Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ILMU FIQH IBADAH

SHOLAT

DOSEN PENGAMPU

H. SAHLANI

DISUSUN OLEH :

A. Sudais Al-Huzaifi : 2188204030

PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
TANGERANG
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sering kali kita sebagai orang islam tidak mengetahui kewajiban kita sebagai mahluk
yang paling sempurna yaitu shalat, atau terkadang tau tentang kewajiban tapi tidak mengerti
terhadap apa yang dilakukaan.
Dalam istilah lain, sholat adalah satu macam atau bentuk ibadah yang di wujudkan
dengan melakukan perbuatan-perbuatan tertentu di sertai ucapan-ucapan tertentu dan dengan
syarat-syarat tertentu pula. Istilah sholat ini tidak jauh berbeda dari arti yang digunakan oleh
bahasa di atas, karena di dalamnya mengandung do’a-do’a, baik yang berupa permohonan,
rahmat, ampunan dan lain sebagainya.
Adalah suatu kenyataan bahwa tak seorangpun yang sempurna, apalagi maha sempurna,
melainkan seseorang itu serba terbatas, sehingga dalam menempuh perjalanan hidupnya yang
sangat komplek itu, ia tidak akan luput dari kesulitan dan problema. Oleh karena itu kita
perlu mengetahui apa itu sholat, dan syarat rukunya
Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali, berjumlah 17
rakaat. Shalat tersebut merupakan wajib yang harus dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim
mukallaf baik sedang sehat maupun sakit. Selain shalat wajib ada juga shalat-shalat sunah.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Sholat

Pengertian ‫ ;صالة‬sholat menurut bahsa adalah berdoa (memohon), pujian. menurut istilah
shalat adalah suatu perbuatan serta perkataan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan
salam sesuai dengan persyaratkan yang ada. Sedangkan pepengertia menurut syara’ sebagaimana
pendapat imam Rafi’i yaitu ucapan-ucapan yang dimulai dengan takbiratul dan ditutup dengan
salam. Sedangkan menurut ulama’ tasawuf shalat ialah mengahadapkan kalbu kepada Allah
SWT hingga menimbulkan rasa takut kepada-Nya serta kesempurnaan kekuasaanya,atau
menghadap kepada Allah dengan kalbu, bersikap khusyuk (konsentrasi penuh) dihadapan-Nya,
disertai dengan penghhayatan penuh takala berdzikir, berdo’a dan memujin-Nya.
Dalam ensiklopedi Indonesia DR. Harun Nasution mengaskan bahwa  shalat mendidik
manusia untuk selalu merasakan kehadiran Allah  b rsamanya. Dalam sholat seseorang
dianjurkan untuk selalu mengingat Allah dalam shalatnya, atau sekurang-kurangnya mengerti
dan meahami arti dari perkataan yang diucapkan dalam shalatnya tersebut.
Rosulullah SAW bersabda yang artinya: “Tatkala salah seorang diantara kalian sedang shalat,
sesungguhnya ia sedang bermunajat (berdialog) kepada Allah.(H.r. Bukhori muslim ).

2. Dasar Hukum Sholat

Dalil (dasar hukum) dalam Al-Qur’an tentang Sholat, Allah SWT berfirman :
1. QS. Al-Ankabut ayat 45;
‫صلَوةَ تَ ْنهَى َع ِن ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك َر‬
َّ ‫صلَوةَ اِ َّن ال‬
َّ ‫َواَقِي ِْم ال‬
Artinya: “Kerjakanlah sholat sesungguhnya sholat itu bisa mencegah perbuatan keji dan
munkar.”
2. QS. Al-Baqarah ayat 43;
  َ‫صلَىةَ َوآتُوْ ال َّز َكوةَ َوارْ َكعُوْ ا َم َع الرَّا ِك ِع ْين‬
َّ ‫َواَقِ ْي ُموْ ال‬
Artinya: “Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang-orang yang
ruku’.”

3. QS. Al-Baqarah ayat 110;


 ‫صلَوْ ةَ َوآتُوْ ال َّز َكوةَ َو َماتُقَ ِّد ُموْ ا الَ ْنفُ ِس ُك ْم ِّم ْن خَ ي ٍْر تَ ِج ُدوْ هُ ِع ْندُالل ِهط ِا َّن هللاَ بِ َما‬َّ ‫َواَقِ ْي ُموْ ال‬
ِ َ‫تَ ْع َملُوْ نَ ب‬
 ‫ص ْي ٌر‬
Artinya : "Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat dan apa-apa yang kamu usahakan
dari kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan dapat pahalanya pada sisi Allah
sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan."

4. QS. An-Nuur ayat 56;


  َ‫صالَةَ َوآتُوْ ال َّز َكوةَ َواَ ِط ْيعُوْ اال َّرسُوْ َل لَ َعلَ ُك ْم تُرْ َح ُموْ ن‬
َّ ‫َواَقِ ْي ُموْ ال‬
Artinya : "Dan kerjakanlah sholat, berikanlah zakat, dan taat kepada Rasul, agar supaya
kalian semua diberi rahmat."

3. Sejarah Sholat

Dalam ajaran Islam, sholat merupakan ibadah yang paling membedakan pemeluk agama ini
dengan agama lain. Seperti yang kerap diceritakan oleh para penceramah, perintah sholat
berawal dari perjalanan Nabi Muhammad SAW yang dikenal dengan sebutan Isra Mi'raj.
Masing-masing sholat memiliki sejarah sendiri. Berikut ini asal usul singkat sholat-sholat
tersebut, seperti dikutip dari buku Sejarah Ibadah yang ditulis oleh Syahruddin El Fikri.

1. Subuh 
Sholat Subuh pertama kali dilaksanakan oleh Nabi Adam AS selepas diturunkan ke bumi.
Pemandangan yang dilihatnya pertama kali adalah kegelapan karena dimungkinkan
beliau pertama kali menjejak bumi pada malam hari. Ketika fajar telah nampak, nabi
pertama itu melakukan sholat dua rakaat.
Rakaat pertama merupakan tanda syukur karena telah lepas dari kegelapan malam
sedangkan rakaat kedua sebagai tanda syukur karena siang telah hadir.

2. Zuhur
Nabi Ibrahim AS merupakan orang pertama yang melakukan Sholat Zuhur. Kala beliau
telah mendapat seruan untuk menggantikan posisi putranya Ismail dengan seekor kibas
untuk disembelih, bertepatan dengan posisi matahari di atas kepala. Maka sebagai bentuk
syukur, beliau melakukan sujud sebanyak 4 rakaat. 

Rakaat pertama untuk penebusan putranya. Rakaat kedua karena dibukanya dukacita
dirinya dan anaknya. Rakaat ketiga untuk memohon keridaan Allah. Rakaat keempat
karena korbannya diganti dengan kibas. 

3. Asar
Pelaksanaan Sholat Asar pertama kali adalah sebagai bentuk syukur Nabi Yunus karena
telah keluar dari perut ikan paus yang telah menelannya. Ikan tersebut memuntahkan
Nabi Yunus di tepi pantai ketika waktu Asar tiba. 

Rakaat pertama menyimbolkan kegelapan karena kesalahan. Rakaat untuk kegelapan dari
air laut. Rakaat ketiga menandakan kegelapan dari lokal. Sedangkan rakaat keempat
sebagai lambang kegelapan dalam perut ikan.

4. Magrib
Nabi Isa AS dibebaskan oleh Allah dari kejahilan kaumnya ketika matahari telah
terbenam. Maka sebagai bentuk syukurnya beliau beribadah tiga rakaat dan ini
menjadikannya orang pertama yang melaksanakan Sholat Magrib. 

Rakaat pertama untuk menafikan Tuhan lain dan hanya meng-Esakan Allah. Rakaat
kedua untuk menghilangkan fitnah yang ditujukan pada ibunya mengenai kehamilan
tanpa suami. Sedangkan rakaat ketiga uuntuk meyakinkan kaumnya bahwa Tuhan
hanyalah Allah semata. 

5. Isya
Nabi Musa AS adalah orang pertama yang mengerjakan Sholat Isya. Pelaksanaan sholat
ini didasari bebasnya dia dari perasaan dukacita ketika tersesat ingin keluar dari negeri
Madyan. Perasaan yang menyebabkan tak nyaman itu diluluhkan-Nya pada waktu Isya
akhir. Lalu bersembahyanglah Nabi Musa sebanyak 4 rakaat sebagai tanda syukurnya. 

Rakaat awal melambangkan duka citanya pada istri. Rakaat kedua sebagai tanda duka
cita pada saudaranya Harun. Rakaat ketiga dan keempat sebagai tanda duka cita kepada
Firaun dan anaknya.

4. Hukum meninggalkan sholat

Ibnu Abbas, berkata, Maksud Hadist: “Aku dengar Rasulullah SAW bersabda:
“Awalnya orang yang meninggalkan solat itu, bukanlah dia termasuk golongan Islam.
Allah tidak terima tauhid dan imannya dan tidak ada faedah shodakah, puasa dan
syahadatnya”. Alhadist.

Dalam peristiwa Isra’ Mi’raj Rasulullah SAW, bukan saja diperlihatkan tentang balasan
orang yang beramal baik, tetapi juga diperlihatkan balasan orang yang berbuat mungkar,
diantaranya siksaan bagi yang meninggalkan Sholat fardhu.

Mengenai balasan orang yang meninggalkan Sholat Fardu: “Rasulullah SAW,


diperlihatkan pada suatu kaum yang membenturkan kepala mereka pada batu, Setiap kali
benturan itu menyebabkan kepala pecah, kemudian ia kembali kepada keadaan semula
dan mereka tidak terus berhenti melakukannya. Lalu Rasulullah bertanya: “Siapakah ini
wahai Jibril”? Jibril menjawab: “Mereka ini orang yang berat kepalanya untuk
menunaikan Sholat fardhu”. (Riwayat Tabrani).

Orang yang meninggalkan Sholat akan dimasukkan ke dalam Neraka Saqor. Maksud Firman
Allah Ta’ala: “..Setelah melihat orang-orang yang bersalah itu, mereka berkata: “Apakah
yang menyebabkan kamu masuk ke dalam Neraka Saqor ?”. Orang-orang yang bersalah
itu menjawab: “kami termasuk dalam kumpulan orang-orang yang tidak mengerjakan
Sholat”

Saad bin Abi Waqas bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai orang yang melalaikan
Sholat, maka jawab Baginda SAW, “yaitu mengakhirkan waktu Sholat dari waktu asalnya
hingga sampai waktu Sholat lain. Mereka telah menyia-nyiakan dan melewatkan waktu Sholat,
maka mereka diancam dengan Neraka Wail”.
Ibn Abbas dan Said bin Al-Musaiyib turut menafsirkan hadist di atas “yaitu orang yang
melengah-lengahkan Sholat mereka sehingga sampai kepada waktu Sholat lain, maka bagi
pelakunya jika mereka tidak bertaubat Allah menjanjikan mereka Neraka Jahannam tempat
kembalinya”.

Maksud Hadist: “Siapa meninggalkan sholat dengan sengaja, maka sesungguhnya dia


telah kafir dengan nyata”.

Berdasarkan hadist ini, Sebagaian besar ulama (termasuk Imam Syafi’i) berfatwa: Tidak
wajib memandikan, mengkafankan dan mensholatkan jenazah seseorang yang meninggal dunia
dan mengaku Islam, tetapi tidak pernah mengerjakan sholat. Bahkan, ada yang mengatakan
haram mensholatkanya.

5. Waktu-waktu sholat

Kaum muslimin sepakat bahwa sholat lima waktu harus dikerjakan pada waktunya, dalilnya
adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

‫َت َعلَى ْال ُمْؤ ِمنِينَ ِكتَابًا َموْ قُوتًا‬


ْ ‫صاَل ةَ َكان‬
َّ ‫ِإ َّن ال‬

“Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu/wajib yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang
beriman”. [ QS. An Nisa’ (4) : 103]

Berikut penjelasan waktu-waktu sholat.


a. Sholat Zhuhur

Secara bahasa Zhuhur berarti waktu Zawal yaitu waktu tergelincirnya matahari (waktu
matahari bergeser dari tengah-tengah langit) menuju arah tenggelamnya (barat).

Sholat zhuhur adalah sholat yang dikerjakan ketika waktu zhuhur telah masuk. Sholat
zhuhur disebut juga sholat Al Uulaa (‫ )اُأل ْولَى‬karena sholat yang pertama kali dikerjakan
Nabishollallahu ‘alaihi was sallam bersama Jibril ‘Alaihis salam. Disebut juga sholat Al
Hijriyah (ُ‫)الح ْج ِريَة‬
ِ

Awal waktu zhuhur adalah ketika matahari telah bergeser dari tengah langit menuju arah
tenggelamnya (barat). Hal ini merupakan kesepakatan seluruh kaum muslimin, dalilnya
adalah hadits Nabi Shollallahu ‘alaihi was sallam dari sahabat ‘Abdullah bin
‘Amr rodhiyallahu ‘anhu,

‫ص ُر‬ ُ ‫س َو َكانَ ِظ ُّل ال َّر ُج ِل َكطُولِ ِه َما لَ ْم يَ ْح‬


ْ ‫ض ِر ا ْل َع‬ ُ ‫ش ْم‬ ِ َ‫ظ ْه ِر ِإ َذا َزال‬
َّ ‫ت ال‬ ُّ ‫……و ْقتُ ال‬..
َ

“Waktu Sholat Zhuhur adalah ketika telah tergelincir matahari (menuju arah
tenggelamnya) hingga bayangan seseorang sebagaimana tingginya selama belum masuk
waktu ‘Ashar……….”.

Para ulama bersilisih pendapat mengenai akhir waktu zhuhur namun pendapat yang lebih
tepat dan ini adalah pendapat jumhur/mayoritas ulama adalah hingga panjang bayang-
bayang seseorang semisal dengan tingginya (masuknya waktu ‘ashar). Dalil pendapat ini
adalah hadits Nabi Shollallahu ‘alaihi was sallam dari sahabat ‘Abdullah bin
‘Amr rodhiyallahu ‘anhu di atas.

b. Sholat ‘Ashar

‘Ashar secara bahasa diartikan sebagai waktu sore hingga matahari memerah yaitu akhir
dari dalam sehari. Sholat ‘ashar adalah sholat ketika telah masuk waktu ‘ashar, sholat
‘ashar ini juga disebut sholat woshtho (‫سطَى‬
ْ ‫)ال ُو‬.
Jika panjang bayangan sesuatu telah semisal dengan tingginya (menurut pendapat jumhur
ulama). Dalilnya adalah hadits Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam,

ُ‫ت ْال َعصْ ِر َما لَ ْم تَصْ فَ َّر ال َّش ْمس‬


ُ ‫ُر ْال َعصْ ُر َو َو ْق‬
ِ ‫ت ال َّش ْمسُ َو َكانَ ِظلُّ ال َّر ُج ِل َكطُولِ ِه َما لَ ْم يَحْ ض‬ ُّ ‫ت‬
ِ َ‫الظه ِْر ِإ َذا زَ ال‬ ُ ‫…… َو ْق‬.

“Waktu Sholat Zhuhur adalah ketika telah tergelincir matahari (menuju arah
tenggelamnya) hingga bayangan seseorang sebagaimana tingginya selama belum masuk
waktu ‘ashar dan waktu ‘ashar masih tetap ada selama matahari belum
menguning………”.

c. Sholat Maghrib

Secara bahasa maghrib berarti waktu dan arah tempat tenggelamnya matahari. Sholat
maghrib adalah sholat yang dilaksanakan pada waktu tenggelamnya matahari. Awal
Waktu Sholat Maghrib, Kaum Muslimin sepakat awal waktu sholat maghrib adalah
ketika matahari telah tenggelam hingga matahari benar-benar tenggelam sempurna. Akhir
Waktu Sholat Maghrib

Para ulama berselisih pendapat mengenai akhir waktu maghrib. Pendapat pertama
mengatakan bahwa waktu maghrib hanya merupakan satu waktu saja yaitu sekadar waktu
yang diperlukan orang yang akan sholat untuk bersuci, menutup aurot, melakukan adzan,
iqomah dan melaksanakan sholat maghrib. Pendapat ini adalah pendapat Malikiyah, Al
Auza’i dan Imam Syafi’i. Dalil pendapat ini adalah hadits yang diriwayatkan dari Jabir
ketika Jibril mengajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam sholat,

َ ‫صلَّى ْال َم ْغ ِر‬


‫ب‬ ِ ‫ت ال َّش ْمسُ َو ْقتًا َو‬
َ َ‫احدًا لَ ْم يَ ُزلْ َع ْنهُ فَقَا َل قُ ْم ف‬
َ َ‫ص ِّل ف‬ ِ ‫…ثُ َّم َجا َءهُ لِ ْل َم ْغ ِر‬..
ْ َ‫ب ِحينَ غَاب‬

“Kemudian Jibril mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi was sallam ketika matahari telah
tenggelam (sama dengan waktu ketika Jibril mengajarkan sholat kepada Nabi pada hari
sebelumnya) kemudian dia mengatakan, “Wahai Muhammad berdirilah laksanakanlah
sholat maghrib………..”.
Pendapat kedua mengatakan bahwa akhir waktu maghrib adalah ketika telah hilang sinar
merah ketika matahari tenggelam. Pendapat ini adalah pendapatnya Sufyan Ats Tsauri,
Imam Ahmad, Ishaq, Abu Tsaur, Mahzab Hanafi serta sebahagian mazhab Syafi’i dan
inilah pendapat yang dinilai tepat oleh An Nawawi rohimahumullah. Dalilnya adalah
hadits ‘Abdullah bin ‘Amr rodhiyallahu ‘anhu,

….ُ‫ب ال َّشفَق‬ ِ ‫صالَ ِة ْال َم ْغ ِر‬


ِ ‫ب َما لَ ْم يَ ِغ‬ ُ ‫… َو ْق‬..
َ ‫ت‬

“Waktu sholat maghrib adalah selama belum hilang sinar merah ketika matahari
tenggelam”.

Pendapat inilah yang lebih tepat Allahu a’lam.’]

d. Sholat ‘Isya’

‘Isya’ adalah sebuah nama untuk saat awal langit mulai gelap (setelah maghrib) hingga
sepertiga malam yang awal. Sholat ‘isya’ disebut demikian karena dikerjakan pada waktu
tersebut. Awal Waktu Sholat ‘Isya’ Para ulama sepakat bahwa awal waktu sholat ‘isya’
adalah jika telah hilang sinar merah di langit. Akhir Waktu Sholat ‘Isya’ Para ulama’
berselisih pendapat mengenai akhir waktu sholat ‘isya’.

Pendapat pertama mengatakan bahwa akhir waktu sholat ‘isya’ adalah sepertiga malam.
Ini adalah pendapatnya Imam Syafi’i dalam al Qoul Jadid, Abu Hanifah dan pendapat
yang masyhur dalam mazhab Maliki. Dalilnya adalah hadits ketika Jibril mengimami
sholat Nabishallallahu ‘alaihi was sallam,

….ُ‫ث اللَّ ْي ِل اَأْل َّول‬ َ ‫…ثُ َّم َجا َءهُ لِ ْل ِع َشا ِء ِحينَ َذه‬..
ُ ُ‫َب ثُل‬

“……Kemudian Jibril mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi was sallam untuk


melaksanakan sholat ‘ isya’ ketika sepertiga malam yang pertama………..”.
Pendapat kedua mengatakan bahwa akhir waktu sholat ‘isya’ adalah setengah malam.
Inilah pendapatnya Sufyan Ats Tsauri, Ibnul Mubarok, Ishaq, Abu Tsaur, Mazhab Hanafi
dan Ibnu Hazm rohimahumullah. Dalil pendapat ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh
‘Abdullah bin ‘Amr rodhiyallahu ‘anhu,

…‫ف اللَّ ْي ِل اَألوْ َس ِط‬


ِ ْ‫صالَ ِة ْال ِع َشا ِء ِإلَى نِص‬ ُ ‫… َو ْق‬.
َ ‫ت‬

“Waktu sholat ‘isya’ adalah hingga setengah malam”.

Pendapat ketiga mengatakan bahwa akhir waktu sholat ‘isya’ adalah ketika terbit fajar
shodiq. Inilah pendapatnya ‘Atho’, ‘Ikrimah, Dawud Adz Dzohiri, salah satu riwayat dari
Ibnu Abbas, Abu Huroiroh dan Ibnul Mundzir Rohimahumullah. Dalilnya adalah hadits
yang diriwayatkan dari Abu Qotadah rodhiyallahu ‘anhu,

…‫صالَ ِة اُأل ْخ َرى‬ ُ ‫صالَةَ َحتَّى يَ ِجى َء َو ْق‬


َّ ‫ت ال‬ َ ُ‫…ِإنَّ َما التَّ ْف ِريطُ َعلَى َم ْن لَ ْم ي‬.
َّ ‫ص ِّل ال‬

“Hanyalah orang-orang yang terlalu menganggap remeh agama adalah orang yang tidak
mengerjakan sholat hingga tiba waktu sholat lain”.

Pendapat yang tepat menurut Syaukani dalam masalah ini adalah akhir waktu sholat
‘isya’ yang terbaik adalah hingga setengah malam berdasarkan hadits ‘Abdullah bin
‘Amr sedangkan batas waktu bolehnya mengerjakan sholat ‘isya’ adalah hingga terbit
fajar berdasarkan hadits Abu Qotadah. Sedangkan pendapat yang dinilai lebih kuat
menurut Penulis Shahih Fiqh Sunnah adalah setengah malam jika hadits Anas adalah
hadits yang tidak shohih.

e. Sholat Shubuh/Fajar

Fajar secara bahasa berarti cahaya putih. Sholat fajar disebut juga sebagai sholat shubuh
dan sholat ghodah. Fajar ada dua jenis yaitu fajar pertama (fajar kadzib) yang merupakan
pancaran sinar putih yang mencuat ka atas kemudian hilang dan setelah itu langit kembali
gelap. Fajar kedua adalah fajar shodiq yang merupakan cahaya putih yang memanjang di
arah ufuk, cahaya ini akan terus menerus menjadi lebih terang hingga terbit matahari.

Awal Waktu Sholat Shubuh/Fajar, Para ulama sepakat bahwa awal waktu sholat fajar
dimulai sejak terbitnya fajar kedua/fajar shodiq. Akhir Waktu Sholat Shubuh/Fajar
Para ulama juga sepakat bahwa akhir waktu sholat fajar dimulai sejak terbitnya matahari.

6. Syarat  Wajib Sholat

 Islam
 Baligh
 Berakal sehat

7. Syarat-syarat syah sholat:


 Beragama Islam
 Suci dari hadast dan najis seluruh anggota badan, pakaian dan tempat
 Sudah baligh. Tanda baligh bagi laki-laki antara lain mimpi basah, telah keluar jakun, dan
telah keluar mani. Bagi perempuan adalah mulai menstruasi atau haid
 Berakal
 Menutup aurat
 Menghadap kiblat. Dalam syarat ini ada dua pengecualian yaitu seorang yang sholat tidak
harus menghadap kiblat yaitu ketika saat berperang dan ketika naik kendaraan
 Telah masuk waktu sholat.

8. Rukun Sholat
 Niat
 Berdiri bagi yang mampu
 Membaca takbiratul ikhram
 Membaca surat alfatihah
 Ruku’
 Tuma’ninah
 Bangun dari rukuk dan I’tidal
 Tuma’ninah di dalam I’tidal
 Sujud dua kali dalam masing-masing rkaat
 Thuma’ninah dalam sujud
 Duduk antara dua sujud
 Thuma’ninah dalam Duduk antara dua sujud
 Duduk yang terakhir
 Membaca tahhiyyat  dalam duduk yang terakhir
 Membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW.
 Membaca salam yang pertama.
 Niat keluar sholat
 Tertib pada setiap rukun-rukunya.

9. Hal-hal yang Membatalkan Sholat


 Berbicara dengan sengaja kecuali bacaan sholat
 Bergerak tiga kali berturut-turut
 Adanya hadast kecil atau hadas besar
 Secara tiba-tgiba ada najis yang tidak dima’fu
 Terbukanya aurat secara sengaja
 Berubah niatnya, seperti iba-tiba berniat untuk keluar dari shalat
 Membelakangi kiblat
 Makan dan minum disengaja
 Tertawa terbahak-bahak
 Murtad yaitu putus keislamanya sebab perbuatan atau ucapan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Shalat merupakan kewajiban setiap muslim,karena hal ini di syariatkan oleh Allah
SWT. Terlepas dari perbedaan pendapat mengenai prakteknya, hal ini tidak menjadi masalah
karena di dalam al-qur'an sendiri tidak ada ayat yang menjelaskan secara terperinci mengenai
praktek shalat. Tugas dari seorang muslim hanyalah melaksnakan shalat dari mulai baligh
sampai napas terakhir, semua perbedaan mengenai praktek shalat semua pendapat bisa
dikatan benar karena masing-masing memilki dasar dan pendafaatnya masing-masing dan
tentunnya berdasarkan ijtihad yang panjang.
Setiap perintah Allah yang di berikan kepada kaum muslimin tentunya memiliki
paidah untuk kaum muslimin sendiri, seperti halnya umat islam di perintahkan untuk
melaksanakan shalat, salah satu paidahnya yakni supaya umat islam selalu mengingat
tuhannya dan bisa meminta karunianya dan manfaat yang lainnya yakni bisa mendapkan
ampunan dari Allah SWT.
Demikian paparan yang dapat kami persembahkan menganai “sholat” dengan waktu
yang cukup singkat ini, semoga bermanfaat bagi kita semua baik di dunia maupun akherat
kelak, kami memohon maaf apbila dalam pemaparan yang kami sampaikan ini terdapat
banyak kesalahan dalam makalah ini, kami juga mengharapkan kritik dan sarann yang
sifatnya membangun untuk makalah-makalah kami selanjutnya.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca terutama pada dosen mata kuiah ini, agar dapat pembuatan makalah
selanjutnya menjadi lebih baik. Atas kritik dan saranya, penulis ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.seputarpengetahuan.com/2015/05/pengertian-sholat-syarat-dan-rukun-sholat-
lengkap.html (diakses pada 10 April 2016)

https://id.wikipedia.org/wiki/Salat (diakses pada 10 April 2016)

http://www.salamedukasi.com/2013/10/sholat-dalam-al-quran-dalildasar-hukum.html (diakses pada 10


April 2016)

https://www.brilio.net/news/begini-asal-usul-kenapa-dalam-islam-akhirnya-ada-sholat-lima-waktu-
150703y.html(diakses pada 10 April 2016)

http://www.kompasiana.com/18apri1983palembang/asal-usul-
sholat_54ffcd158133116e22fa6f89(diakses pada 10 April 2016)

http://www.kumpulanmisteri.com/2015/05/inilah-rincian-hukum-meninggalkan.html (diakses pada 10


April 2016)

Anda mungkin juga menyukai