Anda di halaman 1dari 3

Sifat Shalat Nabi (10): Cara Sujud

rumaysho.com/7125-sifat-shalat-nabi-10-cara-sujud.html

April 3, 2014

Kali ini Rumaysho.Com akan mengkaji tata cara sujud sesuai dengan petunjuk Rasul
shallallahu ‘alaihi wa sallam.

23- Lalu turun sujud dan bertakbir tanpa mengangkat tangan. Sujud yang dilakukan adalah
bersujud pada tujuh anggota tubuh.

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ َواﻟﱡﺮْﻛَﺒَﺘْﯿِﻦ َوأَْﻃَﺮاِف اْﻟَﻘَﺪَﻣْﯿِﻦ‬، ‫ُأِﻣْﺮُت أَْن أَْﺳُﺠَﺪ َﻋﻠَﻰ َﺳْﺒَﻌِﺔ أَْﻋُﻈٍﻢ َﻋﻠَﻰ اْﻟَﺠْﺒَﻬِﺔ – َوأََﺷﺎَر ِﺑَﯿِﺪهِ َﻋﻠَﻰ أَْﻧِﻔِﻪ – َواْﻟَﯿَﺪْﯾِﻦ‬

“Aku diperintahkan bersujud dengan tujuh bagian anggota badan: (1) Dahi (termasuk juga
hidung, beliau mengisyaratkan dengan tangannya), (2,3) telapak tangan kanan dan kiri,
(4,5) lutut kanan dan kiri, dan (6,7) ujung kaki kanan dan kiri. ” (HR. Bukhari no. 812 dan
Muslim no. 490)

Kebanyakan ulama berpendapat bahwa dahi dan hidung itu seperti satu anggota tubuh.
Untuk lima anggota tubuh lainnya wajib bersujud dengan anggota tubuh tersebut.

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Jika dari anggota tubuh tersebut tidak menyentuh
lantai, shalatnya berarti tidak sah. Namun jika kita katakan wajib bukan berarti telapak kaki
dan lutut harus dalam keadaan terbuka. Adapun untuk telapak tangan wajib terbuka
menurut salah satu pendapat ulama Syafi’iyah sebagaimana dahi demikian. Namun yang
lebih tepat, tidaklah wajib terbuka untuk dahi dan kedua telapak tangan.” (Syarh Shahih
Muslim, 4: 185)

24- Kemudian ketika sujud membaca “subhana robbiyal a’laa”.

Sebagaimana disebutkan dalam hadits Hudzaifah, ia berkata bahwa

« ‫ َوﻓِﻰ ُﺳُﺠﻮِدهِ » ُﺳْﺒَﺤﺎَن َرﱢﺑَﻰ اَﻷْﻋﻠَﻰ‬.« ‫ َﻓَﻜﺎَن َﯾُﻘﻮُل ﻓِﻰ ُرُﻛﻮِﻋِﻪ » ُﺳْﺒَﺤﺎَن َرﱢﺑَﻰ اْﻟَﻌِﻈﯿِﻢ‬-‫ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﯿﻪ وﺳﻠﻢ‬- ‫ﺻﱠﻠﻰ َﻣَﻊ اﻟﱠﻨِﺒﱢﻰ‬ َ
َ ‫<أﱠﻧُﻪ‬

Ia pernah shalat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lantas beliau mengucapkan
ketika ruku’ ‘subhanaa robbiyal ‘azhim (artinya: Maha Suci Rabbku Yang Maha Agung)’
dan ketika sujud, beliau mengucapkan ‘subhanaa robbiyal a’laa (artinya: Maha Suci
Rabbku Yang Maha Tinggi).(HR. Muslim no. 772 dan Abu Daud no. 871).

Begitu pula boleh mengucapkan,

ِ‫ُﺳْﺒَﺤﺎَن َرﱢﺑَﻰ اَﻷْﻋﻠَﻰ َوِﺑَﺤْﻤِﺪه‬

“Subhana robbiyal a’laa wa bi hamdih (artinya: Maha Suci Rabbku Yang Maha Tinggi dan
pujian untuk-Nya)”. Ini dibaca tiga kali. (HR. Abu Daud no. 870, shahih)

Begitu juga ketika sujud bisa memperbanyak membaca,

‫ اﻟﱠﻠُﻬﱠﻢ اْﻏِﻔْﺮ ﻟِﻰ‬، ‫ُﺳْﺒَﺤﺎَﻧَﻚ اﻟﱠﻠُﻬﱠﻢ َرﱠﺑَﻨﺎ َوِﺑَﺤْﻤِﺪَك‬


1/3
“Subhanakallahumma robbanaa wa bihamdika, allahummaghfir-lii (artinya: Maha Suci
Engkau Ya Allah, Rabb kami, pujian untuk-Mu, ampunilah aku)“. (HR. Bukhari no. 817 dan
Muslim no. 484).

Bacaan sujud lainnya yang bisa dibaca,

‫ُ ﱡﺒﻮٌح ُﻗﱡﺪوٌس َرﱡب اْﻟَﻤَﻼِﺋَﻜِﺔ َواﻟﱡﺮوِح‬

“Subbuhun qudduus, robbul malaa-ikati war ruuh (artinya: Mahasuci, Maha Qudus,
Rabbnya para malaikat dan ruh -yaitu Jibril-).” (HR. Muslim no. 487)

25- Setelah itu bertakbir bangkit dari sujud tanpa mengangkat tangan.

Sebagaimana dalam hadits Muthorrif bin Abdullah, ia berkata,

‫ َوإَِذا‬، ‫ َوإَِذا َرَﻓَﻊ َرْأَﺳُﻪ َﻛﱠﺒَﺮ‬، ‫ َﻓَﻜﺎَن إَِذا َﺳَﺠَﺪ َﻛﱠﺒَﺮ‬، ‫ﺼْﯿٍﻦ‬ َ َ
َ ‫ﺻﻠْﯿُﺖ َﺧﻠَﻒ َﻋﻠِﱢﻰ ْﺑِﻦ أِﺑﻰ َﻃﺎﻟٍِﺐ – رﺿﻰ اﷲ ﻋﻨﻪ – أَﻧﺎ َوِﻋْﻤَﺮاُن ْﺑُﻦ ُﺣ‬
ْ ‫ﱠ‬
َ
‫ﺻَﻼَة ُﻣَﺤﱠﻤٍﺪ – ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﯿﻪ وﺳﻠﻢ‬ َ َ َ
َ ‫ﺼْﯿٍﻦ َﻓَﻘﺎل َﻗْﺪ َذﱠﻛَﺮِﻧﻰ َﻫَﺬا‬ َ ‫ﻀﻰ اﻟﱠﺼَﻼَة أَﺧَﺬ ِﺑَﯿِﺪى ِﻋْﻤَﺮاُن ْﺑُﻦ ُﺣ‬
َ ‫ َﻓﻠﱠﻤﺎ َﻗ‬، ‫ﺾ ِﻣَﻦ اﻟﱠﺮْﻛَﻌَﺘْﯿِﻦ َﻛﱠﺒَﺮ‬ َ ‫َﻧَﻬ‬
– ‫ﺻَﻼةَ ُﻣَﺤﱠﻤٍﺪ – ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﯿﻪ وﺳﻠﻢ‬ ‫ﱠ‬ َ َ َ
َ ‫ﺻﻠﻰ ِﺑﻨَﺎ‬ َ ‫ أْو ﻗَﺎل ﻟﻘَْﺪ‬. –

“Aku dan Imron bin Hushain pernah shalat di belakang ‘Ali bin Abi Tholib radhiyallahu
‘anhu. Jika turun sujud, beliau bertakbir. Ketika bangkit dari sujud, beliau pun bertakbir.
Jika bangkit setelah dua raka’at, beliau bertakbir. Ketika selesai shalat, Imron bin Hushain
memegang tanganku lantas berkata, “Cara shalat Ali ini mengingatkanku dengan tata cara
shalat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Atau ia mengatakan, “Sungguh Ali telah
shalat bersama kita dengan shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Bukhari no. 786
dan Muslim no. 393). Hadits ini menunjukkan bahwa takbir intiqol (berpindah rukun) itu
dikeraskan. Dan itu juga jadi dalil adanya takbir setelah bangkit dari sujud.

Dalam hadits Abu Hurairah juga disebutkan,

‫ ُﺛﱠﻢ ُﯾَﻜﱢﺒُﺮ ِﺣﯿَﻦ َﯾْﺮﻓَُﻊ َرْأَﺳُﻪ‬، ‫ُﺛﱠﻢ ُﯾَﻜﱢﺒُﺮ ِﺣﯿَﻦ َﯾْﺴُﺠُﺪ‬

“Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertakbir ketika turun sujud. Lalu beliau
bertakbir ketika bangkit dari sujud.” (HR. Bukhari no. 789 dan Muslim no. 392).

Adapun tanpa mengangkat ketika turun sujud atau bangkit dari sujud adalah berdasarkan
hadits,

‫ﺻَﻼِﺗِﻪ َوُﻫَﻮ ﻗَﺎِﻋٌﺪ‬ َ َ


َ ‫َوإَِذا أَراَد أْن َﯾْﺮَﻛَﻊ َوَﯾْﺼَﻨُﻌُﻪ إَِذا َرَﻓَﻊ ِﻣَﻦ اﻟﱡﺮُﻛﻮِع َوَﻻ َﯾْﺮَﻓُﻊ َﯾَﺪْﯾِﻪ ِﻓﻰ َﺷْﻰٍء ِﻣْﻦ‬

“Jika beliau ingin ruku’ dan bangkit dari ruku’ (beliau mengangkat tangan). Namun beliau
tidak mengangkat kedua tangannya dalam shalatnya saat duduk.” (HR. Abu Daud no. 761,
Ibnu Majah no. 864 dan Tirmidzi no. 3423. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad
hadits ini hasan).

Semoga bermanfaat.

@ Pesantren Darush Sholihin Gunungkidul, 3 Jumadats Tsaniyah 1435 H selepas Zhuhur

Akhukum fillah: Muhammad Abduh Tuasikal


2/3
Artikel Rumaysho.Com

Ikuti status kami dengan memfollow FB Muhammad Abduh Tuasikal, Fans Page Mengenal
Ajaran Islam Lebih Dekat, Twitter @RumayshoCom

Alhamdulillah, sudah hadir di tengah-tengah Anda buku Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal
terbaru: “Kenapa Masih Enggan Shalat?” seharga Rp.16.000,-. Silakan lakukan order dengan
format: Buku enggan shalat# nama pemesan# alamat# no HP# jumlah buku, lalu kirim sms ke
0852 00 171 222.

3/3

Anda mungkin juga menyukai