Anda di halaman 1dari 5

SEJARAH PERINTAH SHOLAT DAN MAKNANYA

Shalat menurut arti bahasa adalah doa atau doa meminta kebaikan. Hal ini
telah disebut dalam firman Allah SWT, Q.S. At-Taubah (9): 103,
 ‫ك َس َكنٌ لَّ ُه ْم ۗ َوهّٰللا ُ َس ِم ْي ٌع َعلِيْم‬
َ ‫ص ٰلو َت‬ َ ‫ص َد َق ًة ُت َط ِّه ُر ُه ْم َو ُت َز ِّكي ِْه ْم ِب َها َو‬
َ َّ‫ص ِّل َعلَي ِْه ْم ۗ اِن‬ َ ‫مِنْ اَ ْم َوال ِِه ْم‬
“Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan
mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu
(menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar,
Maha Mengetahui.”(Q.S. At-Taubah (9): 103)
Maksud dari kata as-salah di sini ialah doa. Kata shalat merupakan bentuk
isim yang menempati kolom masdar dari susunan kata salla – yusalli. Secara
etimologi, kata shalat berarti doa.

Makna Shalat
Shalat atau shalawat juga bermakna doa atau mendoakan. Dapat dibedakan
jika salawat itu dari dua sumber. Pertama, Allah SWT berarti rahmat atau
memberi rahmat. Namun, jika salawat itu dari malaikat atau dari manusia
berarti doa atau mendoakan agar di berikan rahmat oleh-Nya. Ketika 
menemui bahwa Allah dan malaikat bersalawat, berarti Allah tengah
memberi rahmat dan malaikat mendoakan agar manusia memperoleh
rahmat. Seperti halnya salawat untuk Nabi, Allah berfirman,
ۤ ‫هّٰللا‬
َ ‫صلُّ ْو َن َع َلى ال َّن ِب ۗيِّ ٰ ٓيا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْوا‬
‫صلُّ ْوا َع َل ْي ِه َو َسلِّم ُْوا َتسْ لِ ْيمًا‬ َ ‫– اِنَّ َ َو َم ٰل ِٕى َك َت ٗه ُي‬
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai
orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah
salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”(Q.S.Al-Ahzab [33]: 56)
‫ْن َر ِح ْيمًا‬7َ ‫ان ِب ْالم ُْؤ ِم ِني‬ ُّ ‫صلِّيْ َعلَ ْي ُك ْم َو َم ٰۤل ِٕى َك ُت ٗه لِي ُْخر َج ُك ْم م َِّن‬
ِ ‫الظلُ ٰم‬
َ ‫ت ِالَى ال ُّن ْو ۗ ِر َو َك‬ َ ‫ه َُو الَّذِيْ ُي‬
ِ
“Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan para malaikat-Nya
(memohonkan ampunan untukmu), agar Dia mengeluarkan kamu dari
kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan Dia Maha Penyayang kepada
orang-orang yang beriman”.(Q.S.Ahza>b [33]: 43)

Shalat juga bermakna doa karena penamaan ibadah yang satu ini (shalat)
dinamakan dengan sesuatu yang mendominasi yaitu bacan-bacan do’a yang
terlafal dalam shalat. Wahbah menjelaskan secara istilah tentang shalat,
yaitu merupakan perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan
diakhiri dengan salam dengan syarat-syarat tertentu.

Mendirikan shalat ialah menyempurnakan ruku’, sujud, tilawah (bacaan),


khusyu’, dan menghadapkan shalat dengan sesempurnanya. Sedangkan
Imam Qatadah menjelaskan bahwa mendirikan shalat berarti tetap dalam
memelihara waktu-waktunya, wudhunya, ruku’ dan sujudnya.

Hasbi Ash-Shiddiqy mengambil penjelasan dari kedua ta’rif di atas dengan


mengumpulkan batasan-batasan shalat. Ia menjelaskan bahwa shalat
merupakan perbuatan memelihara waktu-waktunya, menyempurnakan
wudhu’nya, dan melaksanakannya dengan sesempurnanya (sempurna
berdiri, ruku’, iktidal, sujud, tasyahud, doa dan sempurna khusyu’, kehadiran
hati, takut dan mencakup sempurna segala adabnya).

Shalat sering kali disebutkan dalam Al-Qur’an. Hal ini menunjukkan betapa
pentingnya kedudukan shalat dalam kehidupan. Bahkan penyebutan kata
shalat, biasanya dikaitkan dengan para nabi terdulu. Misalnya, doa Nabi
Ibrahim a.s yang kisahnya tertulis dalam Al-Qur’an, sikap nabi Ismail a.s.
yang menyuruh kelurganya untuk melaksanakan shalat agar Allah
meridhainya; dan ketika Allah memerintahkan Nabi Musa a.s. untuk
mendirikan shalat, Allah berfirman dalam Q.S.Taha (20): 13-14,
ْ‫ ِا َّنن ِْٓي اَ َنا هّٰللا ُ آَل ا ِٰل َه ِاآَّل اَ َن ۠ا َفاعْ ب ُْدن ِۙيْ َواَق ِِم الص َّٰلو َة لِذ ِْك ِري‬-‫ك َفاسْ َتمِعْ لِ َما ي ُْو ٰحى‬ ْ ‫َواَ َنا‬
َ ‫اخ َترْ ُت‬
“Dan Aku telah memilih engkau, maka dengarkanlah apa yang akan
diwahyukan (kepadamu).Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku,
maka sembahlah Aku dan laksanakanlah shalat untuk mengingat
Aku.”(Q.S.Taha (20): 13-14).
Menurut Sayyid Qutb dalam tafsirnya Fi Zhilal Al-Qur’an, ia menjelaskan
bahwa nilai shalat dalam diri Nabi Musa a.s. mencerminkan hubungan
langsung antara  sesuatu yang lemah, tanpa daya dengan yang Maha Besar
dan Maha Kuat. Maka shalat termasuk salah satu bentuk pendekatan diri
kepada Allah SWT, menguatkan jiwa dan keinginan semata karena
keagungan-Nya. Sang Khaliq telah memberikan waktu kepada tiap-tiap
manusia selama 24 jam dalam satu hari. Selama itulah manusia
mengerjakan kepatuhan dan ketundukan yang diperintahkan oleh-Nya
dengan segala aktivitasnya masing-masing.

Di sisi lain, Allah menyisipkan beberapa waktu penting kepada manusia


sebagai tempat mengadu dan mengeluh setelah melakukan aktivitas dunia.
Dengan shalat, manusia dapat mengistirahatkan diri dan ketenangan jiwanya
setelah melakukan kesibukan dalam menghadapi berbagai aktivitas dunia.
Dengan begitu pula, setiap manusia mendapat pengakuan aqidah di antara
masyarakat hingga berimplikasi pada persatuan dan kesatuan ummat.

Shalat merupakan waktu pilihan saat pelimpahan karunia dan kecintaan


yang menetes dari sumber yang tak kunjung kering. Di sisi lain, shalat
menjadi kunci kekayaan yang melimpah dan amat banyak bagi pelaksana-
nya. Shalat juga termasuk titik tolak dari dunia yang kecil dan terbatas. Ia
bagaikan ruh, salju dan naungan pada saat jiwa sedang panas. Shalat
merupakan sentuhan kasih sayang terhadap hati yang letih. Karena itulah,
ketika Nabi Muhammad saw tengah mengalami berbagai kesulitan dan
persoalan, beliau segera melakukan shalat. Dengan shalat, kecemasan
dalam diri seseorang dapat menghilang karena di dalam shalat terdapat
gerak yang berproses. Perubahan gerak inilah yang membebaskan tubuh
secara alam dari berbagai tekanan.

Shalat merupakan salah satu cabang ibadah wajib yang disyariatkan oleh
Islam.
ِ ‫ َو‬،ِّ‫ ْال َحج‬:‫ ٌل‬7‫ا َل َر ُج‬77‫ َو ْال َح ِّج َف َق‬،‫ان‬
‫ َي ِام‬7‫ص‬ َ 7‫ض‬
َ ‫ َي ِام َر َم‬7‫ص‬ ّ ‫ َوإِ َق ِام ال‬،ُ‫ َعلَى أَنْ ي َُوحَّ َد هللا‬.‫اإلسْ الَ ُم َعلَى َخ ْم َس ٍة‬
ِ ‫ َو‬،ِ‫اة‬77‫ا ِء ال ّز َك‬77‫ َوإِي َت‬،ِ‫صالَة‬ ِ ‫ُبن َِي‬
‫صلَّى هللا َُعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم (رواه مسلم‬ ِ ‫ ه َك َذا َسمِعْ ُت ُه مِنْ َرس ُْو ِل‬.‫ان َو ْال َح ِّج‬
َ ‫هللا‬ َ ‫ض‬َ ‫ صِ َي ِام َر َم‬.َ‫ان؟ َقا َل ال‬
َ ‫ض‬َ ‫َر َم‬
Artinya: “Islam dibangun di atas lima hal; di atas mengesakan Allah,
mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan dan
beribadah haji”.Kemudian seseorang bertanya : “beribadah haji dan
berpuasa di bulan Ramadhan?” Ibnu Umar ra menjawab : “Bukan, berpuasa
di bulan Ramadhan dan beribadah Haji”. Demikianlah yang aku dengar dari
Rasulullah saw.”(HR. Imam Muslim).

Shalat berasal dari bahasa Arab atau bahasa Al-Qur’an yang memiliki
beberapa pengertian, ialah 1) Sembahyang ini lazim dikenal walaupun kata
sembah yang sebenarnya tidak cocok atau kurang tepat. 2) Salawat, ialah
salawat dan salam kepada Nabi yang biasa diucapkan terutama dalam shalat
di kala membaca tahiyyat atau tasyahud. 3) Doa, seperti shalat jenazah,
shalat di situ berarti doa untuk jenazah, sebab shalat itu tanpa rukuk dan
sujud.

Pengertian shalat secara istilah ialah perkataan dan perbuatan tertentu yang
dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Hasbi ash-
Shidiqy mengklasifikasi pengertian shalat menjadi dua bagian. Pertama
pengertian secara lahir, sebagaimana penjelasan pada umumnya,  yaitu
ucapan dan perbuatan tertentu diawali dengan takbir dan diakhiri dengan
salam. Kedua pengertian secara hakikat, ialah menghadap kepada Allah
dengan menumbuhkan rasa kebesaran dan keagungan-Nya dengan penuh
kekhusyu’an dan keikhlasan baik dalam perkataan maupun perbuatan pada
poin pertama.

Shalat juga termasuk salah satu bentuk kepatuhan dan ketundukan


seseorang kepada agamanya. Setiap umat manusia yang beragama memiliki
ritual tertentu melaksanakan ibadah. Ibadah yang dimaksud ialah ibadah
sebagai bentuk ucapan atau terimakasih kepada Tuhan-nya mereka. Maka
dari itu, solat merupakan salah satu ibadah yang wajib dilaksanakan karena
shalat termasuk kategori ibadah khusus atau ibadah mahdah. Di sisi lain,
ibadah shalat ini merupakan salah satu perintah yang mana malaikat Jibril
a.s diperintahkan langsung oleh Allah untuk menjemput Nabi Muhammad
saw agar bertemu menghadap Allah.

Sumber : https://www.republika.co.id/berita/qcqbj1366/sejarah-perintah-
sholat-dan-maknanya.
TUGAS UJIAN PRAKTEK
BAHASA INDONESIA

MTS. AL HUDA
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

SEJARAH PERINTAH SHOLAT DAN MAKNANYA

NAMA : SHAILA SARI


KELAS : 9.2

Anda mungkin juga menyukai