Anda di halaman 1dari 18

BAB V

HISAB AWAL WAKTU SHALAT

A. Pengertian Shalat

Secara etimologis kata shalat berarti do’a. Dalam Al-Qur‟an kata shalat
mengandung dua makna yaitu doa (QS. at-Taubat : 103), berarti rahmat, dan
mohon ampunan (QS. al-Ahzab : 56). Dalam ayat 56 Surat al Ahzab tersebut,
terdapat tiga tinjauan tentang makna shalat ataupun shalawat, yaitu apabila
shalawat itu berasal dari umat Islam maka bermakna doa, yaitu medoakan
kepada Nabi Muhammad saw agar senantiasa memperoleh rahmat yang agung
dari Allah swt. Sedangkan apabila shawat itu berasal dari para Malaikat, maka
shalawat itu berarti permohonan ampunan untuk Nabi Muhammad saw,
sedangkan jika shalawat itu dari Allah swt, maka shalawat itu berarti pemberian
rahmat yang agung dari Allah swt. 1
Sedangkan shalat dalam pengertian syar'i, para ulama' memberikan
definisi yang nyaris tidak adak perbedaan, sebagaimana yang dapat ditemukan
di dalam kitab-kitab fiqh. Para ulama memberikan pengertian yang simpel, dan
jami' serta mani' yaitu suatu ibadah yang mengandung ucapan dan perbuatan
yang dimulai dengan takbiratul ihram dan di akhiri dengan salam, dengan
syarat-syarat dan surun-rukun yang telah ditentukan. 2

B. Dasar Hukum Shalat

Shalat merupakan ibadah yang pokok dalam Islam memiliki


landasan yang sangat kuat, baik yang berkaitan dengan perintah wajib
mendirikan shalat maupun tentang ketentuan waktu-waktunya. Misalnya
dalam QS. An-Nur : 56, Nisa‟ :103, Hud :114, Isra‟ : 78, berikut :

َ ‫الز َكا َة َوأَطِ يعُوا الرَّ سُو َل لَ َعلَّ ُك ْم ُترْ َحم‬


‫ُون‬ َّ ‫َوأَقِيمُوا الصَّال َة َوآ ُتوا‬
“Dan dirikan shalat dan tunaikan zakat serta taatlah kepada Rasul, supaya kamu
diberi rahmat” (QS. An-Nur : 56)

‫اط َمأْ َن ْن ُت ْم‬


ْ ‫وب ُك ْم َفإِ َذا‬
ِ ‫ُودا َو َعلَى جُ ُن‬ َ َّ ‫ض ْي ُت ُم الصَّال َة َف ْاذ ُكرُ وا‬
ً ‫َّللا ِق َيامًا َوقُع‬ َ ‫َفإِ َذا َق‬
َ ‫ت َعلَى ْالم ُْؤ ِمن‬
‫ِين ِك َتابًا َم ْوقُو ًتا‬ ْ ‫َفأَقِيمُوا الصَّال َة إِنَّ الصَّال َة َكا َن‬
”Kemudian apabila kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu
(sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan
waktunya atas orang-orang yang beriman". (QS. an-Nisa‟ : 103).

1
Muhammad bin Abi Bakar bin Abdillah. tt. Mukhtar al-Shihah, Juz I, Mesir : al-
Amiriyah. tt, hlm. 176
2
Taqiyuddin Abi Bakar Muhammad Husain. Kifayatul Akhyar Fi Halli Gayatul
Ikhtisar, Surabaya: Dar al-Kitab al-Islam. tt. Juz I, hlm. 82
ِ ‫ت ي ُْذ ِهب َْن ال َّس ِّي َئا‬
َ ِ‫ت َذل‬
‫ك‬ ِ ‫ار َو ُزلَ ًفا م َِن اللَّي ِْل إِنَّ ْال َح َس َنا‬ َ
ِ ‫َوأق ِِم الصَّال َة َط َر َفيِ ال َّن َه‬
َ ‫ذ ِْك َرى ل َِّلذاك ِِر‬
‫ين‬
“Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bagian
dari pada permulan malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu
menghapus (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-
orang yang ingat”. (Q.S. Hud : 114)

َ ‫آن ْال َفجْ ِر َك‬


‫ان‬ َ ْ‫آن ْال َفجْ ِر إِنَّ قُر‬ ِ ‫أَق ِِم الصَّال َة لِ ُدلُوكِ ال َّش‬
َ ْ‫مْس إِلَى َغ َس ِق اللَّي ِْل َوقُر‬
‫َم ْشهُو ًدا‬
“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan
(dirikanlah shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)”
(QS. al-Isra‟: 78)

Demikian juga dalam hadits Rasulullah saw banyak disebutkan dasar


dan waktu-waktu pelaksanaan shalat, antara lain sebagai berikut :

Dari Abdullah bin Umar ra, Rasulullah saw bersabda :

ِ َّ ‫َّللاُ َوأَنَّ م َُحم ًَّدا َرسُو ُل‬


‫َّللا َوإِ َق ِام‬ َّ ‫ْس َش َهادَ ِة أَنْ ََل إِلَ َه إِ ََّل‬
ٍ ‫ُبن َِي ْاْلِسْ َال ُم َعلَى َخم‬
‫ان‬َ ‫ض‬َ ‫ص ْو ِم َر َم‬ َ ‫الز َكا ِة َو ْال َح ِّج َو‬
َّ ‫الص ََّال ِة َوإِي َتا ِء‬
"Islam dibangun (ditegakkan) atas lima dasar, yaitu persaksian tidak ada tuhan
selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, haji dan puasa Ramadhan". (HR. Bukhari).

Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, An-Nasai`, At-Turmudzi dari Jabir
ibn Abdullah r.a. sebagai berikut:

,‫ قم فصلّه‬: ‫إنّ النبيّ صلّى َّللا عليه وسلّم جاء ه جبريل عليه السالم فقال له‬
‫ فصلّى‬,‫ قم فصلّه‬: ‫ ث ّم جاء ه العصر فقال‬.‫فصلّى الظهر حين زالت الشمس‬
‫ قم‬: ‫ث ّم جاء ه المغرب فقال‬ .‫العصر حين صار ظ ّل ك ّل شيئ مثله‬
‫ قم‬:‫ث ّم جاء ه العشاء فقال‬ .‫ فصلّى المغرب حين وجبت الشمس‬,‫فصلّه‬
,‫ قم فصلّه‬: ‫ث ّم جاء ه الفجر فقال‬ .‫ فصلّى العشاء حين غاب ال ّشفق‬,‫فصلّه‬
.‫حين برق الفجر أو قال سطع الفجر‬ ‫فصلّى الفجر‬
“Bahwasanya Jibril a.s. datang kepada Nabi SAW, lalu berkata kepadanya: Bangaun
dan bershalatlah, maka Nabi pun bershalat dzuhur di ketika telah tergelincir matahari.
Kemudian Jibril datang pula kepada Nabi pada waktu ashar, lalu berkata: Bangun dan
bershalatlah, maka Nabi bershalat di ketika bayangan segala sesuatu itu menjadi
sepanjang dirinya. Kemudian Jibril datang pula kepada Nabi pada waktu maghrib, lalu
berkata: Bangun dan bershalatlah maka Nabi bershalat maghrib, di waktu telah
terbenam matahari. Kemudian Jibril datang lagi pada waktu Isya serta berkata:

58
Bangun dan bershalatlah maka Nabi bershalat Isya di waktu telah hilang mega-mega
merah. Kemudian Jibril datang pula pada waktu shubuh, lalu berkata : Bangun dan
shalatlah, maka Nabi bershalat shubuh ketika fajar telah telah cemerlang”

‫ فصلّى الظهر حين صار ظ ّل ك ّل‬,‫ قم فصلّه‬: ‫للظهر فقال‬ ّ ‫ث ّم جاء ه من الغ ّد‬
‫ فصلّى العصر حين صار ظ ّل‬,‫ قم فصلّه‬: ‫ ث ّم جاء ه العصر فقال‬.‫شيئ مثله‬
‫ ث ّم جاء ه المغرب وقتا واحدا لم يزل عنه ث ّم جاء ه العشاء‬.‫ك ّل شيئ مثليه‬
ّ‫ ث ّم جاء ه حين اسفر‬.‫ فصلّى العشاء‬,‫حين ذهب نصف الليل أوقال ثلث الليل‬
‫ ث ّم قال ما بين هذين الوقتين وقت‬,‫ فصلّى الفجر‬,‫ قم فصلّه‬: ‫ج ّدا فقال‬
”Kemudian Jibril a.s. datang lagi kapada nabi pada waktu dzuhur. Jibril berkata:
Bangun dan bershalatlah, maka Nabi bershalat dzuhur di ketika bayangan segala
sesuatu telah menjadi sepanjang dirinya. Kemudian Jibril datang lagi pada waktu
ashar, lalu berkata: Bangun dan bershalatlah ashar di ketika telah jadi bayangan
segala sesuatu dua kali sepanjang dirinya. Kemudian Jibril datang lagi pada waktu
maghrib sama seperti waktu beliau datang kemarin.Kemudian datang lagi pada waktu
isya di ketika telah berlalu separuh malam, atau sepertiga malam, maka Nabi pun
shalat isya’. Kemudian Jibril datang lagi di waktu fajar telah bersinar benar, lalu
berkata: Bangun dan bershalatlah, maka Nabi pun bangun dan bershalat shubuh.
Sesudah itu Jibril berkata: Waktu-waktu di antara kedua waktu ini, itulah waktu shalat”.
(HR. Imam Ahmad, Nasa‟i, dan Imam Turmudzi).

Hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dari Abdullah bin Amar r.a :

‫عن عبد َّللا بن عمر رضى َّللا عنه قال ان النبى صلعم قال وقت الظهر اذا‬
‫زالت الشمس وكان ظل كل الرجل كطوله مالم يحضر العصر ووقت‬
‫العصر مالم تصفر الشمس ووقت صالة المغرب مالم يغب الشفق ووقت‬
‫صالة العشاء الى نصف الليل اَلوسط ووقت صالة الصبح من طلوع الفجر‬
)‫مالم تطلع الشمس (رواه مسلم‬
”Dari Abdullah bin Amar r.a berkata: Sabda Rasulullah saw; waktu Dzuhur apabila
tergelincir matahari, sampai bayang-bayang seseorang sama dengan tingginya, yaitu
selama belum datang waktu Ashar. Dan waktu Ashar selama matahari belum
menguning. Dan waktu Maghrib selama Syafaq belum terbenam (mega merah). Dan
sampai tengah malam yang pertegahan. Dan waktu Shubuh mulai fajar menyingsing
sampai selama matahari belum terbit. ( HR. Muslim)

C. Waktu-Waktu Shalat

1. Waktu Dzuhur.

Waktu dzuhur dimulai sejak matahari tergelincir, yaitu sesaat setelah


matahari meninggalkan titik kulminasi dan berakhir sampai awal waktu Ashar.
Dalam hadits di atas, suatu hari Nabi Muhammad SAW melakukan shalat
Dzuhur ketika ”matahari tergelincir" dan pada kesempatan lain beliau shalat
Dhuhur saat "bayang-bayang sama panjang dengan dirinya”. Hadits tersebut

59
tidak saling bertentangan, sebab daerah Saudi Arabia dengan lintang 20º - 30º
(LU) memungkinkan saat matahari zawal panjang bayang-bayang suatu benda
sama panjang dengan bendanya bahkan lebih. Seperti ketika deklinasi
matahari - 23º (LS) berada jauh di selatan daerah Saudi Arabia, demikian juga
berlaku terhadap awal shalat Ashar. 3 Perhatikan gambar di bawah ini :

Gambar : 7

Gambar 10 Bayang-Bayang Saat Istiwa’

Pada waktu istiwa‟ (waktu pertengahan) tidak selalu menunjukkan jam


12, hal ini tergantung pada nilai equatiuon of time (e). Waktu pertengahan saat
matahari berada di meridian (Meridian Pass) yang dirumuskan MP = 12 – e.
Sesaat setelah waktu inilah sebagai permulaan waktu dzuhur menurut waktu
pertengahan dan waktu ini pulalah sebagai pangkal hitungan untuk waktu-
waktu shalat lainnya.

2. Waktu Ashar
Waktu awal shalat Ashar dimulai saat “panjang bayang-bayang suatu
benda sama dengan bayang-bayangnya dan ditambah bayang-banyang pada
saat matahari berkulminasi”. Oleh karena panjang bayang-bayang matahari
saat istiwa' (kulminasi) ditentukan selisih deklinasi matahari () dan lintang
tempat () yang disebut jarak zenith (zm), maka waktu Ashar dimulai ketika
bayang-bayang suatu benda yang sudah terbentuk saat kulminasi ( tan zm )
ditambah dengan sepanjang bendanya, dengan rumus :

Cotan Ashar = tan zm + 1 atau Cotan Ashar = tan [ P-D] +1


Dengan kata lain, Cotangens ketinggian matahari pada awal Ashar sama
dengan tangens jarak zenith – titik pusat matahari pada saat berkulminasi
ditambah satu. Jarak zenith-titik pusat matahari sama dengan harga mutlak
lintang tempat dikurangi deklinasi matahari. Yang dimaksud dengan harga
mutlak ialah harga tanpa tanda minus. Artinya jika hasil perhitungan zm itu
berharga negatif, maka tanda minus nya dibuang. 4

3. Waktu Maghrib.
3
Ibid Taqiyuddin, hlm. 83
4
Loc. Cit . Abd. Salam. hlm. 24

60
Waktu Maghrib dimulai sejak matahari terbenam sampai mega merah
hilang, atau sampai awal waktu Isya‟. Matahari terbenam jika piringan matahari
yang sebelah atas sudah berhimpit dengan ufuk mar'i. Titik pusat matahari
pada saat itu sudah bergerak 1/2 garis tengah (semi diameter) yang disingkat
SD matahari. Garis tengah (diameter) matahari besarnya rata-rata 32', jadi jarak
titik pusat matahari dari ufuk sama dengan 1/2 x 32' = 16'.
Untuk mendapatkan keadaan matahari terbenam dengan senyatanya,
selain perlu koreksi semi diameter, juga perlu diperhitungkan refraksi saat
menjelang matahari terbenam yang rata-rata 34' 30”, dan koreksi kerendahan
ufuk yang lambangnya D' dengan rumus :

D' = 1.76 x m

Hal ini berarti bahwa kerendahan ufuk dalam satuan menit busur sama
dengan 1,76 dikalikan akan meter ketinggian tempat pengamat. Dengan
demikian rumus tinggi matahari saat terbenam adalah Tinggi matahari saat
terbenam = 0 – SD – Refraksi – D' sama dengan sekitar - 1º
Jikalau waktu Maghrib dimulai sejak matahari terbenam sampai mega
merah hilang, sementara itu, mega merah diperkirakan hilang ketika matahari
tenggelam ke bawah ufuq pada ketinggian -18º, maka waktu maghrib
berlangsung kurang lebih 72 menit.

4. Waktu Isya'

Waktu Isya dimulai sejak mega warna merah di ufuk barat sudah
hilang. Artinya waktu isya' mulai masuk apabila gelap malam sudah sempurna
karena tidak ada lagi pantulan cahaya matahari pada awan atau mega yang
dapat ditangkap oleh mata. Kondisi ini terjadi pada saat ketinggian matahari
sudah mencapai -18º, yang di dalam astronomi umum disebut dengan
astronomical twilight. Ketinggian -18º untuk awal waktu shalat Isya' ini
sebagaimana sikap Departemen Agama RI selama ini. 5
Sebagian ahli hisab mempergunakan ketinggian -17 º dan ada juga
yang menggunakan kreteria -19 º. Tentu saja ketinggian tersebut masih perlu
dikoreksi lagi dengan kerendahan ufuk.6 Waktu Isya' akan berakhir ketika fajar
shadik telah terbit, yaitu sampai masuk waktu subuh.

5. Waktu Imsak

Waktu Imsak merupakan waktu ikhtiyath untuk memulai puasa.


Dasarnya hadits dari Anas bin Zaid bin Tsabit, ia berkata “Kami sahur bersama
Nabi Muhammad SAW kemudian kami melakukan shalat (Shubuh) “ Saya
berkata; “ berapa lama ukuran antara sahur dan Shubuh “? Nabi bersabda :
Seukuran membaca 50 ayat al-Qur’an !. Para Ulama‟ berbeda pendapat
tentang lama membaca 50 ayat tersebut, ada yang menyatakan lamanya
seukuran melakukan wudhu, atau lamanya sekitar 12 menit. Menurut Zubair
5
Depag RI, Penentuan Awal Waktu Shalat Jakarta :Direktorat Jenderal Binbaga
Islam–Dirjen Binbapera., 1994b, hlm. 32
6
Loc. Cit Abd. Salam. hlm. 26

61
Umar al Jelani lama membaca 50 ayat yang murattal adalah sekitar 7menit
atau 8 menit 7. Sedangkan menurut H. Sa‟adoeddin Djambek biasa
mempergunakan 10 menit sebelum Shubuh, yakni waktu Imsak merupakan
waktu Shubuh WIB – 0 j 10 m , pendapat yang terakhir inilah yang sering
digunakan di kalangan Departemen Agama atau di berbagai program jadwal
waktu sholat. 8

6. Waktu Shubuh.

Waktu Shubuh dimulai sejak terbit fajar shodiq. Diketahui bahwa fajar
pagi hari ada dua macam, yaitu fajar kadzib dan fajar shodiq. Fajar kadzib (fajar
yang dusta) adalah fenomena pantulan sinar matahari menjelang pagi hari yang
membentuk suasana berkas sinar terang yang memanjang ke atas. Dikatakan
kadzib karena seberkas terang itu tidak menunjukkan datangnya waktu shubuh
yang sebenarnya.
Sementara yang disebut fajar shodiq merupakan fenomena fajar
seberkas sinar terang menjelang pagi yang melebar dari di ufuq timur dari utara
ke selatan, dan fajar inilah yang menunjukkan awal waktu shubuh yang
sebenarnya. Dalam konteks peredaran matahari, fajar shodiq itu terbentuk
apabila ketinggian matahari mencapai -20º di sebelah timur, dan saat itulah
dimulai awal waktu shubuh sampai terbit matahari, yaitu apabila tinggi matahari
-1º disebelah timur.

7. Waktu Terbit (Thulu’)

Waktu terbit merupakan waktu berakhirnya waktu sholat shubuh yang


ditandai dengan posisi matahari berada pada ketinggian matahari -1º di
sebelah timur.

8. Waktu Dhuha.
Dalam wacana fiqh, awal waktu Dhuha dimulai sejak matahari naik
setinggi “tombak” (bi qodr al-romh). Pengertian “setinggi tombak” tersebut
diaplikasikan dalam ukuran falakiyah apabila matahari naik setinggi 4º 30„,
yaitu kurang lebih 18 menit setelah terbit matahari.

D. Hisab Awal Waktu Shalat


1. Data yang Diperlukan :
Data yang diperlukan untuk hisab awal waktu shalat, sebagai berikut :
a. Meridian Pass (MP)
b. Sudut Waktu Matahari Awal Waktu Shalat ( t )
c. Koreksi Waktu Daerah (KWD)
d. Ihthiyat

a) Meridian Pass (MP)

7
Loc. Cit Umar Zubair Aljailani, hlm. 66.
8
Loc. Cit Depag RI, 1994b. hlm. 50

62
Saat matahari berkulminasi dinyatakan dengan istilah Meridian
Pass (MP). Data saat kulminasi matahari dapat diperoleh dengan cara
mengurangi Waktu Hakiki (waktu matahari) dengan Perata Waktu
(Equation of Time, yang disimbolkan dengan e ). Dengan demikian MP
dapat dirumuskan, MP = Kulminasi – equation of time = 12 – e.
Waktu hakiki atau waktu matahari selalui menunjukkan pukul 12.00
pada saat matahari berkulminasi. Perjalanan harian matahari tidak benar-
benar rata. Satu putaran kadang ditempuh dalam 24 jam tepat, kadang
kurang, dan kadang lebih. Akibatnya Waktu Hakiki itu boleh jadi berselisih
beberapa menit dengan Waktu Pertengahan, atau jam arloji, yang jalannya
benar-benar rata. Selisih antara Waktu Hakiki dengan Waktu Pertengahan
itu disebut Perata Waktu. Jika perjalanan matahari itu lambat, nilai perata
waktu negatif (-), dan jika cepat, harga perata waktunya positif (+). Lihat
lampiran daftar Equation of Time.

b) Sudut Waktu Matahari Awal Waktu Shalat ( t )


Sudut waktu (Hour Angle / fadl al-daair) adalah Jarak antara benda
langit dengan titik kulminasinya atau sudut yang dibentuk oleh lingkaran
deklinasi benda langit dengan lingkaran meridian. Sudut waktu ada dua :
(1) Sudut waktu Positif (+) yaitu sudut waktu untuk benda langit yang
sudah melewati titik kulminasinya, dari 0 sampai 180.
(2) Sudut waktu Negatif (-) yaitu sudut waktu untuk benda langit yang
belum melewati titik kulminasinya, dari 0 sampai -180.
Sudut waktu matahari dapat dicari dengan menggunakan data z
(jarak zenith) atau data h (ketinggian matahari), dengan rumus :

a) Cos t = - tan  x tan  - sec  x sec  x cos z


b) Cos t = - tan  x tan  + sin h / cos  / cos 
Penjelasan
 = Lintang Tempat
 = Deklinasi Matahari
z = Jarak Zenith
h = Ketinggian Matahari

1) Data Lintang Tempat dan Bujur Tempat


Data ini dapat diperoleh dari buku-buku falak, almanak atau
lainnya. Misalnya almanak Jamiliyah oleh Sa‟adudin Jambek, atau Atlas
Der Gehele Aarde oleh Pr. Bos – JF Meyer Jb, Wolter Groningen,
Jakarta, tahun 1951. Lihat lampiran Daftar Lintang dan Bujur Tempat.

2) Data Deklinasi ()

63
Deklinasi matahari (mail al-Syams) adalah jarak posisi matahari
dengan ekuator langit diukur sepanjang lingkaran deklinasi atau
lingkaran waktu. Nilai deklinasi matahari terbesar = - 23,5  (negatif)
apabila matahari di selatan ekuator, atau 23.5  (positif) apabila matahari
di utara equator. Perbedaan nilai deklinasi menentukan perbedaan waktu
shalat. Lihat lampiran Data deklinasi.

3) Data z dan h Matahari awal waktu Shalat

z adalah jarak zenith dan matahari, dan h adalah ketinggian


matahari. data z dan h ini digunakan untuk mencari t (sudut waktu)
matahari. Daftar data z dan h untuk awal waktu-waktu shalat, sbb :

Tabel 11
Data z dan h Matahari Awal Waktu Shalat

WAKTU z MATAHARI h MATAHARI

Dhuhur [ –] 90 º ( nilai t = 0 )


Ashar tan z = tan [ – ] + 1 Cotan h = tan [ – ] +1
Maghrib 91º -1º
Isya‟ 108º - 18 º
Shubuh 110 º - 20 º
Imsak 112º 30„ (Subuh – 10 m) - 22 º 30 ‟
Syuruq 91 º - 1º
Dhuha 85 º 30 „ 4 º 30 ‟

Keterangan :
Untuk z Maghrib dietapkan 91º dengan asumsi data 90 º sudut waktu matahari
ketika titik pusat matahari persis pada garis horizon (ufuq), kemudian ditambah
dengan 34’ data refraksi matahari pada 0 º dan 16’ merupakan data semi
diameter matahari dan 10’ adalah data kerendahan ufuq. Jadi 90º + 34’ + 16’
+ 10’ = 91º

c) Koreksi Waktu Daerah (KWD)

KWD = ((LMT – ) / 15 )
 = Bujur Daerah (markas)
LMT = Lokal Maen Time (waktu standar daerah), yaitu : WIB =105 º,
WITA = 120 º, WIT = 135 º
d) Ihtiyath

Yang dimaksud dengan ihtiyath suatu langkah pengamanan dalam


menentukan waktu shalat dengan cara menambahkan atau mengurangkan
waktu agar tidak mendahului awal waktu shalat atau tidak melampaui batas
akhir waktu shalat. Para ahli hisab dalam menentukan waktu untuk ihtiyath

64
berbeda-beda, ada yang menetapkan 2 menit, 3 menit atau 4 menit.
Pendapat yang umum dipakai adalah 2 menit untuk waktu ihtiyath. 9

2. Praktik Hisab Awal Waktu Shalat

Menghitung Awal Waktu shalat didahului dengan menetapkan daerah


Markaz Hisabnya. Berikut akan disampaikan perhitungan (hisab) awal waktu
shalat (Dhuhur, Ashar, Maghrib, Isya', Shubuh, Terbit, Dhuha) untuk daerah
kota Malang, tanggal 8 Mei 2008, dengan data astronomi sebagai berikut :

a. Hisab Awal Waktu Sholat Dzuhur

Kota Malang, tanggal 8 Mei 2008, data yang dbutuhkan :


a. Lintang tempat ( ) = - 7 º 59 „
b. Bujur tempat (  ) = 112 º 36 „
c. Dekinasi Matahari (  ) = 17 º 10 „ 41”
d. Equation of time (e) = 03m 31d

Langkah-Langkah Penghitungan:
(1) Mencari data z Dhuhur atau h Dhuhur
(2) Mencari sudut waktu t dhuhur dengan rumus :
Cos t dhuhur = - tan  x tan  + sec  x sec  x cos z
(atau) = - tan  x tan  + sin h / cos  / cos 
(3) Waktu Dhuhur = (MP) + (t/15) + (KWD) + I

Catatan :
1) t dhuhur adalah 0, maka yang dikerjakan langsung waktunya
2) t untuk Ashar , Maghrib, Isya‟ bernilai positif (+), sedangkan
untuk Shubuh, Terbit dan Dhuha bernilai negatif (-)

Penghitungan Waktu Dhuhur


MP = (12-e) = 12 j - 03 m 31 d = 11 j 56 m 29 d
t / 15 = 0j 00 m 00 d
KWD = ((105 º - 112 º 36‟ ) / 15 = -0j 30 m 24 d
Ihtiyath = 0j 02 m 00 d +
Waktu Dhuhur = 11 j 28 m 05 d

Atau diuraikan tersusun ke bawah sbb :


Kulminasi = 12 j 00 m 00d
E (equation of time) = 00 j 03 m 31d -
MP (Meridian Pass) = 11 j 56 m 29d
t / 15 = 0j 00 m 00d
KWD = ((105 º - 112 º 36‟ ) / 15 = - 0j 30 m 24d +
9
Ibid hlm. 9

65
= 11 j 26 m 05 d
Ihtiyath = 0 j 02 m 00 d +
Waktu Dhuhur = 11 j 28 m 05 d

Secara praktis menggunakan kalkulator tipe casio fx 4500 dapat


dilakukan penghitungan awal waktu Dhuhur dengan rumus aplikasif sbb :
Waktu Dhuhur = (MP) + (t/15) + (KWD) + I
= 12 – e + 0 / 15 + ( 105 -  ) / 15 + 0º 2'
Masukkan data astronominya dan tekan kalkulator secara berurutan :

12 - 0 o 3' 31" + 0 / 15 +
( 105 o - 112 º 36‟ ) / 15 +
o'"
0º 2‟ exe shift Tampil pada layar 11 º 28‘ 05”

Dengan demikian awal waktu Dhuhur untuk daerah kota Malang pada
tanggal 8 Mei 2008 sebagai berikut : baca : 11 j 28 m 05 d

b. Hisab Awal Waktu Ashar


Kota Malang, tanggal 8 Mei 2008, dengan data :
Lintang tempat ( ) = - 7 º 59 „
Bujur tempat (  ) = 112 º 36 „
Dekinasi Matahari (  ) = 17 º 10 „ 41”
Equation of time (e) = 03m 31d

Langkah-Langkah Penghitungan:
(2) Mencari data z Ashar atau h Ashar
(3) Mencari sudut waktu t Ashar dengan rumus :
Cos t Ashar = - tan  x tan  + sec  x sec  x cos z
(atau) = - tan  x tan  + sin h / cos  / cos 
(3) Waktu Ashar = (MP) + (t/15) + (KWD) + I

Penghitungan Waktu Ashar :


Menggunakan data z matahari
(1) Tan z Ashar = tan [ –  ] + 1
z Ashar = shift tan (tan abs ( -7 º 59 „ - 17 º 10„ 41”) + 1)
z Ashar = 55.76895069 = 55 º 46 ‘ 8.22 ”
(2) Cos t Ashar = - tan  x tan  + sec  x sec  x cos z
t Ashar = Shift cos ( - tan -7º 59 „ x tan 17 º 10„ 41” + 1/cos
-7º 59„ x 1/cos 17 º 10„ 41” x cos 55 º 46‘ 8.22 ”)
t Ashar = 50.36363047 = 50 º 21‘ 49.07”
Atau Menggunakan data h matahari :
(1) Cotan h Ashar = tan [ –  ] + 1
h Ashar = shift tan (1/(tan abs ( -7 º 59 „ - 17 º 10„ 41”)+1))
h Ashar = 34.23104931 = 34 º 13‘ 51.78”
(2) Cos t Ashar = - tan  x tan  + sin h / cos  / cos 

66
t Ashar = Shift cos ( - tan -7 º 59„ x tan 17 º 10„ 41” + sin 34 º 13‘
51.78” / cos -7º 59' / cos 17 º 10„ 41”)
t Ashar = 50.36363047 = 50 º 21‘ 49.07”
(3) Waktu Ashar :
MP = (12-e) = 12 j - 03 m 31 d = 11 j 56 m 29 d
t / 15 = 50 º 21‘ 49.07”/ 15 = 3 j 21m 27.27 d
KWD = ((105 º - 112 º 36‟ ) / 15) = - 0 j 30 m 24 d
Ihtiyath = 0 j 02 m 00 d +
Waktu Ashar = 14 j 49 m 32.27 d

Secara praktis menggunakan kalkulator tipe casio fx 4500 dapat


dilakukan penghitungan awal waktu Ashar dengan rumus aplikasi sbb :
Waktu Ashar = (MP) + (t/15) + (KWD) + I
= 12 – e + Shift cos ( - tan  x tan  + sin ( shift tan (1 / (tan
abs ( - ) + 1))) / cos  / cos ) / 15) + ( 105 -  ) / 15 + 0º 2'

Masukkan data astronominya dan tekan kalkulator secara berurutan :

12 - 0 o 3' 31" + Shift cos ( - tan - 7 º 59„ x


tan 17 º 10„ 41” + sin ( shift tan ( 1 / (
tan abs ( - 7 º 59 „ - 17 º 10„ 41” ) + 1 )
) ) / cos - 7 º 59 ' / cos 17 º 10„ 41” ) /
o
15 + ( 105 - 112 º 36‟ ) / 15 +
o
0 2' exe shift o'"
Tampil pada layar 14 º 49‘ 32.27”

Dengan demikian awal waktu Ashar untuk daerah kota Malang pada tanggal
8 Mei 2008 sebagai berikut : baca : 14 j 49 m 32.27 d

c. Hisab Awal Waktu Maghrib


Kota Malang, tanggal 8 Mei 2008
Data : Lintang tempat ( ) = - 7 º 59 „
Bujur tempat (  ) = 112 º 36 „
Dekinasi Matahari (  ) = 17 º 10 „ 41”
Equation of time (e) = 03m 31d

Langkah-Langkah Penghitungan:
(1) Mencari data z Maghrib
(2) Mencari sudut waktu t Maghrib dengan rumus :
Cos t Maghrib = - tan  x tan  + sec  x sec  x cos z
(3) Waktu Maghrib = (MP) + (t/15) + (KWD) + I

Penghitungan :
Menggunakan data z matahari.
(1) z Maghrib = 91º
(2) Cos t Maghrib = - tan  x tan  + sec  x sec  x cos z
t Maghrib = Shift cos ( - tan -7º 59 „ x tan 17 º 10„ 41” + 1/cos

67
-7º 59„ x 1/cos 17 º 10„ 41” x cos 91º)
t Maghrib = 88.57273309 = 88 º 34‘ 21.84”
(3) Waktu Maghrib :
MP = (12-e) = 12 j - 03 m 31 d = 11 j 56 m 29 d
t / 15 = 88 º 34„ 21.84”/ 15 = 5 j 54 m 17.46 d
KWD = ((105 º - 112 º 36‟ ) / 15 = - 0 j 30 m 24 d
Ihtiyath = 0 j 02 m 00 d +
Waktu Maghrib = 7 j 22 m 22.46 d
Secara praktis dengan menggunakan kalkulator tipe casio fx 4500 dapat
dilakukan penghitungan awal waktu Maghrib dengan rumus aplikasi sbb :

Waktu Maghrib = (MP) + (t/15) + (KWD) + I


= 12 – e + Shift cos ( - tan  x tan  + sin -1º / cos  /
cos  ) / 15 + ( 105 -  ) / 15 + 0º 2'

Masukkan data astronominya dan tekan kalkulator secara berurutan :

12 - 0 o 3' 31" + Shift cos ( - tan


- 7 º 59„ x tan 17 º 10„ 41” + sin -1º
/ cos - 7º 59' / cos 17 º 10„ 41” )
/ 15 + ( 105 o - 112 º 36‟ )
Tampil pada layar
/ 15 + 0 o 2' exe shift o'"
17 º 22‘ 22.46”

Dengan demikian awal waktu Maghrib untuk daerah kota Malang pada
tanggal 8 Mei 2008 sebagai berikut : baca : 17 j 22 m 22.46 d

d. Hisab Awal Waktu Isya,


Kota Malang, tanggal 8 Mei 2008
Data : Lintang tempat ( ) = - 7 º 59 „
Bujur tempat (  ) = 112 º 36 „
Dekinasi Matahari (  ) = 17 º 10 „ 41”
Equation of time (e) = 03m 31d

Langkah-Langkah Penghitungan:
(1) Mencari data h Isya’
(2) Cos t Isya‟ = - tan  x tan  + sin h / cos  / cos 
(3) Awal Waktu = (MP) + (t/15) + (KWD) + I

Penghitungan :
Menggunakan data z matahari.
(1) h Isya‟ = - 18 º
(2) Cos t Isya‟ = - tan  x tan  + sin h / cos  / cos 
t Isya‟ = Shift cos ( - tan -7 º 59 „ x tan 17 º 10„ 41” +

68
sin -18 º / cos -7º 59 / cos 17 º 10„ 41” )
t Isya‟ = 106.4546746 = 106 º 27‘ 16.8”
(3) Waktu Isya‟ :
MP = (12-e) = 12 j - 03 m 31 d = 11 j 56 m 29 d
t / 15 = 106 º 27‘ 16.8” / 15 = 7j 5m 49.12 d
KWD = ((105 º - 112 º 36‟ ) / 15 = - 0 j 30 m 24 d
Ihtiyath = 0 j 02 m 00 d +
Waktu Isya’ = 18 j 33 m 54.12 d

Secara praktis menggunakan kalkulator tipe casio fx 4500 dapat


dilakukan penghitungan awal waktu Isya' dengan rumus aplikasi sbb :

Waktu Isya‟ = (MP) + (t/15) + (KWD) + I


= 12 – e + Shift cos ( - tan  x tan  + sin - 18 º / cos  /
cos  ) / 15 ) + ( 105 -  ) / 15 + 0º 2'

Masukkan data astronominya dan tekan kalkulator secara berurutan :

12 - 0 o 3' 31" + Shift cos ( - tan


- 7 º 59„ x tan 17 º 10„ 41” + sin -18 º
/ cos - 7º 59' / cos 17 º 10„ 41” )
o
/ 15 + ( 105 - 112 º 36‟ )
Tampil pada layar 18 º
/ 15 + 0 o 2' exe shift o'"
33‘ 54.12”

Dengan demikian awal waktu Isya' untuk daerah kota Malang pada
tanggal 8 Mei 2008 sebagai berikut : baca : 18 j 33 m 54.12 d

e. Hisab Awal Waktu Imsak

Kota Malang, tanggal 8 Mei 2008


Data : Lintang tempat ( ) = - 7 º 59 „
Bujur tempat (  ) = 112 º 36 „
Dekinasi Matahari (  ) = 17 º 10 „ 41”
Equation of time (e) = 03m 31d

Langkah-Langkah Penghitungan:
(1) Mencari data z Imsak
(2) Cos t Imsak = - tan  x tan  + sec  x sec  x cos z
(3) Awal Waktu = (MP) + (t/15) + (KWD) + I

Penghitungan :
Menggunakan data z matahari.
(1) z Imsak = 112 º 30‟
(2) Cos t Imsak = - tan  x tan  + sec  x sec  x cos z
t Imsak = Shift cos ( - tan -7º 59 „ x tan 17 º 10„ 41” + 1/cos

69
-7º 59„ x 1/cos 17 º 10„ 41” x cos 112 º 30‟ )
t Imsak = 111.1688327 = 111 º 10‘ 7,8”
(3) Waktu Imsak :
MP = (12-e) = 12 j - 03 m 31 d = 11 j 56 m 29 d
t / 15 = 111 º 10‘ 7,8”/ 15 = -7j 24 m 40,52 d
KWD = ((105 º - 112 º 36‟ ) / 15 = -0j 30 m 24 d
Ihtiyath = 0j 02 m 00 d +
Waktu Imsak = 4j 03 m 24.48 d

Catatan :
1) t Imsak, Shubuh, Thulu‟ dan Dzuha bernilai negatif ( - )
2) Pada dasarnya untuk mencari waktu Imsak pada dasarnya cukup
dengan cara awak waktu shubuh dikurangi 10 menit
Secara praktis menggunakan kalkulator tipe casio fx 4500 dapat
dilakukan penghitungan awal waktu Imsak dengan rumus aplikasi sbb :

Waktu Imsak = (MP) + (t/15) + (KWD) + I


= 12 – e + Shift cos ( - tan  x tan  + sin - 22 º 30' / cos 
/ cos ) / 15 ) + ( 105 -  ) / 15 + 0º 2'

Masukkan data astronominya dan tekan kalkulator secara berurutan :

12 - 0 o 3' 31" + ( - Shift cos (


- tan - 7 º 59„ x tan 17 º 10„ 41” + sin
- 22 º 30' / cos - 7º 59' / cos
17 º 10„ 41” ) / 15 ) + ( 105 o
- 112 º 36‟ ) / 15 + 0 o 2' exe
o'"
shift Tampil pada layar 4 º 03‘ 24.48”

Dengan demikian awal waktu Imsak untuk daerah kota Malang pada
tanggal 8 Mei 2008 sebagai berikut, baca : 4 j 03 m 24.48 d

f . Hisab Awal Waktu Shubuh

Kota Malang, tanggal 8 Mei 2008


Data : Lintang tempat ( ) = - 7 º 59 „
Bujur tempat (  ) = 112 º 36 „
Dekinasi Matahari (  ) = 17 º 10 „ 41”
Equation of time (e) = 03m 31d

Langkah-Langkah Penghitungan:
(1) Mencari data h Shubuh
(2) Cos t Shubuh = - tan  x tan  + sin h / cos  / cos 
(3) Awal Waktu = (MP) + (t/15) + (KWD) + I

70
Penghitungan :
Menggunakan data h matahari :
(1) h Shubuh = -20 º
(2) Cos t Shubuh = - tan  x tan  + sin h / cos  / cos 
t Shubuh = Shift cos ( - tan -7 º 59 „ x tan 17 º 10„ 41” +
sin - 20 º / cos -7º 59 / cos 17 º 10„ 41” )
t Shubuh = 108.5504121 = 108 º 33‘ 1,48”
(3) Waktu Shubuh :
MP = (12-e) = 12 j - 03 m 31 d = 11 j 56 m 29 d
t / 15 = 108 º 33‘ 1,48”/ 15 = - 7 j 14 m 12.1 d
KWD = ((105 º - 112 º 36‟ ) / 15 = - 0 j 30 m 24 d
Ihtiyath = 0 j 02 m 00 d +
Waktu Shubuh = 4 j 13 m 52,9 d
Secara praktis menggunakan kalkulator tipe casio fx 4500 dapat
dilakukan penghitungan awal waktu Shubuh dengan rumus aplikasi sbb :

Waktu Shubuh = (MP) + ( - t / 15 ) + (KWD) + I


= 12 – e + Shift cos ( - tan  x tan  + sin - 20º / cos  /
cos  ) / 15 ) + ( 105 -  ) / 15 + 0º 2'

Masukkan data astronominya dan tekan kalkulator secara berurutan :

12 - 0 o 3' 31" + ( - Shift cos (


- tan - 7 º 59„ x tan 17 º 10„ 41” + sin
- 20 º / cos - 7º 59' / cos 17 º 10„ 41”
o
) / 15 ) + ( 105 -
o
112 º 36‟ ) / 15 + 0 2' exe shift
o'"
Tampil pada layar 4 º 13‘ 52.9”

Dengan demikian awal waktu Shubuh untuk daerah kota Malang pada
tanggal 8 Mei 2008 sebagai berikut, baca : 4 j 13 m 52.9 d

g. Hisab Awal Waktu Thulu’ (Terbit)

Kota Malang, tanggal 8 Mei 2008


Data : Lintang tempat ( ) = - 7 º 59 „
Bujur tempat (  ) = 112 º 36 „
Dekinasi Matahari (  ) = 17 º 10 „ 41”
Equation of time (e) = 03m 31d

Langkah-Langkah Penghitungan:
(1) Mencari data z Thulu' atau h Thulu'
(2) Cos t Thulu‟ = - tan  x tan  + sec  x sec  x cos z
(atau) = - tan  x tan  + sin h / cos  / cos 
(3) Awal Waktu = (MP) + (t/15) + (KWD) + I

71
Penghitungan :
Menggunakan data z matahari.
(1) z Thulu‟ = 91 º
(2) Cos t Thulu‟ = - tan  x tan  + sec  x sec  x cos z
t Thulu‟ = Shift cos ( - tan -7º 59 „ x tan 17 º 10„ 41” + 1/cos
-7º 59„ x 1/cos 17 º 10„ 41” x cos 91 º )
t Thulu‟ = 88.57273309 = 88 º 34‘ 21.84”
(3) Waktu Thulu‟ :
MP = (12-e) = 12 j - 03 m 31 d = 11 j 56 m 29 d
t / 15 = 88 º 34‘ 21.84”/ 15 = - 5 j 54 m 17.46 d
KWD = ((105 º - 112 º 36‟ ) / 15 = - 0 j 30 m 24 d
Ihtiyath = 0 j 02 m 00 d +
Waktu Thulu’ = 5 j 33 m 47.54 d

Secara praktis menggunakan kalkulator tipe casio fx 4500 dapat


dilakukan penghitungan waktu Thulu' dengan rumus aplikasi sbb :

Waktu Thulu‟ = (MP) + ( - t / 15 ) + (KWD) + I


= 12 – e + Shift cos ( - tan  x tan  + sin - 1 º / cos  /
cos  ) / 15 ) + ( 105 -  ) / 15 + 0º 2'

Masukkan data astronominya dan tekan kalkulator secara berurutan :

12 - 0 o 3' 31" + ( - Shift cos (


- tan - 7 º 59„ x tan 17 º 10„ 41” + sin
-1º / cos - 7º 59' / cos 17 º 10„ 41”
o
) / 15 ) + ( 105 -
o
112 º 36‟ ) / 15 + 0 2' exe shift
o'"
Tampil pada layar 5 º 33‘ 47.54”

Dengan demikian awal waktu Thulu' untuk daerah kota Malang pada
tanggal 8 Mei 2008 sebagai berikut, baca : 5 j 33 m 47.54 d

h. Hisab Awal Waktu Dhuha

Kota Malang, tanggal 8 Mei 2008


Data : Lintang tempat ( ) = - 7 º 59 „
Bujur tempat (  ) = 112 º 36 „
Dekinasi Matahari (  ) = 17 º 10 „ 41”
Equation of time (e) = 03m 31d

Langkah-Langkah Penghitungan:
(1) Mencari data h Dhuha
(2) Cos t Dhuha = - tan  x tan  + sin h / cos  / cos 
(3) Awal Waktu = (MP) + (t/15) + (KWD) + I

72
Penghitungan :
Menggunakan data h matahari :
(1) h Dhuha = 4 º 30‟
(2) Cos t Dhuha = - tan  x tan  + sin h / cos  / cos 
t Dhuha = Shift cos ( - tan -7 º 59 „ x tan 17 º 10„ 41” +
sin 4 º 30‟/ cos -7º 59 / cos 17 º 10„ 41” )
t Dhuha = 82.74531344 = 82 º 44‘ 43.13”
(3) Waktu Dhuha :
MP = (12-e) = 12 j - 03 m 31 d = 11 j 56 m 29 d
t / 15 = 82 º 44‘ 43.13” = - 5 j 30 m 58.88 d
KWD = ((105 º - 112 º 36‟ ) / 15 = - 0 j 30 m 24 d
Ihtiyath = 0 j 02 m 00 d +
Waktu Dhuha = 5 j 57 m 6.12 d
Secara praktis menggunakan kalkulator tipe casio fx 4500 dapat
dilakukan penghitungan awal waktu Dhuha dengan rumus aplikasi sbb :

Waktu Dhuha = (MP) + (t/15) + (KWD) + I


= 12 – e + Shift cos ( - tan  x tan  + sin 4 º 30' / cos 
/ cos  ) / 15 ) + ( 105 -  ) / 15 + 0º 2'

Masukkan data astronominya dan tekan kalkulator secara berurutan :

12 - 0 o 3' 31" + ( - Shift cos (


- tan - 7 º 59„ x tan 17 º 10„ 41” + sin
4 º 30' / cos - 7º 59' / cos
17 º 10„ 41” ) / 15 ) + ( 105 o
0o
- 112 º 36‟ ) / 15 + exe
2'
o'"
shift Tampil pada layar 5 º 57‘ 6.12”

Dengan demikian awal waktu Dhuha untuk daerah kota Malang pada
tanggal 8 Mei 2008 sebagai berikut, baca : 5 j 57 m 6.12 d

E. Membuat Jadwal Sholat

1. Persiapan Pembuatan Jadwal Waktu Shalat


a. Menyediakan data Deklinasi Matahari () dan Equiton Of Time (e).
b. Menyiapkan data jarak zenith (z) matahari atau data Tinggi Matahari
(h) untuk masing-masing waktu shalat. (sebagaimana tabel di atas)

73
2. Pelaksanaan Pembuatan Jadwal Sholat
a. Tentukan tempat markas penghitungan (jadwal waktu shalat) serta
data astronomisnya (Lintang Tempat dan Bujur Tempatnya)
b. Tentukan tanggal waktu shalat yang akan dihitung
c. Hitunglah awal waktu shalat yang dimaksud, dengan cara
sebagaimana tersebut di atas.
d. Setelah mendapat data awal waktu shalat untuk suatu tempat dan
pada tanggal tertentu. Maka tuangkanlah pada tabel jadwal waktu
shalat dengan mengambil interval waktu 2 sampai 3 hari. Misalnya :

JADWAL WAKTU SHALAT


BULAN JANUARI 2008
DAERAH MALANG DAN SEKITARNYA DALAM (WIB)

Tgl Dhuhur Ashar Maghrib Isya’ Imsak Shubuh Dhuha


1–3 11.35 15.02 17.54 19.09 3.42 3.52 5.37

4–6 11.37 15.03 17.55 19.10 3.44 3.54 5.39

7–9 11.38 15.04 17.56 19.11 3.46 3.56 5.40

10 – 12 11.39 15.05 17.57 19.12 3.48 3.58 5.42

13 – 15 11.41 15.06 17.58 19.13 3.50 4.00 5.43

16 – 18 11.42 15.06 17.59 19.13 3.51 4.01 5.44

19 – 21 11.43 15.06 17.59 19.13 3.53 4.03 5.46

22 – 24 11.44 15.06 18.00 19.13 3.55 4.05 5.47

25 – 27 11.44 15.06 18.00 19.13 3.57 4.07 5.48

28 – 31 11.45 15.05 18.00 19.13 3.59 4.09 5.49

74

Anda mungkin juga menyukai