Anda di halaman 1dari 4

Al Qur'an Dan Hadits

Kelahiran Nabi Muhammad

1. Dia adalah Rasul yang diutus untuk memberi rahmat bagi seluruh alam.

َ ‫َو َﻣﺎ ا ْر َﺳ ْﻠﻨَﺎكَ اﻻ َر ْﺣ َﻤ ًﺔ ﻟ ْﻠﻌَ ﺎﻟَ ِﻤ‬


‫ﻴﻦ‬

“Dan Kami tidak Mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” (QS.Al-
Anbiya’:107)

2. Dia adalah Rasul yang Allah dan para Malaikat pun bersalawat kepadanya.

ً ‫آﻣﻨُﻮا َﺻﻠﻮا ﻋَ ﻠَ ْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﻤُ ﻮا َﺗ ْﺴﻠ‬


‫ِﻴﻤﺎ‬ ِ ‫ﻮن ﻋَ ﻠَﻰ‬
َ ِ‫اﻟﻨﺒﻲ ﻳَ ﺎ اﻳﻬَ ﺎ اﻟﺬ‬
َ ‫ﻳﻦ‬ َ ‫ان ا َ َو َﻣ َﻼ ِﺋﻜَﺘَ ﻪُ ﻳُ َﺼﻠ‬

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman!
Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (QS.Al-Ahzab:56)

3. Dia adalah Rasul yang Allah Memberinya gelar dengan Nama-Nya (Rouf dan Rohim.)

َ ‫ﻳﺺ ﻋَ ﻠَ ْﻴﻜُﻢ ِﺑ ْﺎﻟﻤُ ْﺆ ِﻣﻨ‬


ٌ ‫ِﻴﻦ َر ُؤ‬
ٌ‫وف ر ِﺣﻴﻢ‬ ٌ ‫ﻳﺰ ﻋَ ﻠَ ْﻴ ِﻪ َﻣﺎ ﻋَ ﻨِﺘ ْﻢ َﺣ ِﺮ‬ ٌ ‫ﻟَ َﻘﺪْ َﺟﺎءﻛُ ْﻢ َر ُﺳ‬
ُ ‫ﻮل ﻣ ْﻦ ا‬
ٌ ‫ﻧﻔ ِﺴﻜُ ْﻢ ﻋَ ِﺰ‬

Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu
alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, pengasih dan penyayang terhadap orang-
orang yang beriman. (QS.At-Taubah:128)

ٌ ‫ان َرﺑﻜُ ْﻢ ﻟَ َﺮ ُؤ‬


ٌ‫وف ر ِﺣﻴﻢ‬

“Sungguh, Tuhan-mu Maha Pengasih, Maha Penyayang” (An-Nahl:7

4. Bahkan, kalau merujuk pada Alquran, akan didapati ayat yang bersifat perintah utuk mengingat-ingat hari-hari
mulia, yang di bahasakan dengan Ayyamillah (hari-hari Alláh Swt),
tepatnya pada ayat ke 5 surah Ibrahim, Alláh swt berfirman :

ِ ‫ﻳﺎم ا‬ َ
ِ ‫وذﻛﺮﻫﻢ ﺑﺎ‬

“Ingatkanlah mereka mengenai Hari-Hari Allah”

Sekian banyak mufasir berpendapat bahwa maksud dari Ayyámillah adalah hari di mana Alláh Swt mencurahkan
nikmat-nikmat-Nya.
Nikmat terbesar bagi umat Islam adalah dilahirkannya Nabi Muhmmad Saw.

Sehingga, memperingati kelahiran Nabi Muhammad Saw adalah bagian yang diperintahkan Allah Swt untuk terus
diperingati agar umatnya mengenal sosok Nabi saw dan mampu meneladani akhlak luhurnya.

Bahkan mengekspresikan kebahagian dan syukur atas hadirnya Nabi saw di muka bumi ini pun diperintahkan Allah
swt, sebagaimana terdapat dalam ayat ke 58 surah yunus, Alláh swt berfirman:

‫ِﻚ َﻓ ْﻠ َﻴ ْﻔ َﺮ ُﺣﻮا‬
َ ‫ُﻗ ْﻞ ِﺑ َﻔ ْﻀ ِﻞ ا ِ َو ِﺑ َﺮ ْﺣ َﻤﺘِ ِﻪ َﻓ ِﺒ َﺬﻟ‬

“Katakanlah! dengan Fadl dari Alláh dan Rahmatnya lah, hendaklah dengan itu mereka bergembira.”

Al-Imam as-Suyúthi dalam tafsir ad-Dur al-Mantsur fí tafsír bi ma’tsur, mengutip salah satu pendapat Ibn Abbas yang
mengatakan bahwa maksud kata fadlullah dalam ayat tersebut adalah Ilmu, dan rahmat bermakna Nabi Muhammad
Saw, hal ini berdasarkan surah al-Anbiyá ayat ke 107.

Surah at-Taubah ayat 128.


Nabi saw diutus sebagai rahmat dan mempunyai sifat rahím.
artinya.
Muhammad adalah rahmat itu sendiri.

Ada sebagian kalangan yang mempermasalahkan tafsir kata rahmat dengan hadir dan lahirnya Nabi saw, karena
berpandangan bahwa para mufasir lain, memberikan makna rahmat itu dengan al-Quran atau Islam.
Maka, sebenarnya penafsiran kata rahmat dengan Alquran atau Islam atau dengan hadirnya Nabi saw tidaklah
bertentangan.

Maka, kebahagian hakiki adalah bahagia karena lahir dan hadirnya Nabi saw di tengah-tengah kita.

Al-Imám al-Bukhári, didalam kitab shahihnya, meriwayatkan sebuah hadis Nabi saw yang berkaitan dengan
Tsuwaibah, bekas budaknya Abu Lahab, yang kelak menyusui Nabi Saw beberapa saat.

‫ﺎل اﺑُﻮ‬ َ ‫ﻴﺖ َﻗ‬َ ِ‫ﺎذا ﻟَﻘ‬ َ ‫ﺎل ﻟَﻪُ َﻣ‬


َ ‫ﺎت اﺑُﻮ ﻟَﻬَ ٍﺐ ارﻳَ ﻪُ ﺑَﻌْ ُﺾ اﻫْ ﻠ ِِﻪ ِﺑ َﺸﺮ ِﺣﻴ َﺒ ٍﺔ َﻗ‬
َ ‫ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ َﻓﻠَﻤﺎ َﻣ‬ ِ ‫ﺎن اﺑُﻮ ﻟَﻬَ ٍﺐ اﻋْ ﺘَ َﻘﻬَ ﺎ َﻓﺎ ْر َﺿﻌَ ِﺖ‬
‫اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ا‬ َ َ ‫َو ُﺛ َﻮﻳْ َﺒ ُﺔ َﻣ ْﻮﻻَ ٌة ﻻ ِﺑﻲ ﻟَﻬَ ٍﺐ ﻛ‬
ِ
َ َ‫ﻴﺖ ﻓِ ﻲ َﻫﺬِ هِ ِﺑﻌَ ﺘ‬
‫ﺎﻗﺘِ ﻲ ُﺛ َﻮﻳْ َﺒ َﺔ‬ ُ ِ‫ﻟَﻬَ ٍﺐ ﻟَ ْﻢ ا ْﻟ َﻖ ﺑَﻌْ ﺪَ ﻛُ ْﻢ َﻏ ْﻴ َﺮ اﻧﻲ ُﺳﻘ‬.

Tsuibah adalah budak abu lahab yang dimerdekakan olehnya, kemudain ia menyusui Nabi saw.
Ketika abu lahab sudah meninggal dunia, ada kerabatnya yang bermimpi bertemu dengan abu lahab dan
menanyakan kondisinya, abu lahab menjawab ‘aku tidak mendapati kebaikan, kecuali aku diberikan minum – dalam
kitab umdatul Qari, air minum itu keluar dari lubang antara jempol dan telunjuk- karena aku pernah memerdekakan
tsuaibah’

Al-Imám Ibn Katsír didalam kitab al-Bidáyah wa an-Niháyah mengatakan bahwa Abbás bermimpi bertemu Abu Lahab
setelah satu tahun wafatnya, dan berkata keringanan siksaan itu terjadi setiap hari senin.
Para ulama dan sejarawan menuturkan bahwa keringanan yang di dapatkan oleh abu lahab disebabkan ia pernah
bahagia dengan kelahiran Nabi Saw yang diekspresikan dengan memerdekakan tsuwaibah

5. Mendapatkan Rahmat Allah SWT

Mendapatkan rahmat Allah berupa taman surga dan dibangkitkan bersama-sama golongan orang yang jujur, orang
yang mati syahid dan orang yang sholeh. Imam Sirri Saqathi Rahimahullah berkata:

‫ﻋﻠﻴﻪ‬ ‫ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻓﻘﺪ ﻗﺼﺪ روﺿﺔ ﻣﻦ رﻳﺎض اﻟﺠﻨﺔ ﻷﻧﻪ ﻣﺎ ﻗﺼﺪ ذﻟﻚ اﻟﻤﻮﺿﻊ إﻻ ﻟﻤﺤﺒﺔ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ا‬ ‫ﻣﻦ ﻗﺼﺪ ﻣﻮﺿﻌﺎ ﻳﻘﺮأ ﻓﻴﻪ ﻣﻮﻟﺪ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ا‬
‫ ﻣﻦ أﺣﺒﻨﻲ ﻛﺎن ﻣﻌﻲ ﻓﻲ اﻟﺠﻨﺔ‬:‫ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬ ‫ وﻗﺪ ﻗﺎل ﺻﻠﻰ ا‬: ‫وﺳﻠﻢ‬.

Artinya:

“Barang siapa menyengaja (pergi) ke suatu tempat yang dalamnya terdapat pembacaan maulid nabi, maka sungguh
ia telah menyengaja (pergi) ke sebuah taman dari taman-taman surga, karena ia menuju tempat tersebut melainkan
kecintaannya kepada baginda rasul.
Rosulullah bersabda: barang siapa mencintaku, maka ia akan bersamaku di syurga.

Sedangkan Imam Syafi’i Rohimahullah berkata:

‫ﻳﻮم اﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻣﻊ اﻟﺼﺎدﻗﻴﻦ‬ ‫ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ إﺧﻮاﻧﺎ وﻫﻴﺄ ﻃﻌﺎﻣﺎ وأﺧﻠﻰ ﻣﻜﺎﻧﺎ وﻋﻤﻞ إﺣﺴﺎﻧﺎ وﺻﺎر ﺳﺒﺒﺎ ﻟﻘﺮاءﺗﻪ ﺑﻌﺜﻪ ا‬ ‫ﻣﻦ ﺟﻤﻊ ﻟﻤﻮﻟﺪ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ا‬
‫ وﻳﻜﻮن ﻓﻲ ﺟﻨﺎت اﻟﻨﻌﻴﻢ‬، ‫واﻟﺸﻬﺪاء واﻟﺼﺎﻟﺤﻴﻦ‬.

Artinya :

“Barang siapa yang mengumpulkan saudara-saudara untuk memperingati Maulid nabi, kemudian menyediakan
makanan, tempat, dan berbuat kebaikan untuk mereka serta ia menjadi sebab untuk atas dibacakannya maulid nabi,
maka Allah akan membangkitkan dia bersama-sama orang yang jujur, orang-orang yang mati syahid dan orang-
orang sholeh. Dan dia akan dimasukkan dalam syurga na’im.”

HADITS

Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

“Sungguh Allah telah memberikan salah satu dari para malaikat semua pendengaran makhluk, ia berdiri di atas
kuburanku sampai datangnya hari kiamat. Tidaklah seseoang bershalawat kepadaku kecuali ia akan menyebutkan
namanya dan nama ayahnya, dan berkata: “Wahai Muhammad, fulan bin fulan telah bershalawat kepada anda, dan
Tuhanku –Tabaraka wa Ta’ala- telah menjamin kepadaku untuk menjawab kepadanya untuk setiap satu shalawat
dengan 10 shalawat”.

Hadis Pertama:

‫اﺣﺪَ ًة َﺻﻠﻰ ا ُ ﻋَ ﻠَ ْﻴ ِﻪ ﻋَ ْﺸ ًﺮا‬


ِ ‫}ﻣ ْﻦ َﺻﻠﻰ ﻋَ ﻠﻲ َو‬
َ :‫ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬ ‫}ﻗﺎل اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ا‬.
Nabi saw. bersabda, “Siapa yang membaca shalawat atasku satu kali, maka Allah akan bershalawat (memberikan
rahmat) untuknya sepuluh kali.”

Hadis Ketiga:

‫ َو َﻣ ْﻦ َﺻﻠﻰ ﻋَ ﻠَﻲ ِﻣﺎ َﺋ ًﺔ‬،‫ َو َﻣ ْﻦ َﺻﻠﻰ ﻋَ ﻠَﻲ ﻋَ ْﺸ ًﺮا َﺻﻠﻰ ا ُ ﻋَ ﻠَ ْﻴ ِﻪ ِﺑﻬَ ﺎ ﻣﺎِ َﺋ ًﺔ‬،‫اﺣﺪَ ًة َﺻﻠﻰ ا ُ ﻋَ ﻠَ ْﻴ ِﻪ ِﺑﻬَ ﺎ ﻋَ ْﺸ ًﺮا‬
ِ ‫ﻼ ًة َو‬
َ ‫}ﻣ ْﻦ َﺻﻠﻰ ﻋَ ﻠﻲ َﺻ‬
َ :‫ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬ ‫وﻗﺎل ﺻﻠﻰ ا‬
ُ‫ َو َﻣ ْﻦ َﺻﻠﻰ ﻋَ ﻠَﻲ ْأﻟ ًﻔﺎ ﻟَ ْﻢ َﺗﻤﺴﻪُ اﻟﻨﺎر‬،‫}ﺻﻠﻰ ا ُ ﻋَ ﻠَ ْﻴ ِﻪ ِﺑﻬَ ﺎ ْأﻟ ًﻔﺎ‬.
َ

Nabi saw. bersabda, “Siapa yang membaca shalawat atasku sekali, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh
kali, siapa yang membaca shalawat atasku sepuluh kali, maka Allah akan bershalawat atasnya seratus kali, siapa
yang bershalawat atasku seratus kali, Maka Allah akan bershalawat untuknya seribu kali, dan siapa yang shalawat
atasku seribu kali, maka api neraka tidak akan menyentuhnya.”

Keutamaan Membaca Shalawat

ٍ ‫ ورُ ﻓِ ﻌَ ْﺖ ﻟﻪ ﻋَ ْﺸﺮُ دَ َر َﺟ‬، ‫ﻄﻴﺎت‬


‫ﺎت‬ ٍ ‫وﺣﻄ ْﺖ ﻋﻨﻪ ﻋَ ْﺸﺮُ َﺧ‬ ٍ ‫ َﺻﻠﻰ ا ُ ﻋﻠﻴﻪ ﻋَ ْﺸ َﺮ َﺻﻠَ َﻮ‬، ‫َﻣﻦ ﺻﻠﻰ ﻋﻠﻲ ﺻﻼ ًة واﺣﺪ ًة‬
ُ ،‫ات‬

“Barangsiapa yang mengucapkan shalawat kepadaku satu kali maka Allah akan bershalawat baginya sepuluh kali,
dan digugurkan sepuluh kesalahan (dosa)nya, serta ditinggikan baginya sepuluh derajat/tingkatan (di surga kelak)”

Dari Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

ٍ ‫ﺎت َورُ ﻓِ ﻌَ ْﺖ ﻟَﻪُ ﻋَ ْﺸﺮُ دَ َر َﺟ‬


‫ﺎت‬ ٍ ‫اﺣﺪَ ًة َﺻﻠﻰ ا ُ ﻋَ ﻠَ ْﻴ ِﻪ ﻋَ ْﺸ َﺮ َﺻﻠَ َﻮ‬
ٍ ‫ات َو ُﺣﻄ ْﺖ ﻋَ ﻨْﻪُ ﻋَ ْﺸﺮُ َﺧ َﻄ َﻴ‬ ِ ‫َﻣ ْﻦ َﺻﻠﻰ ﻋَ ﻠَﻲ َﺻ َﻼ ًة َو‬

“Barangsiapa yang bersholawat kepadaku satu kali, maka Allah bersholawat kepadanya 10 kali shalawat,
dihapuskan darinya 10 kesalahan, dan ditinggikan baginya 10 derajat.” (HR. an-Nasa’i).

Barangsiapa bersholawat kepada Nabi sepuluh kali di pagi hari dan sepuluh kali di sore hari, maka ia berhak
mendapatkan syafa’at Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam pada hari kiamat.

Di antara perlakuan Allah yang mengistimewakan umat akhir zaman ini adalah: Pertama, bila pakaian seorang Bani
Israil terkena najis maka satu-satunya cara yang dapat dilakukan untuk mensucikan kembali pakaian tersebut adalah
dengan memotong bagian yang terkena najis.

Bahkan menurut sebagaian ulama bahwa bila anggota badan seorang Bani Israil terkena najis maka ia mesti
memotong bagian anggota badan yang terkena najis tersebut untuk mensucikannya.

Imam Abu Dawud meriwayatkan:


‫ﻛَﺎ ُﻧﻮا ا َذا ا َﺻﺎ َﺑﻬُ ُﻢ ْاﻟ َﺒ ْﻮ ُل َﻗ َﻄﻌُ ﻮا َﻣﺎ ا َﺻﺎ َﺑﻪُ ْاﻟ َﺒ ْﻮ ُل ِﻣﻨْﻬُ ْﻢ‬

Artinya: “Adalah Bani Israil bila mereka terkena air kencing maka mereka memotong apa yang terkena air kencing
itu.”
(Abu Dawud As-Sijistani, Sunan Abi Dâwûd [Beirut: Muassasah Ar-Rayan], 1998, juz I, hal. 159)

Ini berbeda dari umat Nabi Muhammad di mana untuk mensucikan apa saja yang terkena najis Allah memerintahkan
pensuciannya cukup dengan air dan dengan debu untuk najis tertentu.

Kedua,

bila seorang perempuan Bani Israil sedang mengalami haid atau menstruasi maka ia akan ditinggal sendirian di
rumah. Mereka tidak diperbolehkan berhubungan, tinggal, dan makan bersamanya

Berbeda dari umat Nabi Muhammad yang diperbolehkan bergaul, makan bersama, tinggal serumah, dan juga tidur
sekasur dengan istri yang sedang haid. Hanya saja mereka tidak diperbolehkan berhubungan intim dengannya.

Keempat,

ketika Bani Israil melakukan kesalahan berupa penyembahan terhadap sapi maka satu-satunya jalan untuk bertaubat
adalah dengan cara membunuh diri mereka sendiri.

Orang yang menyembah sapi menyerahkan diri kepada orang yang tak menyembahnya untuk dibunuh. Dengan jalan
seperti itu Bani Israil melakukan pertaubatan.

Tidak hanya itu. Ketika mereka melakukan sejumlah tindakan dosa tertentu pun cara taubatnya dengan memotong
anggota badan yang melakukan kesalahan tersebut.
Lidah harus dipotong ketika mengucapkan kebohongan, kemaluan mesti dipotong manakala melakukan perzinahan,
dan biji mata dicukil ketika melihat perempuan yang bukan mahramnya.

Berbeda dari umat Nabi Muhammad, di mana Allah memberikan jalan yang mudah bagi mereka untuk melakukan
pertaubatan atas dosa-dosa yang dilakukan.

Bahkan Allah mengabarkan bahwa Ia akan menerima taubat dan memaafkan setiap kesalahan. Allah berfirman
dalam surat An-Nisa ayat 110:

ً ‫َو َﻣ ْﻦ ﻳَ ﻌْ َﻤ ْﻞ ُﺳ‬
ً ‫ﻮءا ا ْو ﻳَ ْﻈﻠ ِْﻢ َﻧ ْﻔ َﺴﻪُ ُﺛﻢ ﻳَ ْﺴﺘَ ْﻐﻔِ ِﺮ ا َ ﻳَ ِﺠﺪِ ا َ َﻏ ُﻔﻮ ًرا َر ِﺣ‬
‫ﻴﻤﺎ‬

Artinya:

“Barang siapa yang melakukan kejelekan atau berbuat aniaya pada diri sendiri kemudian ia meminta ampun kepada
Allah maka ia akan mendapati Allah sebagai Tuhan yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Ketiga belas,

dalam syariat umat-umat sebelum umat Nabi Muhammad mereka hanya bisa bersuci dengan air saja.
Tak ada aturan yang membolehkan mereka bersuci dengan menggunakan media selain air.

Maka ketika mereka hendak shalat dan tidak menemukan air, mereka tidak bisa melakukannya sampai menemukan
air untuk bersuci dan kemudian mengqadla shalat yang telah ditingalkannya.

Berbeda dari umat Nabi Muhammad, ketika mereka hendak melakukan shalat dan tidak menemukan air maka
mereka bisa bersuci dengan menggunakan debu yang suci.

KEUTAMAAN UMAT NABI MUHAMMAD SAW

Ia lalu mengutip hadits Rasulullah SAW, Disebutkan bahwa Nabi Adam as berkata: “Sesungguhnya Allah telah
memberikan kepada umat Muhammad empat kelebihan yang tidak diberikan kepadaku,” katanya. Apa itu?

Pertama, kata Nabi Adam, taubatku hanya diterima di kota Makkah, sementara taubat umat Muhammad diterima di
sebarang tempat alias di mana saja. (lihat QS. 66: 8)

Kedua, pada mulanya aku berpakaian, tetapi ketika aku berbuat durhaka kepada-Nya, maka Allah Ta'ala menjadikan
aku telanjang. Sebaliknya dengan umat Muhammad yang berbuat durhaka dengan telanjang, tetapi Allah tetap
memberi mereka pakaian.

Ketiga, lanjut Nabi Adam, setelah aku durhaka kepada Allah, maka Dia langsung memisahkan aku dengan isteriku.
Tetapi tidak untuk umat Muhammad. Mereka berbuat durhaka, sementara Allah Subhana wa Ta'ala tidak
memisahkan isteri mereka.

Yang keempat, memang benar aku pernah durhaka kepada Allah di dalam surga dan aku kemudian dikeluarkan dari
surga, sebaliknya umat Muhammad durhaka kepada Allah, tetapi justru dimasukkan ke dalam surga apabila mereka
bertaubat kepada-Nya.”

Dijadikan Sebagai Sebaik-baik Umat

Allah swt. berfirman,

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang maruf, dan mencegah dari
yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara
mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

Anda mungkin juga menyukai