Anda di halaman 1dari 14

Makalah Sholat

Mata Kuliah Fiqih Ibadah

Dosen Pengampu :
Shohibul Adhkar M.H

Disusun oleh Kelompok 5


Abdul Fathoni/ 18103070056
Moh. Wakid Nizar/ 18103070086

Subhan Zain El Bahri/ 18103070085

Mualim/ 18103070058

Rais Abdurrahman/ 18103070088

Ahmad Ali Abdun Nasihi/ 18103070060

Program Studi : Hukum Tata Negara (Siyasah B)


BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Seringkali kita sebagai orang islam tidak mengetahui kewajiban kita sebagai makhluk
yang paling sempurna yaitu kewajiban sholat,atau terkadang tahu tentang kewajiban tetapi tidak
mengerti terhadap apa yang dilakukan.Selain itu juga bagi kaum fanatis yang tidak menghergai
tentang arti khilafiyah,dan menganggap yang berbeda itu salah.Oleh karena itu mari kita kaji
bersama tentang arti sholat, dan cara mengerjakannya serta beberapa unsur didalamnya.
Sholat merupakan rukun islam kedua setelah shadat.Islam didirikan atas 5 sendi (tiang)
salah satunya adalah sholat sehingga barang siapa yang mendirikan sholat,maka ia mendirikan
agama dan barang siapa meninggalkan sholat, maka ia meruntuhkan agama.Sholat harus
didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak 5 kali berjumlah 17 rakaat.Sholat tersebut
merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan tanpa terkecuali bagi muslim mukallaf baik
sedang sehat maupun sakit selain sholat wajib ada juga sholat sunah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sholat ?
2. Apa dalil yang mewajibkan sholat ?
3. Apa saja syarat dan rukun sholat serta perkara makruh dan membatalkannya ?
4. Apa saja hikmah dalam ibadah sholat ?
5. Apa saja jenis-jenis sholat sunah ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa pengertian sholat


2. Untuk mengetahui dalil yang mewajibkan sholat
3. Untuk mengetahui syarat dan rukun sholat serta perkara makruh dan membatalkannya
4. Untuk mengetahui hikmah dalam ibadah sholat
5. Untuk mengetahui jenis-jenis sholat sunah
BAB II
SHALAT

A. Definisi Shalat
Shalat secara bahasa yang berarti doa, adapun menurut istilah adalah perkataan –
perkataan dan, perbuatan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam
dengan syarat syarat yang dikhususkan

‫صالة هي أقوا ٌل وأفعا ٌل مفتتحةٌ بااتّكبير ومختتمةٌ بالتّسليم بشرائطَ مخصوص ٍة‬
ّ ‫ال‬

B. Shalat yang diwajibkan


Allah swt telah mewajibkan kepada umat muslim 5 waktu shalat dalam 1 hari yaitu :
 Shalat shubuh ( 2 raka’at )
 Shalat dzuhur ( 4 raka’at )
 Shalat ashar ( 4 raka’at )
 Shalat magrib ( 3 raka’at )
 Shalat isya ( 4 raka’at )
Total 17 raka’at

C. Waktu waktu shalat


 Shubuh
Dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari

 Dzuhur
Dari tergelincirnya matahari sehingga bayangan suatu benda sama dengan benda
tersebut

 Ashar
Dari akhir waktu dzuhur sampai terbenamnnya matahari

 Magrib
Dari terbenamnya matahari sampai hilangnya asyafaqi al ahmaru ( sinar matahari
setelah terbenam, Rosulullah SAW pernah bersabda :
“ al syafaq ( mega ) adalah merah, ketika al syafaq hilang maka wajib melaksanakan
shalat” ( HR. Al Daruquthniy )

 Isya
Dari hilangnya syafaq ahmar sampai terbitnya fajar as shadiq ( yang benar )
Hadits tentang waktu shalat

‫ي صلّي هللا عليه وسلّم قال‬


َّ ‫أن النّب‬
ّ ‫عمر رضي هللا عنهما‬
َ ‫بن‬
ِ ِ‫ عن عب ِدهللا‬:
‫وقت العصر و وقت العصر‬ ُ ْ‫ت ال ّشمسُ وكان ِظلُّ ال َّرج ُِل كطول ِه مال ْم يحضُر‬
ِ ‫الظهر إذا زال‬
ِ ُ
‫وقت‬
ِ ّ‫نصف الل‬
‫يل‬ ِ ‫ب ال ّشفق ووقت صال ِة العشا ِء إلي‬ ِ ‫يغي‬
ِ ‫ب مالم‬ ُ
ِ ‫ووقت صال ِة المغر‬ ُ‫مال ْم تصف َّر ال ّشمس‬
‫طلوع الفجري مالم تطلُ ِع ال ّشمسُ "رواه مسل ٌم‬ ِ ‫ّبح من‬
ِ ‫األوس ِط ووقت صال ِة الص‬
Dari ‘Abdullah bin Umar ra. Berkata “ Bahwasanya Nabi Muhammad SAW. Bersabda “ waktu
(shalat) dzuhur ialah ketika matahari telah condong ( kesebelah barat ) dan bayangan seseorang
sama tingginya selagi belum tiba waktu ashar. Dan waktu ( shalat ) ashar ialah selama matahari
belum kekuning kuningan. Waktu ( shalat ) magrib ialah sebelum hilangnya awan merah
( sebelum terbenam matahari ). Waktu shalat isya ialah sampai tengah malam, dan waktu
shubuh ialah dari terbit fajar hingga matahari belum terbit” (HR. Muslim)

D. Sejarah Rakaat Shalat


Subuh 
Sholat Subuh pertama kali dilaksanakan oleh Nabi Adam AS selepas diturunkan ke bumi.
Pemandangan yang dilihatnya pertama kali adalah kegelapan karena dimungkinkan beliau
pertama kali menjejak bumi pada malam hari. Ketika fajar telah nampak, nabi pertama itu
melakukan sholat dua rakaat. 

 Rakaat pertama merupakan tanda syukur karena telah lepas dari kegelapan malam
sedangkan
 rakaat kedua sebagai tanda syukur karena siang telah hadir.

Zuhur
Nabi Ibrahim AS merupakan orang pertama yang melakukan Sholat Zuhur. Kala beliau
telah mendapat seruan untuk menggantikan posisi putranya Ismail dengan seekor kibas untuk
disembelih, bertepatan dengan posisi matahari di atas kepala.Maka sebagai bentuk syukur, beliau
melakukan sujud sebanyak 4 rakaat.
 Rakaat pertama untuk penebusan putranya.
 Rakaat kedua karena dibukanya dukacita dirinya dan anaknya.
 Rakaat ketiga untuk memohon keridaan Allah. Rakaat
 keempat karena korbannya diganti dengan kibas. 

Ashar
Pelaksanaan Sholat Asar pertama kali adalah sebagai bentuk syukur Nabi Yunus karena
telah keluar dari perut ikan paus yang telah menelannya. Ikan tersebut memuntahkan Nabi Yunus
di tepi pantai ketika waktu Asar tiba. 
 Rakaat pertama menyimbolkan kegelapan karena kesalahan.
 Rakaat untuk kegelapan dari air laut.
 Rakaat ketiga menandakan kegelapan dari lokal.
 rakaat keempat sebagai lambingkegelapan dalam perut ikan.

Magrib
Nabi Isa AS dibebaskan oleh Allah dari kejahilan kaumnya ketika matahari telah terbenam.
Maka sebagai bentuk syukurnya beliau beribadah tiga rakaat dan ini menjadikannya orang
pertama yang melaksanakan Sholat Magrib. 
 Rakaat pertama untuk menafikan Tuhan lain dan hanya meng-Esakan Allah.
 Rakaat kedua untuk menghilangkan fitnah yang ditujukan pada ibunya mengenai
kehamilan tanpa suami.
 rakaat ketiga uuntuk meyakinkan kaumnya bahwa Tuhan hanyalah Allah semata. 

Isya
Nabi Musa AS adalah orang pertama yang mengerjakan Sholat Isya. Pelaksanaan sholat ini
didasari bebasnya dia dari perasaan dukacita ketika tersesat ingin keluar dari negeri Madyan.
Perasaan yang menyebabkan tak nyaman itu diluluhkan-Nya pada waktu Isya akhir. Lalu
bersembahyanglah Nabi Musa sebanyak 4 rakaat sebagai tanda syukurnya.
 Rakaat awal melambangkan duka citanya pada istri.
 Rakaat kedua sebagai tanda duka cita pada saudaranya Harun.
 Rakaat ketiga dan keempat sebagai tanda duka cita kepada Firaun dan anaknya

E. Hikmah shalat
Allah telah mencipkatan kita dan juga jin untuk beribadah sebagaimana firmannya :

ِ ‫و م ا خ لَ ْق ت ا جْلِ نَّ و ا ِإْل نْ س ِإ اَّل لِي ع ب ُد‬


‫ون‬ ُْ َ َ َ ُ َ ََ
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.
Allah swt memerintahkan kita untuk shalat, karena saat kita melaksanakan shalat tersebut kita
dapat mengingat Allah SWT, keagungannya, dan kebesarannya, dan Allah itu berada diatas sesuatu yang
besar/agung dan kekuasaanya berada diatas segala kuasa.
Maka dengan itu jiwa kita yang mana memerintahkan keburukan akan tenang dengan
menjalankannya, dan sesungguhnya kita membaca al quran ditengah tengah shalat karena itu adalah
cahaya hidayah, kemudian kita ruku dan sujud dan juga meletakan jidad kita dibawah ( diatas
tanah/bumi ), yang mana jidad itu adalah tempat yang paling tinggi ( dimuliakan ) yang ada di badan kita.
Maka dari situlah bahwasanya kita merasa seorang hamba Adzila u ( hina ) tidak memiliki daya
dan upaya yang berpusat hanya kepada Allah SWT, kita akan merasa apa yang ada dalam diri kita itu dari
tipu dan jiwa kesombongan, Allah SWT berfirman :

‫اب َو َأقِ ِم الصَّ اَل َة ۖ˜ ِإ نَّ الصَّ اَل َة َت ْن َه ٰى َع ِن‬ ِ َ‫ك ِم ن الْ ِك ت‬ ‫ِ ِإ‬
َ َ ‫اتْ ُل َم ا ُأوح َي لَ ْي‬
‫ون‬
َ ُ‫ص َن ع‬ ِ ‫الْ َف ح ش‬
ِ ‫اء و الْ م ْن َك ِر ۗ˜ و لَ ِذ ْك ر الل‬
ْ َ‫َأك َب ُر ۗ˜ َو اللَّهُ َي ْع لَ ُم َم ا ت‬
ْ ‫َّه‬ ُ َ ُ َ َ ْ
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat.
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan
sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat
yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. ( QS. Al Ankabut )

Maka sandarkanlah itu kepada diri kita, apabila Allah SWT memberikan nikmat kepada
kita dengan sebanyak banyaknya seperti mata untuk melihat, telinga untuk mendengar lidah
untuk merasakan dan tangan untuk memegang dan kedua kaki untuk berjalan

Oleh karena itu kita wajib mensyukurinya dan memujinya atas nikmat nikmat itu semua
yang banyak, maka untuk mensukurinya dan memujinya selama 5 kali 1 hari dan malam, dan
kita melaksanakan shalat yang 5 itu pada waktu waktu tertentu Sebagai mana firman Allah dalam
surat An Nisa ayat 103 :

‫ود ا َو َع لَ ٰى ُج نُ وبِ ُك ْم ۚ˜ فَ ِإ َذ ا‬ ِ
ً ُ‫اذ ُك ُر وا اللَّهَ ق يَ ًام ا َو ُق ع‬
ْ َ‫َة ف‬ َ َ‫فَ ِإ َذ ا ق‬
‫ض ْي تُ ُم الصَّ اَل‬
‫ني كِ تَ ابًا َم ْو قُوتً ا‬ ِِ ِ
َ ‫ت َع لَ ى الْ ُم ْؤ م ن‬ْ َ‫الصَّ اَل َة ۚ˜ ِإ نَّ الصَّ اَل َة َك ان‬ ‫يم وا‬ ُ ‫اطْ َم ْأ َن ْن تُ ْم فَ َأق‬

“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu
duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah
shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya
atas orang-orang yang beriman”.

F. Shalat shalat sunnah yang mengikuti shalat shalat wajib

Selain shalat fardlu 5 waktu shalat, ada 22 rakaat yang disunahkan yaitu :
 2 Rakaat sebelum shubuh
 4 rakaat sebelum dzuhur dan 2 rakaat setelahnya ( tetapi ditekankan hanya 2 Rakaat saja )
 4 rakaat sebelum shalat ashar ( tetapi yang ditekankan hanya 2 rakaat saja )
 2 rakaat sebelum magrib dan 2 rakaat setelahnya
 2 rakaat sebelum shalat isya dan 2 rakaat setelahnya
Total : 2 + 4 + 2 +4 + 2 + 2 + 2 + 2 = 22
Adapun yang muakad ( ditekankan ) hanya 10 rakaat yaitu :
 2 rakaat sebelum shalat shubuh
 2 rakaat sebelum shalat dzuhur dan 2 rakaat setelahnya
 2 rakaat setelah shalat magrib
 2 rakaat setelah shalat isya
Total : 2 + 2 + 2 + 2 + 2 = 10

Dalil tentang penekanan shalat sunnah

1. Dari Ummu Habibah, beliau mengatakan bahwa beliau mendengar


Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

ٍ ‫من حافَ َظ علَى َأرب ِع ر َكع‬


‫ات َقْب َل الظُّ ْه ِر َو َْأربَ ٍع َب ْع َد َها َح ُر َم َعلَى النَّا ِر‬ َ َ َْ َ َ ْ َ
“Barangsiapa menjaga shalat 4 rakaat sebelum zhuhur dan 4 rakaat sesudahnya, maka Allah
mengharamkan neraka baginya.” (HR. Tirmidzi, no. 428; Ibnu Majah, no. 1160. Syaikh Al-
Albani menyatakan hadits ini shahih)

2. Dari Abdullah bin Syaqiq, beliau mengatakan bahwa beliau menanyakan pada Aisyah
tentang shalat sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.

Aisyah lantas menjawab, Beliau biasanya mengerjakan shalat 4 rakaat sebelum zhuhur di
rumahku. Lalu beliau keluar untuk shalat zhuhur bersama para sahabat. shalat Kemudian beliau
masuk rumah dan mengerjakan 2 rakaat. (HR. Muslim, no. 730)

3.
Dari Ibnu Umar, beliau mengatakan,

ٍ ‫ح ِفظْت ِمن النَّىِب – صلى اهلل عليه وسلم – ع ْشر ر َكع‬


، ‫ َو َر ْك َعَتنْي ِ َب ْع َد َها‬، ‫ات َر ْك َعَتنْي ِ َقْب َل الظُّ ْه ِر‬ َ ََ َ ِّ َ ُ َ
ُّ ‫صالَِة‬ ِِ ِ ِ ِِ ِ
‫الصْب ِح‬ َ ‫ َو َر ْك َعَتنْي ِ َقْب َل‬، ‫ َو َر ْك َعَتنْي ِ َب ْع َد الْع َشاء ىِف َبْيته‬، ‫َو َر ْك َعَتنْي ِ َب ْع َد الْ َم ْغ ِرب ىِف َبْيته‬
“Aku menghafal dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sepuluh raka’at (sunnah rawatib), yaitu
dua raka’at sebelum Zhuhur, dua raka’at sesudah Zhuhur, dua raka’at sesudah Maghrib, dua
raka’at sesudah ‘Isya, dan dua raka’at sebelum Shubuh.” (HR. Bukhari, no. 1180)

Shalat shalat yang disunnahkan


 Shalat witir : Sedikitnya 1 Rakaat dan Banyaknya adalah 11 Rakaat
 Tarawih : Setelah shalat isya di Bulan Ramadhan khususnya, yaitu 20 Rakaat diakhiri
salam setelah setiap 2 rakaat
 Dhuha : Setelah naiknya matahari sehingga menyinari dengan standar levelnya,
sedikitnya dikerjakan 2 rakaat dan banyaknya 8 rakaat dan diakhiri dengan salam setelah
2 rakaat.
 Tahajud : dilakukan lebih utamanya pada 2/3 malam dan tidak ada batas dalam
memperbanyaknya
 Shalat id ( idul Fitri & idul Adha )
 Shalat Khusufi Qomar ( Gerhana Bulan )
 Shalat Istisqo ( meminta hujan )

Syarat – syarat Wajib Shalat


 Islam
tidak diwajibkan shalat untuk orang yang kafir ( non islam ) dan tidak wajib menqada
( membayar shalat yang belum terlaksana ) apabila orang non islam menjadi islam

 Baligh
Bayi tidak diwajibkan shalat, tetapi diperintahkan mulai dari 7 tahun untuk mengerjakan
shalat dan diwajibkan setelah baligh

 Berakal
Tidak diwajibkan orang yang gila ataupun tidak berakal ( tidak ada dalam alam sadar )
untuk shalat

 Orang Haid/Nifas
Tidak wajib menjalakan shalat dan tidak ada qada bagi shalatnya itu
Syarat – syarat sahnya shalat
 Bersuci, terhindar dari hadas kecil dan hadas besar ( hadas kecil adalah yang
diwajibkannya wudhu dan hadas besar adalah yang diwajibkannya mandi )
 Suci dari badan, pakaian dan tempat dari Najis
 Menutup Aurat
 Memasuki waktu shalat
 Menghadap Kiblat
 Mengetahui tatacara shalat

Rukun – rukun shalat


1) Niat
2) Takbiratul Ihram
3) Berdiri bagi yang mampu
4) Membaca al fatihah
5) Ruku’ Bersama tuma’nina ( berhenti sejenak )
6) I’tidal Bersama tuma’nina
7) Sujud dua kali Bersama tuma’nina
8) Duduk diantara dua sujud
9) Duduk tahiyat akhir
10) Mengucapkan saat duduk Tahiyat
11) Shalawat kepada Nabi
12) Mengucapkan salam
13) Tertib

G. Macam Macam Sunnah

Ab’ad
Sunnah

Hai’at
Sunnah Ab’ad adalah perkara sunnah apabila tertinggal karena terlupakan maka
diwajibkan untuk diganti dengan sujud sahwi pada penghabisan shalat, adapun yang termasuk
dari sunnah Ab’ad adalah :
 Membaca Tasyahud Awal
 Membaca shalawat pada tasyahud awal
 Membaca shalawat atas keluarga Nabi pada tasyahud akhir
 Membaca qunut pada shalat shubuh dan witir pada pertengahan hingga akhir Ramadhan
Sunnah Hai’at adalah yang tidak diwajibkan mengganti dengan sujud sahwi, adapun
yang termasuk dari sunnah Hai’at adalah
 Menggangkat kedua tangan sampai sejajar dengan 2 buah daun telinga
 Berdekap tangan ( telapak tangan kanan harus ada diatas tangan kiri )
 Membaca doa iftitah setelah takbiratul ihram
 Membaca ta’awuz ketika hendak membaca al fatihah
 Membaca surat setelah surat al fatihah pada dua rakaat pemulaan
 Mengucapkan aaammiinn setelah bacaan al fatihah
 Mengeraskan bacaan fatihah pada rakaat pertama dan kedua
 Membaca takbir “ Allahu Akbar”
 Membaca tasbih saat ruku dan sujud
 Mengucapkan “Sami’a Allahuliman Hamidah”
 Meletakan telapak tangan diatas paha pada waktu tasyahud awal dan akhir
 Duduk iftirasy dalam semua duduk shalat
 Duduk tawarah ( bersimpuh ) pada waktu tasyahud akhir
 Membaca salam yang kedua setelah Menengok kenan dan kekiri

H. Sujud Sahwi
Disunnahkan bagi siapa yang lupa dalam shalatnya untuk melakukan sujud sahwi setelah
Tasyahud sebelum salam dengan 2 kali sujud seperti sujud dalam shalat dan ini dinamakan
Sujud sahwi

I. Perkara makruh dalam shalat

1. Meninggalkan perbuatan sunnah


Misalnya ketika tidak membaca doa iftitah pada rakaat pertama, qunut shubuh,
tasyahud awal, tasbih ketika ruku’ dan sujud, dan lain sebagainya.
2. Menoleh
Menoleh ke kiri atau ke kanan dapat mempengaruhi konsentrasi seseorang dalam
shalat, sehingga dapat mempengaruhi kekhusyukan shalat yang sedang dilaksanakan.
3. Menengadah
Hal ini dikarenakan bertentangan dengan kesopanan dan tata krama. Dimaksudkan
agar sholat dilaksanakan dengan penuh khusyu’ dan tawadhu’.
4. Menahan Hajat
Ketika akan sholat, hendaknya semua hal yang dapat mengganggu kehkusyukan
sholat terlebih dahulu dihindari. Misalnya ingin buang air kecil, buang air besar, dan
semacamnya.
5. Menahan lapar
Dimakruhkan sholat dalam kondisi sangat lapar, menahan lapar, atau ada keinginan
untuk menyantap makanan yang telah dihidangkan.
6. Menahan Kantuk
Termasuk usaha untuk mendatangkan khusyu’ ketika sholat adalah tidak sholat dalam
keadaan mengantuk. Jika dalam keadaan mengantuk berat maka dianjurkan untuk
tidur terlebih dahulu, atau dengan mencari solusi menghilangkan kantuk.
7. Menggunakan sesuatu yang mengganggu
Kondisi lingkungan sekitar harus kondusif yang memungkinkan seseorang
melaksanakan sholat dalam situasi tenang dan penuh konsentrasi. Oleh karena itulah,
sholat di keramaian atau di tengah suasana gaduh adalah dimakruhkan, seperti di jalan
dan sebagainya.
8. Shalat di sekitar najis dan tempat yang kotor
Selain pakaian, tempat dan badan harus bersih dan suci, tempat sekitar yang
digunakan untuk sholat juga sebaiknya bersih dan suci.
9. Meludah
10. Bertolak Pinggang
11. Menguap atau Batuk, menguap ketika sholat merupakan tindakan tidak sopan kepada
Allah, hendaknya ditahan sebisa mungkin. Tidak membuka mulutnya lebar-lebar,
apalagi sampai menimbulkan suara.
12. Mempermainkan Anggota Badan
Hendaknya ketika sholat, anggota badan itu tenang dan tidak melakukan gerakan-
gerakan di luar ketentuan sholat. Jika gerakannya banyak maka dihukumi batal, dan
jika gerakannya sedikit maka dihukumi makruh.
13. Mengangkat Pakaian
Ketika berpindah dari satu rukun ke rukun lain, hendaknya tidak merapikan atau
mengangkat pakaian bagian depan atau belakang karena khawatir kotor, atau terbuka
dan semacamnya.
14. Membersihkan Tempat Sujud
Dalam Sholat diusahakan sebisa mungkin mengurangi gerakan yang tidak diperlukan,
diantaranya membersihkan tempat sujud. Baiknya dilakukan sebelum memulai sholat.
15. Tidak memakai tutup kepala
Hendaknya untuk kaum laki-laki, menggunakan penutup kepala, songkok atau peci.
Sebagai bentuk penghormatan kepada Allah SWT.
16. Memejamkan Mata
Hal ini dikecualikan jika memang kita tidak bisa khusyu’ selain dengan memejamkan
mata.

J. perkara membatalkan shalat


Yang membatalkan shalat ada 11 yaitu :

1. Berbicara dengan sengaja yang memakai kalimat untuk berbincang-bincang dengan


orang lain, meski itu yang ada hubungannya dengan kemashlahatan shalat seperti
mengingatkan kesalahan jumlah rakaat atau bacaan imam shalat dengan kata-kata
yang menyebutkan bilangan rakaat atau yang biasa untuk berbincang.
2. Bergerak tiga gerakan berturut-turut yang menyebabkan sebagian besar anggota
tubuh ikut bergerak, baik sengaja maupun tidak seperti melangkahkan kaki tiga kali.
Adapun gerakan yang sedikit (semisal menggerakkan jari karena digigit nyamuk)
maka tidak membatalkan shalat kecuali apabila gerakan ini dari jenisnya shalat seperti
menambah ruku’ dengan sengaja, maka hal ini membatalkan shalat. Gerakan yang
sedikit juga akan membatalkan shalat apabila dengan niat bermain-main.
3. Berhadats, baik hadats kecil maupun hadats besar sebelum melakukan salam yang
pertama.
4. Terkena  najis yang tidak dima’fu. Apabila sesesorang sedang shalat kemudian
terkena najis pada anggota badan atau bajunya, sedang najis tersebut menetap, maka
shalatnya menjadi batal.
5. Terbukanya aurat dengan sengaja, maka batal shalatnya. Adapun bila terbukanya
karena angin atau dibuka oleh hewan, kemudian orang yang shalat tersebut dapat
menutup seketika maka tidak sampai membatalkan shalat.
6. Berubah niat dalam hati maka membatalkan shalat, seperti mengganti niat dari shalat
dzuhur menjadi shalat ashar, atau berubah niat dengan itikad menghentikan shalat di
tengah shalatnya, atau ragu-ragu antara menghentikan shalat atau mene-
ruskannya, atau menggantungkan niat pada sesuatu (misalnya: niat menghenti-kan
shalat jika hujan turun).
7. Mengubah arah dari menghadap kiblat, seperti membelakangi kiblat atau
menyerongnya dengan sengaja maka membatalkan shalat.
8. Masuknya makanan ke perut walaupun hanya sedikit, maka shalatnya tetap batal.
9. Masuknya minuman ke rongga perut, maka shalatnya juga batal.
10. Tertawa terbahak-bahak, yakni tertawa yang bersuara. Tertawa  membatalkan shalat
adalah apabila mengandung dua huruf atau satu huruf yang memahamkan.
11. Murtad, yakni keluar dari agama islam, murtad ada kalanya Qoulun,
Fi’lun atau ‘Azmun.
DAFTAR PUSTAKA
Bugyatul Mutathowwi fi Sholatit Tathowwu. Syaikh Muhammad bin Umar bin Salim Al
Bazmul. Cetakan pertama, tahun 1431 H. Penerbit Dar At-Tauhid.

Fiqih Wadih, Mahmud Yunus, Maktabah Sadiyati futra, tahun 1354 M


https://aswajamuda.com/16-perkara-makruh-dalam-sholat/

Anda mungkin juga menyukai