Rolling dilakukan dalam dua tahap. Pertama dilakukan pada suhu yang tinggi atau disebut hot
rolling. Hot rollingdilakukan untuk mengurangi dimensi bahan baku (ingot) secara besar-
besaran. Setelah hot rolling selanjutnya dilakukancold rolling, yaitu pengerolan pada suhu
ruang. Pada cold rolling pengurangan dimensi tidak dilakukan secara besar-besaran karena
proses ini memerlukan tenaga yang sangat besar. Cold rolling dilaksanakan
sebagai finishing untuk mencapai dimensi yang sesuai, memperhalus permukaan benda
kerja, dan meningkatkan sifat mekanis benda kerja.
Pada proses manufaktur modern, rolling biasanya diawali dengan proses pengecoran
kontinu. Kombinasi antara pengecoran kontinu dan rolling bisa meningkatkan produktivitas.
Di samping itu, kombinasi ini juga dapat mengurangi ongkos produksi.
Gambar 1. Rolling
Hot Rolling
Hot rolling merupakan tahap awal dari proses pengerolan material. Hot rolling dilakukan di
atas suhu rekristalisasi. Material yang akan dirol biasanya berupa ingot atau logam hasil
penuangan (pengecoran). Material tuang memiliki struktur yang kasar dan butir-butirnya tidak
seragam. Karena struktur di dalamnya kasar dan tidak seragam, material tuang memiliki sifat
yang getas dan ada kemungkinan memiliki lubang kecil (pori-pori). Dengan dilakukannya
proses hot rolling, struktur material tuang dapat dikonversi menjadi struktur material tempa
(wrought structure). Wrought structure memiliki butir-butir yang lebih halus dan rapi. Kondisi
butir tersebut menjadikan material bersifat lebih ductile. Di samping itu proses hot rolling juga
dapat menutup lubang-lubang kecil di dalam material.
Setiap material memiliki suhu pengerolan panas yang berbeda-beda. Pada aluminium paduan
suhu yang digunakan sekitar 450 °C. Baja paduan menggunakan suhu pengerolan sekitar
1250 °C. Sedangkan material tahan panas menggunakan suhu pengerolan hingga 1650 °C.
Pengerolan panas atau hot rolling awal menghasilkan beberapa produk yang disebut
sebagai bloom, slab, danbillet. Bloom biasanya memiliki penampang persegi dengan sisi
paling tidak sebesar 150 mm. Slab biasanya memiliki penampang persegi panjang.
Sedangkan billet memiliki penampang persegi namun berukuran lebih kecil dibanding
dengan bloom. Bloom dapat diproses lebih lanjut dengan proses pengerolan bentuk,
sehingga menghasilkan bentuk-bentuk struktur seperti I-beam dan rel kereta. Slab dapat dirol
menjadi plat dan lembaran material. Billet dirol dengan proses pengerolan bentuk menjadi
batang persegi dan batang lingkaran.
Cold Rolling
Cold rolling atau pengerolan dingin merupakan proses akhir dari rangkaian proses
pengerolan. Cold rollingdilakukan pada suhu ruang. Karena dilakukan pada suhu ruang, cold
rolling memerlukan energi yang besar (karena material dengan suhu ruang memiliki kekuatan
yang lebih besar) dan akan menghasilkan produk dengan sifat anisotropic.
Cold rolling bisa dibilang merupakan tahap finishing. Proses pengerolan ini menghasilkan
permukaan akhir yang lebih baik. Selain itu cold rolling juga menghasilkan produk dengan
dimensi yang lebih baik dan menghasilkan produk dengan kekuatan serta kekerasan yang
lebih tinggi.
Selain secara kinematika, pengerolan juga diklasifikasikan menurut geometri dari die atau rol
yang digunakan. Ada bermacam-macam proses pengerolan berdasarkan geometri die yang
digunakan. Masing-masing geometri die atau rol ini akan menghasilkan bentuk-bentuk produk
yang berbeda-beda. Berikut beberapa macam proses pengerolan berdasarkan geometri die:
Flat rolling, Roll piercing,
Pack rolling, Shape rolling,
Thread rolling, Cross rolling,
Gear rolling, Skew rolling,
Ring rolling, Tube rolling.
Pelumasan
Pada hot rolling biasanya tidak menggunakan pelumasan. Hot rolling menggunakan larutan
berbasis air untuk mendinginkan rol dan memecah kerak pada benda kerja. Pada logam
non ferro biasanya diberi tambahan minyak,emulsion, dan fatty acid. Sedangkan pada cold
rolling biasanya menggunakan campuran minyak dan air, atau pelumas dengan kekentalan
rendah seperti paraffin, fatty oil, dan emulsion.
Memiliki penomoran
Ketebalan lembaran biasanya diidentifikasikan dengan sebuah gage number. Beberapa
sistem penomoran digunakan di industri, tergantung pada jenis sheet metal yang diklasifikasi.
Contoh penomoran seperti ¼ hard, ½hard, dan lain-lain.
Ada beberapa cacat permukaan yang bisa dijumpai pada sheet metal. Cacat permukaan
tersebut seperti kerak, karat, goresan, cungkilan, lubang, dan sobekan. Cacat permukaan bisa
disebabkan karena inclusion dan ketidakbersihan pada material tuang atau bahan baku
(ingot). Selain itu cacat permukaan juga bisa diakibatkan karena kondisi sejenis yang
berkaitan dengan persiapan material dan proses pengerolan.
Di samping cacat permukaan seperti di atas, ada cacat lain yang bisa terjadi pada plat
dan sheet produk pengerolan. Cacat-cacat lain tersebut seperti:
Wavy edge
Wavy edge atau edge wrinkling terjadi karena rol yang melengkung. Rol yang melengkung
menyebabkan plat menjadi lebih tipis pada bagian tepinya. Bagian tepi plat yang lebih tipis
akan bertambah panjang, sedangkan bagian tengah plat yang masih tebal tidak akan
bertambah panjang. Konsekuensinya bagian yang tipis pada plat akan melengkung akibat
keinginannya bertambah panjang terhalang oleh bagian tebal yang tidak bertambah panjang.
Sobek pada bagian tepi plat juga bisa terjadi karena desain dari rol yang kurang tepat. Selisih
antara diameter bagian tengah rol dengan diameter bagian tepi rol yang terlalu besar
menyebabkan terjadinya sobekan atau retakan di bagian tepi plat.
Alligatoring
Alligatoring merupakan fenomena kompleks dan biasanya disebabkan oleh perubahan
bentuk yang tidak seragam pada billet selama proses rolling. Alligatoring juga bisa
disebabkan oleh kualitas material tuang (bahan baku) yang buruk. Cacat ini bentuknya
menyerupai buaya yang sedang membuka mulutnya. Oleh karena itu cacat ini diberi
istilahalligatoring.
Warping
Warping disebabkan karena diameter bagian tengah rol kurang besar. Bagian tengah rol
pada flat rolling harus memiliki diameter yang lebih besar daripada bagian tepi rol. Sehingga
apabila selisih diameter bagian tengah rol dengan diameter bagian tepi rol tidak cukup besar,
maka bisa terjadi warping.
Timbul tegangan sisa di mana bagian tepi mengalami tekan dan bagian tengah
mengalami tarik
Tegangan sisa di mana bagian tepi mengalami tekan dan bagian tengah mengalami tarik
terjadi karena desain rol yang kurang tepat. Ketidaktepatan desain rol tersebut berupa selisih
antara diameter bagian tengah rol dengan diameter bagian tepi rol yang kurang besar.
Timbul tegangan sisa di mana bagian tepi mengalami tarik dan bagian tengah
mengalami tekan
Tegangan sisa di mana bagian tepi mengalami tarik dan bagian tengah mengalami tekan
disebabkan karena selisih antara diameter bagian tengah rol dengan diameter bagian tepi rol
terlalu besar.
Splitting
Splitting terjadi karena selisih antara diameter bagian tengah rol dengan diameter bagian tepi
rol terlalu besar.
FLAT ROLLING
Flat rolling merupakan pengerolan yang dilakukan untuk menipiskan suatu material. Flat
rolling digunakan untuk mengerol slab agar menjadi plat dan strip. Proses pengerolan ini
merupakan proses pengerolan yang paling sederhana di mana hanya menghasilkan bentuk
benda yang datar atau rata.
Perubahan bentuk secara besar-besaran dilakukan dengan temperatur yang tinggi. Namun
ada pula proses pengerolan bentuk yang dilakukan dengan temperatur rendah. Pengerolan
bentuk dengan temperatur rendah dikenal dengan istilahcold shape rolling. Pengerolan
bentuk pada suhu rendah menghasilkan dimensi yang lebih akurat.
Seperti apa yang telah disebutkan di awal, proses pengerolan bentuk digunakan untuk
membuat bentuk struktur yang lurus. Contoh bentuk struktur yang dapat dihasilkan dari proses
ini antara lain: channel, I-beam, rel kereta, dan batang pejal.
Roll Forging
Roll forging adalah proses pembentukan bahan yang digunakan untuk mengurangi dimensi
penampang benda kerja silindris atau persegi. Pengurangan dimensi penampang dilakukan
dengan melewatkan benda kerja melalui satu set rol yang berlawanan atau berpasangan. Rol
tersebut biasanya memiliki alur yang berbentuk sesuai bentuk benda akhir yang diharapkan.
Proses roll forging dapat digolongkan sebagai proses penempaan (forging) maupun proses
pengerolan (rolling). Akan tetapi secara umum roll forging diklasifikasikan sebagai proses
penempaan meskipun menggunakan rol. Hal tersebut karena rol pada roll forging tidak
berputar terus-menerus, namun hanya berputar di bagian-bagian tertentu pada benda kerja
sesuai perubahan bentuk yang diinginkan.
Aplikasi Roll Forging
Roll forging secara umum digunakan untuk membuat komponen-komponen yang butuh
kekuatan tinggi. Hal ini karena produk-produk roll forging memiliki kekuatan dan struktur butir
yang lebih baik dibandingkan dengan produk permesinan (pada geometri benda kerja yang
sama).
SKEW ROLLING
Skew rolling merupakan proses pengerolan yang mirip dengan roll forging. Perbedaannya,
secara khusus skew rollingdigunakan untuk membuat bola. Pengerolan diawali dengan
memasukkan kawat atau batang berpenampang lingkaran ke dalam celah antara dua buah
rol. Selanjutnya kawat atau batang tersebut termakan rol dan membentuk bola secara kontinu
selama rol masih berputar.
Gambar 1. Ring Rolling. (1) Kondisi Awal. (2) Kondisi Ketika Proses Berjalan.
Aplikasi Ring Rolling
Ring rolling dapat digunakan untuk membuat ban baja pada roda kereta api, cincin pada
sistem pemipaan, cincin padapressure vessel, dan cincin pada mesin-mesin yang berputar.
Kelebihan ring rolling yaitu menghemat bahan baku, struktur butir ideal, dan lebih kuat.
Die yang digunakan pada mesin thread rolling memiliki ukuran dan bentuk ulir sesuai
standar. Die tersebut terdiri dari dua jenis. Kedua jenis die tersebut yaitu:
Flat die, dengan gerakan bolak-balik untuk menghasilkan pengerolan.
Round die, dengan gerakan putar relatif satu sama lain untuk mengerol benda kerja.
ROLL PIERCING
Roll piercing adalah proses pengerjaan panas yang khusus untuk membuat pipa tanpa
sambungan berdinding tebal. Proses ini masih tergolong rolling karena dilengkapi dengan dua
buah rol yang berlawanan. Dasar dari proses roll piercing berprinsip pada silinder pejal yang
ditekan pada kelilingnya sehingga menghasilkan tegangan tarik di titik pusat silinder tersebut.
Apabila tekanan yang diberikan cukup tinggi, maka akan terjadi retakan di dalam silinder.
Retakan tersebut menjadi cikal bakal pembuatan lubang pipa.
Pada gambar berikut dapat anda lihat rol berputar dan menekan billet (benda kerja mentah).
Putaran rol tersebut menarik billet ke arah mandrel. Penarikan terjadi karena sumbu rol
memiliki kemiringan kurang lebih 6° terhadap sumbubillet. Mandrel sendiri digunakan untuk
mengontrol lubang dan ukuran benda kerja. Proses pembuatan ini juga dikenal sebagai
proses rotary tube piercing dan proses Mannesmann.
TUBE ROLLING
Tube rolling merupakan proses pengerolan yang dilakukan untuk mengurangi diameter dan
ketebalan pipa. Rol padatube rolling memiliki alur yang berbentuk setengah lingkaran.
Sehingga apabila sepasang rol beralur setengah lingkaran tersebut dipertemukan, akan
terbentuk lubang berbentuk lingkaran.
Pipa yang ingin dikurangi diameternya dapat dimasukkan atau dimakankan pada rol beralur
setengah lingkaran. Setelah melewati rol, terbentuklah pipa dengan diameter yang lebih kecil.
Proses pengerolan ini bisa menggunakan internal mandrel maupun tidak.