Anda di halaman 1dari 6

Bacaan Sholat Jenazah dan Artinya

Walaupun kita jarang melaksanakan shalat jenazah, maka tak ada salahnya, melalui
blog Fiqih ini, Saya akan menuliskan bacaan sholat jenazah dan artinya secara lengkap,
baik dalam huruf arabnya maupun dalam transliterasinya. Karena sangat jarang
dipakai, terkadang banyak orang yang lupa bacaan shalat jenazah tersebut terutama doa
yang dibaca setelah takbir ke 3 dan ke 4. Oleh karenanya, mungkin dengan artikel ini,
diharapkan bisa membantu mengingat kembali bacaan-bacaan tersebut.

Baiklah Saya mulai, berikut ini bacaan sholat jenazah dan artinya yang Saya susun
secara tertib.

Bacaan niat shalat jenazah


Niat shalat jenazah, boleh dilafadzkan bagi yang suka, bagi yang tidak suka, cukup
dalam hati saja.

ِ ِّ‫ص ِلِّي علي هذا الَمي‬


‫ت ِهلل تعالي‬ َ ُ‫ا‬
Ushallii 'alaa haadzal mayyiti lillaahi ta'aala

Aku niat menshalatkan mayyit ini, karena Allah Ta'aala

Lafadz

ِ ِّ‫ هذا الَمي‬/haadzal mayyiti


‫ت‬
diganti dengan

‫ هذه الَميِّتِة‬/haadzihil mayyitati


jika mayatnya perempuan.

Bacaan setelah takbir pertama.


Setelah takbir pertama, bacaan yang dibaca adalah surat Al Fatihah. Menurut qoul
ulama fiqih yang shahih, bacaan Fatihah dalam shalat jenazah tidak diawali dengan
bacaan iftitah dan tidak disertai membaca surat pendek setelahnya, seperti halnya shalat
pada umumnya. Namun disunatkan membaca ta'awwudz dahulu sebelum membaca
Fatihah.

‫أعوذ باهلل من الشيطان الرجيم‬


A'uudzubillaahi minasy syaithaanir rajiim

Aku berlindung dari syaitan yang terkutuk

Lalu selanjutnya membaca surat Al Fatihah.

Bacaan setelah takbir ke dua.


Bacaan setelah takbir kedua yaitu membaca shalawat kepada Nabi.

‫صلَ ْيتَ علي‬


َ ‫ص ِ ِّل علي محمد وعلي أ ِل محمد كما‬
َ ‫أللهم‬
‫وبار ْك علي محمد وعلي أل‬ ِ ‫إبراهيم وعلي أل إبراهيم‬
‫محمد كما باركت علي إبراهيم وعلي أل إبراهيم في‬
‫العالمين إنك حميد مجيد‬
Allaahumma shalli 'alaa muhammadin, wa 'alaa aali muhammadin, kamaa shallaita
'alaa ibraahiima, wa 'alaa aali ibraahiima. Wa baarik 'alaa muhammadin, wa 'alaa
aali muhammadin, kamaa baarakta 'alaa ibraahiima, wa 'alaa aali ibraahiima. Fil
'aalamiina innaka hamiidum majiid.

“Ya Allah, berilah rahmat kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau
telah memberikan rahmat kepada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau
Maha Terpuji dan Maha Agung. Berilah berkah kepada Muhammad dan keluarganya
(termasuk anak dan istri atau umatnya), sebagaimana Engkau telah memberi berkah
kepada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha
Agung.”

Bacaan setelah takbir ke tiga


Setelah takbir ke tiga, membaca doa di bawah ini :

ُ‫واعف عنه وأَ ْك ِر ْم نُزولَه‬ ُ ‫وار َحمهُ وعا ِف ِه‬ ْ ُ‫اللهم ا ْغ ِف ْر لَه‬
‫س ْلهُ ِبماءٍ وثَ ْلج وبَ َر ٍد ونَ ِق ِه من ال َخطايا‬ ِ ‫س ْع َمدخلَهُ وا ْغ‬ ِّ ِ ‫وو‬
ً ُ‫ض ِم ِن ال َدنَ ِس وأَ ْب ِد ْله‬
‫دارا‬ ُ َ‫وب األ َ ْبي‬
ُ َ‫كما يُنَقَي الث‬
‫َخ ْي ًرا ِم ْن د َِار ِه وأ َ ْه ًًل َخ ْيرا ً من أه ِل ِه َو َز ْو ًجا َخ ْيرا ً ِمن‬
‫النار‬
ِ ‫اب‬ َ َ ‫عذ‬َ ‫َز ْو ِج ِه َوقِ ِه فِتْنَةَ القَ ْب ِر و‬
Allaahummaghfirlahu, warhamhu, wa 'aafihi, wa'fu 'anhu, wa akrim nuzuulahu, wa
wassi' madkhalahu, waghsilhu bimaa-in watsaljin wabaradin, wanaqqihi minal
khathaayaa kamaa yunaqqats tsaubul abyadhu minaddanasi, wa abdilhu daaran khairan
min daarihi, wa ahlan khairan min ahlihi, wa zaujan khairan min zaujihi, waqihi fitnatal
qabri wa 'adzaabannaar.

Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, maafkanlah dia, ampunilah kesalahannya,


muliakanlah kematiannya, lapangkanlah kuburannya, cucilah kesalahannya dengan air,
es dan embun sebagaimana mencuci pakaian putih dari kotoran, gantilah rumahnya
dengan rumah yang lebih baik, gantilah keluarganya dengan keluarga yang lebih baik,
gantilah istrinya dengan isri yang lebih baik, hindarkanlah dari fitnah kubur dan siksa
neraka.

Bacaan setelah takbir ke empat


Setelah takbir ke empat, membaca doa di bawah ini :

ُ‫حر ْمنا أَ ْج َرهُ والتَ ْفتِنِّا بَع َده‬


ِ َ‫الل ُه ِّم الت‬
Allaahumma laa tahrimnaa ajrahu, walaa taftinnaa ba'dah

Ya Allah, janganlah Engkau haramkan Kami dari pahalanya, dan janganlah Engkau
beri fitnah pada kami setelah kematiannya.

Bacaan salam.
Setelah membaca doa takbir ke empat, bacala salam.

ُ‫علَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ هللاِ َوبَ َركَاتُه‬


َ ‫سًلَ ُم‬
َّ ‫ال‬
Assalaamu 'alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh

"Keselamatan, rahmat Allah dan keberkahan-Nya semoga untuk kalian semua"

 1. TATA CARA MEMANDIKAN JENAZAH disusun oleh: Ahmad 10.T1.3513


Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Syamsul Ulum Gunung Puyuh Sukabumi
 2. KETERANGAN TENTANG MEMANDIKAN JENAZAH Dari Ummu
Athiyah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam masuk menemui
kami dan kami sedang memandikan putrid beliau (Zainab). Beliau bersabda:
“Mandikanlah ia 3 kali atau 5 kali atau lebih daripada itu dengan air dan Sidr.
Dan jadikanlah [bilasan] yang terakhir dengan kapur barus. Apabila kalian sudah
selesai, maka beritahukanlah kepadaku”. Ketika sudah selesai, kami
memberitahu beliau, maka beliau melemparkan sarungnya kepada kami dan
bersabda: “Pakaikanlah [sarung ini] untuknya”. Ayyub (perawi) berkata:
“Hafsah telah menceritakan kepadaku seperti hadis Muhammad”. Sedangkan
dalam hadis Hafsah dikatakan “Mandikanlah ia dalam jumlah yang ganjil”.
Disebutkan pula “Tiga kali, atau lima kali, atau tujuh kali”. Kemudian
disebutkan pula bahwa beliau SAW bersabda: “Mulailah pada bagian kanan dan
tempat-tempat wudu”. Dan dikatakan: “Sesungguhnya Ummu Athiyah berkata:
Kami menyisir rambutnya dan menjadikannya 3 kepang”. [HR. Bukhari]
 3. MEMANDIKAN JENAZAH  Syarat-syarat mayat yang dimandikan adalah:
(1) mayat orang Islam (2) mayat itu bukan mati shahid (tidak berperang di jalan
ALLAH) (3) mayat itu masih ada tubuhnya, meskipun sedikit atau sepotong 
Sekurang-kurang mandi mayat itu hendaklah diratakan air sekali pada seluruh
badannya setelah dibersihkan najisnya, hingga kepada bahagian faraj yang zahir
waktu duduk mencingkung/mengangkang (wanita) dan hingga ke bawah
pelepah zakar (lelaki) jika zakar itu celik (terlindung).  Memandikan mayat
sudahlah cukup seperti halnya kita mandi dengan cara membasuh tubuh mayat
itu memakai sabun hingga daki dan kotorannya hilang. Jika kita sanggup lebih
baik dan lebih bersih maka itu lebih baik, misalnya dengan menggosok giginya
dll.  Mayat hendaklah dimandikan dengan memulainya dari arah kanan dan
diawalkan dari anggota-anggota wudu-nya.
 4. MEMANDIKAN JENAZAH  Sifat-sifat yang mesti ada pada seseorang
yang hendak menguruskan Jenazah:  1. Berani.  2. Sabar.  3. Amanah.  4.
Mempunyai kemahiran dan ilmu yang cukup  Yang berhak untuk memandikan
mayat adalah:  > Suami atau istri  > Muhrim si mayat  > Keluarga  >
Orang yang diamanahkan atau bertugas sebagai tukang memandikan mayat
[hadis riwayat Ahmad]
 5. HADIS TENTANG ORANG YANG BERHAK MEMANDIKAN MAYAT
& KEUTAMAAN TUKANG MANDI MAYAT Dari Aisyah, bahwa Rasulullah
shallallahu „alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa memandikan mayat dan
dijaganya percayaan, tidak dibukakannya (diceritakan) kepada orang lain
tentang apa-apa yang dilihatnya pada mayat itu, maka bersihlah ia dari segala
dosa, sebagaimana keadaannya ketika dilahirkan oleh ibunya”. Kemudian Beliau
bersabda: “Yang memimpin [memandikan mayat] hendaknya keluarga yang
terdekat kepada mayat. Apabila ia (keluarga) itu tidak pandai, maka siapa saja
orang yang dipandang berhak karena wara‟-nya atau karena amanah atasnya
(tugasnya)”. [HR. Ahmad, hadis hasan]
 6. Dari Abu Rafi‟ Aslam [pelayan Rasulullah SAW], ia berkata bahwa
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa memandikan
mayat kemudian ia menyembunyikan rahasianya, maka ALLAH memberi
ampunan baginya (tukang mandi mayat) yaitu 40 kali”. [HR. Baihaqi, hadis
hasan. Juga diriwayatkan oleh Al-Hakim, menurutnya hadis shahih sebagaimana
persyaratan Muslim]
 7. TEMPAT MEMANDIKAN JENAZAH  Bilik (ruangan) yang tertutup 
Tidak dibenarkan orang lain memasukinya melainkan: 1. Orang yg memandikan
serta penolongnya 2. Walinya/warisnya yg berhampir (berdekatan)  Di atas
tempat yang tinggi (tidak terkena air yang kotor dan najis)
 8. PERALATAN (MANDI DAN KAFAN )  1. Kain putih  2. Kapas  3.
Papan alas mandi  4. Sabun  5. Akar sintuk  6. Serbuk cendana  7.
Minyak atar  8. Air mawar  9. Tikar  10. Gunting  11. Kapur barus  12.
Sarung tangan  13. Tuala (handuk) mandi  14. Jug air  15. Kain batik lepas
(sarung) atau sebarang kain basahan  16. Sikat  17. Bantal (2 biji)  18.
Baldi (ember) & gayung (cebok)
 9. PROSES MEMANDIKAN JENAZAH 1. Letakkan mayat di tempat mandi
yang disediakan. 2. Tutup seluruh anggota tubuh mayat kecuali muka. 3. Semua
Bilal (tukang mandi mayat) hendaklah memakai sarong tangan 4. Sediakan air
sabun. 5. Sediakan air kapur barus bersama akar sintuk. 6. Istinjakkan mayat
terlebih dahulu. 7. Angkat sedikit bahagian kepalanya sehingga paras dadanya. 8.
Mengeluarkan kotoran dalam perutnya dengan menekan atau memicit-micit
perutnya secara perlahan-lahan dan berhati-hati. Basuh dengan menggunakan
sarung tangan agar tidak tersentuh auratnya dan kotorannya. Siram dan basuh
dengan air sabun sahaja dahulu. 9. Kemudian gosokkan giginya, lubang hidung,
lubang telinga, celah ketiaknya, celah jari tangan dan kakinya dan rambutnya. 10.
Selepas itu siram atau basuh seluruh anggota mayat dengan air sabun juga. 11.
Kemudian bilas dengan air yang bersih seluruh anggota mayat sambil berniat
untuk memandikan mayat karena ALLAH ta‟ala. Niat sudah cukup diucapkan
dalam hati atau diucapkan dengan bahasa ibu (tidak harus dengan bahasa Arab)
 10.  Angkat sedikit bahagian kepalanya sehingga paras dadanya. 
Mengeluarkan kotoran dalam perutnya dengan menekan atau memicit-micit
perutnya secara perlahan-lahan dan berhati-hati. Basuh dengan menggunakan
sarung tangan agar tidak tersentuh auratnya dan kotorannya. Siram dan basuh
dengan air sabun sahaja dahulu.
 11. 12. Terlentangkan mayat, siram atau basuh dari kepala hingga hujung kaki 3
kali dengan air bersih. 13. Siram sebelah kanan 3 kali. 14. Siram sebelah kiri 3
kali. * semuanya 9 kali 15. Mengiringkan mayat ke kiri, basuh bahagian
lambung kanan 16. Mengiringkan mayat ke kanan, basuh bahagian lambung
sebelah kirinya pula. 17. Terlentangkan semula mayat, ulangi menyiram seperti
bil. 13 hingga 17. 18. Siram dengan air kapur barus. 19. Wudukkan mayat
dengan niat untuk mewudukkan mayat itu karena ALLAH ta’ala. Siram dengan
air sembilan kali. 20. Setelah selesai dimandikan dan diwudukkannya dengan
baik dan sempurna hendaklah dilapkan menggunakan tuala (handuk) pada
seluruh badan mayat. 21. Cawatkan bahagian kemaluan mayat dengan cawat
(celana) yang disediakan. 22. Usung ke tempat mengkafan dengan menutup
seluruh anggota auratnya. 23. Segala apa-apa yang tercabut dari anggota mayat,
hendaklah dimasukkan ke dalam kapan bersama (Contoh : rambut, kuku dll).
 12.  Terlentangkan mayat, siram atau basuh dari kepala hingga hujung kaki 3
kali dengan air bersih.  Siram sebelah kanan 3 kali.  Siram sebelah kiri 3 kali.
NOTE: Siram dalam masyarakat kita adalah disiram dengan menggunakan
cebok (gayung), bukan seperti dalam gambar ini yang disiram dengan selang air
semprot. Foto ini hanyalah sekedar ilustrasi memandikan mayat!!!
 13. SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai