Turun Sujud?
rumaysho.com/7099-sifat-shalat-nabi-9-tangan-dulu-ataukah-lutut-saat-turun-sujud.html
April 1, 2014
Manakah yang lebih didahululan, lutut ataukah tangan saat turun sujud?
Pertama, yang mesti dipahami adalah kedua cara tersebut dibolehkan berdasarkan
kesepakatan para ulama. Namun para ulama berselisih pendapat manakah yang lebih
afdhol di antara keduanya.
أ ﻣﺎ اﻟ ﺼ ﻼة ﺑ ﻜﻠ ﯿ ﻬ ﻤﺎ ﻓ ﺠﺎ ﺋ ﺰة ﺑﺈ ﺗﻔﺎ ق اﻟ ﻌﻠ ﻤﺎ ء إ ن ﺷﺎ ء اﻟ ﻤ ﺼﻠ ﻰ ﯾ ﻀ ﻊ ر ﻛ ﺒ ﺘ ﯿ ﻪ ﻗ ﺒ ﻞ ﯾﺪ ﯾ ﻪ وإ ن ﺷﺎ ء و ﺿ ﻊ ﯾﺪ ﯾ ﻪ ﺛ ﻢ ر ﻛ ﺒ ﺘ ﯿ ﻪ و ﺻ ﻼ ﺗ ﻪ ﺻ ﺤ ﯿ ﺤ ﺔ
ﻓ ﻰ اﻟ ﺤﺎﻟ ﺘ ﯿ ﻦ ﺑﺈ ﺗﻔﺎ ق اﻟ ﻌﻠ ﻤﺎ ء وﻟ ﻜ ﻦ ﺗ ﻨﺎ ز ﻋ ﻮا ﻓ ﻰ ا ﻷ ﻓ ﻀ ﻞ
“Adapun shalat dengan kedua cara tersebut maka diperbolehkan dengan kesepakatan
ulama, kalau dia mau maka meletakkan kedua lutut sebelum kedua telapak tangan, dan
kalau mau maka meletakkan kedua telapak tangan sebelum kedua lutur, dan shalatnya sah
pada kedua keadaan tersebut dengan kesepakatan para ulama. Hanya saja mereka
berselisih pendapat tentang yang afdhal.” (Majmu’ Al Fatawa, 22: 449).
Kedua, yang paling afdhol adalah dilihat dari kondisi orang masing-masing, tidak katakan
yang paling afdhol adalah tangan dulu ataukah lutut dahulu. Karena hadits yang
membicarakannya hanyalah mengatakan,
“Janganlah salah satu kalian turun untuk sujud sebagaimana bentuk turunnya unta ketika
hendak menderum.” (HR. Abu Daud no. 840 dan An Nasai no. 1092. Al Hafizh Abu Thohir
mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
Para ulama berselisih pendapat manakah riwayat tambahan ini yang shahih.
Pendapat yang tepat, kedua versi tambahan tersebut adalah riwayat yang goncang, tidak
ada satu pun yang sahih. Keduanya idhtirob (goncang) [baca: lemah]. Sehingga riwayat
yang valid hanyalah bagian awal hadits yang berbunyi, “Janganlah salah satu kalian turun
1/2
untuk sujud sebagaimana bentuk turunnya unta ketika hendak menderum”.
Sehingga zhahir hadits menunjukkan bahwa orang yang sedang mengerjakan shalat
dilarang turun sujud sebagaimana bentuk turunnya unta ketika mau menderum. Turunnya
unta untuk menderum itu memiliki bentuk yang khas, bentuk khas ini bisa terjadi baik kita
turun dengan mendahulukan tangan dari pada lutut ataupun kita mendahulukan lutut dari
pada tangan. Sehingga makna sabda Nabi, “janganlah salah satu kalian turun untuk sujud
sebagaimana bentuk turunnya unta ketika hendak menderum” adalah ketika hendak sujud
hendaknya kepala tidak dibuat merunduk sampai ke lantai semisal unta ketika hendak
turun sedangkan punggung masih dalam posisi di atas. Inilah bentuk turunnya unta untuk
menderum dan bentuk semacam ini berdampak negatif bagi orang yang mengerjakan
shalat
Ringkasnya, terdapat diskusi yang panjang tentang perselisihan ini di kalangan ulama.
Pendapat yang paling baik, manakah yang mesti didahulukan apakah tangan ataukah lutut,
ini menimbang pada kondisi masing-masing orang. Mana yang lebih mudah baginya, itulah
yang ia lakukan. Ada orang yang berat badannya, ada orang yang ringan. Intinya, tidak ada
hadits shahih yang marfu’ -sampai pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam- yang
membicarakan hal tadi. (Lihat Shifat Shalat Nabi karya guru kami, Syaikh Abdul ‘Aziz Ath
Thorifi, hal. 129).
Artikel Rumaysho.Com
Ikuti status kami dengan memfollow FB Muhammad Abduh Tuasikal, Fans Page Mengenal
Ajaran Islam Lebih Dekat, Twitter @RumayshoCom
Alhamdulillah, sudah hadir di tengah-tengah Anda buku Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal
terbaru: “Kenapa Masih Enggan Shalat?” seharga Rp.16.000,-. Silakan lakukan order dengan
format: Buku enggan shalat# nama pemesan# alamat# no HP# jumlah buku, lalu kirim sms ke
0852 00 171 222.
2/2