Anda di halaman 1dari 6

Istigfar: Penutup Segala Amal

Istighfar (ejaan bahasa Indonesia= istigfar) berasal dari kata kerja (bahasa
Arab) istighfara–yastaghfiru yang artinya meminta ampunan. Sedangkan akar
kata istighfar adalah ghafara yang berarti menutupi. Ketika seseorang telah selesai
dalam melakukan suatu amalan (salat, haji, membaca Al-Qur’an, suatu majelis
pertemuan), maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menganjurkan untuk menutupnya
dengan istigfar. Bahkan, istigfar juga berfungsi sebagai zikir, doa, penambah pahala,
serta penambal amalan ibadah yang telah dikerjakan.
Daftar Isi sembunyikan
1. Mengapa beristigfar?
2. Istigfar setelah selesai salam dalam salat fardu
3. Istigfar setelah salat Duha
4. Istigfar seusai haji
5. Istigfar setelah membaca Al-Qur’an
6. Istigfar setelah selesai menunaikan majelis dan semua amalan
7. Jangan bosan beristigfar

Mengapa beristigfar?

Manusia tidaklah terjaga dari kesalahan dan dosa karena setan selalu mengintai dan
menghembuskan nafsu ke dalam dirinya yang dihiasi dengan gemerlap keindahan
dunia. Allah Ta’ala berfirman,

َ‫الس ْۤوء ِا َّل َما َر ِحم‬


ُّ ‫س َ ََل َم َارة ۢ ب‬ َ َ ‫ي‬
َ ‫النف‬ َ ِّ َ ُ َ َ
‫وما ابرئ نف ِس ِان‬
ِ ِ َ ِّ َ َ ‫َ ِّ ي‬
َ
‫رب ِان رب غفور ر ِحيم‬
“Dan aku (istri Al-Aziz) tidak menyatakan diriku bebas (dari kesalahan), karena
sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi
rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha
Penyanyang.” (QS. Yusuf: 53)

Terlebih pula dalam hal ibadah, tentu ketika kita melakukan berbagai ibadah tersebut
banyak kekurangan. Oleh karena itu, banyak perintah di dalam Al-Qur’an maupun
hadis agar kita senantiasa beristigfar seusai melakukan suatu aktivitas ibadah.

Istigfar setelah selesai salam dalam salat fardu

Dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu


‘alaihi wasallam ketika selesai salat, beliau membaca istigfar 3 kali.

Kemudian membaca,
َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َّ َ
‫ تباركت يا ذا‬،‫ و ِمنك السالم‬،‫اللهم أنت السالم‬
َ ْ َْ َ َ ْ
‫الجال ِل وا ِإلكر ِام‬
“Allahumma antas salam wa minkas salam tabarakta yaa dzal jalali wal ikram.” (HR.
Muslim no. 1362 dan Nasai no. 1345)

Istigfar setelah salat Duha

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi


wasallam selesai salat Duha, beliau mengucapkan,

َ َ َ َ َ َ َ َ ََ َ َ َّ
‫ ِإنك أنت التواب الر ِحي ِم‬،‫ وتب عل‬،‫اللهم اغ ِفر ِل‬
“Allahummaghfir-lii wa tub ‘alayya, innaka antat tawwabur rohiim.” (artinya: Ya Allah,
ampunilah aku dan terimalah tobatku. Sesungguhnya Engkau Maha Penerima tobat
lagi Maha Penyayang) sampai beliau membacanya seratus kali.” (HR. Bukhari
dalam Al-Adab Al-Mufrad no. 619. Syekh Al-Albani mengatakan bahwa hadis ini
sanadnya sahih, (https://sunnah.com/adab:619)

Istigfar seusai haji

Setelah selesai melakukan rangkaian ibadah haji, kita pun disyariatkan untuk
beristigfar. Allah Ta’ala berfirman,

َ َ ْ َ َٰ ُ َ َ َ َ ِّ ََ َ َ
‫ف ِاذا افضتم من عرفات فاذكروا اّلل ِعند المشعر‬
َ‫ْال َح َرام ۖ َواذ ُكروه َك َما َه ٰد ُىكم ي َوان ُكنتم ِّمن َقبله َلمن‬
ِ ِ ِ ِ
ْ ‫الض ۤا ِّل‬
َ‫ي‬ َ
ٰ
َ‫اّلل ي‬ َ َ َ َ ََ َ َ َ
‫ثم ا ِفيضوا ِمن حيث افاض الناس واستغ ِفروا‬
َ َ َٰ َ
‫ِان اّلل غفور ر ِحيم‬
“Maka, apabila kamu telah bertolak dari ‘Arafat, berzikirlah kepada Allah di Masy’aril
Haram (di Muzdalifah), dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang
ditunjukkan-Nya kepadamu. Dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk
orang-orang yang sesat. Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-
orang banyak (yaitu dari ‘Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 198-199)

Baca Juga: Teladan Nabi dalam Istighfar

Istigfar setelah membaca Al-Qur’an

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,

َ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ
‫ ما جلس رسول‬:‫عن ع ِائشة رض هللا عنها قالت‬
ً َ َ َ َ ُّ َ ً َ َ َّ َ َ َ َ َّ َ
،‫ وّل تل قرآنا‬، ‫هللا صل هللا علي ِه وسلم مج ِلسا قط‬ ِ
َ َ َ َ َ َ ََ َ َ َ َ َّ َ َ َ
:‫ قالت‬، ‫ ِإّل ختم ذ ِلك ِبك ِلمات‬، ‫وّل صل صلة‬
ََ ً َ َ َ َ ََ َ َ َ ْ َ
ِ ‫ يا رسول‬:‫فقلت‬
‫ وّل‬، ‫ أراك ما تج ِلس مج ِلسا‬،‫هللا‬
َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ ِّ َ َ َ ً ُ َ
‫ات‬
ِ ‫ وّل تصل صلة ِإّل ختمت ِبهؤّل ِء الك ِلم‬،‫تتلو قرآنا‬
‫؟‬
“Tidaklah Nabi duduk di majelis, tidak pula membaca Al-Qur’an (redaksi dari Khollaad bin
Sulaiman), dan tidak pula salat, kecuali menutupnya dengan kalimat-kalimat
tersebut.” Aku berkata, “Wahai Rasulullah, aku melihatmu tidaklah duduk di suatu majelis,
tidak juga membaca Al-Qur’an, dan tidak juga salat, kecuali engkau tutup dengan kalimat
tersebut?”

َ َ ََ َ َ َ َ ً َ َ َ َ َ َ :َ َ
‫ من قال خيا خ ِتم له طابع عل ذ ِلك‬،‫قال نعم‬
َّ َ َ َ
َ‫اللهم‬ َ َ َ َ َ ُ ًّ ََ َ َ َ َ َ ْ
‫ سبحانك‬:‫ ومن قال شا كن له كفارة‬،‫الخي‬
َ َ ََ َ َ َ َ َ َ ََ َ َ
‫ أستغ ِفرك وأتوب ِإليك‬،‫ َل ِإله ِإَل أنت‬،‫َو ِب َحم ِدك‬
Beliau bersabda, “Iya, siapa yang berkata baik, akan ditutup dengan stempel kebaikan. Dan
siapa yang berkata buruk, akan menjadi penghapus dosanya. Yaitu, subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu an laa ilaaha illa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaika.” (HR. Nasa’i
dalam As-Sunan Al-Kubra 10.067, Thabrani dalam Ad-Du’a 1912, dan lain-lain dengan
sedikit perbedaan redaksi)
Status hadis:

Al-Hafizh rahimahullah dalam An-Nukat (II: 733) berkata, “Sanadnya sahih.“ Al-
Albani rahimahullah dalam As-Shahihah (93164) berkata, “Sanadnya sahih atas syarat
Muslim.“ Syekh Muqbil rahimahullah dalam Al-Jaami’ As-Shahiiih Mimaa Laysa fis
Shahihaini (II: 128) berkata, “Hadis ini sahih.“

Sebagian ulama berpendapat, jika setelah membaca Al-Qur’an langsung pergi


meninggalkan majelis, maka disunahkan membaca doa kafarat (penutup majelis)
tersebut. Adapun jika setelah membaca Al-Qur’an kita masih duduk di majelis, maka
tidak disyariatkan sebagaimana hadis dari Ibnu Mas’ud dalam riwayat Bukhari dan
Muslim.

Baca Juga: Akhir Bulan Ramadhan: Antara Tauhid dan Istighfar

Istigfar setelah selesai menunaikan majelis dan semua amalan

Dari Abu Barzah Al-Aslami, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi


wasallam berkata di akhir majelis jika beliau hendak berdiri meninggalkan majelis,

َ‫الله َم َوب َحمد َك َأش َهد َأن ََل إ َل َه إ ََل َأنت‬


َّ َ َ َ
‫سبحانك‬
ِ ِ ِ ِ ََ َ
َ َ َ َ
‫أستغ ِفرك وأتوب ِإليك‬
“Subhanakallahumma wa bihamdika asyhadu alla ilaaha illa anta, astaghfiruka wa atuubu
ilaik.” (artinya: Mahasuci Engkau Ya Allah. Segala pujian untuk-Mu. Aku bersaksi
bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah, selain Engkau. Dan aku
meminta ampunan dan bertobat pada-Mu.)

َ‫اّلل إ َن َك َل َتقول َقوَل َما ُكنت‬


َّ َ َ َ َ َ ََ
ِ ِ ‫فقال رجل يا رسول‬
َ ْ ْ ُ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ ُ َ
‫ قال « كفارة ِلما يكون ِف المج ِلس‬.‫تقوله ِفيما مض‬
Ada seseorang yang berkata pada Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam, “Wahai Rasulullah,
engkau mengucapkan suatu perkataan yang belum pernah engkau ucapkan sebelumnya.”
Beliau bersabda, “Doa itu sebagai penambal kesalahan yang dilakukan dalam
majelis.” (HR. Abu Daud, no. 4857; Ahmad, 4: 425. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan
bahwa sanad hadis ini hasan)

Maksud sebagai penambal kesalahan adalah perkataan yang sia-sia.


Baca Juga: Perbedaan Istighfar Dan Taubat

Jangan bosan beristigfar

Tiada manusia yang tidak berdosa. Allah Ta’ala telah menjanjikan ampunan bagi
siapa saja yang bertobat dan beristigfar kepada-Nya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ُ َّ َ َ َ َ َ َ َ َ َّ َ
،‫وال ِذي نف ِس ِبي ِد ِه لو لم تذ ِنبوا لذهب اّلل ِبكم‬
َ َ َ َ َّ َ َ ََ َ َ َ َ ََ
‫ فيستغ ِفرون اّلل فيغ ِفر لهم‬، ‫ولجاء ِبقوم يذ ِنبون‬
“Demi Zat yang diriku berada di tangan-Nya, jika kalian tidak berbuat dosa Allah akan
hilangkan kalian dan Allah akan datangkan kaum lain yang berdosa, lalu mereka pun
minta ampun kepada Allah, Allah pun ampuni dosa mereka.” (HR. Muslim)

Dari hadis di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menginginkan agar kita senantiasa
memohon ampunan kepada Allah, senantiasa istigfar kepada Allah. Karena
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda dalam hadis lain,

َ َ َ َْ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ ُّ ُ
‫ وخي الخط ِائي التوابون‬،‫كل ب ِن آدم خطاء‬
“Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan
adalah yang bertobat.” (HR. Tirmizi no. 2499, dalam Shahih Al-Targib)

Bahkan, Rasul kita tercinta shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia yang paling
banyak beristigfar dan bertobat. Padahal beliau shallallahu ‘alaihi
wasallam merupakan orang yang ma’sum (terjaga dari dosa) dan dijamin diampuni
dosanya baik yang telah lalu maupun yang akan datang. Nabi kita tidak pernah bosan
dalam bertobat dan beristigfar.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

َ ََْ َْ ْ َ َ َ َ َّ َ َ ِّْ َّ َ
‫اّلل ِإب ألستغ ِفر اّلل وأتوب ِإلي ِه ِف اليو ِم أ كي ِمن‬
ِ ‫و‬
َْ ‫َسبع‬
‫ي َم َرة‬ ِ
“Demi Allah. Sungguh aku selalu beristigfar dan bertobat kepada Allah dalam sehari lebih
dari 70 kali.” (HR. Bukhari)
Dalam riwayat lain beliau juga bersabda,

َ َْ ْ َ ِّْ َ َّ َ َ َ ُّ َ َ
‫اّلل ف ِإب أتوب ِف اليو ِم ِإلي ِه‬
ِ ‫يا أيها الناس توبوا ِإل‬
َ‫ِم َائ َة َمرة‬
“Wahai sekalian manusia. Tobatlah (beristigfar) kepada Allah karena aku selalu bertobat
kepada-Nya dalam sehari sebanyak 100 kali.” (HR. Muslim)

Jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam saja bertobat dan beristigfar sebanyak 70
hingga 100 kali dalam sehari, apalagi kita sebagai manusia biasa yang banyak dosa,
lebih pantas lagi untuk beristigfar setiap saat.

Semoga Allah Ta’ala memberikan kemudahan bagi kita untuk mengikuti


Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam memperbanyak beristigfar kepada
Allah Ta’ala setiap hari dan setiap saat.

© 2023 muslim.or.id

Sumber: https://muslim.or.id/81134-istigfar-penutup-segala-amal.html

Anda mungkin juga menyukai