم َُرا َب َحة‬،‫َّاب ِق‬ ِ ‫الث َم ِن الس‬ َّ ‫ِت إ َل‬ ُ ‫ِى اهل ر ي ِن َل َت ْل َتف‬ َ ‫ه‬
.

Kitab i’nayah syarhul hidayah halaman 278 juz 6.

3. Biografi Imam Abu Hanifah


a. Kehidupan Latar Belakang Abu Hanifah
Abu Hanifah dilahirkan di Kufah pada tahun 80 Hijriah (696 M).
Nama asli beliau dari kecil yaitu Nu‟man bin Tsabit bin Zauta bin
Mahrzaban seorang penguasa keturunan Persia dari kalangan orang
merdeka. Namun ada juga yang mengatakan bahwa nasabnya ialah
Nu‟man bin Tsabit AzZauthi Al-Farisi. Dan ini berarti, Abu Hanifah
adalah orang Persia asli.
Beliau diberikan nama Nu‟man agar menjadi orang besar seperti
Nu‟man salah seorang raja Persia.56 Ayah beliau keturunan dari
bangsa persi (Kabul-Afganistan), tetapi sebelum beliau dilahirkan,
ayahnya sudah pindah ke Kufah. Oleh karena itu beliau bukan
keturunan bangsa Arab asli, tetapi HR. Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah,
3407. Bab Nabidzil Jurri Dari bangsa Ajam (bangsa selain bangsa
arab) dan beliau dilahirkan di tengah-tengah keluarga berbangsa
Persia. Bapak Abu Hanifah dilahirkan dalam Islam.
Bapaknya adalah seorang pedagang, dan satu keturunan dengan
saudara Rasulullah. Neneknya Zauta adalah suku (bani) Tamim.
Sedangka ibu Hanifah tidak dikenal dikalangan ahli-ahli sejarah tapi
walau bagaimanapun juga ia menghormati dan sangat taat kepada
ibunya. Dia pernah membawa ibunya ke majlis-majlis atau
perhimpunan ilmu pengetahuan. Dia pernah bertanya dalam suatu
masalah atau tentang hukum bagaimana memenuhi panggilan ibu.
Beliau berpendapat taat kepada kedua orang tua adalah suatu sebab
mendapat petunjuk dan sebaliknya bisa membawa kepada kesesatan.
Pada masa remajanya, dengan segala kecermelangan otaknya, abu
Hanifah telah menunjukkan kecintaannya kepada ilmu pengetahuan,
terutama yang berkaitan dengan hukum Islam, meskipun beliau anak
saudagar kaya namun beliau sangat menjauhi hidup yang bermewah
mewah, begitupun setelah beliau menjadi seorang pedagang yang
sukses, hartanya lebih banyak di shadaqahkan daripada untuk
kepentingan sendiri. Disamping kesungguhannya dalam menuntut
ilmu fikih, beliau juga mendalami ilmu tafsir, hadis, bahasa arab dan
ilmu hikmah, yang telah mengantarkannya sebagai ahli fikih, dan
keahliannya itu diakui oleh ulama- ulama di zamannya, seperti Imam
Hammad bin Abi Sulaiman yang mempercayakannya untuk memberi
fatwa dan pelajaran fikih kepada murid-muridnya. Keahliannya tersebut
bahkan dipuji oleh Imam Syafi‟i “Abu Hanifah adalah bapak dan
pemuka seluruh ulama fikih”.
Dalam bidang hadis dan fikih beliau belajar pada banyak ulama.
Beliau belajar fikir secara khusus selama 18 tahun pada Hammad bin
Abi
Sulaiman, seorang ulama yang belajar dari fikih An-Nakha‟i dalam
bidang ilmu kalam dia menulis sebuah buku yang berjudul kitab Al-Fiqh
Al Akbar. Pada saat beliau masih hidup, masalah-masalah agama dan
buah fikirannya tersebut dicatat oleh sahabatnya, dikumpulkan berikut
juga paham mereka sendiri yang kemudian disebut sebagai madzhab
Imam
Hanafi”. Dalam usaha itu, ulama Hanafiyah membagi hasil yang
mereka kumpulkan itu dibagi kepada 3 tingkatan , yang tiap-tiap
tingkatan itu merupakan suatu kelompok yaitu:
1) Tingkat pertama dinamakan kitab Masaailun Ushul
(masalahmasalah pokok)
2) Tingkat kedua ialah kitab Masaailun Nawadhir (persoalan
langka)
3) Tingkat yang ketiga dinamakan Al-Fataawa Al-Waaqi‟aat
(kejadian dan fatwa).
Abu Hanifah mempunyai beberapa orang putra, diantaranya ada
yang dinamakan Hanifah, maka karena itu beliau diberi gelar oleh
banyak orang dengan Abu Hanifah. Selain itu gelar Abu Hanifah
diberikan karena beliau adalah seseorang yang rajin melakukan ibadah
kepada Allah dan Sungguhsungguh mengerjakan kewajiban dalam
agama. Karena perkataan dari hanif”dalam bahasa arab artinya
cenderung kepada agama yang benar. Begitu juga pendapat lain,
beliau mendapat gelar Abu Hanifah sebab eratnya berteman dengan
“dawat atau tinta” yakni dimana-mana selalu membawa tinta untuk
menulis atau mencatat ilmu pengetahuan yang diperoleh oleh para guru
beliau atau lainnya. Dengan demikian beliau mendapat gelar dengan
Abu Hanifah. Setelah Abu Hanifah menjadi seorang ulama besar dan
terkenal di kota-kota besar serta disekitar Jazirah Arab, beliau dikenal
dengan gelar Imam Abu Hanifah. Setelah ijtihad dan buah penyelidikan
beliau tentang hukum-hukum keagamaan diakui oleh banyak orang
dengan sebutan “Mazhab Imam Hanafi”. 59

c. Kehidupan Pendidikan dan Keilmuan


Abu Hanifah tinggal di kota Kufah di Irak. Kota tersebut dikenal
sebagai kota yang dapat menerima perubahan dan perkembangan ilmu
pengetahuan. Ia seorang yang bijak dan gemar ilmu pengetahuan, mula-
mula ia belajar sastra bahasa Arab. Karena ilmu bahasa, tidak banyak
dapat digunakan akal (pikiran) ia meninggalkan pelajaran tersebut dan
beralih mempelajari fiqih. Ia berminat pada pelajaran yang banyak
mengunakan pikiran. Di Irak terdapat
Madrasah yang dirintis oleh Abdullah bin Mas‟ud. Kepemimpinan
Madrasah Kufah kemudian beralih kepada Ibrahim al- Nakha‟i, lalu
Muhammad ibn
Abi Sulaiman al-Asy‟ari. Hammad ibn Sulaiman adalah salah seorang
Imam besar pada waktu itu. Beliau murid
Dari „Alqamah ibn Qais dan al-Qadhi Syuri‟ah, keduanya adalah
tokoh dan pakar fiqh yang terkenal di Kufah dari golongan tabi‟in. Dari
Hamdan ibn Sulaiman itulah Abu Hanifah belajar fiqh dan hadits. Selain
itu, Abu Hanifah beberapa kali pergi ke Hijjaz untuk mendalami fiqh dan
hadits sebagai nilai tambahan dari apa yang diperoleh di Kufah.
Sepeninggal Hammad, majelis Madrasah Kufah sepakat mengangkat Abu
Hanifah menjadi kepala Madrasah. Selama itu ia mengabdi dan banyak
mengeluarkan fatwa dalam masalah fiqh. Fatwa-fatwanya itu merupakan
dasar utama dari pemikiran madzhab Hanafi.
Selain itu, beliau juga sempat mempelajari ilmu-ilmu yang lain seperti,
tauhid dan lain-lain. Di antara beberapa buku kajiannya antara lain: Al-
Fiqhul
Akbar, Al-rad Ala Al-Qadariah dan Al-Alim Wal Muta‟alim. Beliau juga
berpaling untuk memperdalam ilmu pengetahuan karena menerima
nasihat seorang gurunya bernama Al-Sya‟ab.62 Kecerdasannya Imam
Abu Hanifah bukan hanya mengenai hukum Islam tapi menurut satu
riwayat beliau juga terkenal orang yang pertama kali memiliki
pengetahuan tentang cara membuat baju ubin.
Benteng-benteng di kota Baghdad pada masa pemerintah Al-Mansur,
seluruh dindingnya terbuat dari batu ubin yang dibuat oleh Abu
Hanifah.Setelah menyelesaikan pendidikannya di Kufah dan Basrah, Abu
Hanifah pergi ke Makkah dan Madinah sebagai pusat dari ajaran agama
Islam kemudian bergabung sebagai murid dari Ulama terkenal Atha‟ bin
Abi Rabah. Abu Hanifah pernah bertemu dengan tujuh sahabat Nabi yang
Masih hidup pada masa itu. Sahabat Nabi itu di antaranya yaitu Anas bin
Malik, Abdullah bin Harits, Abdullah bin Abi Aufah, Watsilah bin Al-Aqsa,
Ma‟qil bin Yasar,
Abdullah bin Anis, dan Abu Thufail („Amir bin Watsilah).64
1) Guru-guru Imam Abu Hanifah
Guru-guru Abu Hanifah pada waktu itu ialah para ulama Tabi‟in
dan Tabi‟it Tabi‟in diantaranya yaitu:
a) Abdullah bin Mas‟ud (Kufah)
b) Ali bin Abi Thalib (Kufah)
c) Ibrahim al-Nakhai (wafat 95 H)
d) Amir bin Syarahil al-Sya‟bi (wafat 104 H)
e) Imam Hammad bin Abu Sulaiman (wafat tahun 120 H)
beliau adalah orang alim ahli fiqh yang paling masyhur pada
masa itu Imam Hanafi berguru kepadanya dalam tempo
kurang lebih 18 tahun lamanya.
2) Murid Imam Abu Hanifah
Imam Abu Hanifah adalah seorang yang cerdas dan karya-
karyanya terkenal dan mengagumkan bagi yang membacanya, oleh
karena itu banyak murid-murid yang belajar kepadanya hingga
mereka dapat terkenal kepandaiannya dan diakui oleh dunia Islam.
Murid-murid Abu Hanifah yang paling terkenal yang pernah belajar
dengannya yaitu:

1) Imam Abu Yusuf, Ya‟qub bin Ibrahim al-Anshari, dilahirkan


pada tahun 113 H. Setelah dewasa beliau belajar berbagai
macam ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan
urusan keagamaan, kemudian belajar menghimpun atau
mengumpulkan hadis dari Nabi SAW yang diriwayatkan
dari Hisyam bin Urwah asy-Syaibani, Atha bin as-Saib dan
lainnya. Imam Abu Yusuf termasuk golongan Ulama ahli
hadis yang terkemuka. Beliau wafat pada tahun 183 H.

2) Imam Muhammad bin Hasan bin Farqad asy-Syaibani,


dilahirkan dikota Irak pada tahun 132 H. Beliau sejak kecil
semula bertempat tinggal dikota Kufah, lalu pindah kekota
Baghdad dan berdiam disana. Beliaulah seorang alim yang
bergaul rapat dengan kepala Negara Harun ar-Rasyid di
Baghdad. Beliau wafat pada tahun 189 H. dikota Ryi.
d. Karya-karya Imam Abu Hanifah
Sebagian ulama yang terkemuka dan banyak memberikan fatwa,
Imam Abu Hanifah meninggalkan banyak ide dan buah fikiran. Sebagian
ide dan buah fikirannya ditulisnya dalam bentuk buku, tetapi kebanyakan
dihimpun oleh murid-muridnya yang kemudian dibukukan. Kitab-kita yang
ditulis oleh Abu Hanifah yaitu:
- Al-Fara‟id yaitu kitab yang khusus membicarakan masalah
waris dan segala ketentuannya menurut hukum Islam. -
Asy-Syurut yaitu kitab yang membahas tentang perjanjian.
- Al-Fiqh al-Akbar yaitu kitab yang membahas ilmu kalam
atau teologi dan diberi syarah (penjelasan) oleh Imam Abu
Mansur Muhammad al- Maturidi dan Imam Abu al-Muntaha
al-Maula Ahmad bin Muhammad al-Maghnisawi.
Kemerdekaan berkehendak, karena bencana paling besar yang
menimpa manusia adalah pembatasan atau perampasan kemerdekaan,
dalam pandangan syariat wajib dipelihara. Pada satu sisi sebagian
manusia sangat ekstrim menilainya sehingga beranggapan Abu Hanifah
mendapatkan seluruh hikmah dari Rasulullah SAW melalui mimpi atau
pertemuan fisik. Namun, disisi lain ada yang berlebihan dalam
membencinya, sehingga mereka beranggapan bahwa beliau telah keluar
dari agama . Abu Hanifah wafat di dalam penjara ketika berusia 70 tahun
tepatnya pada bulan rajab tahun 150 Hijriyah (767 M), beliau dimakamkan
di Baghdad. Abu Hanifah hidup selama 52 tahun dalam masa Amawiyah
dan 18 tahun dalam masa Abbasi. Ada pula yang mengatakan bahwa
beliau meninggal pada tahun 151 dan 153 Hijriyah.
Imam An-Nawawi berpendapat beliau meninggal dunia ketika dalam
tahanan.68
Dalam bukunya Ahmad Syurbusi diceritakan bahwa sebelum Abu
Hanifah menghembuskan nafas yang terakhir, ia berpesan agar mayatnya
dikebumikan di tanah perkuburan yang baik beliau maksudkan dengan
tanah yang baik, yaitu yang tidak dirampas oleh seorang raja atau ketua
negeri. Apabila Abu Mansur sebagai seorang raja pada waktu itu
mendengar wasiat tersebut beliau merasa kurang senang dan
mengatakan bahwa siapakah yang dapat memintakan maaf bagiku dari
Abu Hanifah semasa hidup dan matinya?
Al-Hasan bin Ammarah dan rekan-rekannya memandikan mayat Abu
Hanifah, beliau mendapat pujian ibadah, puasa, tahajud di waktu malam
dan membaca Al-Quran.
Dan banyak orang awam yang mengiringi jenazah Abu Hanifah,
diperkirakan lebih kurang sekitar lima puluh ribu orang yang mengiringi
jenazahnya. Suatu peristiwa yang aneh yaitu Abu Ja‟far Al-Mansur
penguasa negeri di masa itu yang telah menahan Abu Hanifah semasa
hidupnya, turuut sholat atas jenazahnya. Jenazah Abu Hanifah
dikebumikan di makam Al- khaizaran di Timur kota Baghdad. Makam
beliau sangat terkenal di sana.

BAB III
HUKUM MENJUAL DAGING DAN KULIT KURBAN MENURUT
PROSPEK MADZHAB HANAFI

Kurban adalah suatu jenis peribadatan dalam Agama Islam dengan


bentuk penyembelihan hewan ternak, yang dagingnya dibagi-bagikan
kepada fakir miskin. Penyembelihan itu dilakukan pada hari-hari yang telah
ditetapkan oleh agama, yaitu pada hari Raya Idul Adha dengan niat
mendekatkan diri (bertaqarrub) kepada Allah SWT. Kurban yaitu sesuatu
yang disembelih dari binatang ternak yang berupa unta, sapi, domba dan
kambing, dalam melaksanakan kurban jelas bahwa harga dan nilai kurban
itu adalah ketakwaan, kesabaran, dan ketaatan kepada Allah SWT dengan
penuh keikhlasan.Tujuan Menyembelih hewan kurban tersebut adalah
mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Ibadah kurban mengandung hikmah dan manfaat yang besar, baik bagi
yang berkurban maupun masyarakat pada umumnya. Bagi yang berkurban
akan tertanam kesucian jiwanya, yang memungkinkan dia mendekatkan
diri kepada Allah SWT dan sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat dan
rezeki yang telah diberikan Allah SWT. Menurut mayoritas ulama hukum
berkurban adalah Sunnah Muakkad. Hewan yang dikurbankan adalah
seekor kambing hendaklah hewan tersebut berusia dua tahun. Namun
dibolehkan juga apabila telah berumur cukup satu tahun. Jika sapi atau
lembu telah berusia dua tahun lebih. Sedangkan untuk unta, haruslah telah
berusia lima tahun lebih (menjelang berusia enam tahun) .
Imam abu Hanifa menyebutkan kriteria hewan kurban yang sah itu
adalah sekurang- kurangnya berupa kambing tsaniyah, baru unta tsaniyah,
atau sapi tsaniyah. Tidak sah kurban apabila berupa dzadza’ (domba
yang berumur 1 tahun atau yang mengatakan domba yang berumur 6
bulan). Dan adapun syarat usia hewan kurban menurut Imam Syafi’i untuk
unta itu berusia 6 tahun, sapi dan kambing berusia 3 tahun dan adapun
domba berusia 2 tahun. Hewanhewan tersebut apabila umurnya kurang
dari yang sudah ditentukan, maka tidak sah untuk disembelih sebagai
hewan kurban.
Dalam berkurban hewan yang di gunakan untuk berkurban harus
memenuhi syarat diantaranya hewan tersebut harus sehat tidak boleh
terdapat cacat yang menyebabkan hewan tersebut tidak sah untuk di
jadikan hewan kurban diantaranya hewan tersebut tidak buta,tidak cacat
kakinya,tidak boleh sangat kurus,dan hewan tersebut tidak boleh sebagian
besar dari telinga,ekor dan matanya tidak cacat,dan juga tidak boleh
hewan yang tidak memiliki telinga.
Waktu penyembelihan kurban ada batasan waktu yang Tertentu atau
jelas, dan tidak dapat dipotong hewan kurban pada sepanjang saat atau
sepanjang tahun. Setiap orang yang menyembelih hewan kurban sebelum
atau setelah waktu yang telah ditentukan secara syar’i, maka menyembelih
itu tidak dianggap sebagai kurban, tetapi menyembelih hewan biasa.
Waktu penyembelihan hewan kurban mulai setelah terbit matahari pada
hari Raya Idul Adha, setelah shalat dua rakaat dan dua khotbah Idul Adha.
Apabila penyembelihan kurban dilakukan sebelum shalat dan khotbah
maka hukumnya tidak sah.Adapun mayoritas Ulama berpendapat bahwa
akhir waktu menyembelih kurban itu adalah pada hari tasyriq yang akhir
(13 Zulhijjah). Dan barang siapa yang menyembelih selain daripada hari
tersebut dianggap sembelihan yang biasa saja.Sering terjadi di suatu
daerah menjual daging dan kulit dari kurban,dalam madzhab Hanafi hukum
menjual hewan kurban itu terjadi hilaf ada 2 pendapat.
1. Hukum menjual daging kurban dan kulit sah bsertaan makruh
2. Hukumnya harom.
Ketika mengikuti pendapat yang memperbolehkan maka ketika daging
atau kulit dari hewan kurban itu di jual dengan ganti dirham atau semisal
barang lain maka hukumnya wajib untuk mensodaqohkan harga dari
daging dan kulit tersebut
Adapun pendapat yang mengharamkan menjual daging atau kulit
hewan kurban karena daging kurban itu di samakan seperti barang
waqofan yang mana tidak boleh untuk di jual.sebagaimana yang di
ungkapkan syekh Muhammad bin Ali bin Ali dalam kitab durrul Muhktar
halaman 647

‫فان بيع اللحم اولجلد به أي بمستهلك او بدرهم تصدق بثمنه ومفاده صحة البيع مع الكراهة‬
‫وعن الثا ىب باطل ْلنه كالوق ف‬

Ketika daging atau kulit hewan kurban di jual dengan Perka akan
rusak atau dengan dirham maka wajib mensodaqohkan harga dari daging
atau kulit tersebut,dan hukum aqad jual beli tersebut sah tapi makruh,dan
yang kedua mengatakan tidak sah di karenakan hukum daging kurban
dan kulitnya seperti halnya barang wakafan tidak boleh di jual.adapun
hadist

. ‫اع ِج ْل َد ُأضْ ِح َّي ِت ِه َف َل ُأضْ ِح َّي َة لَ ُه‬


َ ‫َمنْ َب‬

Artinya “Barangsiapa yang menjual kulit hewan kurbannya maka ibadah


kurbannya tidak ada nilainya.” (HR. Al Hakim)
Untuk ulama yang memperbolehkan menjual daging atau kulit
mengatakan bahwa hadis tersebut memberikan faidah makruhnya
menjual tidak sampai hukum harom,dan ketika mengikuti pendapat yang
kedua harom karena di samakan dengan barang waqofan, sesuai dengan
apa yang di paparkan syekh Burhanuddin Ali bin Hasan dalam kitab
Alhidayah
‫ه‬
‫ َد‬Cْ‫ ِه إ ََّل َبع‬C‫ ُع ِب‬Cِ‫د ََّراه ِِم َأ ْو ِب َم ا َل َي ْن َتف‬C‫ َد َأ ْو اللحْ َم ِبال‬C‫اع ْال ِج ْل‬C
َ ‫و َب‬Cْ Cَ‫ا الخ َفل‬CC‫َّق ِب ِج ْل ِد َها( ْلَِ َّن ُه ج ُْز ٌء ِم ْن َه‬ ُ ‫صد‬ َ ‫)و َي َت‬
َ ‫َقا َل‬
ْ ‫ َد ُأ‬C‫اع ِج ْل‬C
‫ ِح َّي ِت ِه‬C ‫ض‬ َ C‫ « َمنْ َب‬- ‫ص َل ُة َوال َّس َل ُم‬ َ ‫اسْ ِت ْه َل ِك ِه َت‬
ْ َ‫ ْلَِنَّ ْالقُرْ َب َة ا ْن َت َقل‬C،‫صد ََّق ِب َث َم ِن ِه‬
َّ ‫ َو َق ْولُ ُه – َعلَ ْي ِه ال‬،ِ‫ت إ َل َب َدلِه‬
‫ٌ لِقِ َي ِام ْالم ِْلكِ َو ْالقُ ْد َر ِة َع ٰ َل‬ ‫ ْال َب ْي ُع َجاِئز‬،‫َف َل ُأضْ ِح َّي َة لَهُ» ُيفِي ُد َك َرا َه َة ْال َبي ِْع‬
. ‫ال َّتسْ ل ِِيم‬

Ketika kulit atau daging di jual dengan dirham atau dengan sesuatu
yang tidak bisa di manfaatkan kecuali setelah rusak maka wajib
bershodaqoh atas harga kulit atau daging tersebut,di karenakan bentuk
qorobah itu berpindah terhadap gantinya, adapun sabda nabi Muhammad
Saw Barangsiapa yang menjual kulit hewan kurbannya maka ibadah
kurbannya tidak ada nilainya.” Itu memberikan faidah makruhnya menjual
kulit atau daging kurban,dan jual beli tetap di perbolehkan karena adanya
kepemilikan dan mampu untuk di serahkan.
Dan untuk keharoman menjual barang waqofan itu berdasarkan
sabda nabi Muhammad Saw seperti yang terdapat pada kitab Fathul
Qodir halaman 205 juz 6

ْ
َّ‫ْن ُع َم َر «َأن‬
ِ ‫ص ْخ ُر بْنُ ُج َوي ِْر َي َة َعنْ َم ْو َل َع ْب ِد ال َِّل ب‬ َ ‫ ه َأ ْخى َت َنا‬:‫َقا َل م َُح َّم ُد بْنُ ْال َح َس ِن ىيفِ الَْصْ ِل‬
‫ ه َف َقا َل َيا َرسُو َل ا ل َِّل‬:‫ َقا َل‬،‫ان َن ْخ ًَل َنفِيسً ا‬ َ ‫ َك‬:‫ َو َقا َل‬،‫ت لَ ُه َأرْ ضٌ ُت ْد َع َث ْم َغ‬
ْ ‫ب َكا َن‬ِ ‫ُع َم َر ب َْن ْال َخ َّطا‬
‫ ِه‬C‫ل َعلَ ْي‬C َُّ C‫ ٰل ال‬C‫ص‬
َ – ‫ َِّل‬C‫و ُل ال‬C‫ا َل َر ُس‬CC‫ ه ه ه َف َق‬:‫ا َل‬CC‫َّق ِبهِ؟ َق‬ ُ ‫صد‬َ ‫إ ىيب اسْ َت َف ْدت َما ًَل ه َُو عِ ْندِي َنفِيسٌ َأ َفَأ َت‬
‫ث َولَكِنْ ُت ْن َف ُق‬ َ ‫صد َّْق ِبَأصْ لِ ِه َل ُي َبا ُع َو َل يُو َهبُ َو َل ي‬
ُ ‫ُور‬ َ ‫ َت‬:- ‫هو َسل َم‬ َ
.ُ‫َث َم َر ُته‬

Syekh Muhammad bin Hasan dalam kitab asal syhoru bin juwairiyah
memberi habar kepadaku dari hamba Abdullah bin Umar bahwasanya
shohabat Umar bin Khatab memiliki tanah yang di sebut tsamgho dan
didalammya berisi pohon2 kurma yang bagus Umar berkata: ‘Wahai
Rasulullah saw,saya memiliki tanah yang bagus apakah boleh untuku
sedekahan? Kemudian rosulullah Saw bersabda”bersedekahlah dengan
hartamu tersebut bukan untuk di jual,di hibahkan,dan di wariskan akan
tetapi untuk di nafqohkan buah-buahannya” (HR BUKHORI).para ulama
meyamakan kulit atau daging kurban dengan harta waqofan sehingga
tidak memperbolehkan untuk menjualnya.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dalam syariat Islam berkurban merupakan sebuah bentuk
mendapatkan diri kepada Allah dengan bentuk menyembelih hewan
dengan ketentuan dan pada waktu yang di tentukan juga,dan berkurban
juga memiliki hukum yang berbeda beda menurut kaca mata fiqih ada
yang mengatakan Sunnah yang sangat kuat dan ada pula mengatakan
wajib, begitu juga dalam hidup manusia tidak terlepas dari sebuah
muamalah salah satunya ialah jual beli yang mana jual beli merupakan
muamalah yang paling sering dilakukan manusia dan jual memiliki
memiliki berbagai macam bentuk dengan seiring berjalannya waktu
masyarakat juga memperjual belikan daging dan kulit hewan kurban
dengan dalih lebih menguntungkan untuk memenuhi kebutuhan,
berdasarkan penelitian yang telah di paparkan bisa di simpulkan
bahwasanya 3 ulama dari 4 madzhab selain imam abu Hanifah
mengatakan tidak di perbolehkan menjual daging atau kulit hewan
kurban,sedangkan menurut imam abu Hanifah sendiri terdapat hilaf ada
yang mengatakan boleh tapi makruh dan juga ada yang mengatakan
tidak boleh di karenakan di samakan dengan harta wakafan yang tidak
boleh di jual.

B. Saran

Diharapkan bagi siapa saja untuk lebih giat dalam memahami


hukum atau syariat Islam baik tentang ibadah ataupun muamalah
supaya agar sesuai dengan Al-Qur’an dan Al hadits,dan juga melihat
hasil penelitian menurut madzhab abu Hanifah menjual daging atau kulit
hewan kurban di perbolehkan untuk lebih menganjurkan masyarakat
untuk menkonsumsinya dari pada di perkuat belikan supaya
mendapatkan keberkahan daging kurban dan merupakan kesunhan
sesuai sabda nabi Muhammad Saw
‫ك ُم َع ن أ َكل‬
- ُ ‫ك نت َن َه يت‬ ُ « ‫قال النبي صلى هللا عليه وسلم‬.
‫اح يِ َف ُكلُوا ِم ن َها َواد َِّخرُوا‬ َ ‫ل ُُحو ِم ا ْل‬
ِ ‫ض‬
“Dahulu aku melarang kalian memakan daging kurban ,maka makanlah
dan simpanlah”(HR Bukhori)

Anda mungkin juga menyukai