Anda di halaman 1dari 2

Isra dan mi‘raj merupakan peristiwa yang terjadi di malam hari.

Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT


dalam Surat Al-Isra ayat pertama.

َ ‫ْج ِد اَأْل ْق‬


َ َ‫ الَّ ِذي ب‬/‫صى‬
ۚ ‫ َحوْ لَهُ لِنُ ِريَهُ ِم ْن آيَاتِنَا‬/‫ار ْكنَا‬ ِ ‫ُسب َْحانَ الَّ ِذي َأس َْر ٰى بِ َع ْب ِد ِه لَ ْياًل ِمنَ ْال َم ْس ِج ِد ْال َح َر ِام ِإلَى ْال َمس‬
‫صي ُر‬ ِ َ‫ِإنَّهُ هُ َو ال َّس ِمي ُع ْالب‬
Artinya, “Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil
Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkati sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya
sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sungguh Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.”
Walaupun ada beberapa hadits dan pendapat yang menjelaskan waktu terjadinya Isra Mi‘raj, tetapi
dari ayat di atas sudah cukup jelas bahwa Isra dan Mi‘raj terjadi di malam hari. Hal ini tentu
memunculkan pertanyaan di benak kita, mengapa harus malam hari? Mengapa tidak siang hari saja?
Imam Jalaluddin As-Suyuthi dalam kitabnya, Al-Ayatul Kubra fi Syarhi Qisshatil Isra menjelaskan
beberapa alasan mengapa Allah menjadikan malam sebagai waktu terjadinya peristiwa Isra dan
mi‘raj. (Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Ayatul Kubra fi Syarhi Qisshatil Isra, (Kairo: Darul Hadits, 2002
M), halaman 59).
Pertama, karena malam adalah waktu yang tepat untuk melakukan khalwah (menyepi) dan
pengkhususan.

‫ إنما كان اإلسراء ليال ألنه وقت الخلوة واإلختصاص عرفا‬:‫قال ابن المنير‬
Artinya, “Ibnu Munir berpendapat bahwa peristiwa Isra terjadi di malam hari karena malam
merupakan waktu yang tepat untuk menyepi serta biasanya sebagai waktu yang tepat untuk
mengkhususkan amalan.”
Kedua, karena malam adalah waktu diwajibkannya shalat. Hal ini didasarkan pada sebuah ayat dalam
Surat Al-Muzammil.

‫قم الليل إال قليال‬


Artinya, “Dirikanlah shalat di malam hari, kecuali sedikit,” (Surat Al-Muzammil ayat 2).
Ketiga, sebagai sebuah ujian bagi para Mukmin untuk percaya terhadap hal-hal yang ghaib, hal-hal
yang tidak dapat dicerna oleh akal, serta sebagai ujian bagi orang-orang kafir. Apakah ia tetap ingkar
dengan risalah nabi, atau akan beriman.
Keempat, karena malam merupakan waktu yang mulia. Hal ini disebabkan karena ada beberapa
peristiwa yang terjadi di waktu malam, khususnya kisah-kisah istimewa yang terjadi dalam kehidupan
para nabi sebelum Nabi Muhammad SAW. Di antaranya, kisah Nabi Ibrahim yang awalnya
menganggap bintang-bintang sebagai Tuhan, kemudian sadar bahwa bintang-bintang tersebut ternyata
bukan Tuhan karena ia menghilang. Hal ini terekam dalam Surat Al-An’am ayat 76:

َ‫فَلَ َّما َجنَّ َعلَ ْي ِه اللَّ ْي ُل َرَأ ٰى َك ْو َكبًا ۖ قَا َل ٰ َه َذا َربِّي ۖ فَلَ َّما َأفَ َل قَا َل اَل ُأ ِح ُّب اآْل فِلِين‬
Artinya, “Ketika malam telah gelap, ia melihat sebuah bintang (lalu) ia berkata, ‘Inilah Tuhanku,’
tetapi tatkala bintang itu tenggelam ia berkata, ‘Saya tidak suka kepada yang tenggelam.”
Selain itu, malam juga menjadi waktu dikabulkannya doa Nabi Yaqub AS sesuai firman Allah dalam
Surat Yusuf ayat 98. Selain dua kisah tersebut masih ada beberapa kisah lagi yang menunjukkan
kemuliaan malam dalam kehidupan para nabi sebelumnya. Hal ini sekaligus juga sebagai bantahan
untuk para filsuf yang menganggap bahwa malam merupakan waktu yang hina. Sebagaimana
diungkapkan Ibnu Dihyah sebagai berikut:
‫ إن الظلمة من شأنها اإلهانة والشر‬:‫ وإلبطال قول الفالسفة‬:‫قال ابن دحية‬
Artinya, “Menurut Ibnu Dihyah, terjadinya Isra pada waktu malam sebagai bantahan atas pendapatnya
para filsuf, ‘Sesungguhnya dalam malam terdapat celaan dan keburukan.”
Kelima, karena malam adalah waktu yang tepat untuk berkumpul dengan orang-orang yang kita
cintai. Maka dari itu, Allah memberangkatkan Rasul pada malam hari.
Keenam, malam merupakan satu-satunya waktu yang dijanjikan Allah sebagai waktu yang terbaik
dari seribu bulan (lailatul qadar). Tidak ada waktu lain selain malam yang memiliki keistimewaan
seperti ini.
Ketujuh, malam adalah waktu turunnya wahyu yang pertama.
Kedelapan, malam adalah waktu dikabulkannya doa. Berbeda dengan siang, hanya hari Jumat satu-
satunya waktu siang yang memiliki keutamaan tersebut.
Kesembilan, karena malam adalah waktu yang tepat untuk menyegarkan pikiran, dengan istirahat.
Sedangkan pagi diciptakan Allah untuk mencari penghasilan. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam
surat Al-Furqan ayat 47:

‫سبَاتًا َو َج َع َل النَّ َها َر نُشُو ًرا‬ ً ‫َو ُه َو الَّ ِذي َج َع َل لَ ُك ُم اللَّ ْي َل لِبَا‬
ُ ‫سا َوالنَّ ْو َم‬
Artinya, “Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat. Dia
menjadikan siang untuk bangun berusaha.”

Anda mungkin juga menyukai