Anda di halaman 1dari 3

ESENSI ISTIGFAR

DUNIA

1. Ampunan Dosa
2. Berkah
3. Harta
4. Keturunan
5. Kenyamanan Hidup (Kemapanan)
6. Kenikmatan Hidup

QS. 71 Ayat 9 – 13 (Nuh)

9. Kemudian aku menyeru mereka secara terbuka dan dengan diam-diam,


10. maka aku berkata (kepada mereka), “Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, Sungguh, Dia
Maha Pengampun,
11. niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu,
12. dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu
dan mengadakan sungai-sungai untukmu.”
13. Mengapa kamu tidak takut akan kebesaran Allah?

AKHIRAT

1. Surga seluas langit & bumi

Ketika Istigfar ingat dosa dari ujung kepala sampai ujung kaki.

QS. 3 Ayat 133 (Al-Imran)

Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa,

Menghadirkan Cinta Allah

 Dijaga dari perbuatan dosa


 Kemudahan hidup
 Sebelum minta sudah dikabulkan
QS. 3 Ayat 31 (Al-Imran)

Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

QS. 2 Ayat 222 (Al-Baqarah) – akhir ayat

Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri.

QS. 40 Ayat 3 (Ghafir)

yang mengampuni dosa dan menerima tobat dan keras hukuman-Nya; yang memiliki karunia.
Tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nyalah (semua makhluk) kembali.

PERINTAH MEMPERBANYAK ISTIGFAR

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mencontohkan pada umatnya untuk


memperbanyak istighfar (bacaan: astaghfirullah). Karena manusia tidaklah luput
dari kesalahan dan dosa, sehingga istighfar dan taubat mesti dijaga setiap saat.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda,

َ ‫وب إِلَ ْي ِه فِى ْاليَ ْو ِم أ َ ْكث َ َر ِم ْن‬


‫س ْبعِينَ َم هرة‬ ُ ُ ‫َّللاَ َوأَت‬
‫َّللا إِنِِّى أل َ ْست َ ْغ ِف ُر ه‬
ِ ‫َو ه‬

“Demi Allah, aku sungguh beristighfar pada Allah dan bertaubat pada-Nya dalam sehari
lebih dari 70 kali.” (HR. Bukhari no. 6307).

Dari Al Aghorr Al Muzanni, yang merupakan sahabat Nabi, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,

‫َّللاَ فِى ْاليَ ْو ِم ِمائَةَ َم هرة‬


‫ِإنههُ لَيُغَانُ َعلَى قَ ْل ِبى َو ِإنِِّى أل َ ْست َ ْغ ِف ُر ه‬

“Ketika hatiku malas, aku beristighfar pada Allah dalam sehari sebanyak seratus kali.”
(HR. Muslim no. 2702).

Al Qodhi ‘Iyadh mengatakan bahwa makna hadits di atas, yaitu ketika Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam dalam keadaan malas beliau membacanya seperti itu. Artinya, beliau
rutin terus mengamalkan dzikir istighfar setiap harinya.

Sumber https://rumaysho.com/3437-perintah-memperbanyak-istighfar.html
Dan bacaan istighfar yang paling sempurna adalah penghulu istighfar (sayyidul istighfar)
sebagaimana yang terdapat dalam shohih Al Bukhari dari Syaddad bin Aus radhiyallahu
‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Penghulu istigfar adalah
apabila engkau mengucapkan,

َّ‫ت اَللَّ ُه َّم‬ََّ ‫ي أ َ ْن‬


َّْ ‫لَ َر ِّب‬ َّ َ‫لَّ ِّإ َلـ َّه‬ ََّ ‫أ َ ْن‬، ‫ي‬
َّ ‫ت ِّإ‬ َّْ ‫ُك َوأَنَا َخلَ ْقت َ ِّن‬ َ ، ‫علَى َوأَنَا‬
ََّ ‫ع ْبد‬ َ ‫ِّك‬ ََّ ‫ع ْهد‬ َ ‫ِّك‬ََّ ‫ت َما َو َو ْعد‬ َُّ ‫ط ْع‬َ َ ‫ا ْست‬، َُّ‫ع ْوذ‬ ُ َ‫ك أ‬ ََّ ‫ِّب‬
َّْ ‫َر ِّم‬
‫ن‬ َِّّ ‫ت َما ش‬ َ ، ‫ك أَب ُْو َُّء‬
َُّ ‫صنَ ْع‬ ََّ َ‫ك ل‬ََّ ‫ي ِّب ِّن ْع َم ِّت‬ َ ، ‫ي َوأَب ُْو َُّء‬
ََّّ َ‫عل‬ َّْ ِّ‫ي فَا ْغ ِّف َّْر ِّب َذ ْنب‬ َّ ‫ب َي ْغ ِّف َُّر‬
َّْ ‫لَ فَإِّنَّ َّهُ ِّل‬ ََّ ‫لَّ الذُّنُ ْو‬
َّ ‫ت ِّإ‬ََّ ‫أ َ ْن‬

“Allahumma anta robbi laa ilaha illa anta, kholaqtani wa ana ‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika
wa wa’dika mastatho’tu. A’udzu bika min syarri maa shona’tu, abuu-u laka bini’matika
‘alayya, wa abuu-u bi dzanbi, faghfirliy fainnahu laa yaghfirudz dzunuuba illa anta

[Ya Allah! Engkau adalah Rabbku, tidak ada Rabb yang berhak disembah kecuali Engkau.
Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku
dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku
mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah
aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau].” (HR. Bukhari no.
6306)

Faedah dari bacaan ini adalah sebagaimana yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam sabdakan dari lanjutan hadits di atas,

َّ‫ن قَالَ َها َو َم ْن‬


ََّ ‫ار ِّم‬ َِّّ ‫ بِّ َها ُموقِّنًا النَّ َه‬، ‫ات‬ َّْ ‫ل يَ ْو ِّم َِّّه ِّم‬
ََّ ‫ن فَ َم‬ ََّ ‫ن قَ ْب‬َّْ َ ‫ى أ‬
ََّ ‫ ي ُْم ِّس‬، ‫ن فَ ُه ََّو‬ َّْ ‫ل ِّم‬ َِّّ ‫ ْال َجنَّ َِّّة أ َ ْه‬، ‫ن‬
َّْ ‫قَالَ َها َو َم‬
ََّ ‫ل ِّم‬
‫ن‬ َِّّ ‫ بِّ َها ُمو ِّقنَّ َو ْه ََّو اللَّ ْي‬، ‫ات‬
ََّ ‫ل فَ َم‬ ََّ ‫ن قَ ْب‬ َّْ َ ‫ح أ‬ ْ ُ‫ ي‬، ‫ن فَ ْه ََّو‬
ََّ ِّ‫صب‬ َّْ ‫ل ِّم‬ َِّّ ‫» ْال َجنَّ َِّّة أ َ ْه‬

“Barangsiapa mengucapkannya pada siang hari dan meyakininya, lalu dia mati pada hari
itu sebelum waktu sore, maka dia termasuk penghuni surga. Dan barangsiapa
mengucapkannya pada malam hari dalam keadaan meyakininya, lalu dia mati sebelum
waktu pagi, maka dia termasuk penghuni surga.”

Hadits sayyidul istigfar ini meliputi makna taubat dan terdapat pula hak-hak keimanan. Di
dalam hadits ini juga terkandung kemurnian ibadah dan kesempurnaan ketundukan serta
perasaan sangat butuh kepada Allah. Sehingga bacaan dzikir ini melebihi bacaan istigfar
lainnya karena keutamaan yang dimilikinya. –Semoga kita termasuk orang yang selalu
merutinkannya di setiap pagi dan sore.

Sumber https://rumaysho.com/56-nabi-kita-tidak-pernah-bosan-beristigfar.html

Anda mungkin juga menyukai