KELOMPOK AS-SYIFA’
(SUJUD SYUKUR DAN SUJUD TILAWAH)
Nama Anggota :
1.Afrian Bayu Trilaksono. (01)
2.Ana Chusnainiz Zahrok. (04)
3.Aniza Dwiari Safitri. (08)
4.Arzeti Bilbina Husaini. (10)
5.Miftakhul Jannah. (24)
6.Nur Isma Lailiyah. (27)
Sujud Syukur ini disyari’atkan sebagaimana dalam pendapat Imam Asy Syafi’I,
Imam Ahmad, Ishaq, Abu Tsaur, Ibnul Mundzir, Abu Yusuf, Fatwa dari Muhammad
bin Ali Hasan Asy Syalbani, dan pendapat ulama Mlikiyah.
Arti :
Dari Abu Bakroh, dari Nabi S.A.W. yaitu ketika beliau mandapati atau
dikabarkan berita gembira, beliau tersungkur untuk sujud syukur pada ALLAH
Ta’ala. (HR.Abu DAUD NO.2774 Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadist ini
shahih).
Arti:
Sujud Tilawah adalah gerakan sujud yang dilakukan ketika membaca ayat-ayat
sajadah dalam Quran. Barangsiapa membaca suatu ayat sajadah atau
mendengarnya, disunnatkan untuk sujud satu kali. Caranya: bertakbir - sujud -
bertakbir lagi untuk bangun dari sujudnya itu. Inilah yang disebut Sujud Tilawah,
tetapi tidak perlu membaca tasyahud (bacaan tahiyat) ataupun salam. Pengertian
ayat Sajadah adalah ayat-ayat tertentu dalam Al Qur'an yang bila dibaca
disunnahkan bagi yang membaca dan mendengarnya untuk melakukan sujud
tilawah.
Sujud tilawah (Arab, )سجود التالوةadalah gerakan sujud yang dilakukan ketika
membaca ayat sajadah dalam Quran. Sujud tilawah terdiri dari sekali sujud. Sujud
tilawah dapat dilakukan di saat sedang melakukan shalat atau di luar shalat. Sujud
tilawah adalah ibadah yang disyariatkan oleh Rasulullah berdasarkan pada hadits-
hadits sahih. Hukumnya sunnah muakkad menurut madzhab Syafi'i, Hanbali,
Maliki dan wajib menurut madzhab Hanafi. -
Sujud Tilawah adalah sujud yang dilakukan oleh seseorang ketika mendengar atau
membaca ayat-ayat sajdah di dalam kitab Al-Qur'an. Sedangkan, ayat-ayat sajdah
adalah ayat-ayat yang berada di dalam kitab Al-Qur'an yang menyebutkan kata
"sujud" di awal, tengah atau akhir ayat-ayat kitab Al-Qur'an. Ayat sajdah
menjadikan pembaca atau pendengarnya dianjurkan untuk melakukan sujud.
Adapun hukum mengerjakan sujud tilawah adalah sunah
ِإَذ ا َقَر َأ اْبُن آَد َم: َقاَل َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى هَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم: َع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة – رضي هللا عنه – َقاَل
َيا َو ْيَلُه َو ِفي ِر َو اَيِة َأِبي ُك َر ْيٍب َيا َو ْيِلي ُأِمَر اْبُن آَد َم: اْعَتَز َل الَّش ْيَطاُن َيْبِكي َيُقوُل، الَّسْج َد َة َفَسَج َد
َو ُأِم ْر ُت ِبالُّسُجوِد َفَأَبْيُت َفِلَي الَّناُر، ِبالُّسُجوِد َفَسَج َد َفَلُه اْلَج َّنُة
Artinya: Jika anak Adam membaca ayat sajadah, lalu dia sujud, maka setan akan
menjauhinya sambil menangis. Setan pun akan berkata-kata: “Celaka aku. Anak
Adam disuruh sujud, dia pun bersujud, maka baginya surga. Sedangkan aku sendiri
diperintahkan untuk sujud, namun aku enggan, sehingga aku pantas mendapatkan
neraka.
عن ُع َم َر ْبِن اْلَخ َّطاِب – َر ِض ي هَّللا َع ْنه – َقَر َأ َيْو َم اْلُج ُمَعِة َع َلى اْلِم ْنَبِر ِبُسوَر ِة الَّنْح ِل َح َّتى ِإَذ ا َج اَء
َح َّتى ِإَذ ا َكاَنِت اْلُج ُمَع ُة اْلَقاِبَلُة َقَر َأ ِبَها َح َّتى ِإَذ ا َج اَء الَّسْج َد َة َقاَل، الَّسْج َد َة َنَز َل َفَسَج َد َو َسَج َد الَّناُس
َو َلْم َيْسُج ْد ُع َم ُر، َيا َأُّيَها الَّناُس ِإَّنا َنُم ُّر ِبالُّسُجوِد َفَم ْن َسَج َد َفَقْد َأَص اَب َو َم ْن َلْم َيْسُج ْد َفال ِإْثَم َع َلْيِه
َرِض ي هَّللا َع ْنهم
Artinya: Dari Umar bin Khattab dia pada hari Jum’at membaca di atas mimbar
surat an-Nahl, hingga bila sampai pada ayat sajdah beliau turun lalu sujud sehingga
orang-orang pun sujud. Saat Jum’at berikutnya, beliau membaca lagi surat tersebut
hingga sampai pada ayat sajdah, beliau berkata, ‘Wahai manusia, sesungguhnya
kita melewati ayat sajdah. Barang siapa bersujud sungguh ia telah benar, dan
barang siapa tidak bersujud maka tiada dosa baginya.’ Dan Umar sendiri tidak
bersujud.
ِم ْنَها َثاَل ٌث ِفي اْلُم َفَّص ِل، َأَّن َر ُسوَل ِهَّللا َص َّلى هَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َأْقَر َأُه َخ ْمَس َع ْش َر َة َس ْج َد ًة ِفي اْلُقْر آِن
َو ِفي ُسوَر ِة اْلَح ِّج َس ْج َدَتاِن
Artinya: Rasulullah saw telah mengajarkan kepadanya akan lima belas ayat sajdah
dalam Al-Qur’an diantaranya, tiga ayat pada surat yang pendek dan dalam surat
Al-Hajj ada dua sajdah.
الَّلُهَّم َلَك َسَج ْد ُت َو ِبَك آَم ْنُت َو َلَك َأْس َلْم ُت َسَج َد َو ْج ِهي ِلَّلِذ ي َخ َلَقُه َو َص َّو َرُه: … وإذا َسَج َد َقاَل
َو َشَّق َسْمَع ُه َو َبَص َرُه َتَباَر َك ُهَّللا َأْح َس ُن اْلَخاِلِقيَن
Artinya: Dan ketika sujud Nabi berdoa: Ya Allah, kepada-Mu lah aku bersujud,
karena-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah diri. Wajahku bersujud kepada
Penciptanya, yang Membentuknya, yang Membentuk pendengaran dan
penglihatannya. Maha Suci Allah Sebaik-baik Pencipta]
َص َّلْيُت َم َع َأِبي ُهَر ْيَر َة – رضي هللا عنه – َص اَل َة اْلَع َتَم ِة: َع ْن َأِبي َر اِفٍع – رضي هللا عنه – َقاَل
َسَج ْد ُت ِبَها َخ ْلَف َأِبي: َفَقاَل، َم ا َهِذِه الَّسْج َد ُة: َفَسَج َد ِفيَها َفُقْلُت َلُه، َفَقَر َأ ِإَذ ا الَّس َم اُء اْنَش َّقْت
َفاَل َأَز اُل َأْسُج ُد ِبَها َح َّتى َأْلَقاُه، اْلَقاِس ِم َص َّلى هَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم
Artinya: Dari Abu Rofi’, dia berkata bahwa dia shalat Isya’ (shalat ‘atamah)
bersama Abu Hurairah, lalu beliau membaca “idzas samaa’unsyaqqot”, kemudian
beliau sujud. Lalu Abu Rofi’ bertanya pada Abu Hurairah, “Apa ini?” Abu
Hurairah pun menjawab, “Aku bersujud di belakang Abul Qosim (Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam) ketika sampai pada ayat sajadah dalam surat
tersebut.” Abu Rofi’ mengatakan, “Aku tidaklah pernah bersujud ketika membaca
surat tersebut sampai aku menemukannya saat ini.
Boleh membaca bacaan yang biasa dibaca saat sujud shalat yaitu ()سبحان ربي األعلى
Subhana Robbiyal A'la sebanyak 3x.
فتبارك هللا أحسن الخالقين، سجد وجهي للذي خلقه وشق بصره وسمعه بحوله وقوته
- Juga disunnahkan membaca bacaan berikut (berdasarkan hadits riwayat
Tirmidzi):
وتقَّبلها مني كما تقَّبلتها من عبدك داود، وضع عني بها وزرًا، اللهم اكتب لي بها عندك أجرًا
عليه السالم
Diketahui bahwa waktu pelaksanaan sujud syukur itu tidak tertentu, asal tidak
dikerjakan saat sholat. Apabila dikerjakan saat sholat, maka sholatnya batal.
Secara rinci sujud syukur dilakukan pada saat dibawah ini :
1. Mendapatkan kenikmatan, baik baginya, atau anaknya, atau orang mukmin secara
keseluruhan. Contoh ; Lahirnya anak, mendapatkan hadiah, jabatan baru, datangnya
orang yang lama dinanti, sembuh dari penyakit, dll.
2. Terhindar dari mara bahaya atau musibah, seperti ; Selamat dari kebakaran,
tenggelam atau mendapatkan pertolongan dari aniaya musuh.
3. Melihat orang yang terkena cobaan maupun musibah secara fisik atau mental.
4. Melihat orang melakukan kemaksiatan secara terang-terangan meskipun bukan
dosa besar.
Sedangkan syarat-syarat untuk penyebab sujud syukur adalah :
1. Kenikmatan yang didapatkan semisal selamat dari musibah tersebut, tidak ia
dapatkan atau jumpai. Apabila nikmat tersebut selalu dia jalani maka tidak
disunnahkan Sujud Syukur, karena akan menjadikan dia mendapatkan tuntutan sujud
sepanjang usia. Contoh ; Nikmat beragama Islam, kaya atau sehat.
2. Nikmat tersebut merupakan hal yang nampak. Apabila tidak nampak, maka tidak
disunnahkan melakukan Sujud Syukur. Contoh ; Ma'rifat pada Alloh, tidak diketahui
kesalahannya, dsb.
3. Kenikmatan tersebut halal ia peroleh. Oleh karena itu, menang judi atau
mendapatkan togel, tidak disunnahkan melakukan Sujud Syukur.
Adapun tujuan dari dianjurkannya melakukan sujud syukur adalah sebagai wujud
rasa syukur atas ni'mat yang diberikan Alloh, baik nikmat jasmani atau rohani.
Sedangakn tujuan disunnahkannya sujud ketika melihat orang yang terkena cobaan
atau melakukan maksiat adalah sebagai bentuk rasa syukur terhadap Alloh yang
telah mentakdirkannya tidak melakukan maksiat seperti yang dia lihat yang
merupakan suatu musibah besar dalam agama, dan madlorotnya atau petakanya lebih
besar. Sujud disini sunnah diperlihatkan pada pelaku maksiat tersebut, dengan
harapan agar pelaku tersebut tersentuh nuraninya sehingga mau bertaubat.
Syarat-syarat dan cara pelaksanaan sujud syukur sama dengan cara pelaksanaan
sujud tilawah yang dilakukan diluar sholat, secara rinci tata caranya adalah sebagai
berikut : Syarat-syarat sujud syukur :
1. Suci dari hadats dan najis baik pakaian, tempat maupun badan.
2. Menutup aurat.
3. Menghadap kiblat
2. Takbir untuk melakukan sujud (sebelum sujud) tanpa mengangkat kedua tangan.
3. Melakukan sujud satu kali, dan ketika sujud boleh membaca do'a seperti do'a
ketika sujud dalam sholat atau do'a lainnya.
4. Bangun dari sujud, sambil membaca takbir tanpa mengangkat kedua tangan.
5. Salam