Anda di halaman 1dari 11

A.

   PENGERTIAN SHOLAWAT
Sholawat menurut bahasa ialah ada dua makna yakni do’a atau mendoakan agar diberkahi,
adapun yang kedua ialah beribadah kepada Allah SWT semata-mata untuk mencari ridoNya.
Sebagaimana firman Allah dalam surat at-Taubah ayat 103

‫صالَتَكَ َس َك ٌن لَّهُ ْم َوهّللا ُ َس ِمي ٌع َعلِي ٌم‬ َ ‫ُخ ْذ ِم ْن َأ ْم َوالِ ِه ْم‬


َ ‫ص َدقَةً تُطَهِّ ُرهُ ْم َوتُزَ ِّكي ِهم بِهَا َو‬
َ ‫ص ِّل َعلَ ْي ِه ْم ِإ َّن‬
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.

Adapun menurut istilah sholawat merupakan puji-pujian yang ditujukan kepada baginda
Rasulullah saw, sesuai dengan firman Allah SWT yang tercantum dalam surat al-Ahzab ayat 56

َ ‫صلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ َآ َمنُوا‬


‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِي ًما‬ َ ُ‫ِإ َّن هَّللا َ َو َماَل ِئ َكتَهُ ي‬
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-
orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya”.

Al-Hafizh ibn Katsir menyatakan dalam Tafsirnya, maksud dari ayat ini adalah hamba
Allah SWT mengabarkan kepada para hamba-Nya mengenai kedudukan hamba dan Nabi-Nya di
sisi-Nya dihadapan penghuni alam atas (langit). Bahwa Dia memuji-mujinya dihadapan para
malaikat yang didekatkan dan bahwa para malaikat juga bersholawat kepada beliau. Kemudian
Allah SWT memerintahkan penghuni alam bawah (bumi) untuk mengucapkan sholawat dan
taslim kepada beliau, sehingga berkumpullah pujian dari penghuni kedua alam tersebut
seluruhnya kepada beliau.
“Dengan ayat ini Allah memuliakan Rasul-Nya baik semasa hidup maupun setelah beliau
wafat, disebutkan pula kedudukan beliau; selain itu dengan ayat ini pula Allah membersihkan
seluruh kesalahan diri dan keluarga beliau. Sehingga, makna shalawat Allah atas beliau adalah
rahmat dan ridha-Nya, adapun shalawat dari malaikat adalah do’a dan istighfar, sedangakan
shalawat dari umatnya adalah do’a dan menghormati serta mengagungkan perintahnya”, ungkap
Imam al-Qurthuby dalam tafsirnya
Tentang makna sholawat menurut Imam Bukhari dalam shohihnya “abul ‘Aliyah berkata
sholawat Allah kepada beliau adalah pujian-Nya kepada beliau dihadapan para malaikat. Adapun
sholawat para malaikat kepada beliau adalah bermakna do’a.
Adapun diantara hadits-hadits yang mensyari’atkan perintah untuk bersholawat kepada
Rasulullah adalah sebagai berikut:
Dari Abu Hurairah bersabda: “ Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian
kunuran, dan jangnalah kalian menjadikan kunuranku sebagai tempat perayaan, bersholawatlah
kepadaku karena sesungguhnya ucapan sholawat kalian akan sampai kepadaku dimanapun
kalaian berada”. (HR. Abu Daud) dengan sanad Hasan

B.     DALIL YANG MENSYARI’ATKAN BERSHOLAWAT


Diantara hak Nabi yang disyari’atkan Allah  atas umatnya adalah agar mereka
mengucapkan shalawat dan salam untuk beliau. Alllah dan para malaikatNya telah bershalawat
kepada beliau dan Allah  memerintahkan kepada hamba-Nya agar mengucapkan shalawat dan
taslim (mengucapkan salam) kepada beliau.
Allah berfirman :

َ ‫صلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ َآ َمنُوا‬


‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِي ًما‬ َ ُ‫ِإ َّن هَّللا َ َو َماَل ِئ َكتَهُ ي‬

 “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi . Hai orang-orang


yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya .”(al-Ahzab : 56)

Ibnu Abi Hatim, Abu Syaikh dan Ibnu Marduwaih telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas
bahwa bani isroil berkata kepada Musa  “Apakah Robbmu bershalawat kepadamu?” Maka Allah
berseru kepada Musa, “Wahai Musa jika mereka bertanya kepadamu apakah Robbmu
bershalawat kepadamu, maka katakanlah ya!Aku dan para malaikatKu bershalawat kepada Nabi-
Nabi dan Rasul-Rasul-Ku”. Maka turunlah kepada Rasulullah  ayat ini
Bahwasannya Allah telah mengagungkan Rasul-Nya, di dunia berupa ditinggikannya
nama beliau dan tampak jelas agama yang dibawanya di muka bumi dan langgengnya
pengamalan syari’at Allah yang dibawanya. Sedangkan di akhirat ialah berupa syafa’at beliau
bagi umatnya, besarnya ganjaran baginya, mendapat tempat yang terpuji.
Sesungguhnya Allah mengabarkan bahwa dia bershalawat kepada hamba-hamba-Nya
yang beriman di dalam  firman-Nya:

ُّ َ‫صلِّي َعلَ ْي ُك ْم َو َماَل ِئ َكتُهُ لِي ُْخ ِر َج ُكم ِّمن‬


ِ ‫الظلُ َما‬
‫ت‬ ِ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ْاذ ُكرُوا هَّللا َ ِذ ْكراً َكثِيراً َو َسبِّحُوهُ بُ ْك َرةً َوَأ‬
َ ُ‫صيالً ه َُو الَّ ِذي ي‬
ً ‫ور َو َكانَ بِ ْال ُمْؤ ِمنِينَ َر ِحيما‬
ِ ُّ‫ِإلَى الن‬

“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang
sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang.Dialah yang
memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia
mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang).Dan adalah Dia Maha
Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” (al-Ahzab : 41-43)

Di dalam hadits disebutkan :


ِ ْ‫صلُّوْ نَ َعلَى َميَا ِم ِن الصُّ فُو‬
‫ف‬ َ ُ‫ِإ َّن هللاَ َو َماَل ِئ َكتَهُ ي‬

“Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya bershalawat kepada orang-orang yang


berada di shaff (barisan ) sebelah kanan.”
Hadits lain, Imam Ahmad meriwayatkan bahwa ‘Ashim bin ‘Ubaidillah berkata, aku
mendengar  ‘Abdullah bin Abi Robi’ah bercerita, bahwa ayahnya berkata, aku mendengar
Rosulullah bersabda:

‫من صلى عل ّي صالة لم تزل المالئكة تصلي عليه ما صلى علي فليقل عبد من ذلك أو أكثر‬
“Barang siapa yang bersholawat kepadaku satu sholawat, niscaya para malaikat akan
bersholawat kepadanya selama dia bersholawat kepadaku, maka seorang hamba berbuat itu
sedikit ataupun banyak.”
Dalam hadits yang lain juga disebutkan:
‫البخيل من ذكرت عنده فلم يصل علي‬
“Orang yang pelit adalah orang yang aku disebut di sisinya dan dia tidak bersholawat
kepadaku.” [HR.Tirmidzi no.3891 dari hadits Sulaiman bin Bilal, kemudian dia berkata: hadits
ini ghorib shohih]

C.     CARA BERSHOLAWAT YANG BENAR DAN HUKUM MEMBACANYA


Bersholawat kepada Nabi Muhammad  SAW merupakan salah satu ibadah yang sangat
agung. Ia termasuk dalam amalan-amalan ringan yang sangat besar pahala dan keutamaannya.
Seorang muslim yang setia dan mencintai Nabi shallallahu alaihi wasallam dengan baik dan
benar akan senantiasa memperbanyak sholawat dan salam kepada beliau sesuai dengan bacaan
yang diajarkan dan dicontohkan oleh beliau. Untuk mengetahui bagaimana cara bershalawat
yang benar kepada Nabi akan diuraiakn sebagai berikut:

Pertama: Nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang ketika nama tersebut disebut maka kita
dianjurkan untuk membaca salawat, adalah semua nama dan gelar beliau, termasuk kun-yah
beliau (nama lain yang diawali dengan “Abu” atau “Ummu”). Seperti: Nabi, Rasul, Rasulullah,
Muhammad, Abul Qasim (kun-yah beliau), Nabiyullah, atau yang lainnya.

Kedua: Cara salawat yang benar adalah dengan mengikuti cara Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Namun, ada beberapa keadaan yang menyebabkan bersalawat menjadi wajib atau
sunnah, di antaranya:
a. Ketika tasyahud akhir: wajib untuk bersalawat.
b. Ketika dalam majelis (berkumpulnya beberapa orang untuk mengobrol): wajib untuk
bersalawat, menurut sebagian ulama.
c. Ketika hari Jumat: dianjurkan memperbanyak salawat.
d. Seusai mendengar azan: dianjurkan untuk bersalawat.
e. Ketika berdoa: dianjurkan untuk mengawalinya atau mengakhirinya dengan salawat.

Ketiga: Lafal salawat, yang paling ringkas dan sesuai sunnah, disebutkan dalam hadis riwayat
Bukhari dan Muslim, “Dari Ka’ab bin Ujrah radhiallahu ‘anhu, bahwa para sahabat pernah
bertanya, ‘Wahai Rasulullah, kami telah memahami tata cara memberi salam kepada Anda, lalu
bagaimana cara memberi salawat kepada Anda?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‘Ucapkanlah,

‫آل‬ِ ‫ َو َعلَى‬، ‫•ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد‬ ِ •َ‫ اللَّهُ َّم ب‬، ‫ك َح ِمي • ٌد َم ِجي • ٌد‬ َ َّ‫ ِإن‬، ‫ص •لَّيْتَ َعلَى آ ِل ِإ ْب• َرا ِهي َم‬ َ ‫اللَّهُ َّم‬
َ ‫ َك َم••ا‬، ‫ َو َعلَى آ ِل ُم َح َّم ٍد‬، ‫ص• ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد‬
َ َّ‫ ِإن‬، ‫ار ْكتَ َعلَى آ ِل ِإب َْرا ِهي َم‬
‫ك َح ِمي ٌد َم ِجي ٌد‬ َ َ‫ َك َما ب‬، ‫”’ ُم َح َّم ٍد‬

Keterangan:
a. Salawat ini disebut dengan “salawat ibrahimiyah”.
b. Ini adalah salawat terbaik karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengajarkannya
sendiri kepada para sahabat.

HUKUM BERSHALAWAT
Para ulama’ telah sepakat menetapkan hukum bershalawat kepada Nabi Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam  adalah wajib pada keseluruhannya, tetapi mereka tidak sepakat
(ijma’) tentang kapankah saat wajib bershalawat dan berapakah bilangannya, di antaranya:
1. Wajib bershalawat dalam masa mengerjakan shalat.
2. Membaca tasyahud (tahiyyat).
3. Membaca tasyahud kedua/tahiyyat akhir.
4. Setiap kali menyebut, mendengar atau menulis nama Nabi Muhammad Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam , ganti namanya atau pangkat kerasulan dan kenabian Baginda Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam .

D.    FAEDAH DAN KEUTAMAAN SHALAWAT KEPADA RASULULLAH


Sungguh, setiap apa yang Allah perintahkan sudah sangat pasti Allah  persiapkan pula
pahala bagi siapa yang mengamalkannya. Adapun keutamaan dan faedah shalawat kepada
Rasulullah diantaranya:
1.    Menjalankan perintah Allah.
Sebab, Allah Ta’ala telah berfirman :

َ ‫آ َمنُوا‬  ‫صلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي يَا َأيُّهَا الَّ ِذين‬


‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِيما‬ َ ُ‫ِإ َّن هّللا َ َو َماَل ِئ َكتَهُ ي‬
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi    Hai orang-orang
yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya.” (al-Ahzab : 56)
Oleh karenanya, orang-orang yang bershalawat kepada Nabi  berarti telah mentaati perintah
Allah .
2. Allah juga bershalawat kepada Rasulullah.
3.  Para malaikat juga bershalawat kepada Rasulullah.
4.  Mendapatkan sepuluh shalawat dari Allah untuk setiap kali satu shalawat kepada
Rasulullah.

‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َع ْشرًا‬ َّ َ‫صلَّى َعل‬


َ ً‫ي َوا ِح َدة‬ َ َ‫ق‬ r ِ‫ع َْن َأبِي هُ َر ْي َرةَ َأ َّن َرسُوْ َل هللا‬
َ ‫ال َم ْن‬

“Dari abu hurairah bahwasannya Rasulullah  bersabda: barang siapa yang bershalawat


kepadaku satu kali, niscaya Allah akan bershalawat  kepadannya  sepuluh kali.”

5. Diangkat baginya sepuluh derajat, dan dihapus darinya sepuluh keburukan.

ْ َّ‫ت َوحُط‬
ُ‫ت َع ْنه‬ َ ‫صلَّي هللاُ َعلَ ْي ِه َع ْش َر‬
ٍ ‫صلَ َوا‬ َ ً‫اح َدة‬
ِ ‫صاَل ةً َو‬ َّ َ‫صلَّى َعل‬
َ ‫ي‬ َ ‫ َم ْن‬ : ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَ َم‬
َ ِ‫ك قَا َل قَا َل َرسُوْ ُل هللا‬ ٍ ِ‫َأنَسُ بْنُ َمال‬
ٍ ‫ت لَهُ َع ْش َر َد َر َجا‬
‫ت‬ ٍ ‫َع ْش َر خَ ِطيَْئا‬
ْ ‫ت َو ُرفِ َع‬

“Abas bin malik berkata, telah bersabda Rasulullah r baranga siapa yang bershalawat
kepadaku satu kali, niscaya Allah akan bershalawat kepadanya  sepuluh kali dan dihapus
darinya sepuluh kesalahan, diangkat baginya sepuluh derajat.”(HR. an-Nasa’i)
6. Ditulis baginya sepuluh kebaikan

‫َب هللاُ َع َّز َو َج َّل لَهُ بِهَا َع ْش َر َحسنات‬ ِ ‫صلَّى َعلَي ُم َّرةً َو‬
َ ‫اح َدةً َكت‬ َ ِ‫ع َْن َأبِ ْي هُ َر ْي َرةَ قَا َل قَا َل َرسُوْ ُل هللا‬
َ ‫ َم ْن‬ :‫ َو َسلَّ ْم‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَيْه‬
Dari Abu Hurairah Rasulullah bersabda :“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali,
niscaya Allah menulis baginya sepuluh kebaikan.”  (HR. Ahmad)
7.  Shalawat merupakan sebab mendapatkan syafaat Rasulullah

َ ‫ال اَللَّهُ َّم َأ ْن ِز ْلهُ ْال َم ْق َع َد ْال ُمقَ••ر‬


‫َّب‬ َ ‫ َم ْن‬ :‫قَا َل‬ ,r ِ‫ي َأ َّن َرسُوْ َل هللا‬
َ َ‫صلَّى َعلَى ُم َح َّم ٍد َوق‬ ِّ ‫ار‬
ِ ‫ص‬َ ‫ت اََأْل ْن‬
ِ ِ‫ع َْن ُر َو ْيفِ ِع ْب ِن ثَاب‬
ْ َ‫ك يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َو َجب‬
‫ت لَهُ َشفَا َعتِ ْي‬ َ ‫ِع ْن َد‬

Dari Ruwaifi’ bin tsabit al-anshari bahwasannya Rasulullah rbersabda :“Barangsiapa yang


bershalawat kepada Muhammad dan berkata “Allahumma anzilhul maq’adal muqorrob
‘indaka yaumal qiyamah (ya Allah berilah dia kedudukan yang dekat denganmu di hari
kiamat)” maka wajib baginya mendapatkan syafa’atku.”
8. Shalawat merupakan sebab diampuninya dosa.  
9. Menjadikan seorang hamba dekat dengan beliau  pada hari kiamat.

ً‫صاَل ة‬ َّ َ‫اس بِ ْي يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َأ ْكثَ ُرهُ ْم َعل‬


َ ‫ي‬ ِ َّ‫َأوْ لَى الن‬ : ‫قَا َل‬ r ِ‫ع َْن َع ْب ِد هللاِ ْب ِن َم ْسعُوْ ٍد َأ َّن َرسُوْ َل هللا‬
Dari abdullah bin mas’ud, bahwasannya Rasulullah rbersabda :“Manusia yang paling utama
denganku pada hari kiamat adalah yang paling banyak bershalawat kepadaku.”
10. Shalawat merupakan sebab Allah akan memberikan seorang hamba apa yang dia
inginkan.
11. Menjadi sebab terpenuhinya segala kebutuhan.
12. Shalawat menjadi sebab seseorang memperoleh  shalawat dari Allah dan para malaikat-
Nya. (Al-ahzab : 43)

‫صاَل ةً فَ ْليُقِ َّل َعبْ•• ٌد‬


َ َ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َماَل ِئ َكتُهُ َس ْب ِع ْين‬ َ  r ِ‫صلَّى َعلَى َرسُوْ ِل هللا‬
َ ً‫صاَل ة‬ َ ‫َع ْب ُد هللاِ ْب ِن َع ْم ٍرو يَقُوْ ُل َم ْن‬
ْ‫ِم ْن َذلِكَ َأوْ لِيُ ْكثِر‬

“Abdullah bin ‘amru berkata, barangsiapa yang bershalawat kepada Rasulullahr satu kali,
niscaya Allah dan para malaikat-Nya akan bershalawat kepadanya tujuh puluh kali.”
13. Ia merupakan pensuci dan pembersih bagi orang yang bershalawat.
14.  Shalawat merupakan sebab kabar gembira seorang hamba dengan surga sebelum dia
wafat.
15.  Menjadi sebab selamat dari malapetaka pada hari kiamat.
16. Menjadi sebab baiknya sebuah majlis.
17. Menjadi sebab seorang hamba ingat terhadap apa yang dia sedang lupa.
18. Dengan bershalawat menjadikan sebab hilangnya kefaqiran.
19. Menghilangkan sifat bakhil dalam diri seorang hamba.
20. Merupakan pensukses do’a, dan menjadi hina jika ditinggalkan dalam do’a.
21. Menempatkan pelakunya ke jalan surga, dan melemparkan orang yang meninggalkannya
dari jalan surga.
22. Menyelamatkan dari buruknya majlis yang tidak menyebut di dalamnya nam Allah.
23. Menjadi sebab sempurnanya kalam yang dimulai dengan pujian kepada Allah dan
shalawat kepada Rasul-Nya.
24. Menjadi penerang seorang hamba tatkala berada di atas shiroth.
25. Mengeluarkan seorang hamba dari kerasnya hati.
26. Menjadi sebab langgengnya pujian Allah terhadap orang yang bershalawat diantara para
penghuni langit dan bumi.
27.  Menjadi sebab meraih rahmat Allah.
28. Menjadikan sebab kekalnya cinta kepada Rasululllah dan terus menambah cinta tersebut.
BAB III
PENUTUP

1.  KESIMPULAN
Sholawat menurut bahasa ialah ada dua makna yakni do’a atau mendoakan agar
diberkahi, adapun yang kedua ialah beribadah kepada Allah SWT semata-mata untuk
mencari ridoNya
Dalil yang mensyari’atkan bersholawat
َ ‫صلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ َآ َمنُوا‬
‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِي ًما‬ َ ُ‫ِإ َّن هَّللا َ َو َماَل ِئ َكتَهُ ي‬

 “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi . Hai orang-


orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya .”(al-Ahzab : 56)
Serta hadits yang berbunyi
‫من صلى عل ّي صالة لم تزل المالئكة تصلي عليه ما صلى علي فليقل عبد من ذلك أو أكثر‬
“Barang siapa yang bersholawat kepadaku satu sholawat, niscaya para malaikat akan
bersholawat kepadanya selama dia bersholawat kepadaku, maka seorang hamba berbuat itu
sedikit ataupun banyak.”
Hukum  membaca sholawat ialah
1)      Wajib bershalawat dalam masa mengerjakan shalat.
2)      Membaca tasyahud (tahiyyat).
3)      Membaca tasyahud kedua/tahiyyat akhir.
4)      Setiap kali menyebut, mendengar atau menulis nama Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam , ganti namanya atau pangkat kerasulan dan kenabian Baginda Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam .
Faedah dan keutamaan shalawat kepada rasulullah ialah
1)      Menjalankan perintah Allah.
2)      Allah juga bershalawat kepada Rasulullah.
3)      Para malaikat juga bershalawat kepada Rasulullah.
4)      Mendapatkan sepuluh shalawat dari Allah untuk setiap kali satu shalawat kepada
Rasulullah
5)      Diangkat baginya sepuluh derajat, dan dihapus darinya sepuluh keburukan
6)      Shalawat merupakan sebab diampuninya dosa.  
7)      Menjadikan seorang hamba dekat dengan beliau  pada hari kiamat
8)      Dan masih banyak lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Bahstul Masail PCNU Jember, Tim. 2008. Membongkar Kebohongan Buku “mantan kiai NU
menggugat sholawat & dzikir syirik (H. Mahrus Ali). Jember: Khalista
Abu Mu’awiyah, Hammad. 2007. Studi Kritis Perayaan Maulid Nabi. Gowa: Maktabah al-
Tsariyah.
 Ali, Mahrus. 2007. Mantan kiai NU menggugat sholawat & dzikir syirik. Surabaya: Laa
Tasyuki.

[1] Abu Mu’awiyah, Hammad. Studi Kritis Perayaan Maulid Nabi. Maktabah al-Tsariyah.


Gowa. 2007. Hlm 138
[2] Abu Mu’awiyah, Hammad. Studi Kritis Perayaan Maulid Nabi. Maktabah al-Tsariyah.
Gowa. 2007. Hlm 139

Anda mungkin juga menyukai