Anda di halaman 1dari 9

https://konsultasisyariah.com/14894-doa-shalat-tahajud.

html

Doa Shalat Tahajud

By Ustadz Ammi Nur Baits -

Nov 13, 2012

Doa Shalat Tahajud

Pertanyaan:

Bismillah

Apakah Ada Doa setelah shalat tahajjud yang warid dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti
yang dibuku kumpulan doa yang dijual di toko buku? Tolong dijelaskan Ustadz, Jazakallahu Khair.

Dari: Dudi

Jawaban:

Alhamdulillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, wa ba’du

Pertama, sesungguhnya sepertiga malam terakhir termasuk waktu yang mustajab untuk berdoa kepada
Allah. Karena Allah menjanjikan akan mengabulkan doa di waktu ini. Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ َم ْن‬،ُ‫يب لَه ُ َم ْن يَ ْسأَلُنِي فَأُعْطِ يَه‬


َ ‫ فَأ َ ْست َِج‬،‫ َم ْن يَ ْدعُونِي‬:ُ‫ث اللَّ ْي ِل اآلخِ ُر يَقُول‬
ُ ُ‫س َماءِ ال ُّد ْنيَا حِ ينَ يَ ْبقَى ثُل‬
َّ ‫اركَ َوتَعَالَى ُك َّل لَ ْيلَ ٍة إِلَى ال‬
َ َ‫يَ ْن ِز ُل َربُّنَا تَب‬
ُ ‫يَ ْست َ ْغف ُِرنِي فَأ َ ْغ ِف َر لَه‬

“Allah Subhanahu wa Ta’ala turun ke langit dunia setiap malam, ketika tersisa sepertiga malam
terakhir. Kemudian Allah berfirman: Siapa yang berdoa kepada-Ku akan Aku ijabahi doanya,
siapa yang meminta-Ku akan Aku beri dia, dan siapa yang minta ampunan kepada-Ku akan
Aku ampuni dia.” (HR. Bukhari 1145, Muslim 758, Abu Daud 1315, dan yang lainnya).

Kedua, berdasarkan hadis di atas, di sepertiga malam terakhir, Anda bisa memohon kepada
Allah apapun yang Anda inginkan, selama tidak melanggar larangan dalam berdoa. Anda bisa
berdoa dengan bahasa Arab, bahasa Indonesia atau bahasa apapun yang Anda pahami.
Manfaatkan kesempatan sepertiga malam terakhir untuk banyak memohon kepada Allah.
Memohon ampunan, memohon hidayah, memohon kebaikan dunia akhirat, dan memohon
kepada Allah untuk menyelesaikan masalah Anda. Tidak ada doa khusus yang harus Anda
baca untuk permohonan ini.

Kapan Waktunya?

Bisa Anda lakukan setiap selesai shalat 2 rakaat, atau seusai tahajud sebelum witir, atau ketika
sujud, atau menjelang salam sebelum tasyahud.

Ketiga, doa khusus untuk dibaca ketika tahajud berdasarkan hadis yang shahih, terdapat pada
doa iftitah dan doa setelah witir. Berikut rinciannya:

Doa yang dianjurkan untuk dibaca ketika iftitah:

1. Dari Abu Salamah bin Abdurrahman bin Auf, beliau bertanya kepada Aisyah radhiyallahu
‘anha, “Apa doa yang dibaca oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mengawali shalat
malam beliau?”

Aisyah menjawab: “Beliau memulai shalat malam beliau dengan membaca doa:

‫ ا ْه ِدنِي‬، َ‫ش َها َدةِ أ َ ْنتَ تَحْ ُك ُم َبيْنَ ِع َبادِكَ فِي َما كَانُوا فِي ِه َي ْخت َ ِلفُون‬ ِ ‫عال َِم ْالغَ ْي‬
َّ ‫ب َوال‬ َ ‫ض‬ِ ‫ت َو ْاْل َ ْر‬ َّ ‫اللَّ ُه َّم َربَّ ِجب ِْري َل َومِ ي َكائِي َل َوإِس َْرافِي َل فَاطِ َر ال‬
ِ ‫س َم َوا‬
‫ص َراطٍ ُم ْستَق ٍِيم‬ َ ْ
ِ ‫ق بِإِذنِكَ إِنَّكَ أ ْنتَ ت َ ْهدِي َم ْن تَشَا ُء إِلَى‬ ْ
ِ ِّ ‫ِف فِي ِه مِ نَ ال َح‬َ ‫اختُل‬ ْ ‫ِل َما‬

“Ya Allah, Tuhannya Jibril, mikail, dan israfil. Pencipta langit dan bumi. Yang mengetahui yang
gaib dan yang nampak. Engkau yang memutuskan diantara hamba-Mu terhadap apa yang
mereka perselisihkan. Berilah petunjuk kepadaku untuk menggapai kebenaran yang
diperselisihan dengan izin-Mu. Sesungguhnya Engkau memberi petunjuk kepada siapa saja
yang Engkau kehendaki menuju jalan yang lurus.” (HR. Muslim 770, Abu daud 767, Turmudzi
3420 dan yang lainnya)

2. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
apabila melakukan shalat di tengah malam, beliau membaca doa iftitah:

ُّ‫ َو َلكَ ْال َح ْم ُد أ َ ْنتَ َرب‬،‫ض َو َم ْن فِ ْي ِه َّن‬ ِ ‫ت َواْْل َ ْر‬ َّ ‫ َولَكَ ْال َح ْم ُد أ َ ْنتَ قَيِِّ ُم ال‬،‫ض َو َم ْن فِ ْي ِه َّن‬
ِ ‫س َم َاوا‬ ِ ‫ت َواْْل َ ْر‬ َّ ‫اَللِّ ُه َّم لَكَ ْال َح ْم ُد أ َ ْنتَ نُ ْو ُر ال‬
ِ ‫س َم َاوا‬
ُ
،‫عة َح ٌّق‬َ ‫ َوالسَّا‬،‫ار َح ٌّق‬ ُ ْ ْ ْ ُ ْ ْ َ
ُ َّ‫ َوالن‬،‫ َوال َجنَّة َح ٌّق‬،‫ َو ِلقَاؤُكَ ال َح ُّق‬،‫ َوقَ ْولكَ ال َح ُّق‬،‫ َو َو ْعدُكَ ال َح ُّق‬،‫ أ ْنتَ ال َح ُّق‬،‫ض َو َم ْن فِ ْي ِه َّن‬ ِ ‫ت َواْْل َ ْر‬ ِ ‫س َم َاوا‬
َّ ‫ال‬

َ ‫ َوبِكَ خَا‬، ُ‫ َو ِإلَيْكَ أَنَبْت‬، ُ‫علَيْكَ ت ََو َّك ْلت‬


ُ‫ َو َما أَس َْر ْرت‬، ُ‫ فَا ْغف ِْر ِل ْي َما َق َّد ْمتُ َو َما أ َ َّخ ْرت‬. ُ‫ َو ِإ َليْكَ َحا َك ْمت‬، ُ‫ص ْمت‬ َ ‫ َو‬، ُ‫ َوبِكَ آ َم ْنت‬، ُ‫اَللِّ ُه َّم لَكَ أ َ ْسلَ ْمت‬
ْ َ َّ ٰ
َ‫ي لَ إِلهَ إِل أنت‬ ٰ ْ َ ْ ْ َ ْ ْ َ ْ َ َ
ْ ‫ أنتَ إِل ِه‬،‫ أنتَ ال ُمقَ ِ ِّد ُم َوأنتَ ال ُم َؤ ِ ِّخ ُر‬، ُ‫َو َما أ ْعلنت‬

“Ya Allah, hanya milik-Mu segala puji, Engkau cahaya langit dan bumi serta siapa saja yang
ada di sana. Hanya milikMu segala puji, Engkau yang mengatur langit dan bumi serta siapa
saja yang ada di sana. Hanya milikMu segala puji, Engkau pencipta langit dan bumi serta siapa
saja yang ada di sana. Engkau Maha benar, janji-Mu benar, firman-Mu benar, pertemuan
dengan-Mu benar. Surga itu benar, neraka itu benar, dan kiamat itu benar. Ya Allah, hanya
kepada-Mu aku pasrah diri, hanya kepada-Mu aku beriman, hanya kepada-Mu aku bertawakkal,
hanya kepada-Mu aku bertaubat, hanya dengan petunjuk-Mu aku berdebat, hanya kepada-Mu
aku memohon keputusan, karena itu, ampunilah aku atas dosaku yang telah lewat dan yang
akan datang, yang kulakukan sembunyi-sembunyi maupun yang kulakukan terang-terangan.
Engkau yang paling awal dan yang paling akhir. Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang berhak
disembah kecuali Engkau.” (HR. Ahmad 2710, Muslim 769, Ibn Majah 1355).

3. Dari Abu Said Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
ketika bangun malam, beliau bertakbir, kemudian membaca:

َ‫غي َْرك‬ َ َ‫س ْب َحانَكَ اللَّ ُه َّم َوبِ َح ْمدِكَ َوتَب‬


َ َ‫ َو َل إِلَه‬، َ‫ َوتَعَالَى َج ُّدك‬، َ‫اركَ ا ْس ُمك‬ ُ

Maha Suci Engkau Ya Allah, aku memuji-Mu, Maha Mulia nama-Mu, Maha Tinggi keagungan-
Mu, tiada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Kemudian membaca:
َّ ‫َل ِإلَهَ ِإ َّل‬
ُ‫َللا‬

Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah (3 kali)

dilanjutkan dengan membaca:

ً ِ‫َللاُ أ َ ْكبَ ُر َكب‬


‫يرا‬ َّ

Allah Maha Besar (3 kali)

(HR. Abu Daud 775, Ad-Darimi 1275, dan dishahihkan al-Albani)

Doa yang Dibaca Setelah Witir

Doa pertama

‫س ْب َحانَ الـ َملِكِ القُد ُّْو ِس‬


ُ

SUBHAANAL MALIKIL QUDDUUS

“Mahasuci Dzat yang Merajai lagi Mahasuci.”

Hadis Selengkapnya:

Dari Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan:


ِ ‫س ْب َحانَ ْال َملِكِ ْالقُد‬
‫ُّوس‬ ُ :َ‫ قَال‬،‫سلَّ َم فِي ْال ِوتْ ِر‬
َ ‫سلَّ َم ِإذَا‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ُ ‫َكانَ َر‬
ِ َّ ‫سو ُل‬
َ ‫َللا‬

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah salam shalat witir, beliau membaca:
SUBHAANAL MALIKIL QUDDUUS. (HR. Abu Daud 1430; dishahihkan al-Albani)

Dalam riwayat Nasa’i dari Abdurrahman bin Abza radhiyallahu ‘anhu, terdapat tambahan:

َ‫س ْب َحان‬ ُ « :‫سلَّ َم‬ َّ ‫ َوقُ ْل ه َُو‬، َ‫ َوقُ ْل يَا أَيُّ َها ْالكَاف ُِرون‬،‫سبِِّحِ اس َْم َربِِّكَ ْاْل َ ْعلَى‬
َ ‫ َو َكانَ يَقُو ُل إِذَا‬،ٌ‫َللاُ أ َ َحد‬ َ ِ‫سلَّ َم يُوت ُِر ب‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ُ ‫َكانَ َر‬
َّ ‫سو ُل‬
َ ِ‫َللا‬
‫ص ْوتَه ُ بِالثَّا ِلث َ ِة‬ ِ ‫ْال َملِكِ ْالقُد‬
َ ‫ َويَ ْرفَ ُع‬،‫ُّوس» ث َ ََلثًا‬

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan witir dengan membaca surat Al-A’la (rakaat
pertama), surat Al-Kafirun (rakaat kedua), dan surat Al-ikhlas (rakaat ketiga). Setelah salam,
beliau membaca: subhaanal malikil qudduus, 3 kali. Beliau keraskan yang ketiga. (HR. Nasa’i
1732 dan dishahihkan al-Albani)

Dalam riwayat yang lain, terdapat tambahan:

… ‫ط َّو َل فِي الثَّا ِلث َ ِة‬


َ

“Beliau baca panjang yang ketiga.” (HR. Nasa’i 1734 dan dishahihkan al-Albani)

Tambahan “Rabbil Malaaikati war Ruuh”

Disebutkan dalam riwayat Thabrani adanya tambahan:

ُّ ‫ب ْال َم ََلئِ َك ِة َو‬


ِ‫الروح‬ ِ ِّ ‫َر‬

RABBIL MALAAIKATI WAR-RUUH


Tuhan para malaikat dan ar-Ruh

Dari Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan:

ُّ ‫ب ْال َم ََلئِ َك ِة َو‬


ِ‫الروح‬ َ ِ‫فِي ْاْلَخ‬
ِ ِّ ‫ َر‬:ُ‫يرةِ يَقُول‬

Di bagian akhir beliau membaca: RABBIL MALAAIKATI WAR-RUUH. (HR. Ad-Daruquthni 1660.
Dalam Fatwa islam (no. 14093) dinyatakan: sanadnya shahih, dan disebutkan Ibnul Qoyim
dalam Zadul Ma’ad (1/323)).

Keterangan:

Dari beberapa riwayat di atas, dapat kita simpulkan terkait bacaan doa ini:

1. Doa ini dibaca tepat setelah salam shalat witir

2. Doa ini dibaca tiga kali

3. Pada bacaan kali ketiga, dikeraskan dan dipanjangkan “Subhaaanal malikil qudduuuuu …
ss”.

4. Disambung dengan membaca “Rabbil malaaikati war ruuh…”

Kalimat: “Subbuuhun qudduusun rabbul malaaikati war ruuh”

Kalimat termasuk salah satu doa yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika rukuk
atau sujud.
Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan:

‫ رب المَلئكة والروح‬،‫ سبوح قدوس‬:‫أن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم كان يقول في ركوعه وسجوده‬

Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca doa ketika rukuk dan sujud beliau:
Subbuuhun qudduusun…dst. (HR. Muslim 487).

Mengingat lafadz Subbuuhun qudduusun adalah doa sujud atau rukuk ketika shalat, sehingga
tambahan ini tidak ada hubungannya dengan shalat witir. Karena tidak perlu dibaca seusai witir.

Allahu a’lam

Doa Kedua

َ َ‫ َك َما أَثْــــنَــــيْت‬، َ‫علَيْكَ أ َ ْنت‬


‫ع َلى‬ ِ ْ‫ َل أُح‬، َ‫ َوأَعُوذُ بِكَ مِ ْنك‬، َ‫عقُوبَـتِك‬
َ ‫صي ثَنَا ًء‬ ُ ‫ َوبِـ ُم َعافَاتِكَ مِ ْن‬، َ‫سخَطِ ك‬ َ ‫اللَّ ُه َّم ِإنِِّي أَعُوذُ بِ ِر‬
َ ‫ضاكَ مِ ْن‬
ْ
َ‫نَــــفسِك‬

ALLAHUMMA INNII A-‘UUDZU BI RIDHAA-KA MIN SAKHATIK, WA BI MU’AAFATIKA MIN


‘UQUUBATIK, WA A-‘UUDZU BIKA MIN-KA, LAA UH-SHII TSA-NAA-AN ‘ALAIKA ANTA,
KAMAA ATS-NAITA ‘ALAA NAFSIK

“Ya Allah, aku berlindung dengan ridha-Mu dari kemurkaan-Mu, aku berlindung dengan maaf-
Mu dari hukuman-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa-Mu. Aku tidak bisa menyebut
semua pujian untuk-Mu, sebagaimana Engkau memuji diri-Mu sendiri.”

Hadis selengkapnya:

Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan:


َ ‫ «اللَّ ُه َّم ِإنِِّي أَعُوذُ ِب ِر‬:ِ‫سلَّ َم َكانَ يَقُو ُل فِي ِوتْ ِره‬
َ ‫ضاكَ مِ ْن‬
، َ‫سخَطِ ك‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َللا‬ َّ ‫…أ َ َّن النَّ ِب‬
َ ‫ي‬

Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di penghujung shalat witirnya, beliau membaca:
ALLAHUMMA INNII A-‘UUDZU BI RIDHAA-KA MIN SAKHATIK… (HR. An-Nasa’i 1747, Abu
Daud 1427, dan Turmudzi 3566; dinilai shahih oleh al-Albani)

Kapankah doa ini dibaca?

Pada hadis di atas tidak dijelaskan kapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca doa
tersebut ketika shalat witir. Dalam catatan untuk Sunan An-Nasa’i, As-Sindi mengatakan:

‫ ويحتمل‬،‫ فصار هو من القنوت ؛ كما هو مقتضى كَلم المصنف‬، ‫ يحتمل أنه كان يقول في آخر القيام‬:”‫ ” كان يقول في آخر وتره‬:‫قوله‬
‫ وهو ظاهر اللفظ‬، ‫أنه كان يقول في قعود التشهد‬

Keterangan beliau “di penghujung shalat witirnya, beliau membaca…” mungkin maknanya
adalah beliau baca di akhir tahajud, sehingga itu termasuk doa qunut, sebagaimana isyarat
keterangan An-Nasa’i, mungkin juga dimaknai bahwa doa ini dibaca ketika duduk tasyahud
akhir, dan ini makna yang tersirat dari hadis tersebut. (Dinukil dari Bughyatul Mutathawi’, hlm.
30).

Akan tetapi disebutkan dalam kitab Amalul Yaum wa Lailah karya an-Nasai, demikian pula ibnu
Sunni, bahwa Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu mengatakan:

‫ اللهم إني أعوذ بمعافاتك من‬: ‫ فكنت أسمعه إذا فرغ من صَلته وتبوأ مضجعه يقول‬، ‫بت عند رسول هللا صلى هللا عليه وسلم ذات ليلة‬
‫… عقوبتك‬

Saya menginap di rumah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di suatu malam. Ketika beliau
usai shalat dan bersiap di tempat tidurnya, beliau membaca: ALLAHUMMA INNII A-‘UUDZU BI
MU’AAFATIKA MIN ‘UQUUBATIK, … dst. (Muntaqa Amalul Yaum wa Lailah An-Nasai, Hal. 25).
Diantara kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau kembali ke tempat tidur seusai
melaksanakan shalat tahajud. Sambil mempersiapkan tempat tidurnya, beliau membaca doa
tersebut.

Sementara itu, disebutkan dalam riwayat yang lain, dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau
mengatakan:

َ ‫ «اللَّ ُه َّم إِنِِّي أَعُوذُ بِ ِر‬:ُ‫َان َوه َُو يَقُول‬


َ ‫ضاكَ مِ ْن‬
، َ‫سخَطِ ك‬ ُ ‫اج ٌد َوقَ َد َماهُ َم ْن‬
ِ ‫صوبَت‬ ِ ‫س‬َ ‫سلَّ َم ذَاتَ لَ ْيلَ ٍة فَا ْنت َ َهيْتُ إِلَ ْي ِه َوه َُو‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫فَقَدْتُ َرسُو َل‬

Saya kehilangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di suatu malam, ternyata aku dapati
beliau dalam keadaan sedang sujud, dan dua kaki beliau dipancangkan , sementara beliau
membaca: ALLAHUMMA INNII A-‘UUDZU BI RIDHAA-KA MIN SAKHATIK… (HR. Ahmad
25655, An-Nasa’i 1100, Ibn Majah 3841, Ibnu Hibban dalam shahihnya 1932, Ibn Khuzaimah
dalam shahihnya 655, dan dishahihkan al-Albani)

Kesimpulan:

Berdasarkan dua riwayat ini, dapat kita simpulkan bahwa ada dua tempat untuk membaca doa
ini ketika witir atau tahajud:

a. Setelah shalat witir

b. Ketika sujud dalam shalat

Allahu a’lam

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)

Anda mungkin juga menyukai