Anda di halaman 1dari 2

Sifat Shalat Nabi (15): Kapan Mulai Berisyarat dengan

Jari Telunjuk Ketika Tasyahud?


rumaysho.com/8500-sifat-shalat-nabi-15-kapan-mulai-berisyarat-dengan-jari-telunjuk-ketika-tasyahud.html

August 13, 2014

Kapan mulai berisyarat dengan jari telunjuk ketika tasyahud, baik tasyahud awal maupun
akhir?

Yang membicarakan isyarat jari telunjuk ketika tasyahud di antaranya adalah hadits dari
Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma di mana ia berkata,

َ ‫ﺻﺎِﺑَﻌُﻪ ُﻛﱠﻠَﻬﺎ َوأََﺷﺎَر ِﺑﺈِْﺻَﺒِﻌِﻪ اﱠﻟﺘِﻰ ﺗَﻠِﻰ اِﻹْﺑَﻬﺎَم َوَو‬


‫ﺿَﻊ َﻛﱠﻔُﻪ‬ َ َ ‫ﺿﻊ َﻛﱠﻔُﻪ اْﻟُﯿْﻤَﻨﻰ َﻋﻠَﻰ َﻓِﺨِﺬهِ اْﻟُﯿْﻤَﻨﻰ وﻗََﺒ‬
َ‫ﺾأ‬ َ َ َ‫َﻛﺎَن إَِذا َﺟﻠ‬
َ َ ‫ﺲ ﻓِﻰ اﻟﱠﺼَﻼةِ َو‬
‫اْﻟُﯿْﺴَﺮى َﻋﻠَﻰ َﻓِﺨِﺬهِ اْﻟُﯿْﺴَﺮى‬

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika duduk dalam shalat (duduk tasyahud), beliau
meletakkan telapak tangannya yang kanan di pahanya yang kanan. Beliau menggenggam
seluruh jarinya dan berisyarat dengan jari telunjuk yang berada di samping jari jempol.
Beliau meletakkan telapak tangan kiri di paha kirinya.” (HR. Muslim no. 580).

Imam Syafi’i menegaskan bahwa berisyarat dengan jari telunjuk dihukumi sunnah
sebagaimana didukung dari berbagai hadits. (Al Majmu’, 3: 301).

Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim (5: 73-74), “Berisyarat dengan jari telunjuk
dimulai dari ucapan “illallah” dari ucapan syahadat. Berisyarat dengan jari tangan kanan,
bukan yang lainnya. Jika jari tersebut terpotong atau sakit, maka tidak digunakan jari lain
untuk berisyarat, tidak dengan jari tangan kanan atau pun jari tangan kiri. Disunnahkan
pandangan tidak lewat dari isyarat jari tadi karena ada hadits shahih disebutkan dalam
sunan Abi Daud yang menerangkan hal ini. Isyarat tersebut dengan mengarah kiblat.
Isyarat tersebut sebagai pertanda tauhid dan ikhlas.”

Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa isyarat jari itu ada ketika penafian dalam kalimat
tasyahud, yaitu pada kata “laa”. Ketika sampai pada kalimat penetapan (itsbat) yaitu
“Allah”, maka jari tersebut diletakkan kembali.

Ulama Malikiyah berisyarat kanan dan kiri dari awal hingga akhir shalat.

Ulama Hambali berisyarat ketika menyebut nama jalalah “Allah”. (Lihat Shifat Shalat Nabi
karya guru kami, Syaikh Abdul ‘Aziz Ath Thorifi, hal. 141).

Semoga bermanfaat.

Referensi:
Al Majmu’ Syarh Al Muhaddzab lisy Syairozi, Yahya bin Syarf An Nawawi, tahqiq:
Muhammad Najib Al Muthi’i, terbitan Dar ‘Alamil Kutub, cetakan kedua, tahun 1427 H.

Shifat Shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Marzuq Ath Thorifi,
terbitan Maktabah Darul Minhaj, cetakan ketiga, tahun 1433 H.
1/2

Disusun di Panggang, Gunungkidul, 17 Syawal 1435 H

Akhukum fillah: Muhammad Abduh Tuasikal

Ikuti status kami dengan memfollow FB Muhammad Abduh Tuasikal, Fans Page Mengenal
Ajaran Islam Lebih Dekat, Twitter @RumayshoCom, Instagram RumayshoCom

Telah hadir tiga buku terbaru karya Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, MSc: 1-
“Bermodalkan Ilmu Sebelum Berdagang” (Rp.30.000), 2- “Panduan Mudah Tentang Zakat”
(Rp.20.000,-), 3- Buku Saku “10 Pelebur Dosa” (Rp.6.000,-), semuanya terbitan Pustaka
Muslim Yogyakarta (biaya belum termasuk ongkos kirim).

Segera pesan via sms +62 852 00 171 222 atau BB 2A04EA0F atau WA +62 8222 604 2114.
Kirim format pesan: nama buku#nama pemesan#alamat#no HP#jumlah buku.

2/2

Anda mungkin juga menyukai