Anda di halaman 1dari 8

SHOLAT

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Tafsir Ayat Hukum

Dosen Pengampu: Miski, M.Sos.

Disusun Oleh: Kelompok I

Nama Mahasiswa Nim Mahasiwa

Iskandar 21103070074
Lutfi Nurulicsan 21103070075
Tsalis Khoirul Fatna 21103070077
Afrizal Hadisah 21103070118
Nabil Zaidan M 21103070125

PROGRAM STUDI (S1) HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Shalat adalah ibadah suci yang sudah menjadi rutinitas setiap hari bagi umat
Islam.Kenapa bisa demikian? karena selain merupakan perintah Tuhan, shalat juga memiliki
kedudukan yang amat penting dalam agama Islam.Ia menjadi fondasi bagi tegaknya agama
Islam dan Sejak diperintahkan pertama kali pada peristiwa Isra` Mi`raj, shalat secara continue
dipraktekkan umat Islam dari masa ke masa. Karena telah ditransmisikan tanpa putus dari
generasi ke generasi, praktik ini menjadi suatu identitas bagi keagamaan umat Islam. Ia
membentuk suatu persatuan dalam masyarakat Islam

Shalat sendiri memiliki arti doa dan istighfar. Ulama kebanyakan mendefenisikannya
shalat sebagaisuatu bentuk penyembahan atau peribadatan kepada Allah dengan beberapa
gerakan dan bacaan tertentu yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam, dengan
demikian shalat dapat dikatakan sebagai suatu doa dan ritual penyembahan khusus kepada
sang Maha Esa. Dalam operasionalnya shalat memiliki aturanaturan tertentu.

Artinya: Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) di malam hari,
kecuali sedikit (daripadanya).(Q.S. alMuzammil:1-2)

Ayat di atas menjelaskan tentang shalat malam, inilah shalat yang dilakukan sebelum
peristiwa Isra` dan Mi`raj oleh Nabi dan para sahabat. Abu Abdurrahman as-Sulami, al-
Hasan, Ikrimah dan Qatadah dengan sanad yang shahih di dalam Fath al-Baarimenjelaskan
bahwa penetapan kewajiban shalat malam terjadi di Makkah, lebih dahulu daripada
penetapan kewajiban shalat lima waktu di malam Isra` yang terjadi satu tahun sebelum
Hijriah menurut pendapat yang shahih. Seiring dengan itu,Ali bin Abi Thalib mengabarkan
bahwa Nabi Muhammad dan Siti Khadijah juga melakukan shalat berjamaah. Sementara
ketika itu Ali bin Abi Thalib masih remaja.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja ayat-ayat yang menjelaskan tentang shalat ?

2. Bagaimana asbabun nuzul, kandungan hukum, dan makna kontekstual ayat-ayat tentang
shalat ?
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Surat Al-Isra Ayat 78


 Teks Ayat Al Quran

Artinya: Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan
(dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).

 Pararel/ (Munasabatul Ayat)

َّ ‫ىك ال‬
‫ش ْم ِس‬ َّ ‫( أَقِ ِم ال‬Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir)
ِ ُ‫صلَ ٰىة َ ِلدُل‬
Yakni matahari agak condong dari pertengahan langit, yakni shalat dhuhur.
‫ق الَّ ْي ِل‬ َ ‫(إِلَ ًٰ َغ‬sampai gelap malam)
ِ ‫س‬
Makna (‫ )الغسق‬yakni ketika malam telah gelap gulita. Yang dimaksud adalah shalat maghrib
dan isya‟.
‫ ( َوقُ ْس َءانَ ْالفَجْ ِس‬dan (dirikanlah pula shalat) subuh)
Yakni dirikanlah bacaan pada waktu fajar, yakni shalat subuh, dan pada shalat subuh
disunnahkan untuk dipanjangkan bacaannya.
‫(إِ َّن قُ ْس َءانَ ْالفَجْ ِس َكانَ َم ْش ُهىدًا‬Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat))

Yakni disaksikan oleh malaikat malam dan malaikat siang sebagaimana yang disebutkan
dalam hadits shahih.

 Asbabun nuzul

Surat Al-Isra‟ ayat 78 Ayat ini turun bertepatan dengan suatu peristiwa Nabi SAW dan umat
islam diperintahkan untuk melaksanakan shalat lima waktu wajib dalam sehari semalam,
sedang ketika itu penyampaian Nabi SAW baru bersifat lisan dan waktu-waktu
pelaksanaannya pun belum lagi tercantum dalam Al-Qur‟an.

 Kandungan Hukum

Ayat ini menjelaskan tentang kewajiban seseorang untuk shalat lima waktu sehari ( dzuhur,
ashar, maghrib, isya dan subuh) mulai dari tergelincirnya matahari sampai larut malam dan
subuh. Ayat ini juga menjelaskan bahwasannya malaikat menyaksikan kita shalat subuh.
 Makna Kontekstual

Laksanakanlah salat sejak matahari tergelincir, condong dari pertengahan langit kearah barat,
sampai gelapnya malam dan laksanakan pula salat Subuh. Sesungguhnya salat Subuh itu
disaksikan oleh malaikat, baik malaikat siang maupun malaikat malam. Perintah salat pada
ayat ini mencakup salat lima waktu. Sesudah tergelincir matahari adalah waktu untuk salat
Zuhur dan Asar, sesudah gelapnya malam untuk waktu salat Magrib, Isya dan Subuh.

B. Surat Hud Ayat 114


 Teks Ayat Alquran

َ‫ت ۚ ٰذَلِكَ ِذ ْك َس ٰي ِلل ٰرَّ ِك ِسيه‬ ِ َ‫س ٰى‬


َّ ‫ت يُرْ ِهبْهَ ٱل‬
ِ ‫سيِّـَٔا‬ َ ‫از َو ُشلَفًا ِ ّمهَ ٱلَّ ْي ِل ۚ إِ َّن ْٱل َح‬ َّ ‫َوأَقِ ِم ٱل‬
َ َ ‫صلَ ٰىة‬
ِ ‫ط َسفَ ًِ ٱلىَّ َه‬
Artinya: Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada
bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu
menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang
yang ingat.

 Pararel/ (Munasabatul Ayat)

(Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang)

Yaitu shalat subuh dan ashar. Namun pendapat lain mengatakan, yakni shalat subuh dan
maghrib.
(dan pada bahagian permulaan daripada malam)
Yakni waktu shalat di malam hari. Atau yang dimaksud adalah shalat Isya‟.
(Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu)
Dan diantaranya serta yang menjadi tiangnya adalah shalat.
( menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk)
Perbuatan buruk secara umum.

Pendapat lain mengatakan yakni menghapus dosa-dosa kecil saja, ia menghapusnya sampai
seakan-akan tidak pernah dilakukan.
(Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat)
Yakni menjadi pelajaran bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran.

 Asbabun Nuzul

Ibnu „Abbas berkata, “Ada seorang pria menghadap „Umar untuk bercerita, „Ada seorang
wanita mendatangiku untuk berjual beli. Aku mengajaknya masuk bilik, lalu aku melakukan
sesuatu kepadanya, tetapi aku tidak menggaulinya.‟ „Umar berkata, „Celakalah engkau;
mungkin saja wanita itu ditinggal suaminya berjihad di jalan Allah.‟ Ia berkata, „Benar.‟
„Umar berkata, „Kalau begitu, datangi dan tanyailah Abu> Bakar tentang hal ini!‟ Pria itu pun
menghadap Abu Bakar dan menceritakan apa yang telah dilakukannya. Mendengar cerita itu,
Abu Bakar berkata, „Mungkin saja wanita itu ditinggal suaminya berjihad di jalan Allah.‟
Abu Bakar lalu menyuruh pria itu menghadap Nabi. Pria itu lantas menghadap Nabi dan
menceritakan perbuatannya. Seperti halnya „Umar dan Abu Bakar, Nabi pun mengatakan,
„Mungkin saja wanita itu ditinggal suaminya berjihad di jalan Allah.‟ Pada peristiwa ini
turunlah ayat, wa aqimissalatatarafayinnahari wa zulafan minal-laili innal-hasanati
yuzhibnassayyi‟at hingga akhir ayat. Pria itu bertanya, „Wahai Rasulullah, ayat ini khusus
bagiku ataukah berlaku bagi manusia secara umum?‟ Sembari menepukkan tangan ke
dadanya, „Umar menjawab, „Tidak! Ayat ini tidak menjadi penyejuk pandangan untuk dirimu
saja, melainkan untuk manusia secara umum.‟ Rasulullah pun menegaskan, „‟Umar benar.‟”

 Kandungan Hukum

Kandungan hukum dalam Surat Hud ayat 114 bahwa perbuatan baik dapat menghapuskan
perbuatan buruk. Seperti menjalankan shalat dapat menyucikan jiwa, sehingga mampu
Mengalahkan kecendurungan berbuat jahat dan dapat menghapuskan dampak dosa-dosa kecil
yang tidak pernah luput dari manusia.

 Makna Konstektual

Ayat ini berisi perintah dan peringatan kepada manusia untuk menunaikan salat, karena salat
termasuk amal dan perbuatan baik. Sehingga dosa-dosa manusia dapat dihapus dengan cara
melakukan perbuatan baik tersebut. Pada dasarnya, semua itu adalah pitawat agar manusia
selalu tetap dalam kondisi ingat kepada Allah di segala kondisi, kapanpun dan di manapun
mereka berada.

C. Surat An-Nisa Ayat 103


 Teks Ayat Alquran

Artinya: Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri,
di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka
dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.

 Pararel/(Munasabatul Hadis)

‫ّٰللاَ قِيَا ًما َّوقُعُ ْىدًا َّو َع ٰلً ُج ْه‬


‫( فَاذْ ُك ُسوا ه‬ingatlah Allah ketika kamu berdiri, pada waktu duduk, dan ketika
berbaring).
َ ‫ص ٰلىة‬
َّ ‫( فَاَقِ ْي ُمىا ال‬Maka laksanakanlah Shalat).
ْ ‫ص ٰلىة َ كَاو‬
‫َت َع َلً ْال ُمؤْ ِم ِىيْهَ ِك ٰتبًا َّم ْىقُ ْىتًا‬ َّ ‫ ( ا َِّن ال‬Sungguh, salat itu adalah kewajiban yang ditentukan
waktunya atas orang-orang yang beriman).

 Asbabun Nuzul

Ayat berikut turun tatkala Rasulullah saw. mengirim satu pasukan tentara untuk menyusul
Abu Sofyan dan anak buahnya ketika mereka kembali dari perang Uhud. Mereka mengeluh
karena menderita luka-luka

 Kandungan hukum

Surah An-Nisa ayat 103 adalah ayat dimana Allah memerintahkan kita(umat manusia) untuk
senantiase tunduk kepada-Nya melalui solat. Selain itu diakhirat ayat adalah penegasan
bahawa solat adalah wajib bagi setiap orang-orang beriman. Oleh kerana itu,dirikanlah solat
kerana Allah SWT,bukan karena sesuatu yg lain

 Makna kontekstual

Ayat ini menggambarkan pelaksanaan salat khauf dengan tata cara tersendiri dalam suasana
perang. Pada ayat ini Allah memerintahkan kaum muslimin untuk melakukan zikir sesuai
dengan kondisi mereka, berdiri, duduk, atau berbaring setelah selesai melakukan salat.
Selanjutnya, apabila kamu telah menyelesaikan salat yang dilakukan dalam keadaan takut
tersebut, ingatlah Allah sebanyak-banyaknya sesuai dengan kondisi dan kemampuan kamu,
ketika kamu berdiri, pada waktu duduk, dan ketika berbaring, dan semoga dengan
memperbanyak zikir itu kamu mendapat pertolongan dari Allah. Kemudian, apabila kamu
telah merasa aman dari suasana menakutkan yang kamu alami yang menyebabkan kamu
melaksanakannya dengan cara yang disebutkan di atas atau sudah kembali ke tempat asal
kamu dari medan perang, maka laksanakanlah salat itu sebagaimana biasa sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan syariat, terpenuhi rukun dan syaratnya serta sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan. Sungguh, salat yang kamu lakukan itu adalah kewajiban yang
ditentukan batas-batas waktunya atas orang-orang yang beriman. Karena itu, setiap salat
dalam kondisi normal itu harus dilakukan pada waktu yang ditentukan untuknya, tidak bisa
dimajukan atau dimundurkan.
BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan
Surat Al-Isra‟ ayat 78 Ayat ini turun bertepatan dengan suatu peristiwa Nabi SAW dan
umat islam diperintahkan untuk melaksanakan shalat lima waktu wajib dalam sehari
semalam, sedang ketika itu penyampaian Nabi SAW baru bersifat lisan dan waktu-waktu
pelaksanaannya pun belum lagi tercantum dalam Al-Qur‟an. Ayat ini menjelaskan tentang
kewajiban seseorang untuk shalat lima waktu sehari ( dzuhur, ashar, maghrib, isya dan subuh)
mulai dari tergelincirnya matahari sampai larut malam dan subuh. Ayat ini juga menjelaskan
bahwasannya malaikat menyaksikan kita shalat subuh.

Kandungan hukum dalam Surat Hud ayat 114 bahwa perbuatan baik dapat
menghapuskan perbuatan buruk. Seperti menjalankan shalat dapat menyucikan jiwa,
sehingga mampu Mengalahkan kecendurungan berbuat jahat dan dapat menghapuskan
dampak dosa-dosa kecil yang tidak pernah luput dari manusia. Ayat ini berisi perintah dan
peringatan kepada manusia untuk menunaikan salat, karena salat termasuk amal dan
perbuatan baik. Sehingga dosa-dosa manusia dapat dihapus dengan cara melakukan
perbuatan baik tersebut. Pada dasarnya, semua itu adalah pitawat agar manusia selalu tetap
dalam kondisi ingat kepada Allah di segala kondisi, kapanpun dan di manapun mereka
berada.

Surah An-Nisa ayat 103 adalah ayat dimana Allah memerintahkan kita(umat manusia)
untuk senantiase tunduk kepada-Nya melalui solat. Selain itu diakhirat ayat adalah penegasan
bahawa solat adalah wajib bagi setiap orang-orang beriman. Oleh kerana itu,dirikanlah solat
kerana Allah SWT,bukan karena sesuatu yg lain. ayat ini menggambarkan pelaksanaan salat
khauf dengan tata cara tersendiri dalam suasana perang. Pada ayat ini Allah memerintahkan
kaum muslimin untuk melakukan zikir sesuai dengan kondisi mereka, berdiri, duduk, atau
berbaring setelah selesai melakukan salat. Selanjutnya, apabila kamu telah menyelesaikan
salat yang dilakukan dalam keadaan takut tersebut, ingatlah Allah sebanyak-banyaknya
sesuai dengan kondisi dan kemampuan kamu, ketika kamu berdiri, pada waktu duduk, dan
ketika berbaring, dan semoga dengan memperbanyak zikir itu kamu mendapat pertolongan
dari Allah.
DAFTAR PUSTAKA
Mansur bin Yunus al-Bahwati, al-Raudhu al-Murabba`, (Riyadh: Maktabah alRiyadh al-
Haditsah, 1390 H), I, 118. 4Abu Ahmadi, Mutiara Isra‟ Mi‟raj, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),
27.
https://kalam.sindonews.com/surah/73/al-muzammil
Referensi : https://tafsirweb.com/1635-surat-al-isra-ayat-78.html
Referensi : https://tafsirweb.com/1635-surat-al-hud-ayat-114.html
Referensi : https://tafsirweb.com/1635-surat-an-nisa-ayat-103.html

Anda mungkin juga menyukai