PENDAHULUAN
dan biaya produksi sesuai dengan Metode Taguchi, yang menyampaikan aktifitas
perbaikan kualitas terhadap desain produk dan prosesnya berdasar pada premis
bahwa “kualitas adalah berdasarkan desain” . Metode Taguchi adalah sebuah
teknik yang sangat efektif dari segi biaya untuk perbaikan kualitas, karena
mendorong mencapai reduksi dari variasi kinerja dengan pengurangan pengaruh
dari sumber-sumber variasi pada tahapan desain produk sehingga dapat
meningkatkan manufakturability dan siklus umur dari sebuah produk .
Berdasarkan uraian tersebut ada tiga aspek yang cukup menonjol yaitu
kualitas, biaya dan waktu yang artinya dapat diuraikan sebagai berikut :
Kualitas (Quality) memiliki arti yang berbeda bagi setiap orang antara lain
adalah William W Scherkenbach, Mutu ditentukan oleh pelanggan, terpenuhinya
kebutuhan dan harapan pelanggan pada suatu harga tertentu yang menunjukkan
nilai produk tersebut. HL.Gilmore, Mutu adalah suatu kondisi dimana produk
sesuai dengan spesifikasi desain tertentu. ISO 9000:2005 : Mutu adalah derajat
yang dicapai oleh karakteristik yang inheren dalam memenuhi persyaratan.
"Inheren" lawan dari "diberikan" terutama sebagai karakteristik yang tetap.
Biaya (Cost) adalah jumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk
mendapatkan hak kepemilikan atas sebuah produk. Permintaan pasar
menempatkan batas antara harga yang dapat ditarik oleh perusahaan bagi
produknya. Agar tetap mampu menghasilkan keuntungan, perusahaan perlu
untuk menarik harga yang meliputi keseluruhan biaya produk meliputi
pengembangan, manufaktur dan pemasaran, termasuk pengembalian pada
investasinya. Maka penempatan harga sebuah produk dibatasi oleh biaya.
Waktu (Delivery time) pada umumnya digunakan dengan maksud “delivery
speed”, sebagai pedoman waktu yang dimanfaatkan dari konsep pengembangan
produk hingga produk sampai ke pasar. Persaingan pada speed, juga disebut
sebagai persaingan berdasarkan waktu yaitu kemampuan untuk menyerahkan
produk ke pasar dengan cepat.
Dari definisi-definisi tersebut ada beberapa kata yang ngambang tapi
penting dan memastikan seperti "terpenuhinya suatu harapan, sesuai dengan
spesifikasi desain dan karakteristik yang inheren" yang semuanya ini
mempunyai makna bahwa dalam suatu desain baik produk atau suatu sistem
harus mempunyai parameter yang jelas dan terukur guna mempermudah
pengukuran keberhasilan suatu sistem atau mutu produk.
Jadi mutu yang dimaksud bukan hanya mutu suatu produk tetapi mutu
setiap faktor yang terkait dengan proses produksi dalam rangka mencapai
sasaran mutu secara keseluruhan dan ini dinamakan net production. Menurut
Frank .J Riley, Ada empat faktor yang mempengaruhi nilai net production yaitu :
a. Mesin atau peralatan sebagai system,
b. kemampuan sumber daya manusia,
c. Motivasi dan sikap tanggap dari personal operator dan pemeliharaan,
d. Uniform dari material dan spare parts.
Disamping hal tersebut komplekasi suatu proses produksi juga akan
berpengaruh terhadap efisiensi mesin dan nilai net production yang dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Machine Efficiency = ( C1 . C2 . C3 ...Cn )( S1 . S2 . S3...Sn ) . M
C : percentage ofacceptable part in each lot of component part coming to
the Machine
S : efficiency level of each work station in performing its own task of
selection, transfer or joining
M : efficiency of basic machine control system in cordinating all of
individual station operation.
ADA KEBUTUHAN
KONSUMEN
KUAT KUALITAS
KONS.INTERN MURAH MURAH KONS.EKTERN
CEPAT CEPAT
PEMBUAT PENGGUNA
SIMPEL FLEKSIBEL
LAKU SERVIS
QFD
Hubungan Lemah = 1
Kekakuan Komponen
Komponen
Komponen
Kepresisian Ukuran
Dimeensirial Komponen
KesulitanuPr.r
Design Komponen
ses Manufakt
KekuatanKomponen
IMPORTANCE
%
Harga Material
BBT
Berat
Mat
FUNGSIONAL
1. Kuat Menahan Beban 5 4 4 3 4 3 4 4 4 1,3 6,5 9,0
2. Mudah Dioperasikan 5 4 4 4 4 4 4 4 4 1,0 5,0 6,9
3. Mudah dipasang 4 4 4 3 4 4 3 4 4 1,3 5,2 7,2
4. Mudah dibersihkan 4 4 4 4 3 4 3 3 4 1,0 4,0 5,5
ESTETIKA
5. Tampilan Menarik 4 4 4 3 4 3 4 4 4 1,3 5,2 7,2
6. Variasi warna bagus 4 4 4 3 3 4 4 4 4 1,3 5,2 7,2
DURABILITY
7. Awet & tahan Karat 5 4 4 4 4 4 4 4 4 1,0 5,0 6,9
8. Mudah ganti Parts 5 4 4 3 4 4 4 3 4 1,3 6,5 9,0
KEAMANAN
9. Tidak Berbahaya 5 4 4 4 4 4 3 4 4 1,0 5,0 6,9
ERGONOMIS
10. Komp.dpt dijangkau 4 4 3 4 3 3 3 4 4 1,0 4,0 5,5
11. Tinggi dpt diatur 4 3 3 4 4 4 4 3 4 1,0 4,0 5,5
12. Geometris seragam 4 4 3 3 4 3 3 4 4 1,3 5,2 7,2
EKONOMIK
13. Harga Kompetetif 4 4 4 3 4 4 4 4 4 1,3 5,2 7,2
SERVICE
14. Mudah & Cepat 5 4 4 3 4 4 3 4 4 1,3 6,5 9,0
PRIORITAS (%)
12,55,7
6,8
3,5
9,2
8,5
21,9,03
10,12,78
100
RAW IMPORTANCE
51,810
94,560
295,83
1169
128,9
119,4
122,47
124,
170,
187,
154,
RATE OF IMPROVEMENT
1,6
1,2
1,21,4
1,7
1,2
1,1,21
1,1,32
2
S AT UAN
mmSt32
kg/kg/mmmmKgf
Rp.
DiuPerbahlu
0,2 mm
Gambar 1.2 Hause of Quality
1.2 Prosedure Desain Teknik
Kebutuhan Konsumen
Pengumpulan
Studi Literatur Masukan / Saran
Data
Gambar Sketsa
guna analisa parameter
Prototype&Implementasi
Kebutuhan Konsumen
Konsumen intern Pabrik bagian Sheetmetal menyampaikan dalam Laporan hasil
Rapat Kerjanya menyatakan bahwa khususnya proses produksi lantai rak
memakan waktu cukup lama dimana ukuran dan bentuk potongan sudut rak
selalu berubah karena dilakukan dengan gunting tangan secara manual.
Dari observasi lapangan, literatur, dokumentasi dan masukan staf produksi didapat
data antara lain adalah sebagai berikut :
- Bahan Rak dari plat besi tebal 1,2 mm (STKM-11A) eqivalen dengan St. 30
- Ukuran lebar dan bentuk pengguntingan seperti Gambar 1.4
- Garis potong selalu berlebih dan tidak seragam sehingga proses bending tidak
rapi dan mempersulit assembling.
- Waktu pengukuran,pengguntingan satu sudut rak rata-rata 2 (dua) menit.
- Diperlukan sistem pemotongan yang dapat menghasilkan ukuran, bentuk lebih
seragam dan efisien
- Perusahaan mempunyai Mesin Press berkapasitas 20 Ton
Fp
r
tte
Punch
Punch
Cu
ool/
(
l) T
ng
nja
pa
r
pe
op
St
Dies/fixture Dies/fixture
Fp
r
pe
Punch
Punch
op
St
Dies/fixture
WS = Alloy Tool Steel, Material No 1.2210, 1.2516, 1.2842 or similar. Application Field:
Piercing/blanking dies for mild steel, low carbon steels, non-ferrous metals, plastics,
paper.
HWS = High Carbon – High Chrome Tool Steel (12% Cr), Material No 1.2436, 1.2379 or
similar.
Application Field: Piercing/blanking dies of all types, trim dies, for all carbon steels, alloy
steels, non-ferrous metals, plastics,paper.
ASP 2023 = High Speed Steel on Powder-Metallurgic Basis Application Field : Same as
HSS.
HCHC Material No 1.2379 and 1.2436 etc. Applications: All tooling components subject to
high demands on wear resistance and performance, especially punches in
progression/combination tools, as well as cold extrusion punches etc.
NWA = Hot-Work Tool Steel – Suitable for Nitriding, Material No 1.2344 or similar.
Characteristics: Chrome-Molybdenum-Vanadium hot working die steel; core strength:
L 1400 N/mm2; Application Field: Ejector pins for pressure diecasting, injection- and
compression moulding processes, and generally for work at elevated temperatures.
1.4 Fungsi Suaian dan Kekuatan Komponen
Konstruksi permesinan biasanya terdiri dari beberapa komponen yang
mempunyai fungsi, geometris, ukuran dan bahan yang berbeda dengan tujuan
mempermudah pembuatan, pemasangan maupun penggantian antara komponen
tersebut. Suatu komponen dapat berfungsi dengan baik bila bentuk,ukuran dan
tingkat kehalusan/kekasaran permukaan sesuai standar yang direncanakan.
Ke tiga faktor tersebut sering dinyatakan dalam bentuk toleransi geometri, ukuran
ataupun suaian yang dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut :
Dalam bahasa Teknik, kekuatan sering disebut Tegangan yang dapat dibagi
menjadi tiga yaitu :
Tegangan Bahan adalah kemampuan suatu bahan menahan beban dan sering
Tegangan yang terjadi adalah perbandingan antara Gaya yang bekerja dengan
luas penampang benda kerja yang menahan gaya tersebut. Tegangan yang
terjadi beraneka ragam dapat merupakan tarik, geser, bending dan juga
kombinasi dari jenis pembebanannya. Rumus dasar yang dapat digunakan untuk
menentukan besarnya Tegangan yang terjadi pada komponen dapat diturunkan
dari rumus-rumus mekanika berikut ini.
Untuk menjamin kemanan kerja suatu komponen maka nilai Tegangan yang
Dalam suatu Bengkel, dibutuhkan suatu poros untuk memindahkan Tenaga dan
putaran bolak-balik mesin masing-masing 7,5 Kw dan 1450 rpm, Stock material
yang ada di gudang C 45 dengan TS 42. Rencanakan geometris dan ukuran
axcelnya ! ( Shaft = poros, Axcel = ujung leher poros)
Penyelesaian :
Sifat beban dinamis bolak-balik, berarti dapat diambil v = 7
Diameter Axcel d ≥ 3 T
0 , 2 xi ≥ 3 49418
0 , 2 x 45 ≥ 17,59 mm
Menurut fungsi, memindahkan tenaga dan putaran harus bergerak tanpa kocak
maka suaian yang digunakan Running Fit yaitu H7/f6 θ 18 f6 artinya
ukuran diameter poros yang dapat diterima adalah 17,64 17,84 mm dengan
gambar berikut ini.
d?,
bila anda sebagai penanggung jawab kualiti kontrol, Alat apa yang anda
dapat dilakukan dengan mudah. Sebagai calon akhli Teknik, coba anda
pelanggan anda ?
Toleransi + 0,1
Pemasangan bushing di atas benda kerja harus diberi jarak guna pelepasan chip
yang besarnya disesuaikan dengan ukuran chip yang terjadi yaitu : 0,5 θ lubang
untuk chip kecil dan (1 – 1,5 ) θ lubang untuk chip panjang.
Pahat Milling
Pengukur
ketebalan
Pengukur
ketebalan
Set Blok
b. Fixture Profil
Fixture Profil digunakan mengarahkan perkakas untuk permesinan
kontur dimana mesin secara normal tidak bisa melakukannya. Kontur bisa
internal atau eksternal Gambar 3.8 memperlihatkan bagaimana nok/cam
secara akurat memotong dengan tetap menjaga kontak antara fixture dan
bantalan pada pisau potong fris.
Kedua alat ini biasanya bekerja secara bersamaan sehingga sering disebut Jig &
Fixture yang dapat digunakan untuk :
1. menempatkan benda kerja pada posisi yang sesuai dengan kebutuhan
2. mencekam dan mendukung benda kerja supaya tetap pada posisinya
3. mempermudah penyetingan benda kerja pada saat awal pengerjaan
4. mendapatkan kualitas/bentuk dan ukuran produk yang seragam
5. menyederhanakan proses penyetingan dan pengerjaan benda kerja
sehingga waktu produksi lebih efisien.
2.5 Tugas Diskusi
BAB III
DESAIN JIG DAN FIXTURE
Jig dan Fixture adalah alat bantu produksi yang mempunyai fungsi
utama mengarahkan/menempatkan, mencekam/mengklem dan
mendukung/menahan benda kerja pada saat benda tersebut dikerjakan dengan
tujuan mendapatkan kualitas produk yang seragam dan efisien. Keseragaman
kualitas baik bentuk, ukuran dan tingkat kehalusaan permukaan memiliki tingkat
mampu tukar yang tinggi. Efisien dalam penggunaan waktu dan dapat
menurunkan jumlah kegagalan produk (reject) walaupun operator tidak memiliki
skill khusus akan meningkatkan nilai jual produk tersebut. Untuk mencapai tujuan
tersebut maka elemen-elemen Jig dan Fixture dikelompokkan menjadi tiga
bagian utama yang mempunyai fungsi berbeda walaupun kadang-kadang
ketiganya merupakan satu bagian yang tak dapat dipisahkan. Elemen sebagai
penepat disebut Locator, yang berfungsi untuk mencekam disebut Klem dan
sebagai pendukung disebut Support atau body.
Dengan jalan yang sama pada Gambar 3.1b, maka untuk mencapai keakuratan
ukuran diameter sebaiknya lingkaran pada diameter θ 80 dijadikan sebagai
datum tempat pencekaman benda kerja.
c. Menggunakan Pads
Mengingat jenis proses produksi beraneka ragam dan cukup kompleks maka
perencanaan klem pun menjadi bervariasi dan cukup rumit. Klem benda kerja
pada mesin bubut terletak pada kepala tetap dan klem pahat terletak pada meja
mesin akan lain halnya pada mesin frais. Secara umum, bentuk klem dapat
diklasifikasikan menjadi 5 tipe yaitu :
b. Bayonet Clamp
Gambar 3.23 Bayonet Clamp
d. Toggle Clamps
Gambar 3.25 Jenis-jenis Toggle Clamp
3. Multiple Clamping
a. Double Clamping b. Stack Clamping
Gambar 3.26 Double Clamp Gambar 3.27 Stack Clamp
c. Power Clamping
Power Clamping yang dimaksud adalah klem yang menggunakan sumber
tenaga bukan dari manusia melainkan dari fluida, magnetic dan lainnya.
Sumber tenaga yang banyak digunakan dapat dikelompokkan :
1. Fluida yaitu : Hydraulic dan Pneumatic dan Vacum Clamping
2. Elektrik yaitu : Magnetic dan elektrostatic Clamping
PERTIMBANGAN DESAIN
Pertimbangan utama saat memilih antara tiga pemegang benda kerja
adalah: biaya perkakas, perkakas yang digunakan, dan operasi perkakas.
Meskipun masing-masing jenis mempunyai kelebihan dan kekurangan, dalam
praktiknya dapat saling bergantung. Berikut ini adalah beberapa perbedaan
desain dan pertimbangan untuk permanen, umum, dan modular.
Total biaya jig atau fixture adalah pertimbangan utama dalam desain
pemegang benda kerja. Walaupun biaya awal merupakan elemen utama, tidak
seharusnya menjadi dasar untuk menerima atau menolak apapun pilihan
perkakas. Sebuah evaluasi ekonomi yang baik dari desain pemegang benda
kerja memperhitungkan berbagai faktor lainnya.
Pemegang benda kerja Permanen memiliki keunggulan yang berbeda dalam
produksi massal dan mempunyai presisi yang tinggi. Alat Bantu ini juga dapat
mengurangi waktu setup mesin, siklus waktu permesinan, dan tingkat
keterampilan operator diperlukan untuk menghasilkan produk cukup bagus tetapi
membutuhkan penyimpanan dan pemeliharaan untuk menjaganya agar dapat
digunakan untuk masa yang akan datang.
Pemegang benda kerja umum, lebih mahal daripada alat sementara dalam
banyak hal, namun utilitas dan fleksibilitas sering digunakan dengan
mengabaikan biaya modal. Pemegang benda kerja Umum dapat digunakan
kembali secara ekstensif, tapi masih dikenakan beberapa biaya perawatan dan
penyimpanan.
Pemegang benda kerja modular biasanya investasi modal yang harus
diperhatikan selama masa pakai yang ditetapkan, dengan biaya rata-rata untuk
penggunaan dalam setiap pekerjaan. Perlengkapan modular mudah dibongkar,
dipasang dan disimpan, dapat digunakan kembali tetapi memerlukan biaya
perawatan lainnya.
Detail perkakas adalah keseluruhan karakteristik konstruksi dan fitur
khusus dimasukkan ke dalam jig atau fixture. Pemegang benda kerja dirancang
dan dibuat untuk bertahan lebih lama dari Pemegang benda kerja sementara.
Jadi, Permanen fixture dan jig biasanya mengandung bagian-bagian yang lebih
rumit dan fitur dari pemegang benda kerja sementara.
Ada beberapa perbedaan pemegang benda kerja permanen dan sementara yaitu
kompleksitas dari unsur perkakas itu sendiri, tingkat sekunder dan operasi mesin
pengerjaan akhir pada alat tersebut, proses desain alat, dan jumlah detail dalam
gambar pemegang benda kerja.
Bila diinginkan lubang pengeboran min. θ 20 dan maks θ 20,05 maka dapat
menggunakan Slip Bushing (Gambar 2.21) sambil melihat referensi suaian pada
Bab I maka dapat ditentukan toleransi dan tingkat suaian sebagai berikut :
Karena sifatnya selesai dikerjakan akan dilepas kembali maka suaian yang
digunakan precision running fit (H7/f6) sehingga ditulis :
Besarnya gaya yang ditimbulkan klem tergantung pada jenis klem yang
digunakan. Untuk pekerjaan sederhana banyak menggunakan klem Srew (Baut-
Mur), mudah didapat dan dibuat tetapi proses penjepitannya relatif lebih lama dari
jenis klem cam dan lainnya. Adapun dasar-dasar perhitungan gaya yang
ditimbulkan klem antara lain dapat diuraikan berikut ini.
Fs : Gaya dorong klem baut (N) Fh : Gaya putar tangan operator (N)
R : Radius rata-rata ulir baut (m) = arc tg ( kisark
. d ) sudut kemiringan ulir
= arc tg ( ) sudut gesek ulir.... = koefisien gesek ulir antara baut-
mur
b. Tegangan bending b Mb
Wb ≤ bi
Momen bending yang terjadi (Mb)
Mb = Fs (a – b)
( h d ) xt 3
Momen tahanan bending Wb = 12
12.( a b ). Fs
Jadi tebal plat menurut bending t ≥ 3 ( h d ) xbi
Dari kedua perhitungan tebal slot plate tersebut dipilih yang terbesar.
1.TURNINGPROCES
- Longgarkan baut stel dan masukkan benda kerja
- Atur baut stel supaya benda kerja sentris dan kencangkan
- Pasang pahat, atur putaran yang sesuai dan lakukan facing benda kerja
- Pasang pahat, atur putaran yang sesuai dan lakukan boring lubang.
- Buka baut stel atas, lepas dan balik benda kerja kemudian kunci lagi
- Lakukan proses facing pada sisi permukaan benda kerja
* Posisi Fixture Turning lihat halaman berikut ini.
TURNING JIG & FIXTURE Ө130 FACE, Ө50 BORE
BENDA KERJA
FIXTURE
KEPALA TETAP
BALANCING
BAUT STEL
2. DRILLING PROCES
- Longgarkan handle 2, masukkan benda kerja dan kunci kembali
- Masukkan pin jig diatas benda kerja dan kunci dengan jig screw
- Longgarkan Handle 1, tarik meja fixture supaya lubang 1 tepat di bawah
pahat bor dan kunci kembali.
- Pasang pahat bor Ө30 , atur putaran yang sesuai dan lakukan drilling
- Longgarkan Handle 1, dorong meja fixture supaya lubang 2 tepat di bawah
pahat bor dan kunci kembali.
- Lakukan proses drilling pada lubang 2
- Longgarkan Jig screw, dan lepaskan jig drilling ke atas
- Longgarkan handle 2 dan tarik benda kerja ke atas, masukkan benda kerja
berikutnya dan seterusnya.
* Posisi Jig and Fixture Drilling lihat halaman berikut ini.
JIG & FIXTURE OF DRILLING FOR Ө30
LUBANG 1
LUBANG 2
HANDLE 1
HANDLE 2
JIG SCREW
3. MILLING PROCES
- Pasang Milling Fixture di meja mesin dan kencangkan ke dua baut pengikat
- Longgarkan handle , masukkan benda kerja sambil tekan dan kunci kembali
- Pasang pahat end Mill Ө40 , atur putaran pahat dan ketinggian benda kerja
- Lakukan proses Face Milling pada permukaan benda kerja dengan menggerak
kan meja mesin ke arah yang sesuai
- Longgarkan handle dan tarik benda kerja ke atas/bantu dengan pengungkit
- Masukkan benda kerja berikutnya dan seterusnya.
* Posisi Fixture of Milling dapat digambarkan berikut ini.
FIXTURE OF MILLING
MILLING FIXTURE
Face Milling
kurang jelas pd soal
MEJA MESIN
HANDLE
140
3
PUSH FIT
LOCATOR
23
118
Bila suatu saat susah dicabut, dapat
dibuka menggunakan baji/pengungkit
Penyelesaian
a. Gaya Klem Baut-Mur
Fh = 200 N L = R handel = 20 mm Rbaut = 8 mm
Sudut kemiringan uli arc.tg k
= arctg 2
.d 3,14.16 = 2,3o
Sudut akibat gesekan arctg = arctg 0,04 = 0,0007o
tg (2,3+0,007)o = 0,04 200 x 20
8 x 0 , 04
Gaya klem Baut Fc = Fs = = 12500 N
bxh Fc
i
12500
42 x 9 ,81:3 ≥ 91,02 mm2
Dari tabel Clemps@steelsmith.com , ukuran terstandard :
25 x 6, 25 x 8, 32 x 10 mmm
Jadi Ukuran b = 6 mm dan h = 25 mm... A = 150 ≥
91,02 mm2
2. Tegangan Bending b Wb
Mb
i
Untuk mengetahui apakah ukuran yang dipakai kuat menahan tegangan
bending maka perlu dicek dengan jalan sebagai berikut :
Momen Bending Mb = Fc x l = 12500 x 100 = 1.250.000 Nmm
bxh 2 6 x 25 2
Momen Tahanan Bending Wb = 12
= 12
= 312,5 mm3
bi Stxg
42 x 9 ,81
3
Tegangan Bending izin = 137,34 N/mm 2
Jadi 1.250.000
4000 127,34 berarti tidak aman terhadap bending
312 , 5
Supaya aman terhadap Tegangan tarik dan bending maka dipakai ukuran
batang b = 10 mm dan h = 32 mm, A = 320mm2 dan Wb = 10240 mm3.
Tugas Diskusi
1. Jelaskan Jenis-jenis gaya yang berkaitan dengan proses pengkleman !
2. Jelaskan 5 parameter yang berkaitan dengan gaya klem screw !
3. Proses pembubutan St 32 dengan θ24 mm, Tenaga Mesin 3,7 Kw,
Tentukanlah besar gaya klem chuck supaya tidak slip ! ( 0,03 )
4. Dalam proses penyambungan dua batang baja berukuran θ28mm dan
panjang 40 mm dilakukan pengkleman pada ke dua ujungnya. Hitunglah
gaya dorong pada klem akibat pemuaian jika tempratur pengelasan
1200oC ( harga modulus eleastis dan faktor muai panjang lihat Tabel)
5. Perhatikan Klem Pivot di bawah, Hitunglah diameter pin dan tentukan
bahan untuk batang klemnya.
BAB IV
PRESS TOOL
Bagian atas dari alat ini didukung oleh plat atas sebagai alat pemegang dan
pengarah dari punch yang berfungsi sebagai Jig, sedangkan bagian bawah
terdiri dari plat bawah dan Dies sebagai pendukung dan pengarah benda kerja
yang berfungsi sebagai fixture. Proses kerja alat ini berdasarkan gaya tekan
yang diteruskan oleh punch untuk memotong atau membentuk benda kerja
Peralatan ini digunakan untuk membuat produk secara massal dengan produk
output yang sama dalam waktu yang relatif singkat.
3. Shank
4. Plat Atas
5. Plat Pnetrasi
& Punch holder
6. Pegas Stripper
1. Punch 7. Pilar
8. Plat Stripper
2. Dies 9. Plat Bawah
10.Landasan/Bed
3. Progressive Tool atau perkakas tekan adalah perkakas yang dirancang untuk
pengerjaan dan setiap stasiun kerja dapat berupa proses pemotongan atau
Dari ketiga jenis press tool di atas, konstruksinya mempunyai jumlah komponen
yang berbeda tetapi bentuk, nama dan fungsinya hampir sama tergantung pada
geometris produk yang akan dibuat. Bentuk geometris dan ukuran benda kerja
merupakan faktor utama dalam proses desain suatu press tool. Semakin
komplek bentuk produk maka semakin banyak komponen dan station kerja dari
1. Cutting Proces
Yaitu suatu proses pengerjaan yang dilakukan dengan cara menghilangkan
sebagian material atau pemotongan menjadi bentuk yang sesuai dengan
keinginan. Adapun proses yang tergolong dalam cutting tool ini adalah
sebagai berikut :
a. Pierching
Pierching adalah proses pemotongan material oleh punch dengan prinsip
kerjanya sama dengan proses blanking, namun seluruh sisi potong punch
melakukan proses pemotongan. Proses pierching adalah proses pembuatan
lubang melalui penekanan punch pada material.
b. Blanking
Merupakan proses pengerjaan material dengan tujuan mengambil hasil
produksi yang sesuai dengan punch yang digunakan untuk menembus atau
dengan sistem langkah penekanan. Pada umumnya proses ini dilakukan
untuk membuat benda kerja dengan cepat dan berjumlah banyak dengan
biaya murah.
Punch
Scrap
Die
e. Shaving
Shaving merupakan proses pemotongan material dengan sistem mencukur,
dengan maksud untuk menghaluskan permukaan hasil proses Blanking atau
Pierching guna mendapatkan ukuran teliti dari hasil pemotongan yang sudah
dilakukan terlebih dahulu.
f. Trimming
Trimming adalah merupakan proses pemotongaan material sisa, guna
mendapatkan Finishing, ini digunakan untuk memotong sisa penarikan
dalam maupun benda hasil penuangan.
Excessive Material
Trimmed
g. Cropping
Cropping adalah merupakan proses pemotongan material atau benda kerja
tanpa meninggalkan sisa. Proses yang terjadi pada Cropping ini sama
dengan proses yang terjadi pada Blanking, akan tetapi dalam Cropping tidak
ada bagian yang tertinggal. Benda kerja akan terpotong dan cenderung
sudah mempunyai ukuran lebar yang sama dengan ukuran yang diminta
serta mempunyai panjang material sesuai dengan jumlah komponen yang
diminta. Proses Cropping ini digunakan untuk membuat komponen Blanking
berbentuk sederhana, tidak rumit dan teratur.
Cropped Part
Stock Strip
Scrap
h. Lanzing
Lanzing adalah merupakan proses pengerjaan gabungan antara penekukan
(bending) dan pemotongan (cutting). Hasil proses ini berupa suatu tonjolan.
Sedangkan Punch yang digunakan sedemikian rupa, sehingga Punch dapat
memotong pelat pada dua sisi sampai tiga sisi serta pembengkokannya
pada sisi Punch yang keempat.
2. Forming Proces
Yaitu proses pengerjaan material yang dilakukan tanpa pengurangan atau
penghilangan, akan tetapi hanya mengubah bentuk geometris benda kerja. Yang
tergolong dalam forming tool adalah bending, flanging, deep drawing, curling
dan embossing.
a. Bending
Proses bending merupakan proses pembengkokan material sesuai dengan
yang dikehendaki. Proses pembendingan dapat dilakukan pada proses dingin
ataupun pada proses panas. Perubahan yang terjadi pada proses ini hanya
bentuknya saja namun volume material yang dibending adalah tetap.
Shrink flange
c. Deep Drawing
Deep Drawing merupakan proses penekanan benda yang diinginkan dengan
kedalaman cetakan sampai batas deformasi plastis. Tujuannya adalah untuk
memperoleh bentuk tertentu dan biasanya tebal material akan berubah
setelah proses ini. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:
Contoh dari bentuk komponen banyak ditemui dilapangan mulai dari alat rumah
adalah :
dari plat maka harus kuat dan keras. Spesifikasi komponen press tool didesain
berdasarkan ukuran , bentuk dan material benda kerja dimana hal ini akan
pembentukan benda kerja tersebut. Adapun nama dan fungsi komponen Press
4. Pelat Penetrasi
Pelat penetrasi berfungsi untuk menahan tekanan balik saat operasi
berlangsung serta untuk menghindari cacat pada pelat atas, oleh karena itu
pelat ini harus lebih lunak dari pelat atas.
6. Punch
Punch berfungsi untuk memotong dan membentuk material menjadi produk
jadi. Bentuk Punch tergantung dari bentuk produk yang dibuat. Bentuk punch
dan dies haruslah sama. Punch haruslah dibuat dari bahan yang mampu
menahan gaya yang besar sehingga tidak mudah patah dan rusak. Pada
perencanaan alat bantu produksi ini untuk punch dipilih bahan Amutits, Assab,
0
HSS dan lainnya yang dikeraskan pada suhu 780 – 820 C lalu di Tempering
pada suhu 2000 C agar diperoleh sifat yang keras tetapi masih memiliki
kekenyalan.
8. Dies
Terikat pada pelat bawah dan berfungsi sebagai pemotong dan sekaligus
sebagai pembentuk.
9. Pelat Stripper
Pelat stripper adalah bagian yang bergerak bebas naik turun beserta pegas
yang terpasang pada baut pemegangnya. Pelat ini berfungsi sebagai pelat
penjepit material pada saat proses berlangsung, sehingga dapat menghindari
terjadinya cacat pembentukkan permukaan benda kerja seperti kerut dan
lipatan, juga sebagai pengarah punch.
10.Pegas Stripper
Pegas stripper berfungsi untuk menjaga kedudukan striper, mengembalikan
posisi punch ke posisi awal, dan memberikan gaya tekan pada strip agar
dapat mantap (tidak bergeser) pada saat dikenai gaya potong dan gaya
pembentukan.
Bagian dalam dari alat ini terdapat ruangan tempat pemasangan pegas
Lt = L1 + A1 + L2 + A2 + L3
2. .
Panjang Busur A = (R + x ) 360
sejajar dengan bidang geser dan tegak lurus dengan permukaan benda kerja
maka tegangan yang terjadi adalah tegangan geser yang besarnya dapat
τg =
F
A Fp = A x τg A = Keliling potong x tebal
Jadi besarnya Gaya Potong untuk Pierching, Blanking dan Notching adalah
3. Gaya Bending
b
4. Gaya Forming (Deep Drawing)
Gaya pembentukan dan penekanan untuk kedalaman tertentu dapat dicari
dengan menggunakan rumus :
D
Fd = d t Rm ( - K) (N)
d
Atau Fd = π. di . t . σm . (N)
D
t
di
Dimana :
F = Gaya pembentukan (N/mm2)
d = Diameter pembentukan benda kerja (mm)
Rm = Tegangan Tarik (N/mm2)
D = Diameter bentangan benda kerja sebelum dibentuk (mm)
t = Tebal Pelat (mm)
K = Konstanta (0,6 ÷ 0,7)
5. Gaya Forming (Curling)
Proses pelipatan/penggulungan ujung plat dibutuhkan gaya yang besarnya
b .t .m
3, 6. Rm
dapat dihitung dengan rumus : Fc = (N)
2
t : tebal plat (mm) σm : Tegangan maks. bahan (N/mm )
6. Gaya Pegas Stripper
Plat stripper berfungsi untuk menjaga gerakan punch supaya tetap pada
sumbunya dan sekaligus menekan/memegang material plat pada saat proses
penekanan atau pemotongan terjadi. Untuk mengatur besarnya gaya
penjepitan maka di atasnya dipasang pegas. Besar gaya pegas yang
dibutuhkan tergantung pada ketebaalan material yang mana harganya dapat
ditentukan dengan rumus :
untuk cutting Fps = (5 ÷ 20)% x Ftotal
untuk forming Fps = 0,40 x Ftotal bila tebal plat t ≤ 0,5 mm
2 .E .I
Fb = Lmaks 2
λ = S/i i= I
A
dimana : S = Lmaks = Panjang Batang (mm )
A = Luas penampang ( mm² )
i = jari- jari girasi ( mm )
λ = kerampingan
I = Momen Inersia (mm4)
b.h 2
Tegangan bending b Mb
Wb
bi Wb = 6
Ke dua persamaan diatas disubstitusikan maka diperoleh tebah plat atas (h)
6 XMb max
h=
bx bi
bi m
dimana : h = Tebal pelat atas/bawah (mm)
MB maks = Momen bengkok maksimum (Nmm)
b = Lebar pelat atas yang direncanakan (mm)
bi = Tegangan bending izin bahan (N/ mm 2)
v = Faktor keamanan beban searah ( 4 – 6 )
g FAr gi Fr = x Ftot A = / 4 xD 2
tool. Berdasarkan ukuran dan fungsi komponen tersebut maka dilanjutkan proses
Shank merupakan holder dari Press Tool dan masuk ke dalam klem
Mesin Press. Gaya tekan Mesin berimpit dan sejajar dengan sumbu shank
sehingga posisinya harus diletakkan pada garis kerja Resultan Gaya
potong/penekanan benda kerja. Untuk mendapatkan garis kerja resultan gaya
maka dalam perencanaan Press Tool dimulai dari penentuan proses produksi
sesuai dengan geometris produk yang akan dibuat. Proses produksi yang
dimaksud adalah menentukan tahapan-tahapan bagian mana yang harus
dipotong/dibentuk terlebih dahulu dan bagian mana tahapan berikutnya.
Penentuan tahapan pekerjaan ini disebut dengan Aliran Proses Produksi.
Desain aliran proses ini menggunakan pengetahuan khusus penuh
analisa, tapi secara sederhana akan dijelaskan berikut ini dengan tujuan dan
faktor-faktor yang harus dipeertimbangkan adalah :
1. Meningkatkan efisiensi penggunaan material.
2. Meningkatkan efektivitas proses produksi
3. Mendapatkan bentuk dasar dari punch dan dies
4. Meningkatkan Kepresisian kerja atau kualitas produk
5. Mendapatkan keseimbangan gaya pada alat sehingga lebih tahan lama.
Bahan dari alat ini dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu, plat, pipa
kotak besi dengan tebal 1,2 mm dan asesories yang tinggal pakai. Proses
pengerjaan komponen dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Rangka badan dan pintu dari pipa kotak 30x30x1,2 mm :
- Ambil pipa dari gudang, ukur dan gores scriber sesuai gambar
- Potong pipa kotak dengan circular saw berdasarkan poin a.
- Satukan/sambung potongan pipa tersebut dengan las
b. Dinding dan Tutup Lemari
- Ambil plat besi tebal 1,2 mm dari gudang, ukur dan gores sesuai gambar
- Potong plat besi dengan mesin shearing dan gunting manual
- Tekuk/bending plat besi dengan mesin bending
c. Assembling rangka dan dinding maupun engsel dengan las
d. Periksa ukuran,sambungan dan lakukan perbaikan jika perlu
e. Lakukan pembersihan (degressing) sebelum di cat
f. Lakukan pengecatan dengan powder coating
g. Pasang asesoris seperti holder,kunci,rak dengan screw/baut mur
Hal di atas dilakukan secara seksama artinya setiap langkah proses
produksi dilakukan pengecekan oleh operator masing-masing seksi.
Proses produksi ini masih dilakukan secara konvensional sehingga hasilnya kurang
presisi dan mengakibatkan timbulnya gelembung pada dinding dan lantai rak, adanya
sudut-sudut tajam yang harus dikerjakan ulang sehingga membutuhkan waktu yang relatif
lebih lama yang semuanya ini akan berpengaruh terhadap kualitas dan efisiensi produksi.
Untuk memperbaiki proses produksi tersebut maka dilakukan penelitian/desain alat yaitu
Mesin Press dan Press Tool menyederhanakan proses pengerjaan dari tiga tahap menjadi
dua tahap dengan semi konvensional yaitu sebagai berikut :
HARDENING
PROSES
FINISHING
CHECKING
WELDING
PERMESINAN
TURNING
DRILLING
CUTTING
GUDANG
MILLING
ASSEMBLING
Tahap 1. Pemotongan Sudut Tahap 2 Pembendingan dgn
NAMA KOMPONEN dgn Press Tool Press Tool
Punch
Punch
Punch
Punch
Punch Bending
150
2. PRESS
Tabel 4.4 TOOL
Diagram Alir Proses pembuatan Press Tool
2.1 ASESORIES( BAUT,SPRING)
2.2 PLAT BAWAH
P la t Ba wa h sbg Fixture
2.4 PILAR
2.5 PUNCH
Keterangan :
F : Gaya (N) ialah sesuatu penyebab benda berubah/bergerak
S : Jarak (m) perpindahan/pergeseran V : kecepatan gerak (m/s)
m : massa (kg) g : gravitasi bumi (m/s²) h : tinggi (m)
c : kalor jenis (joule/kg.˚K) Δt : selisih suhu ( ˚K )
Daya disebut tenaga (Power) ialah kemampuan melakukan usaha setiap detik.
Orang pertama yang melakukan percobaan pengukuran tenaga adalah James
Watt dengan beberapa cara yaitu :
- Meletakkan beban bruto diatas gerobak sebesar 200 pounds dan ditarik oleh
seekor kuda. Dalam beberapa kali percobaan diproleh data bahwa untuk
mencapai jarak 165 feets diperlukan waktu 1 menit.
- Sebuah mobil seberat 3300 pounds ditarik oleh empat ekor kuda. Dalam
beberapa kali percobaan diproleh data bahwa untuk mencapai jarak sejauh
10 feets diperlu kan waktu ¼ menit.
Karena dalam percobaan ini menggunakan Kuda maka satuan tenaga dipakai
tenaga kuda (Hourse-power = Hp). Selanjutnya sesuai perkembangan teknologi
maka disesuaikan dengan standard Internasional (SI) berdasarkan nama
penemunya yaitu watt atau Kilowatt.
P Et FxS
t
FxV
(watt)
Dimana : P : tenaga pengepresan (watt)
F : Ftot gaya total pada press tool (N)
S : Langkah gerak turun punch (m)
V : Kecepatan gerak punch (m/det)
t : Waktu gerak pemotongan (det)
Kecepatan dan waktu gerak pemotongan/pembentukan berkaitan dengan
kapasitas produksi yang direncanakan, akan tetapi tergantung pada mesin yang
digunakan, misalnya menggunakan mesin press listrik pada putaran 120 rpm
berarti sekali penekanan membutuhkan waktu t = 0,5 det.
b. Dongkrak Hidraulik
Prinsip perhitungan menggunakan
Mekanika dan Hukum Pascal yaitu :
Fh x a = Fsk x b
Fsk x Ask = Fsb x Asb
Fp Fsb axAsbxFh
bxAsk
DAFTAR PUSTAKA