shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengajarkan kepada kami tasyahhud di dalam shalat
dan tasyahhud di dalam hajat (di dalam riwayat yang lain diterangkan: Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengajarkan kepada kami khutbah hajat). Beliau
bersabda "Tasyahhud di dalam shalat:
Attahiyyaatu lillahi... (yakni tahiyyat di dalam shalat seperti yang biasa kita baca sampai
syahadatain), sedangkan tasyahhud di dalam hajat ialah:
Segala puji bagi Allah, kami memuji-Nya dan kami memohon pertolongan kepada-Nya.
Dan kami berlindung kepada Allah dari kejahatan-kejahatan diri kami dan dari
kesalahan-kesalahan perbuatan kami. barang siapa yang Alla pimpin dia, maka tidak
ada yang dapat menyesatkannya. Dan barang siapa yang Allah sesatkan dia, maka tidak
ada yang dapat memimpinnya. Dan aku bersaksi bahwa tidak ada satu pun tuhan kecuali
Allah sendiri yang tiada satupun sekutu baginya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad
adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya)."
Kemudian beliau shallallahu 'alaihi wa sallam membaca tiga ayat (Al Qur'an):
1. Surat Ali Imran : 102
2. Surat An Nisaa : 1
3. Surat Al Ahzab : 70-71.
(Hadits Shahih riwayat Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Majah, Ahmad, Ad Daarimi,
Ath Thahawi, Hakim, Baihaqiy, Abdurrazaq dan Ibnu Abi 'Ashim).
Lalu seseorang bertanya; "Ya Rasulullah! Sesungguhnya engkau tadi mengucapkan satu
perkataan yang belum pernah engkau ucapkan sebelumnya!?" Beliau shallallahu 'alaihi
wa sallam menjawab; "Bacaan itu sebagai penebus dosa/kesalahan yang terjadi di dalam
majelis tadi." (Hadits shahih riwayat Abu Dawud no. 4859)
Bagaimana doa kafaratul majelis yang katanya bisa menghapuskan kesalahan yang
dilakukan selama berada dalam majelis.
Doa itu diucapkan ketika akan berpisah atau akan selesai dari suatu majelis. Majelis
ini tidak mesti dengan duduk-duduk. Pokoknya setiap pembicaraan atau obrolan
biasa apalagi diyakini ada perkataan sia-sia yang terucap, maka doa kafaratul majelis
sangat dianjurkan untuk dibaca.
Jika suatu majelis atau tempat obrolan yang membicarakan hal akhirat maupun hal
dunia, lantas di dalamnya tidak terdapat dzikir pada Allah, sungguh sangat merugi.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
س الَ يَ ْذ ُك ُر ْو َن اهللَ فِْي ِه ِإالَّ قَ ُام ْوا َع ْن ِمثْ ِل ِجْي َف ِة مِح َا ٍر َو َكا َن هَلُ ْم َح ْسَر ًة
ٍ َِم ِام ْن َق ْوٍم َي ُق ْو ُم ْو َن ِم ْن جَمْل
“Setiap kaum yang bangkit dari majelis yang tidak ada dzikir pada Allah, maka
selesainya majelis itu seperti bangkai keledai dan hanya menjadi penyesalan pada
hari kiamat.” (HR. Abu Daud, no. 4855; Ahmad, 2: 389. Al-Hafizh Abu Thahir
mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
Tentu kita tidak mau menjadi orang yang merugi dalam setiap waktu kita. Karenanya,
jadikanlah akhir majelis dengan istighfar dan bacaan doa kafaratul majelis.
Semoga bermanfaat.
Ada banyak doa pembuka majlis yang bisa kit abaca baik panjang ataupun yang
pendek..
Berikut adalah salah satu doa pembuka majelis yang panjang dan penuh doa: