Jika seseorang tengah menghadapi sakaratul maut, maka hendaklah orang-orang yang
وت99 من كان آخر كالمه ال إله إال هللا عند الم،لقنوا موتا كم ال إله إال هللا
. وإن أصابه قبل ذلك ما أصابه،دخل الجنة يوما من الدهر
“Talqinilah orang-orang yang akan meninggal diantara kalian dengan kalimat
Laa Ilaaha Illallah (Tidah ada Ilah yang berhak diibadahi selain allah). Barang
siapa yang ucapan terakhirnya berupa kalimat Laa Ilaaha Illallah, pada saat akan
mati maka dia akan masuk surga pada suatu hari kelak, meskipun sebelum itu dia
من مات وهو يعلم أنه ال إله إال هللا دخل الجنة
"Barang siapa meninggal dunia sedang dia mengetahui (meyakini) bahwasanya
tidak ada Illah (yang berhak diibadahi selain Allah), maka dia akan masuk
surga."
maka dia masuk surga." ( HR. Muslim dan Ibnu Hibban) (Bab Jana’iz/34)
Keterangan :
1 Hal yang harus dihafalkan dan dipahami dalam mengurus jenazah menurut al-
Qur’an dan as-Sunnah.
Yang dimaksud dengan Talqin (menuntun) nya, bukannya menyebut/
dunia, tetapi yang dimaksudkan adalah menyuruh orang yang akan mati untuk
mengucapkan syahadat.
Yang menjadi dalil hal ini adalah hadits Anas RadhiAllahu ‘anha:
يا: ال9 فق، ار9اد رجال من االنص9لم ع9لى هللا عليه وس9أن رسول هللا ص
: ال99 فق، ال99 بل خ: أخال أم عم ؟ فقال: فقال، ال إله إال هللا: خال ! قل
نعم: لم99 ال إله إال هللا ؟ فقال النبي صلى هللا عليه وس: فخير لي أن أقول
) (رواه أحمد.
“Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menjenguk salah
seorang dari kaum Anshor seraya berkata, wahai paman ucapkanlah Laa Ilaaha
Illallah, maka orang tersebut bertanya, apakah paman dari pihak ibumu atau
ayahmu…? Beliau menjawab, paman dari pihak ibu, maka orang tersebut
bertanya, apaka akan lebih baik bagiku untuk mengucapkan Laa Ilaaha
yang baik, yang demikian itu didasarkan pada hadits Ummu Salamah
bersabda :
ون على99إن المالئكة يؤمن99 ف، فقولوا خيرا، إذا حضرتم المريض أو الميت
) (رواه مسلم.ما تقولون
2 Hal yang harus dihafalkan dan dipahami dalam mengurus jenazah menurut al-
Qur’an dan as-Sunnah.
“Jika kalian menjenguk orang yang sakit atau orang yang akan meninggal dunia,
،ره99 وقد شق بص، لمة99لم على أبي س99لى هللا عليه وس99ول هللا ص99دخل رس
اس من أهله999 فضج ن، روح إذا قبض تبعه البصر999 إن ال: ال999فأغمضه ثم ق
فان المالئكة يؤمنون على ما تقولون، ال تدعوا على أنفسكم إال بخير: فقال
واخلفه في،ديين99 وارفع درجته في المه، لمة99 اللهم اغفر البي س: ال99 ثم ق،
، بره99 وافسح له في ق، المين99 واغفر لنا وله يا رب الع، ابرين99عقبه في الغ
) (رواه مسلم. ونور له فيه
“Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menemui Abu Salamah yang
matanya masih dalam keadaan terbuka, lalu beliau memejamkannya dan kemudian
bersabda: Sesungguhnya Ruh itu jika dicabut akan diikuti oleh mata kemudian
sejumlah orang dari keluarganya ribut. Maka beliau bersabda: Janganlah kalian
mendo’akan diri kalian kecuali yang baik-baik saja. Karena sesungguhnya malaikat
mengamini apa yang kalian ucapakan, kemudian beliau berdo’a : Ya Allah berikanlah
beriakanlah ampunan kepada kami dan kepadanya, wahai Rab sekalain alam,
Jana’iz/41)
3 Hal yang harus dihafalkan dan dipahami dalam mengurus jenazah menurut al-
Qur’an dan as-Sunnah.
Dari Ummu Salamah RadhiAllahu ‘anha: Dimana dia bercerita, aku pernah
)ون99ره هللا (إنا هلل وإنا إليه راجع99ما من مسلم تصبه مصيبة فيقول ما أم
.يرا منها99يرا منها إال أخلف هللا له خ99تي وأخلف لي خ99اللهم اجرني في معيب
)(رواه مسلم
“Tidaklah dari seorang muslim mendapat suatu musibah lalu dia mengucapkan apa
yang Allah perintah kepadanya : ( Yaitu Ucapan ) sesungguhnya kami milik Allah
dan hanya kepadanya kami kembali, Ya Allah berilah kami pahala dalam musibahku
ini, dan berikanlah ganti kepadaku yang lebih baik darinya, melainkan Allah akan
memberikan pahala kepadanya dalam musibah tersebut serta memberi ganti yang
3. Hendaknya air yang digunakan untuk memandikan dicampur dengan daun bidara
atau yang lainnya yang bias dipergunakan untuk membersikan, misalnya sabun.
6. Menyisir rambutnya
4 Hal yang harus dihafalkan dan dipahami dalam mengurus jenazah menurut al-
Qur’an dan as-Sunnah.
7. Bagi jenazah wanita, rambutnya dibuat tiga kepang(dua pada bagian tanduk dan
8. Memulai dengan anggota tubuh sebelah kanan dan anggota-anggota tubuh yang
Yang menjadi dalil dalam hal tersebut diatas adalah hadits Ummu Athiya
فقال، ) ونحن نغسل ابنته (زينب، دخل علينا النبي صلى هللا عليه وسلم
إن رأيتن ذلك، ثر من ذلك99 أو أك، ) أو خمسا (أو سبعا، اغسلنها ثالثا:
يئا99 واجعلن في االخرة كافورا أو ش، ) نعم: وترا ؟ قال: قلت: (قالت،
: فألقى إلينا حقوه فقال، فلما فرغنا آذناه، فإذا فرغتن فآذني، من كافور
(وفي، )رون99طناها ثالثة (ق9 ومش:الت9 (ق، )ني إزاره9أشعرنها إياه (تع
قرنيها: عرها ثالثة أثالث999فرنا ش999لنه) (فض999نه ثم غس999 نقض:ة999رواي
دأن بـمـيامنها ومـواضع99 اب: وقـال لنا: (قـالت،)وناصيتها) وألقيناها
) (رواه البخاري و مسلم. )الوضوء منها
“Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menemui kami, sedang
kami kala itu tengah memandikan putrinya (Zainab). Lalu beliau bersabda,
mandiakanlah dia dengan tiga, lima atau tujuh kali atau lebih dari itu, jika
dipandang perlu maka pergunakan air dan daun bidara, Ummu Athiyah
buatlah diakhir mandinya itu tumbuhan kafur (kapur barus) atau sedikit darinya,
dan jika kalian sudah selesai memandiakan, kamipun memberitahu beliau, maka
beliau melemparkan kain kepada kami seraya berucap : pakaikanlah kain ini
sebagai penutup tubuhnya. Ummut Athiyah berkata, dan kami menyisirnya jadi
5 Hal yang harus dihafalkan dan dipahami dalam mengurus jenazah menurut al-
Qur’an dan as-Sunnah.
tiga kepang, dan dalan sebuag riwayat disebutkan : maka kami menguraikan
menjadi tiga kepang, dua tanduk bagian atas dan satu diubun-ubunnya. Dan kami
anggota tubuh yang kanan serta anggota-anggota wudhunya. (HR. Bukhori dan
9. Berdasarkan dalil hadits diatas tersebut maka, hendaklah orang laki-laki yang
wanita, kecuali bagi suami istri, (Inyaallah dalilnya akan dijelaskan lebih lanjut).
Yang menjadi dalil dalam hal tersebut diatas adalah Hadits Aisyah
، دري999 وهللا ما ن: الوا999لم ق999لى هللا عليه وس999لما أرادوا غسل النبي ص
أم، أنجرد رسول هللا صلى هللا عليه وسلم من ثيابه كما نجرد موتانا
) (رواه أبو داود.... نغلسه وعليه ثيابه ؟
“Ketika para sahabat hendak memandiakan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
mereka berkata : demi Allaah kita tidak tahu, apakah kita harus melepas pakaian
Yang menjadi dalil dalam hal tesebut diatas adalah Hadits Abdurrahman
bin Abi Sa’id Al-Khudry, dari ayahnya bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
6 Hal yang harus dihafalkan dan dipahami dalam mengurus jenazah menurut al-
Qur’an dan as-Sunnah.
َرْ َأ ِة َوال99و َر ِة ْال َم9
ْ 9رْ َأةُ ِإلَى َع99 ِل َوالَ ْال َم9و َر ِة ال َّر ُج9
ْ 9 ُل ِإلَى َع9 ُر ال َّر ُج9 ُالَ يَ ْنظ
رْ َأ ِة99رْ َأةُ ِإلَى ْال َم99ى ْال َم9 ض
ِ ب َواحِ ٍد َوالَ تُ ْف ٍ ضى ال َّر ُج ُل ِإلَى ال َّرج ُِل فِى ثَ ْو ِ يُ ْف
ِ ب ْال َو
) (رواه مسلم. اح ِد ِ فِى الثَّ ْو
“Hendaklah orang laki-laki tidak melihat aurat orang laki-laki dan orang
Yang menjadi dalil dalam hal tersebut adalah Hadits Aisyah RadhiAllohu
وأنا،رجع إلي رسـول هللا صـلى هللا عليه وسـلم من جـنازة بالبـقـيـع
اه ما99 بل انا وارأس: اه فـقال99 وارأس: ول99 وأق، أجد صداعا في رأسي
.ك99 ثم صليت عليك ودفنت، وكـفـنـتـك،ضرك لومت قبلي فـغـسلتك
)(رواه أحمد
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah pulang ke tempatku seusai
mengantar jenazah di makam Baqi’, lalu aku merasa kepalaku pusing, maka
akupun berkata: aduh kepalaku sakit, maka Nabi berkata: kepalaku juga terasa
pusing, jangan kuatir, seandainya engkau mati sebelumku, niscaya aku akan
7 Hal yang harus dihafalkan dan dipahami dalam mengurus jenazah menurut al-
Qur’an dan as-Sunnah.
13. Hendaklah bagi orang yang, memandikan jenazah berhati-hati jangan sampai
mematahkan tulangnya karena mematahkan tulang orang yang sudah mati sama
Yang menjadi dalil dari hal tersebut adalah sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam:
(Bab janaiz/510)
14. Bagi yang memandikan (mengurus) jenazah akan mendapatkan pahala yang
a. Menutupi aib jenzah dan tidak menyebarkan luaskan keburukan yang telah
sallam:
ومن حفر له، رة999لما فكتم عليه غفر له هللا أربعين م999من غسل مس
ومن، وم القيامة9اه إلى ي99كنه إي9كن أس9أجر مس99ري عليه ك9فأجنه أج
(رواه.ة999تبرق الجن999ندس واس999وم القيامة من س999اه هللا ي999كفنه كس
)الحاكم
“Barang siapa yang memandikan seorang muslim seraya menyumbunyikan
(aibnya) dengan baik, maka Allah akan memberikan ampunan empat puluh
memberikan tempat tinggal sampai hari kiamat kelak, dan barang siapa
8 Hal yang harus dihafalkan dan dipahami dalam mengurus jenazah menurut al-
Qur’an dan as-Sunnah.
mengkafaninya, niscaya Allah akan memakaikan padanya di hari kiamat
kelak pakaian dari sutra tipis (sundus) dan pakaian sutra tebal (istabraq)
KETERANGAN
b. Ikhlas hanya untuk mencari keridhaan Allah dan tidak bertujuan untuk
memperoleh upah atau ucapan terima kasih serta tidak untuk materi dunia
bahwa allah tidak menerima suatu ibadah kecuali yang benar-benar tulus
(QS. Al-Bayyinah:5)
ِ هُ ِإلَى هَّللا9 ُت ِهجْ َرتْ َان99وى فَ َم ْن َك9 َ 9َِإنَّ َما اَأل ْع َما ُل بِالنِّيَّ ِة َوِإنَّ َما ِال ْم ِرٍئ َما ن
يبُهَا9ُصِ هُ لِ ُد ْنيَا ي9ُت ِهجْ َرت ْ َان99َو َرسُولِ ِه فَ ِهجْ َرتُهُ ِإلَى هَّللا ِ َو َرسُولِ ِه َو َم ْن َك
) (رواه البخاري.َأ ِو ا ْم َرَأ ٍة يَتَ َز َّو ُجهَا فَ ِهجْ َرتُهُ ِإلَى َما هَا َج َر ِإلَ ْي ِه
“Sesungguhnya setiap amal perbuatan itu tergantung pada niat, dan
dan barang siapa yang hijrahnya kepada allah dan Rasulnya maka hijrahnya
9 Hal yang harus dihafalkan dan dipahami dalam mengurus jenazah menurut al-
Qur’an dan as-Sunnah.
itu kepada Allah dan Rasulnya, dan barang siapa yang hijrahnya kepada
dunia yang diinginkan atau wanita yang dia akan nikahi maka hijrahnya
15. Disunnahkan bagi orang yang telah selesai memandikan jenazah untuk mandi.
) (رواه أبو داود. ومن حمله فليتوضأ، من غسل ميتا فليغتسل
“Barang siapa telah selesai memandikan seorang mayat maka hendaklah dia
mandi, dan barang siapa yang mengangkatnya, maka hendaklah dia berwudhu’”
KETERANGAN
(syaikh Al-Albani) tidak berpendapat demikian, karena ada dua hadits mauquf
apabila kalian itu tidak najis, oleh karena itu cukup bagi kalian untuk
دار9999 (رواه ال. فمنا من يغتسل ومنا من ال يغتسل، كنا نغسل الميت
)قطني
“Kami pernah memandikan seorang mayit, lalu dianatara kami ada yang
mandi dan ada juga yang tidak mandi” (HR. Ad-Daruquthni) (bab
janaiz/142)
10 Hal yang harus dihafalkan dan dipahami dalam mengurus jenazah menurut al-
Qur’an dan as-Sunnah.
V. KAIN KAFAN
Yang demikian itu berdasarkan pada hadits jabir bin ‘Abdillah RadhiAllohu
) (رواه مسلم. )إذا كفن أحدكم أخاه فليحسن كفنه (إن استطاع
“Apabila salah seorang diantara kalian mengkafani udaranya, maka hendaklah
Janaiz/153)
KETERANGAN
Para Ulama’ mengatakan: Yang dimaksud dengan bagusnya kain kafan adalah :
Bersih, tebal, sangat rapat, dan sederhana, dan bukannya kain kafan yang
putih merupakan pakaian kalian yang terbaik, dan kafanilah orang-orang yang
(Bab Janaiz/163)
11 Hal yang harus dihafalkan dan dipahami dalam mengurus jenazah menurut al-
Qur’an dan as-Sunnah.
3. Bagi laki-laki kain kafan tediri dari tiga lapis, hal tersebut didasarkan pada
واب يمانية بيض99إن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم كفن في ثالثة أث
وال عمامة (أدرج فيها، ليس فيهن قميص، من كرسف، حولية999999999س
) (رواه البخاري. )إدراجا
“Bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dikafani dengan tiga
lapis kain yaman berwarna putih yang halus, terbuat dari kapas, yang didalamnya
tidak terdapat padanya gamis dan tidak juga penutup kepala” (HR.bukhari)
َ ْال ْال َح َس ُن ْال ِخرْ قَةُ ْال َخا ِم َسةُ تَ ُش ُّد بِهَا ْالفَ ِخ َذي ِْن َو ْال َو ِر َكي ِْن تَح
ِ ْت الدِّر
ع َ ََوق
“Al-Hasan berkata, potongan kain yang kelima digunakan untuk membungkus
kedua paha serta pangkal paha dibawah baju (sebagai sarung)” (Fathul Bari jilid
7/71)
Al-Jauzaqi juga meriwayatkan melalui jalur Ibrahim bin Habib bin Asy-
Syahid dari Hisyam dari Hafshah dari Ummu ‘Athiyah, dia berkata:
Keterangan: Dari kedua atsar diatas dapat dipahami bahwa kain kafan untuk
12 Hal yang harus dihafalkan dan dipahami dalam mengurus jenazah menurut al-
Qur’an dan as-Sunnah.
Satu buah kerudung
“Jika kalian member wewangian kepada mayit, maka berilah dia waewangian
PENJELASAN
seperti : kedua matanya, kedua hidungnya, bibirnya, kedua telinga dan ketujuh
(hal 29-30)
13 Hal yang harus dihafalkan dan dipahami dalam mengurus jenazah menurut al-
Qur’an dan as-Sunnah.
VI. CARA MENYUSUN KAIN KAFAN
14 Hal yang harus dihafalkan dan dipahami dalam mengurus jenazah menurut al-
Qur’an dan as-Sunnah.
15 Hal yang harus dihafalkan dan dipahami dalam mengurus jenazah menurut al-
Qur’an dan as-Sunnah.
VII. SHALAT JENAZAH.
A. Cara menyusun Shaf shalat jenazah jika terdiri dari 2 orang laki-laki dan 1 orang
perempuan
ير بن أبي طلحة99لم إلى عم99لى هللا عليه وس99ول هللا ص99أن طلحة دعا رس
نزلهم99لى عليه في م99حين توفي فأتاه رسول هللا صلى هللا عليه وسلم فص
ليم99 وكان أبو طلحة وراء وأم س، فتقدم رسول هللا صلى هللا عليه وسلم،
( )رواه الحاكم. ولم يكن معهم غيرهم، وراء أبي طلحة
“Bahwa Abu Thalhah pernah mengundang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam mendatangi Umair bin Abi Thalhah saat dia meninggal dunia, lalu
tinggal mereka, beliau maju sedang Abu Thalhah dibelakang beliau serta Ummu
Sulaim dibelakang Abu Thalhah dan tidak ada orang lain bersama mereka. (HR.
dibelakang imam.
16 Hal yang harus dihafalkan dan dipahami dalam mengurus jenazah menurut al-
Qur’an dan as-Sunnah.
Yang demikian itu berdasarkan hadits dari Abu Umamah, Ia bercerita:
بعة نفر فجعل99صلى رسول هللا صلى هللا عليه وسلم على جنازة ومعه س
) (رواه الطبراني. واثنين صفا واثنين صفا، ثالثة صفا
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah Menshalatkan seorang Jenazah
dengan 7 orang Jemaa’h lalu beliau membuat 3 orang dalam 1 barisan, disusul
oleh 2 orang dalam 1 barisan dan 2 orang lagi dalam 1 barisan juga. (HR.
C. Dari Malik Bin Hubairah, dia bercerita, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda :
امير إال أوجب99فوف من المس99لي عليه ثالثة ص99وت فيص99مامن مسلم يم
) (رواه أبو داود. ) إال غفر له: (وفي لفظ
“Tidaklah seseorang Muslim meninggal dunia lalu di sholatkan oleh tiga barisan
dari kaum muslimin melainkan diwajibkan (ampunan) dalam Lafald yang lain
A. Dari Abu Ummah dimana dia pernah diberitahu oleh seseorang dari shabat Nabi
رأ بفاتحة99 ثم يق، ام99بر االم99ازة أن يك99الة على الجن99نة في الص99أن الس
لى99بي ص99 ثم يصلي على الن، الكتاب بعد التكبيرة االولى سرا في نفسه
ال، )يرات (الثالث99ازة في التكب99 ويخلص الدعاء للجن، هللا عليه وسلم
17 Hal yang harus dihafalkan dan dipahami dalam mengurus jenazah menurut al-
Qur’an dan as-Sunnah.
، ) ثم يسلم سرا في نفسه (حين ينصرف (عن يمينه،يقرأ في شئ منهم
. )والسنة أن يفعل من وراءه مثلما فعل إمامه
“Yang Sunnah dalam Shalat Jenazah adalah Imam bertakbir, lalu membaca
surat Al-fatihah setelah takbir pertama secara pelan didalam hati, kemudian
mengikhlaskan do’a bagi jenazah pada (tiga) takbir berikutnya. Dimana pada
ketiga takbir itu tidak dibacakan (Al-fatihah) sama sekali. Untuk selanjutnya
membaca selalu secara pelan didalam hati (ketika berpaling kekanan) dan yang
sunnah untuk dikerjakan bagi orang yang berada dibelakang Imam adalah
Jana’iz/275)
B. Hendaklah Imam berdiri tepat dibelakang kepala Jenazah laki-laki dan ditengah-
tengah tubuh perempuan. Hal tersebut berdasarkan hadits dari Abu Ghalib al-
(وفي، ام عند رأسه99 فق، شهدت أنس بن مالك صلى على جنازة رجل
أتى بجنازة امرأة من قريش أو من، رأس السريز) فلما رفع: روواية
با أبا حمزة هذه جنازة فالنة ابنة فالن فصل عليها: فقيل له، األنصار
(رواه.( عند عجيزتها: (وفي رواية، طها99ام وس99 فق، لى عليها99 فص،
)أبو داود
“Aku pernah menyaksikan Anas bin Malik menshalatkan Jenazah orang laki-
laki maka dia berdiri didekat kepalanya. (dalam satu riwayatdisebutkan kepala
tempat tidur) dan setelah Jenazah itu diangkat, didatangkan kembali Jenazah
seorang perempuan dari kaum Quraisy atau dari kaum Ansor, lalu dikatakan
kepadanya “ wahai Abu Hamzah ini adalah Jenazah Fulanah binti Fulan maka
18 Hal yang harus dihafalkan dan dipahami dalam mengurus jenazah menurut al-
Qur’an dan as-Sunnah.
shalatlah atas Jenazahnya, lalu Anaspun menshalatkannya, maka dia berdiri
C. Diisyaratkan untuk mengangkat kedua tangan pada takbir pertama, hal tersebut
ود99 ثم ال يع، يرة99أن رسول هللا كان يرفع يديه على الجنازة في أول تكب
) (رواه الدار قطني.
“Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mengangkat tangan
beliau untuk menshalatkan jenazah diawal takbir, dan kemudian tidak kembali
sallam pernah mengerjakan shalat atas seorang jenazah, lalu aku menghafal
ووسع، رم نزله99999999999 وأك، وعافه واعف عنه، اللهم اغفر له وارحمه
ونقه من الخطايا كما نقيت (وفي، برد99 واغسله بالماء والثلج وال،مدخله
19 Hal yang harus dihafalkan dan dipahami dalam mengurus jenazah menurut al-
Qur’an dan as-Sunnah.
، وأبدله دارا خيرا من داره، كما ينقي الثوب االبيض من النس: رواية
، يرا من زوجه99ة) خ99 زوج: وزوجا (وفي رواية، وأهال خيرا من أهله
: ال99 ق، ار99ذاب الن99 ومن ع، بر99ذاب الق99ذه من ع99 وأع، وأدخله الجنة
) (رواه مسلم.فتمنيت أن أكون أنا ذلك الميت
“Ya Allah, berikanlah Ampunan kepadanya, sayangilah dia, maafkan dan
mandikanlah dia dengan air salju dan embun, bersihkan dia dari kesalahan-
Yunaqqo yang berarti dibersihkan) baju putih dari kotoran, berikanlah dia
pengganti tempat tinggal yang lebih baik dari tempat tinggalnya, keluarga yang
lebih baik dari keluarganya, pasangan yang lebih baik dari pasangannya, dan
masukkanlah dia kesurga serta lindungilah dia dari adzab kuburdan dari Adzab
mengucapkan:
kami dan orang-orang yang sudah meninggal diantara kami, yang hadir dan tidak
hadir diantara kami, yang masih kecil dan yang sudah besar diantara kami, laki-
laki dan perempuan diantara kami, ya Allah..siapapun diantara kami yang engkau
20 Hal yang harus dihafalkan dan dipahami dalam mengurus jenazah menurut al-
Qur’an dan as-Sunnah.
biarkan hidup, maka hidupkanlahdia dalam keadaan memeluk Islam, dan
siapapun diantara kami yang engkau wafatkan maka wafatkanlah dia dalaam
(Bab Janaiz/279)
(وفي: ال99أن النبي صلى هللا عليه وسلم كان إذا وضع الميت في القبر ق
ور99اكم في القب99 أذا وضعتم موت: أن النبي صلى هللا عليه وسلم قال: لفظ
(رواه. )ول هللا99ة) رس99 مل: وعلى سنة (وفي رواية، بسم هللا: )فقولوا
)أبو داود
“Bahwasannya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam jika meletakkan mayit di
(Bab Janaiz/334)
21 Hal yang harus dihafalkan dan dipahami dalam mengurus jenazah menurut al-
Qur’an dan as-Sunnah.
B. Dari Al-Bayadhi RadhiAllohu ‘anhu dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
عونه حين يوضع في اللحد99 فليقل الذين يض: ((الميت إذا وضع في قبره
(رواه. ))لم99لى هللا عليه وس99ول هللا ص99 وباهلل على ملة رس، باسم هللا:
)الحاكم
“Jika seorang mayit telah diletakkan didalam kuburnya, maka hendaklah orang-
orang yang meletakkannya mengucapkan pada saat jenazah diliang lahat: Dengan
MALAM HARINYA
Yang demikian itu berdasarkan pada hadits Anas bin Malik RadhiAllohu ‘anhu,
dia berkata:
لى هللا عليه99ول هللا ص99 ورس، لم99لى هللا عليه وس99ول هللا ص99هدنا ابنة لرس99ش
هل منكم من رجل لم: ال99دمعان ثم ق99بر فرأيته عينيه ت99وسلم جالس على الق
انزل99 ف: (نعم) أنا يا رسول هللا ! قال: يقارف الليلة (أهله) ؟ فقال أبو طلحة
أن رقية رضي هللا عنها: وفي رواية عنه. )ا99 قال فنزل في قبرها (فقبره،
ارف99 ((ال يدخل القبر رجل ق: لما ماتت قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم
. فلم يدخل عثمان بن عفان رضي هللا عنه القبر، الليلة)) أهله
“Aku pernah ikut menyaksikan penguburan seorang putrid Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam, sedang beliau dalam keadaan duduk diatas kuburan, aku melihat
22 Hal yang harus dihafalkan dan dipahami dalam mengurus jenazah menurut al-
Qur’an dan as-Sunnah.
dua mata beliau meneteskan air mata, kemudian beliau bersabda: Adakan diantara
kalian orang yang tidak mencampuri istrinya tadi malam? Maka Abu Thalhah
menjawab: iya,aku wahai Rasulullah, beliau bersabda: kalau begitu turunlah kedalam
“Tidak boleh seorang laki-laki yang mencampuri istrinya (tadi malam) untuk
Yang demikian itu berdasarkan pada hadits Abu Hurairah RadhiAllohu ‘anhu:
تى9ازة ثم آتي الميت فح9لى على جن9لم ص99لى هللا عليه وس99ول هللا ص9أن رس
) (رواه ابن ماجه. عليه من قبل رأسه ثالثا
“Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyolati seorang jenazah,
kemudian beliau mendatangi kuburan jenazah tersebut seraya menaburkan tiga kali
23 Hal yang harus dihafalkan dan dipahami dalam mengurus jenazah menurut al-
Qur’an dan as-Sunnah.
XIII. SETELAH JENAZAH SELESAI DIKUBURKAN, HENDAKNYA
Yang demikian itu berdasarkan pada hadits Utsman bin Affan RadhiAllohu ‘anhu,
dia berkata:
: ال99رغ من دفن الميت وقف عليه فق99لم إذا ف99لى هللا عليه وس99كان النبي ص
) (أبو داود. فإنه االن يسإل، وسلوا له التثبيت، استغفروا الخيكم
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam jika sudah selesai menguburkan mayit maka
kalian, serta mohonkanlah pula keteguhan untuknya, karena sekarang dia sedang
BERTA’ZIYAH
A. Dari Usamah bin Zaid, dia berkata: Seorang putri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
ajal kematiannya, lalu kami turut menyaksikan, dia bercerita : kemudian beliau
24 Hal yang harus dihafalkan dan dipahami dalam mengurus jenazah menurut al-
Qur’an dan as-Sunnah.
مى99999ده إلى أجل مس99999 وكل شئ عن، و (هلل) ما أعطي، إن هلل ما أخذ
) (رواه البخاري. ولتحتسب9،فالتصبر
“Sesungguhnya milik Allah apa yang “Dia” ambil dan (Milik Allah) apa yang
“Dia” berikan. Dan segala sesuatu apa yang ada di sisi-Nya telah ditentukan
ajalnya, karena itu hendaklah dia tetap bersabar dan mengharapkan pahala”
B. Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam saat beliau masuk menemui Ummu
tentang: Doa seelah memejamkan mata orang yang meninggal dunia) (Hadis ke
1 hal. 1)
السالم على أهل الديار من: ((قولي: كيف أقول لهم يا رسول هللا ؟ قال
وإنا، تأخرين99تقدمين منا والمس99رحم هللا المس99 وي، لمين99المؤمنين والمس
) (رواه مسلم. ))إن شاء هللا بكم لالحقون
“Bagaimana aku harus mengucapkan kepada mereka, wahai Rasulullah….Beliau
dan semoga Allah memberikan rahmat kepada orang-orang yang telah pergi lebih
25 Hal yang harus dihafalkan dan dipahami dalam mengurus jenazah menurut al-
Qur’an dan as-Sunnah.
: ول99ائلهم يق99ان ق99 فك، ابر99وا إلى المق99ول هللا يعلمهم إذا خرج99ان رس99ك
اء هللا99 وإنا إن ش، لمين99نين والمس99ديار من المؤم99الم عليكم أهل ال99((الس
أل هللا لنا ولكم99 أس،] ونحن لكم تبع، رط99 [ أنتم لنا ف، ون99[ بكم ] لالحق
. ))العافية
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajari mereka jika pergi ke
kuburan, lalu ada salah seorang dari mereka yang mengucapkan : semoga
kalangan orang-orang mukmin dan orang-orang muslim, dan insya Allah kami
akan berjumpa dengan kalian (kalian yang telah mendahului kami dan kami akan
)رى99 ن: كنا نعد (وفي رواية: جرير بن عبد هللا البجلى رضي هللا عنه قال
(رواه. ام بعد دفنه من النياحة99نيعة الطع99 وص، اع إلى أهل الميت99االجتم
)أحمد و ابن ماجه
26 Hal yang harus dihafalkan dan dipahami dalam mengurus jenazah menurut al-
Qur’an dan as-Sunnah.
“Dari Jarir bin Abdullah Al-Bajali, dia berkata: Kami (Ya’ni para sahabat Nabi
di tempat ahli mayit dan membuatkan makanan sesudah ditanamnya mayit termasuk
bagian dari meratap” (HR. Ibnu Majah) ( Al-Masaail.jilid 2/1 Abdul Hakim bin
Amir Abdat )
27 Hal yang harus dihafalkan dan dipahami dalam mengurus jenazah menurut al-
Qur’an dan as-Sunnah.
PENJELASAN :
A. Hendaklah seorang laki-laki tidak melihat aurat laki-laki lain, dan perempuan tidak
melihat aurat perempuan lain. Berkata Imam An-Nawawi: Hukum yang biasa diambil
dalam bab ini adalah ; Seorang laki-laki hukumnya haram melihat aurat laki-laki lain.
Begitu juga dengan perempuan haram hukumnya melihat aurat perempuan lain. Hal ini
tidak diperdebatkan ulama’.
1. Batasan aurat untuk orang yang tidak memiliki hubungan mahrom adalah sebagai
berikut:
a. Aurat laki-laki jika dilihat oleh laki-laki adalah anggota tubuh antara pusar
dan lutut, begitu juga aurat wanita jika dilihat wanita lain, mengenai status
pusar dan lutut sendiri, ada tiga pendapat dikalangan ulama’; pendapat yang
paling shahih menyebutkan bahwa keduanya sudah termasuk aurat, sedang
pendapat yang lain lagi menyebutkan bahwa yang termasuk aurat adalah pusar,
tidak demikian dengan lutut (lutut bukan aurat)
b. Aurat wanita jika dilihat oleh laki-laki adalah semua badannya dan hukumnya
haram untuk dilihat, baik disertai dorongan syahwat ataupun tidak. Sebagian
rekan kami berkata; bahwa tidak haram hukumnya seorang wanita melihat
wajah laki-laki kalau tidak disertai syahwat. Seorang laki-lakijuga dianggap
haram melihat wajah AMRAD (lelaki yang belum berkumis dan tampan) baik
disertai syahwat atau tidak. Pendapat inilah yang shahih dan dipilih oleh ulama’
yang teliti. Adapun menatap wajah mereka (wanita dan amrad) untuk
kepentingan syar’i, maka hukumnya tidak apa-apa, misalnya ketika melakukan
transaksi jual beli, mengobati, bersaksi dan kepentingan lainnya. Namun tetap
haram hukmnya melihat mereka dengan syahwat sekalipun untuk kepentingan
syar’i. (T.S.S.M.B2/532)
2. Batasan aurat untuk orang yng memiliki hubungan mahrom.
Kalau seorang laki-laki melihat aurat wanita yang masih memiliki hubungan
mahrom dengannya atau para wanita itu yang melihat aurat laki-laki tersebut, maka
menurut pendapat yang shahih adalah boleh, asalkan anggota tubuh yang dilihat
bukan bagian antara pusar dan lutut. Namun ada juga yang mengatakan bahwa tidak
halal untuk menyaksikan aurat orang lain sekalipun masih memiliki hubungan
mahrom kecuali untuk kepentingan mendesak. Adapun kalau sepasang suami istri,
maka masing-masing dari keduanya boleh melihat aurat yang lain, kecuali bagian
alat kelamin. Mengenai mleihat alat kelamin, maka ada tiga pendapat dikalangan
rekan-rekan kami:
a. Pendapat yang paling shahih hukumnya adalah makruh, baik untuk suami
maupun istri kalau memang tidak ada kepentingan yang mendesak. Namun
hukumnya tidak sampai pada tingkatan haram.
b. Haram hukumnya bagi suami maupun istri melihat bagian alat kelamin.
c. Haram hukumnya bagi sang suami, dan hanya makruh untuk istri.
(T.S.S.M.B2/532)
28 Hal yang harus dihafalkan dan dipahami dalam mengurus jenazah menurut al-
Qur’an dan as-Sunnah.
B. Hendaklah orang laki-laki tidak menempelkan badannya dengan tubuh laki-laki lain
didalam sebuah busana, begitu juga dengan wanita lain dalam sebuah busana.
Larangan ini bersifat haram jika memang diantara keduanya tidak ada benda
penghalang sama sekali.
Dalam kalimat hadits diatas terdapat dalil mengenai keharaman menyentuh aurat orang
lain pada bagian manapun saja, dan pendapat ini telah menjadi kesepakatan para
ulama’. (T.S.S.M.B2/532)
29 Hal yang harus dihafalkan dan dipahami dalam mengurus jenazah menurut al-
Qur’an dan as-Sunnah.
PENJELASAN :
A. Mandikanlah dia tiga,lima atau tujuh kali dengan air dan daun bidara.
Imam Al-Qurthubi berkata: Daun bidara terlebih dahulu dibasahi lalu
dikeluarkan lendirnya kemudian digosokkan pada badan dan selanjutnya
disiram dengan air, maka ini dinamakan satu kali mandi. (FB.B7/52)
Ibnu Mundzir meriwayatkan: sebagian mengatakan bahwa daun-daun bidara
diletakkan di air agar tidak bercampur dengannya sehingga tidak merubah sifat
dasarnya air. Diriwayatkan juga dari Imam Ahmad bahwa ia mnengingkari hal
itu dan berkata: dimandikan dengan menggunakan air dan daun bidara pada
setiap kali satu mandi (FB.B7/52)
Keterangan yang paling akurat adalah: riwayat Abu Dawud melalui jalur
Qatadah dari Ibnu Sirin, bahwa ia mempelajari tentang mandi dari Ummu
‘Athiyah, maka ia memandikan dengan air daan daun bidara dua kali, lalu ketiga
kalinya dengan air dan kapur barus. (FB.B7/52)
Ibnu ‘Abdul Bar berkata: dikatakan bahwa Ibnu Sirin merupakan tabi’in
yang paling meengetahui tentang hal itu, sementara Ibnu Al-Arabi berkata:
Barang siapa mengatakan bahwa mandi pertama dengan menggunakan air yang
murni (tidak tercampur apa-apa) kemudian mandi kedua menggunakan air dan
daun bidara atau sebaliknya lalu mandi ketiga kalinya menggunakan air dan
kapur barus maka sesungguhnya ini tidak ada lafadz dan hadits. (FB.B7/53)
Dari Ibnu Sirin berkata: Dimandikan tga kali apabila keluar darinya sesuatu
sesudah itu maka mandikan lima kali. Apabila masih keluar darinya sesuatu,
makamandikan tujuh kali. Hisyam berkata: Alhasan berkata, dimandikan tiga
kali, apabila keluar darinya sesuatu, maka dicuci tempat keluarnya sesuatu itu
tanpa menambah mandi tiga kali. (FB.B7/60)
Ibnu ‘Abdil bar berkata: Aku tidak mengetahui seorangpun yang
membolehkan lebih dari tujuh kali. Qatadah berkata: kami melihat bahwa
jumlah maksimalnya adalah tujuh kalai, sementara Al-Mawardi berkata:
Melebihkan dari tujuh kali merupakan pemborosan. Sedangkan Ibnu Mundzir
berkata: telah sampai kepadaku bahwa jasad mayit menjadi lecet oleh air maka
aku tidak menyukai jumlah yang lebih dari itu (tujuh kali) (FB.B7/61)
Ringkasnya; bahwa jumlah ganjil merupakan suatu kemestian (keharusan)
sedangkan hokum melakukannya sebanyak tiga kali adalah mustahab
(disukai)apabila tiga kali tersebut diraasa telah bersih dan mencukupi maka
tidak disyari’atkan untuk melakaukannya lebih dari itu, sedangkan bila belum
bersih maka boleh dimandikan lebih dari tiga kali dalam jumlah yang ganjil
hingga bersih. Adapun yang wajib hanyalah satu kali secara merata keseluruh
badan. (FB.B7/60)
30 Hal yang harus dihafalkan dan dipahami dalam mengurus jenazah menurut al-
Qur’an dan as-Sunnah.
B. Jadikanlah kapur barus pada mandi yang terakhir;
Para ulama’ berbeda pendapat dalam memahaminya”sebagian pendapat
mengatakan” dicampur dengan air lalu disiramkan pada mandi yang terakhir,
sebagaimana makna lahiriyah hadits. Namun adapula yang mengatakan”ketika
selesai mandi maka diberi wewangian dngan kapur barus sebelum dikafani”.
(FB.B7/69)
31 Hal yang harus dihafalkan dan dipahami dalam mengurus jenazah menurut al-
Qur’an dan as-Sunnah.