“Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari reruntuhan (longsor), dan aku berlindung pada-Mu dari tergelincir,
dan aku berlindung pada-Mu dari tenggelam (banjir), terbakar, dan tak berdaya. Dan aku berlindung pada-Mu apabila
syetan menjerumuskan padaku ketika akan mati, dan aku berlindung pada-Mu apabila mati dalam keadaan berbalik
arah dari jalan-Mu (murtad), dan aku berlindung pada-Mu apabila mati karena disengat. (HR Abu Daud)
Sepulang dari perjalanan mudik atau perjalanan apapun, kita kembali di kota kediaman dan tentu saja di rumah
kediaman kita. Sebelum melangkahkan kaki, kita dianjurkan untuk berdoa memohon ampunan kepada Allah SWT
sebagaimana doa Rasulullah SAW berikut ini:
Artinya, “Terimalah tobat kami, terimalah. Kepada Tuhan kami, kami kembali. Pertobatan yang tidak menyisakan
dosa.” saat membuka kunci pintu dan sebelum melangkahkan kaki, kita dianjurkan mengucapkan salam meskipun
rumah dalam keadaan kosong sebagaimana salam Rasulullah SAW berikut ini:
Artinya, “Ya Allah, jadikan kota ini sebagai tempat mukim dan (kami memohon) rezeki yang baik untuk kami.”
Perjalan mudik, perjalanan arus balik dari mudik ke kampung halaman, atau perjalanan apapun itu kadang
mengharuskan kita untuk singgah di rest area (tempat istirahat), pom bensin, atau mampir di tempat tertentu. Dalam
pada itu, kita dianjurkan untuk membaca doa singgah sebagai berikut:
Artinya, “Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan ciptaan-Nya.”
Hal ini diceritakan oleh sahabat Jabir RA dalam Shahih Bukhari berikut ini:
وإذا نزلنا سبحنا، كنا إذا صعدنا كبرنا:روينا في "صحيح البخاري" عن جابر رضي هللا عنه قال
Artinya, “Diriwayatkan kepada kami dalam Shahih Bukhari dari Jabir RA, ia berkata, ‘Bila melintasi jalan menanjak,
kami bertakbir. Ketika melewati jalan menurun, kami bertasbih,’” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul
Mallah, 1971 M/1391 H], halaman 190).
Sementara dalam riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW dan para sahabatnya membaca takbir tiga kali saat
menempuh jalan mendaki. Setelah itu mereka membaca doa sebagai berikut ini seperti riwayat Sahabat Ibnu Umar
RA:
ْ ع َلى ُك ِل ش
َ آ ِيبُ ْونَ تَائِبُ ْون،َيءٍ َق ِدي ٌْر َ َو َلهُ ال َح ْم ُد َو ُه َو، ُ لَهُ ال ُم ْلك،ََُل ِإلَهَ ِإ ََّل هللاُ َو ْح َدهُ ََل ش َِري َْك لَه
َ َ َوهَزَ َم األ َ ْحز،ُع ْب َده
ُاب َو َح َده َ ص َرَ َ َون،ُص َدقَ هللاُ َو ْع َده َ ، َامد ُْون ِ اجد ُْونَ ِل َربِنَا َحِ س َ ، َعابِد ُْون َ
Lâ ilâha illallâhu wahdahû lâ syarîka lahû, lahul mulku, wa lahul hamdu, wa huwa ‘alâ kulli syai’in qadîr, âyibûna,
tâ’ibûn, ‘âbidûn, sâjidûn li rabbinâ hâmidûn, shadaqallâhu wa‘dahû, wa nashara ‘abdahû, wa hazamal ahzâba
wahdahû.
Artinya, “Tiada tuhan selain Allah yang esa, tiada sekutu bagi-Nya. Hanya miliknya keuasaan dan pujian. Dia maha
kuasa atas segala sesuatu. (Kami) kembali, bertobat, menyembah, bersujud, dan memuji Tuhan kami. Allah menepati
janji-Nya, menolong hamba-Nya, dan menghancurkan pasukan musuh sendiri.”
Seseorang yang hendak mengadakan perjalanan seperti pulang ke kampung halaman (mudik) atau menempuh arus
balik dianjurkan untuk berpamitan kepada sahabat atau keluarga. Sementara sahabat dan keluarga itu dianjurkan
untuk melepas mereka yang mudik dengan doa Rasulullah SAW berikut ini:
Artinya, “Semoga Allah membekalimu dengan takwa, mengampuni dosamu, dan memudahkanmu dalam jalan
kebaikan di mana pun kau berada.”
Berikut ini doa yang dibaca oleh Rasulullah SAW ketika memasuki sebuah kawasan yang dilintasi menuju tujuannya.
Artinya, “Ya Allah, Tuhan tujuh langit dan penghuni yang dinaunginya, Tuhan tujuh bumi apa yang dipikulnya, Tuhan
setan dan apa yang disesatkannya, dan Tuhan angin serta apa yang diterbangkannya. Aku memohon kepada-Mu
kebaikan daerah ini, kebaikan penduduknya, dan kebaikan apa yang ada di dalamnya. Kami berlindung kepada-Mu
dari kejahatannya, kejahatan penduduknya, dan kejahatan apa yang ada di dalamnya.”
Selain riwayat An-Nasai, Imam Nawawi juga menyebutkan doa lain yang dibaca Rasulullah SAW sebagai diriwayatkan
oleh Ibnu Sinni berikut ini:
Kita berangkat menuju kampung halaman atau mudik kadang tanpa anak dan istri atau tanpa istri saja karena satu dan
lain sebab. Dalam pada itu, kita dianjurkan untuk membaca doa mudik sebagai berikut ini:
َ َشقَّة
،سفَ ِري َ ي َمَّ َعل َ َو،صعُ ْوبَةَ أ َ ْم ِري
َ س ِه ْل ُ اللَّ ُه َّم َذ ِل ْل ِلي، َو َعلَي َْك أَت َ َو َّك ُل،اللَّ ُه َّم بِ َك أ َ ْست َ ِعي ُْن
َويَ ِس ْر ِلي،ص ْد ِري َ ب ا ْش َر ْح ِلي ِ َر،عنِي ُك َّل ش ٍَر َ ف ْ ص ِر
ْ َوا،ب ُ ُ طل ْ َ ار ُز ْقنِي ِمنَ ال َخي ِْر أ َ ْكث َ َر ِم َّما أ ْ َو
علَ ْي ِه ْم َّ َعل
َ ي َو َ تَ ار ِبي َو ُك َّل َما أ َ ْن َع ْمِ َع َك نَ ْف ِسي َو ِد ْي ِني َوأ َ ْه ِلي َوأَق
ُ ظ َك َوأ َ ْست َ ْو ِد ُ اللَّ ُه َّم ِإ ِني أ َ ْست َ ْح ِف،أ َ ْم ِري
س ْوءٍ يَا كريم ُ ظنَا أ َ ْج َم ِعيْنَ ِم ْن ُك ِل ْ َاحفْ َ ف،آخ َرةٍ َو ُد ْنيَا ِ بِ ِه ِم ْن
Allâhumma bika asta‘înu, wa ‘alaika atawakkalu, allâhumma dzallil lî shu‘ûbata amrî, wa sahhil ‘alayya masyaqqata
safarî, warzuqnî minal khairi aktsara mimmâ athlubu, washrif ‘annî kulla syarrin, rabbisyrah lî shadrî, wa yassir lî amrî.
Allâhumma innî astahfizhuka wa astaudi‘uka nafsî, wa dînî, wa ahlî, wa aqâribî, wa kulla mâ an‘amta ‘alayya wa
‘alaihim bihî min âkhirah wa dunyâ, fahfazhnâ ajma‘în min kulli sû’in yâ karîm.
Artinya, “Ya Allah, hanya kepada-Mu aku minta tolong, hanya kepada-Mu aku berpasrah. Tuhanku, tundukkanlah
bagiku segalam kesulitan urusanku, mudahkan untukku hambatan perjalananku, anugerahkanlah aku sebagian dari
kebaikan melebihi apa yang kuminta, palingkan diriku dari segala kejahatan. Tuhanku, lapangkanlah dadaku dan
mudahkan urusanku. Ya Allah, aku meminta penjagaan dan menitipkan diriku, agamaku, keluargaku, kerabatku, dan
semua yang telah Kauberikan kepadaku baik kebaikan ukhrawi maupun duniawi. Lindungilah kami dari segala
kejahatan, wahai Tuhan yang maha pemurah,” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971
M/1391 H], halaman 186).
Akhir Ramadhan atau momentum Idul Fitri digunakan sebagai kesempatan untuk menengok kampung halaman,
mengunjungi keluarga di tanah kelahiran, atau disebut mudik. Dalam menyongsong mereka yang pulang mudik,
keluarga yang mendiami kampung halaman dianjurkan untuk menyambut mereka dengan kegembiraan dan
menunjukkan wajah ceria.
Mereka dianjurkan mendoakan anggota keluarga yang baru saja menginjakkan kaki di kampung halamannya. Lafal
doa ini menjadi alternatif untuk menyambut anggota keluarga yang pulang mudik.
سلَّ َم َك
َ لِل الَّذِي
ِ ِ ال َح ْم ُد
Alhamdulilâhil ladzî sallamaka
Artinya, “Segala puji bagi Allah yang telah memberikan keselamatan kepadamu.” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar,
[Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], halaman 195).
Imam An-Nawawi menyebutkan lafal doa lain yang bisa dibaca ketika menyambut anggota keluarga yang mudik.
Artinya, “Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kesempatan pertemuan kepadamu,” (Lihat Imam An-
Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], halaman 195).
Sebenarnya tidak ada lafal doa yang baku. Doa lain yang semakna dengan dua lafal ini boleh dibaca untuk menyambut
mereka yang mudik.
Doa penyambutan juga tidak mesti berbahasa Arab. Lafal doa penyambutan ini bisa diganti dengan bahasa yang
dipahami oleh masyarakat setempat. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)
َح ْمدًا يُ َوافِى. َب اْل َعا لَ ِميْنِ ِّ اَ ْل َح ْمدُ ِهللِ َر.الر ِحي ِْم
َّ الر ْحمٰ ِن
َّ ِ ِب ْس ِم للا.الر ِجي ِْم َّ ان ِ ط َّ ع ْوذُ ِباهللِ ِمنَ ال
َ ش ْي ُ َا
َ س ْل
.طانِ َك ُ ع ِظي ِْم َ اربَّنَا لَ َك ْال َح ْمدُ َك َما يَ ْنبَ ِغى ِل َجالَ ِل َو ْج ِه َك ْال َك ِري ِْم َو
َ َنِ َع َمهُ َويُ َكافِى َم ِز ْيدَهُ ي
Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Dengan pujian yang sesuai (sebanding) dengan nikmatnya dan
menjamin ditambah nikmatnya. Ya Tuhan kami, bagi-Mu segala puji dan segala apa yang patut atas keluhuran Dzat-Mu dan
kemulyaan serta keagungan kekuasaan-Mu.
ْ ْ
ِ اَللهم إِنَّا نَ ْسئَلُ َك َخي َْر ال َم ْولَجِ َو َخي َْر ال َم ْخ َرج.ٍس ِيِّ ِدنَا ُم َح َّمد َ لى آ ِل َ س ِيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو
ٰ ع َ لى
ٰ ع َ اَللهم
َ ص ِِّل
س ْع لَنَا فِى دَ ِارنَا ٰهذَا ِّ ِ اَللهم ا ْغ ِف ْرلَنَا ذُنُ ْوبَنَا َو َو.لى َربِِّنِا تَ َو َّك ْلنَا
ٰ عَ بِ ْس ِم للاِ َولَ ْجنَا َوبِ ْس ِم للاِ خ ََر ْجنَا َو
“Ya Allah limpahkanlah rahmat ta’dhim atas junjungan kami, yaitu Nabi Muhammad dan juga keluarga junjungan kami, yaitu Nabi
Muhammad. Ya Allah sesungguhnya kami memohon kepada-Mu sebaik-baik tempat masuk dan sebaik-baik tempat
keluar,dengan nama Allah kami masuk dan dengan nama Allah kami keluar dan kepada Tuhan kami, kami bersesah diri. Ya Allah
ampunilah dosa-dosa kami dan lapangkanlah bagi kami di rumah-rumah kami ini.