Doa di dalam Islam memiliki kedudukan sangat agung. Doa merupakan ibadah yang sangat
dicintai oleh Allah. Doa merupakan bukti ketergantungan seorang hamba kepada Rabb
Subhanahu wa Ta’ala dalam meraih apa-apa yang bermanfaat dan menolak apa-apa yang
membawa mudharat baginya.
Doa merupakan bukti keterkaitan seorang manusia kepada Rabb-nya, dan kecondongannya
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, bahwasannya tiada daya dan upaya melainkan dengan
bantuan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
َال َربُّ ُك ُم ا ْد ُعونِي َأ ْستَ ِجبْ لَ ُك ْم ۚ ِإ َّن الَّ ِذينَ يَ ْستَ ْكبِرُونَ ع َْن ِعبَا َدتِي َسيَ ْد ُخلُونَ َجهَنَّ َم دَا ِخ ِرين
َ ََوق
“Dan Rabb-mu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu.
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk Neraka
Jahannam dalam keadaan hina dina”. (QS. al Mukmin: 60).
ال ُّدعَا ُء يَ ْنفَ ُع ِم َّما نَزَ َل َو ِم َّما لَ ْم يَ ْن ِزلْ فَ َعلَ ْي ُك ْم ِعبَا َد هَّللا ِ بِال ُّدعَا ِء
“Doa itu bermanfaat bagi apa-apa yang sudah terjadi ataupun yang belum terjadi. Hendaklah
kalian memperbanyak berdoa, wahai hamba-hamba Allah.” (HR. Tirmidzi dan Hakim).
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Doa tidak pernah membawa kerugian. Seseorang yang meninggalkan doa berarti ia merugi.
Sebaliknya seseorang yang berdoa, ia tidak akan pernah merugi atas doa yang
dipenjatkannya, selama ia tidak berdoa untuk suatu dosa atau memutuskan tali
silaturrahmi.
Karena doa yang dipanjatkannya, pasti disambut oleh Allah, baik dengan mewujudkan apa
yang dia minta di dunia, atau mencegah dari keburukan yang setara dengan yang ia minta,
atau menyimpannya sebagai pahala yang lebih baik baginya di akhirat kelak. Dalam sebuah
hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Oleh karena itu, janganlah seorang hamba merasa keberatan meminta kepada Rabb-nya
dalam urusan-urusan dunianya, meskipun urusan tersebut dianggapnya sepele, terlebih lagi
dalam urusan akhirat.
Dalam berdoa, ada beberapa perkara dan adab yang harus diperhatikan oleh seseorang,
sehingga doanya mustajab.
Pertama: Memasang niat yang benar. Seseorang yang berdoa, hendaklah meniatkan dalam
doanya tersebut untuk menegakkan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan
menggantungkan kebutuhan kepadaNya. Karena siapa saja yang mengggantungkan
hajatnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, niscaya ia tidak akan rugi selama-lamanya.
Kedua: Berdoa dalam keadaan bersuci. Cara seperti ini lebih afdhal. Hanya saja, jika
seseorang berdoa dalam kondisi tidak berwudhu, maka hal itu tidak mengapa.
Ketiga: Meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan menengadahkan telapak
tangan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendengar seorang laki-laki berdoa dalam
shalatnya dan dia tidak mengagungkan Allah Subhanahu wa Ta’ala, tidak bershalawat atas
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Orang ini terburu-buru,” kemudian Rasulullah memanggilnya dan bersabda:
Demikianlah adab yang harus kita perhatikan agar do’a kita diterima dan dikabulkan oleh
Allah SWT. Mudah-mudahan, kita semua termasuk golongan orang-orang yang do’anya
dikabulkan oleh Allah SWT. Amiin ya robbal Alamiin.