Anda di halaman 1dari 5

1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

ANJURAN MENAMBAH KEBAIKAN DI AKHIR UMUR 1


Bab 12

Menganjurkan Untuk Menambah-nambah Kebaikan
Pada Akhir-akhir Umur

Allah Ta'ala berfirman:
.>. _.>,L`.. !.. !.`. !.>,> _.-. !>l.. .s _ !.
`_.-. `.l. .,.-. !. `,... , . ,.. `..l>. `,...l ... !.
_..l.Lll . ...
37. Dan mereka berteriak di dalam neraka itu : "Ya Tuhan kami,
keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan
dengan yang Telah kami kerjakan". dan apakah kami tidak memanjangkan
umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir,
dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? Maka
rasakanlah (azab kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang
penolongpun.(Fathir: 37)
Ibnu Abbas serta para muhaqqiq - ahli penyelidik agama -mengatakan
bahwa artinya umur cukup itu ialah: Bukankah Kami telah memberikan
padamu semua umur sampai enampuluh tahun. Penegasan ini dikuatkan pula
oleh Hadis yang akan kami sebutkan di belakang Insya Allah. Diterangkan pula
oleh ulama-ulama yang lain bahwa maknanya itu ialah delapanbelas tahun.
Ada pula yang mengatakan empatpuluh tahun. Keterangan ini diucapkan oleh
Al-hasan, Alkalbi dan Masruq, juga dikutip dari keterangan Ibnu Abbas yang
lain. Mereka itu mengutip pula bahwa para ahli Madinah, apabila seseorang
dari mereka itu telah mencapai umur empat puluh tahun, maka selalulah ia
menghabiskan waktunya untuk beribadat.
Ada pula yang mengatakan bahwa umur cukup itu artinya ialah jikalau
telah baligh.
Adapun firman Allah Ta'ala yang artinya: "Telah pula datang padamu
semua seorang yang bertugas memberikan peringatan." Ibnu Abbas dan
Jumhur ulama mengatakan bahwa yang dimaksud itu ialah Nabi s.a.w. Ada
lagi yang menerangkan bahwa maksudnya itu ialah adanya uban. Ini
diucapkan oleh 'Ikrimah, Ibnu 'Uyainah dan lain-lainnya.
Wallahu a'lam.

1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

ANJURAN MENAMBAH KEBAIKAN DI AKHIR UMUR 2
Adapun Hadis-hadisnya ialah:

112. Pertama: Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya:
"Allah tetap menerima uzur - alasan - seseorang yang diakhirkan
ajalnya, sehingga ia berumur enampuluh tahun." (Riwayat Bukhari)
Para ulama berkata bahwa maknanya itu ialah Allah tidak akan
membiarkan-tidak menerima-uzur seseorang yang sudah berumur enampuluh
tahun itu, sebab telah dilambatkan oleh Allah sampai masa yang setua itu.
Dikatakan: Azarar rajulu: apabila ia sangat banyak mengemukakan
keuzurannya.

113. Kedua: Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: "Umar r.a.
memasukkan diriku
1[11]
dalam barisan sahabat-sahabat tua yang pernah
mengikuti perang Badar. Maka sebagian orang-orang tua itu seolah-olah ada
yang merasakan tidak enak dalam jiwanya, lalu berkata: "Mengapa orang ini
masuk beserta kita,sedangkan kita mempunyai anak-anak yang sebaya
umurnya dengan dia?" Umar kemudian menjawab: "Sebenarnya dia itu
sebagaimana yang engkau semua ketahui," - maksudnya bahwa Ibnu Abbas itu
diasuh dalam rumah kenabian dan ia adalah sumber ilmu pengetahuandan
berbagai pendapat yang tepat."
Selanjutnya pada suatu hari Umar memanggil saya, lalu memasukkan
saya bersama-sama dengan para orang tua di atas. Saya tidak mengerti
bahwa Umar memanggil saya pada hari itu, melainkan hanya untuk
memperlihatkan keadaan saya kepada mereka itu. Umar itu berkata:
"Bagaimanakah pendapat saudara-saudara mengenai firman Allah - yang
artinya: "Jikalau telah datang pertolongan Allah dan kemenangan." Maka
sebagian para sahabat tua-tua itu berkata: "Maksudnya ialah kita diperintah
supaya memuji kepada
Allah serta memohonkan pengampunan daripadaNya jikalau kita diberi
pertolongan serfa kemenangan." Sebagian mereka yang lain diam saja dan
tidak mengucapkan sepatah katapun. Umar lalu berkata kepadaku: "Adakah
demikian itu pula pendapatmu, hai Ibnu Abbas?" Saya lalu menjawab: "Tidak."
Umar bertanya lagi: "Jadi bagaimanakah pendapatmu?" Saya menjawab: "Itu
adalah menunjukkan tentang ajal Rasulullah s.a.w., Allah telah memberi
tahukan pada beliau tentang dekat tibanya ajal itu. Jadi Allah berfirman - yang
artinya: "Jikalau telah datang pertolongan dari Allah serta kemenangan,"
maka yang sedemikian itu adalah sebagai tanda datangnya ajalmu. Oleh
sebab itu maka memaha sucikanlah dengan mengucapkan puji-pujian kepada
Tuhanmu dan mohonlah pengampunan padaNya, sesungguhnya Allah adalah
Maha Penerima taubat."


1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

ANJURAN MENAMBAH KEBAIKAN DI AKHIR UMUR 3
Umar r.a. lalu berkata: "Memang, saya sendiri tidak mempunyai
pendapat selain daripada seperti apa yang telah engkau ucapkan itu."
(Riwayat Bukhari)

114. Ketiga: Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Tidaklah
Rasulullah s.a.w. bersembahyang sesuatu shalat setelah turunnya ayat: Idza
ja-a nashrullahi walfathu - Apabila telah tiba pertolongan dari Allah dan
kemenangan, melainkan dalam shalatnya itu selalu mengucapkan: Subhanaka
rabbana wa bihamdik. Allahummaghfirli - Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami
dan saya mengucapkan puji-pujian kepadaMu. Ya Allah berilah pengampunan
padaku." (Muttafaq 'alaih)
Dalam riwayat yang tertera dalam kedua kitab shahih - yakni Bukhari
dan Muslim, disebutkan dari Aisyah pula demikian:
"Rasulullah s.a.w. itu memperbanyakkan ucapannya dalam ruku' dan
sujudnya yaitu: Subhanakallahumma rabbana wa bihamdika, Allahummaghf'ir
Hi - Maha Suci Engkau ya Allah Tuhan kami dan saya mengucapkan puji-pujian
kepadaMu. Ya Allah, berikanlah pengampunan padaku," beliau mengamalkan
benar-benar apa-apa yang menjadi isi al-Quran.
Makna: Yata-awwalul Quran ialah mengamalkan apa-apa yang
diperintahkan pada beliau itu yang tersebut dalam al-Quran, yakni dalam
firman Allah Ta'ala: Fasabbih bihamdi rabbika wastaghfirhu, artinya: Maka
maha sucikanlah dengan mengucapkan puji-pujian kepada TuhanMu dan
mohonlah pengampunan kepadaNya.
Dalam riwayat Muslim disebutkan:
"Rasulullah s.a.w. itu memperbanyak ucapannya sebelum wafatnya,
yaitu: Subhanaka wa bihamdika, astaghfiruka wa atubu ilaik - Maha Suci
Engkau dan saya mengucapkan puji-pujian kepadaMu, saya mohon
pengampunan serta bertaubat kepadaMu.
Aisyah berkata: Saya berkata: "Hai Rasulullah, apakah artinya kalimat-
kalimat yang saya lihat Tuan baru mengucapkannya itu?" Beliau s.a.w.
bersabda: "Itu dijadikan sebagai alamat bagiku untuk ummatku, jikalau saya
telah melihat alamat tersebut. Itu saya ucapkan apabila telah datang
pertolongan dari Allah dan kemenangan." Beliau membaca surat an-Nashr itu
sampai selesai.
Dalam riwayat Muslim lainnya disebutkan:
"Rasulullah s.a.w. memperbanyakkan ucapan: Subhanallah wabihamdih,
astaghfirullah wa atubu ilaih - Maha Suci Allah dan saya mengucapkan puji-
pujian kepadaNya, saya mohon pengampunan serta bertaubat kepadaNya.
Aisyah berkata: Saya berkata: "Ya Rasulullah, saya lihat Tuan selalu
memperbanyak ucapan: Subhanallah wa bihamdih, astaghfirullah wa atubu
ilaih. Rasulullah s.a.w. lalu bersabda:
1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

ANJURAN MENAMBAH KEBAIKAN DI AKHIR UMUR 4
"Tuhanku telah memberitahukan kepadaku bahwasanya aku akan
melihat sesuatu alamat untuk ummatku. Jikalau saya melihatnya itu, maka
aku memperbanyakkan ucapan Subhanallah wa bihamdih astaghfirullah wa
atubu ilaih. Kini aku telah melihat alamat tersebut, yaitu jikalau telah datang
pertolongan Allah dan kemenangan yakni dengan dibebaskannya kota
Makkah. Dan engkau melihat para manusia masuk dalam agama Allah dengan
berduyun-duyun. Maka maha sucikanlah dengan mengucapkan puji-pujian
kepada Tuhanmu dan mohonlah pengampunan kepadaNya, sesungguhnya
Allah adalah Maha Penerima taubat."

116. Kelima: Dari Jabir r.a., katanya: "Nabi s.a.w. bersabda:
"Dibangkitkan setiap hamba itu - dari kuburnya, menurut apa yang ia mati
atasnya." (Riwayat Muslim)
Keterangan:
Hadis ini menyerukan setiap manusia muslim lagi mu'min agar
senantiasa berbuat kebaikan kepada siapapun, mengerjakan apa-apa yang
diridhai Allah, menetapi sunnah-sunnahnya Rasulullah s.a.w. dalam segala
waktu, tempat dan keadaan. Juga menyerukan supaya terus menerus memiliki
keikhlasan hati dalam mengamalkan segala hal semata-mata untuk Allah
Ta'ala jua, baik dalam ucapan ataupun perbuatan. Kepentingannya ialah agar
di saat kita ditemui oleh ajal, maka kematian kitapun menetapi keadaan
sebagaimana yang tersebut di atas itu, sehingga pada hari kita diba'ats atau
dibangunkan dari kubur nanti, keadaan kitapun sebagaimana halnya apa yang
kita tetapi sewaktu kita berada di dunia ini.
Semogalah kita memperoleh husnul-khatimah atau penghabisan yang
bagus dan terpuji.

115. Keempat: Dari Anas r.a., katanya: "Sesungguhnya Allah
'Azzawajallasenantiasa mengikutkan terus-sambung menyambung - dalam
menurunkan wahyu kepada Rasulullah s.a.w. sebelum wafatnya sehingga
beliau itu wafat, di situlah sebagian besar wahyu diturunkan." (Muttafaq 'alaih)




* Dikutip untuk keperluan tarbiyah dari Kitab Riyadhus Shalihin karya Imam Nawawi, oleh
Hilmi Mohammad Rabbani dkk
1001 TOPIK MENARIK DALAM AL-QUR'AN

ANJURAN MENAMBAH KEBAIKAN DI AKHIR UMUR 5

Anda mungkin juga menyukai