PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan baik dan benar menurut syariat islam. Oleh karena itu, seseorang tidak
akan dapat memperoleh suatu manfaat atau hikmah dari pekerjaanyaa jika
dilakukan secara asal dan menyalahi ketentuan syariat. Agar dapat melakukan
amalan dengan baik dan sesuai tuntunan islam, diperlukan pengetahuan yang baik
berkaitan dengan ilmu dan tata caranya, serta pemahaman hikmah amalan tersebut
sebagai motivasi (targhib) diri menjadi lebih baik. Demikian halnya dengan shalat
dhuha, diperlukan pemahaman yang benar mengenai tata caranya agar tidak
terjebak pada pelaksanaan ibadah yang keliru. Apabila suatu ibadah dilakukan
tidak sesuai dengan tuntunan syariat, maka ibadah tersebut mardud (tidak
Untuk itu, memahami shalat dhuha adalah sebuah keharusan bagi umat muslim.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Shalat Dhuha
wasiat. Wasiat yang diberikan Rasulullah kepada satu orang juga berlaku untuk
seluruh umat, kecuali terdapat dalil yang menunjukan kekhususan hukumnya bagi
م بثال ث صيا م ثال ثة أيام من ثهر ور كعيت الضحى وأن أوتر قبل أن أنام.أوصا ين خليلي ص.
“kekasihku SAW mewasiatkan kepadaku tiga hal, yaitu puasa tiga hari setiap
bulan, dua rakaat shalat dhuha, dan shalat witir sebelum tidur.” (H.R. Bukhari dan
Muslim)
Dalam riwayat Abu Daud dan Ahmad yang juga bersumber dari Abu Darda’ RA
disebutkan:
م بثالث ال أدعهن لثيء أوصاين بصيام ثالثة أيام من كل ثهر وال أنام أال على.أوصاين حبييب ص
tinggalkan karena sesuatu hal. Beliau mewasiatkan kepadaku puasa tiga hari
setiap bulan, supaya aku tidak tidur kecuali telah shalat witir, dan shalat dhuha
1
Abu Bakar, hasnan. Perkembangan Ilmu Hadist. (PTS ISLAMIKA: Selangor, 2009), h.
209
2
ketika hadir atau dalam perjalanan.’ (H.R. Abu Daud dan Ahmad) Hadist-hadist
shahih di atas merupakan alasan yang cukup kuat terhadap kesunahan pelaksanaan
kepada salah satu sahabat, akan tetapi wasiat itu juga ditujukan kepada seluruh
Shalat dhuha adalah shalat sunah yang dikerjakan pada pagi hari. Dimulai
ketika matahari mulai naik sepenggalah atau setelah terbit matahari (sekitar jam
07.00) sampai sebelum masuk waktu zhuhur ketika matahari belum naik pada
posisi tengah-tengah. Namun, lebih baik apabila dikerjakan setelah matahari terik.
Hal ini didasarkan oleh hadist dari Zaid bin Arqam RA sebagai berikut:
Imam Ahmad juga meriwayatkan dari Zaid bin Arqam: ص<<الة اآلوابين اذا رمض<<ت
Allah/bertaubat) adalah ketika anak unta mulai kepanasan pada waktu dhuha.”
(H.R Ahmad)2
mengerjakan dua rakaat, empat rakaat, delapan rakaat, bahkan lebih. Setiap rakaat
2
Muhammad bin Ahmad Albajuri, Kitab Bajuri, (Mesir : Maktabah, 1198), h. 68
3
ditutup dengan salam, sebagaimana disebutkan oleh hadist berikut: Dari Ummu
Hani’ binti Abu Thalib, bahwa Rasulullah mengerjakan shalat dhuha sebanyak
م يوم الفتح صلى سبحة الضحى مثاين ركعات يسلم من كل ركعتني.أن رسول هلل ص.
“Bahwasanya Rasulullah pada yaumul fathi (penaklukan kota mekah) shalat
sunah dhuha delapan rakaat dan mengucapkan salam pada setiap dua rakaat.”
(H.R Abu Daud) Begitu juga dengan hadist dari Aisyah RA: م.كا ن رسول هللا ص
يص<<لى الض<<ح أربع<<ا ويزي<<د م<<ا ث<<اء هللا. “Rasulullah SAW shalat dhuha sebanyak empat
Muslim dan Ahmad) Imam Tirmidzi dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Anas bin
Malik bahwa Rasulullah SAW bersabda: من صلى الضحى ثنتي عثر ة ركعة بنى هللا له قصرا
من ذهب في الجنة. “Barang siapa shalat dhuha dua belas rakaat maka Allah akan
membangun untuknya istana dari emas di surge.” (H.R Tirmidzi dan Ibnu Majah
Allah. Hakikat niat ada di dalam hati yang merupakan dorongan atau keinginan
kuat untuk mengerjakan sesuatu.3 Suatu niat tergambar dari rangkaian perbuatan
yang dilakukan oleh seseorang. Suatu ibadah akan diterima oleh Allah bila
dilandasi oleh niat ikhlas karena Allah, bukan karena terpaksa, riya (pamer), atau
motivasi lainya. Firman Allah menyebutkan: وما أمروا ا ال ليعبدوا هللا مخلصين ل<ه ال<دين.
3
Sayyid Bakri Syatha, I`anah Ath-Thalibin, (Yogyakarta: Menara Kudus, 1979), h. 235
4
dalam (menjalankan) agama.” (Q.S. Al-Bayyinah: 5) Tetapi di sini saya akan
menyebutkan niat yang biasa dipakai ketika akan melaksanakan shalat dhuha.
أصلى سنة الضحى ركعتين هلل تعالى. “Aku berniat shalat sunah dhuha dua rakaat karena
Allah ta’ala”
Bacaan surat shalat dhuha Tidak ada keterangan dari Rasulullah mengenai
surat tertentu yang harus dibaca ketika shalat dhuha. Kita dipersilhkan membaca
surat apa pun sesuai dengan kemampuan dan keinginan kita. Kita pun
lain yang menjadi favorit atau pilihan. Allah berfirman, “…Bacalah apa yang
mudah (bagimu) dari Al-Qur’an…” (Q.S. Al-Muzzammil: 20) Tidak salah jika
kita membaca surat Adh-Dhuha di dalam salah satu rakaat shalat dhuha. Sebab,
memulai aktivitas.
dilancarkannya pintu rezeki bagi orang yang menunaikannya. Selain itu, ternyata
ada beberapa Keutamaan Sholat Dhuha yang Sangat Luar Biasa, seperti; orang
yang menunaikan sholat dhuha pahalanya menyamai pahala orang haji dan umrah
yang sempurna, akan dimudahkan dan dicukupi segala urusannya hingga akhir
4
Muhammad Nawawi al-Jawi, Maroqil ‘Ubudiyah, (Surabaya : Mutiara Ilmu), h. 229
5
Sungguh sangat luar biasa. Untuk itu, mulai sekarang jangan sungkan-
sungkan lagi ya untuk menunaikan sholat sunnah yang satu ini. Karena banyak
Dan berikut adalah beberapa Hikmah dan Keutamaan Shalat Sunah Dhuha
selengkapnya:
Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk
bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha
illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa
sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi
mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi
no. 720).
dikatakan dalam hadits dan dibuktikan dalam dunia kesehatan adalah 360
6
persendian. ‘Aisyah pernah menyebutkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam,
Hadits ini menjadi bukti selalu benarnya sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Namun sedekah dengan 360 persendian ini dapat digantikan dengan shalat
sallam bersabda,
تُّو َن َوثَالَمُثِاَئِةAان ِس َ ُ A َي ُق-لمAAه وسAAلى اهلل عليAAص- ول اللَّ ِه
ِ A ول « ىِف اِإل نْسA َ A ت َر ُس ِ ُ Aدةَ ي ُقAَ Aَأىِب بري
ُ ول مَس ْعA َ ْ َُ
ول اللَّ ِه ِ قَالُوا فَم ِن الَّ ِذى ي ِط.» ًص ٍل ِمْنها ص َدقَة
ِ َّق عن ُك ِّل م ْف ِ ِ
َ Aك يَا َر ُس
َ يق ذَل
ُ ُ َ َ َ َ َ ََم ْفص ٍل َف َعلَْيه َأ ْن َيت
ْ َ َ صد
ُّ ا الAA َد ْر َفَر ْك َعتAِ Aِإ ْن مَلْ َت ْقA َق فAِ A ه َع ِن الطَِّريAِ A ْىءُ ُتنَ ِّحيA ْدفُِن َها َأ ِو ال َّشA َ ِج ِد تA ةُ ىِف الْ َم ْسA اع
َحىA ض َ ُّخ
َ ال « النA
َ A َق
untuk bersedekah.” Para sahabat pun mengatakan, “Lalu siapa yang mampu
7
seperti itu, maka cukup lakukan shalat Dhuha dua raka’at. (HR. Ahmad, 5: 354.
dalil yang menunjukkan keutamaan yang sangat besar dari shalat Dhuha dan
menunjukkannya kedudukannya yang mulia. Dan shalat Dhuha bisa cukup dengan
Abu Dzar dan hadits Buraidah menunjukkan keutamaan yang luar biasa dan
kedudukan yang mulia dari Shalat Dhuha. Hal ini pula yang menunjukkan
sepantasnya shalat ini dapat dikerjakan rutin dan terus menerus” (Nailul Author,
3: 77).
Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat
raka’at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di
akhir siang. (HR. Ahmad (5/286), Abu Daud no. 1289, At Tirmidzi no. 475, Ad
5
Syamsul Rijal Hamid, "Buku pintar agama Islam", (Bogor : Cahaya Salam, 2005). h. 98
8
Darimi no. 1451 . Syaikh Al Albani dan Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan
Penulis ‘Aunul Ma’bud –Al ‘Azhim Abadi- menyebutkan, “Hadits ini bisa
berbagai hal yang membahayakan. Bisa juga dimaksudkan bahwa shalat Dhuha
dapat menjaga dirinya dari terjerumus dalam dosa atau ia pun akan dimaafkan jika
terjerumus di dalamnya. Atau maknanya bisa lebih luas dari itu.” (‘Aunul
Ma’bud, 4: 118)
dan urusanmu, serta akan dihilangkan dari hal-hal yang tidak disukai setelah
dengan beribadah pada Allah di awal siang (di waktu Dhuha), maka Allah akan
shalat dua raka’at, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umroh.” Beliau
pun bersabda, “Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna. (HR. Tirmidzi
9
Al Mubaarakfuri rahimahullah dalam Tuhfatul Ahwadzi bi Syarh Jaami’
shalat dua raka’at’ yaitu setelah matahari terbit. Ath Thibiy berkata, “Yaitu
sehingga keluarlah waktu terlarang untuk shalat. Shalat ini disebut pula shalat
Tidaklah menjaga shalat sunnah Dhuha melainkan awwab (orang yang kembali
taat). Inilah shalat awwabin. (HR. Ibnu Khuzaimah, dihasankan oleh Syaikh Al
taat). Ada pula ulama yang mengatakan bahwa maknanya adalah orang yang
sangat luar biasa. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang selalu
6
M. Khalilurrahman Al Mahfani, Berkah Shalat Dhuha, (, Jakarta :Wahyu Media, 2008),
h. 226
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
SAW, beliau pernah menyampaikan itu kepada Abu Hurairah dan Abu Darda’
yang maknanya juga berlaku bagi seluruh umatnya. Hal ini karena shalat dhuha
mengandung banyak sekali hikmah dan manfaat yang instan (langsung) bagi yang
membiasakanya. Shalat dhuha merupakan solusi atas problema dalam hidup ini,
seperti dalam hal kesehatan, intelektual, bahkan soal rezeki. Namun ketika
beribadah hendaknya diilakukan dengan niat murni dan ikhlas karena Allah.
Jangan pernah melakukan ibadah karena riya (pamer), terpaksa, atau semata-mata
ingin memperoleh manfaat khusus. Perkara Allah menerima ibadah kita atau
tidak, itu urusan lain.hal terpenting adalah melakukan ibadah sesuai dengan yang
keutamaan yang hendaknya kita jadikan sebagai motivator atau pendorong agar
11
DAFTAR PUSTAKA
I`anah Ath-Thalibin adalah karya besar seorang tokoh ulama terkemuka Makkah
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, "Qadla dan Qadar: Ulasan tuntas masalah takdir",
Pustaka Azzam, 2006.
Khan Sahib Khaja Khan, "Cakrawala Tasawuf", Rajawali Press, Jakarta, 1987.
Muhammad Faiz Almath, Dr., "1100 hadits terpilih: Sinar ajaran Muhammad",
Gema Insani, Jakarta, 1991.
Mustofa Muhammad Asy Syak'ah, Dr., "Islam tidak bermazhab", Gema Insani
Press, Jakarta, 1994.
Syamsul Rijal Hamid, "Buku pintar agama Islam", Cahaya Salam, Bogor, 2005.
12