Anda di halaman 1dari 10

TUGAS AGAMA

BACAAN SHOLAT

DISUSUN OLEH: NIM

1. HANA K 107115042
2. HUSNA SYIFA 107115043
3. DYAH AYU PERGIWA 107115044
4. SEPTIANI 107115045
5. VIA INDRIYATI KUSNADI 107115046

PROGRAM STUDI D3 FARMASI

STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYAH CILACAP


Bacaan doa istiftah

Bacaan doa istiftah / doa iftitah yang akan kami paparkan disini sebagaimana yang selalu
kami baca dalam sholat. Karena, ada beberapa macam-macam doa iftitah/istiftah yang shahih,
sebagaimana sebuah penelitian Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullah
terhadap dalil-dalil doa istiftah. Dan berikut adalah lafadz bacaannya dalam bahasa arab,
tulisan latin dan artinya yang selalu kami baca dalam sholat

bacaan doa iftitah nu muhammadiyah lengkap arab, latin dan artinya


Ilustrasi Shalat Berjama'ah - Membaca doa iftitah
. ‫ ِإِّنْىَو َّجْهُتَو ْج ِهَيِلَّلِذ ْيَفَطَر الَّسَم اَو اِتَو ْاَألْر َض َحِنْيًفاُم ْس ِلًم اَو َم اَأَناِم َناْلُم ْش ِرِكْيَن‬.‫َاللُهَأْك َبُر َك ِبْيًراَو اْلَحْمُِد للِهَك ِثْيًراَو ُسْبَح اَناللِهُبْك َر ًةَو َأِص ْيًال‬
‫ َالَش ِر ْيَك َلُهَو ِبذِلَك ُأِم ْر ُتَو َأَناِم َناْلُم ْس ِلِم ْيَن‬. ‫ِإَّنَص َالِتْيَو ُنُس ِكْيَو َم ْح َياَيَو َمَم اِتِْيللِهَر ِّباْلَع اَلِم ْيَن‬.
Allaahu Akbaru kabiiraw-walhamdu lillaahi katsiiran, wa subhaanallaahi bukrataw-
wa’ashiila. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas-samaawaati wal ardha haniifam-
muslimaw-wamaa anaa minal musyrikiina. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa
mamaatii lillaahi Rabbil ‘aalamiina. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa anaa minal
muslimiina.
Artinya :
Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji yang sebanyak-banyaknya bagi
Allah. Maha Suci Allah pada pagi dan petang hari. Aku menghadapkan wajahku kepada
Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan dan kepasrahan
diri, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya
sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah kepunyaan Allah, Tuhan semesta alam, yang
tiada satu pun sekutu bagi-Nya. Dengan semua itulah aku diperintahkan dan aku adalah
termasuk orang-orang yang berserah diri (muslim).

Ada juga bacaan doa iftitah yang berbeda dari bacaan diatas (akan kami paparkan juga
dibawah ini). Sebagaimana yang kami pelajari, doa iftitah/istiftah dibawah ini merupakan
bacaan doa iftitah muhammadiyah. Dan berikut adalah lafadz bacaannya :
Bacaan Doa Iftitah/Istiftah Muhammadiyah

‫الَّلُهَّم اْغ ِس ْلَخ َطاَياَيِباْلَم اِءَو الَّث‬،‫الَّلُهَّم َنِّقِنيِم َنالَخ َطاَياَك َم اُيَنَّقىالَّثْو ُباَألْبَيُض ِم َنالَّدَنِس‬،‫َك َم اَباَع ْدَتَبْيَنالَم ْش ِر ِقَو الَم ْغ ِر ِب‬، ‫الَّلُهَّمَباِع ْد َبْيِنيَو َبْيَنَخ َطاَياَي‬
‫ْلِجَو الَبَرِد‬
Artinya :
“Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau telah menjauhkan
antara timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah kesalahanku sebagaimana pakaian yang putih
disucikan dari kotoran. Ya Allah, cucilah kesalahanku dengan air, salju, dan air dingin”
Sebagaimana disebutkan diatas, bahwa bacaan doa iftitah itu banyak macamnya. Yang
penting, semua versi itu bersumber dari petunjuk nabi Muhammad SAW. Sebab doa iftitah
itu bagian dari rangkaian ibadah shalat, sedangkan shalat itu harus merujuk kepada yang
dicontohkan oleh beliau SAW.
Doa Istiftah adalah doa yang dibaca ketika shalat, antara takbiratul ihram dan ta’awudz
sebelum membaca surat Al Fatihah. Adapun hukum membaca doa iftitah dalam sholat adalah
Sunnah. Diantara dalilnya yaitu adalah hadist dari Abu Hurairah berikut ini :

‫ يارسوالهلل! بأبيأنتوأمي؛أرأيتسكوتكبينالتكبيروالقراءة؛‬:‫ فقلت‬.‫كانرسوالللهَص َّلىالَّلُهَع َلْيِهَو َس َّلَم إذاكَّبرفيالصالة؛سكَتُهَنَّيةقبألنيقرأ‬


‫ … ” فذكره‬:‫ ”أقول‬:‫ماتقول؟قال‬
Artinya :
“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam setelah bertakbir ketika shalat, ia diam
sejenak sebelum membaca ayat. Maka aku pun bertanya kepada beliau, wahai Rasulullah,
kutebus engkau dengan ayah dan ibuku, aku melihatmu berdiam antara takbir dan bacaan
ayat. Apa yang engkau baca ketika itu adalah:… (beliau menyebutkan doa istiftah)”
(Muttafaqun ‘alaih)
Setelah menyebut beberapa doa istiftah dalam kitab Al Adzkar, Imam An Nawawi berkata:
“Ketahuilah bahwa semua doa-doa ini hukumnya mustahabbah (sunnah) dalam shalat wajib
maupun shalat sunnah” (Al Adzkar, 1/107).
Itulah beberapa bacaan doa iftitah dalam bahasa arab, latin dan artinya yang dapat kami share
yang dirangkum dari berbagai sumber. Intinya, apapun bacaannya, yang terpenting adalah
ada sumbernya dan pernah dilakukan oleh Nabi. Kalau kami sendiri selalu membaca doa
iftitah dengan lafadz yang pertama diatas, sedangkan lafadz yang kedua itu menurut sumber
yang kami dapat adalah bacaan doa iftitah muhammadiyah.
Bacaan rukuk

1. Ada banyak model bacaan rukuk yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sikap
yang tepat dalam hal ini adalah berusaha menghafal semua doa itu dan dibaca secara
bergantian. Misalnya ketika rukuk shalat subuh baca lafal A, rukuk shalat dzuhur baca lafal
B, dst.
2. Orang yang shalat, hanya boleh membaca bacaan rukuk setelah dia melakukan rukuk
sempurna.
3. Dibolehkan mengulang-ulang bacaan rukuk, meskipun lebih dari 3 kali, sesuai dengan
panjangnya rukuk.
4. Orang yang shalat harus membaca bacaan rukuk, meskipun hanya sekali. Karena sebagian
ulama menilai bahwa bacaan rukuk hukumnya wajib.
5. Berikut macam-macam bacaan rukuk

 Pertama,

‫ُسْبَح اَنَر ِّبَياْلَعِظ يِم‬


Subhaana rabbiyal adziim (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibn Majah)
 Kedua,

‫ُسْبَح اَنَر ِّبَياْلَعِظ يِمَو ِبَحْمِدِه‬


Subhaana rabbiyal adziim wa bihamdih (HR. Ahmad, Abu Daud, Daruqutni)
 Ketiga,

‫رُّبالمالِئَك ِةوالُّر وِح‬، ‫ُسُّبوٌح ُقُّد وٌس‬


Subbuuhun qudduusun, rabbul malaaikati war ruuh* (HR. Muslim dan Abu Awanah)
* Keterangan:
Makna ruh pada doa di atas adalah malaikat jibril.
 Keempat,

‫الَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلي‬، ‫ُسْبَح اَنَك الَّلُهَّمَر َّبَناَو ِبَحْمِد َك‬
Subhaanaka Allahumma rabbanaa wa bihamdika Allahummagh-fir-lii (HR. Bukhari
dan Muslim)
*Keterangan:
Bacaan ini sering dibaca oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam setiap rukuk dan sujud
beliau, setelah turun surat An-Nashr. Beliau melaksanakan perintah Allah:

[‫]َفَس ِّبْح ِبَحْمِدَر ِّبَك َو اْسَتْغ ِفْر ُه‬


“Bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mintalah ampuna kepada-Nya.” (HR. Bukhari
dan Muslim)
 Kelima,

‫ُسْبَح اَنِذ ياْلَجَبُروِتَو اْلَم َلُك وِتَو اْلِكْبِرَياِءَو اْلَع َظَم ِة‬
Subhaana dzil jabaruut, wal malakuut, wal kibriyaa’, wal ‘adzamah.* (HR. Ahmad,
Abu Daud, dengan sanad shahih)
*Keterangan: Doa ini sering dibaca Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika shalat malam.
 Keenam,

‫َو َع ْظِم يَو َع َص ِبيِلَّلِهَر ِّباْلَع اِل‬،‫َو َد ِم يَو َلْح ِم ي‬،‫َخ َش َعَسْمِع يَو َبَص ِر ي‬،‫َأْنَتَر ِّبي‬، ‫َو َع َلْيَكَتَو َّك ْلُت‬، ‫َو َلَك َأْس َلْم ُت‬، ‫َو ِبَك آَم ْنُت‬، ‫الَّلُهَّم َلَك َر َكْع ُت‬
‫ِم يَن‬
Allahumma laka raka’tu, wa bika aaman-tu, wa laka aslamtu, wa ‘alaika tawakkal-tu,
anta rabbii, khasya’a sam’ii wa basharii, wa damii wa lahmii, wa adzmii wa ‘ashabii,
lillaahi rabbil ‘aalamiin. (HR. Nasai dan dishahihkan Al-Albani).

Kesalahan seputar bacaan rukuk dalam shalat


1. Tidak mengangkat tangan ketika hendak rukuk. Atau mengangkat tangan namun tidak
sempurna.
2. Gerakan rukuk yang terlalu cepat, seperti ayam mematok makanan. Gerakan ini
menyebabkan shalatnya tidak sah, karena rukuknya tidak tumakninah.
3. Hanya menghafal satu jenis bacaan rukuk. Bacaan rukuk yang hanya satu ini, dibaca sejak
kecil sampai dia dewasa. Ini bisa menyebabkan bacaan lainnya yang tidak dia hafal menjadi
terlupakan.
4. Membaca bacaan rukuk sebelum posisi rukuk sempurna. Tindakan semacam ini,
menyebabkan bacaan rukuknya tidak sah.
5. Tidak membaca bacaan rukuk sama sekali. Jika dia jadi imam atau shalat sendirian, maka
dia harus sujud sahwi.
6. Membaca bacaan sujud ketika rukuk. Tindakan semacam ini tidak sesuai sunah.
Bacaan Sujud

Ada beberapa doa dan bacaan yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika sujud.
Sikap yang tepat adalah mengamalkannya secara bergantian. Misalnya pada saat shalat subuh
kita membaca doa sujud 1, ketika shalat dzuhur membaca doa sujud 2, dst. Sehingga semua
sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kita amalkan dan ajaran beliau menjadi lestari.

Berikut beberapa doa sujud yang sesuai sunah:


 Pertama,

‫ُسْبَح اَنَر ِّبَياَأْلْعَلى‬


Subhaana rabbiyal a’laa (3 kali)
Beliau pernah membaca doa ini berulang-ulang ketika sujud shalat malam, sehingga sujud
beliau hampir sama lamanya dengan berdiri beliau.
 Kedua,

‫ُسْبَح اَنَر ِّبَياَأْلْعَلىَو ِبَحْمِدِه‬


Subhaana rabbiyal a’laa wa bihamdih (3 kali)
 Ketiga,

‫َر ُّباْلَم اَل ِئَك ِةَو الُّر وِح‬، ‫ُسُّبوٌح ُقُّد وٌس‬
Subbuuhun qudduusun rabbul malaaikati war ruuh
Yang dimaksud ruuh dalam doa ini adalah Malaikat Jibril
 Keempat,
‫ُسْبَح اَنَك الَّلُهَّمَر َّبَناَو ِبَحْمِد َك الَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلي‬

Subhaa-nakallahumma rabbanaa wa biham-dika allaahum-maghfil-lii


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak membaca doa ini dalam rukuk dan sujudnya,
setelah turun surat An-Nashr. Beliau lakukan demikian, dalam rangka mengamalkan perintah
di akhir surat An-Nashr. (HR. Bukhari)

 Kelima,

‫َو َأَّو َلُهَو آِخَر ُهَو َع اَل ِنَيَتُهَوِس َّره‬،‫َو ُج َّلُه‬،‫اللُهَّم اْغ ِفْر ِليَذْنِبيُك َّلُهِد َّقُه‬
Allahummagh-fir-lii dzan-bii kullahuu, diqqahuu, wa jullahuu, wa awwa-lahuu, wa
aa-khirahuu, wa ‘alaa-niya-tahuu wa sirrahuu
 Keenam,

‫َتَباَر َك اللُهَأْح َس ُناْلَخ اِلِقيَن‬،‫َو َش َّقَسْمَع ُهَو َبَصَر ُه‬،‫َو َصَّوَر ُه‬،‫َسَج َد َو ْج ِهيِلَّلِذ يَخ َلَقُه‬، ‫َو َلَك َأْس َلْم ُت‬، ‫َو ِبَك آَم ْنُت‬، ‫اللُهَّم َلَك َسَج ْدُت‬
Allahumma laka sajad-tu, wa bika aamantu, wa laka aslam-tu. Sajada wajhii lilladzii
khala-qahuu, wa shawwa-rahuu, wa syaqqa sam’ahuu wa basharahuu, tabaarakallahu
ahsanul khaaliqiin.
 Ketujuh,
‫ُسْبَح اَنِذ ياْلَجَبُروِتَو اْلَم َلُك وِتَو اْلِكْبِرَياِءَو اْلَع َظَم ِة‬

Subhaana dzil jabaruut, wal malakuut, walkibriyaa, wal ‘adzamah


Doa sujud ini pernah beliau baca ketika shalat malam. Beliau mengulang-ulang lama sekali.
Karena ketika berdiri, beliau membaca surat Al-Baqarah.

Ada juga beberapa doa sujud yang khusus dibaca ketika shalat malam. Berikut
diantaranya,
 Pertama,
‫ُسْبَح اَنَك الَّلُهَّمَو ِبَحْمِد َكاَل ِإَلَهِإاَّل َأْنَت‬

Subhaanaka allahumma wa bihamdika laa ilaaha illa anta


 Kedua,

‫الَّلُهَّم اْغ ِفْر ِليَم اَأْس َر ْر ُتَو َم اَأْع َلْنُت‬

Allahummagh-firlii maa asrar-tu wa maa a’lantu


 Ketiga,

‫َو َأُعوُذ ِبَك ِم ْنَكاَل ُأْح ِص يَثَناًءَع َلْيَك َأْنَتَك َم اَأْثَنْيَتَع َلىَنْفِس َك‬،‫َو ِبُمَع اَفاِتَك ِم ْنُع ُقوَبِتَك‬،‫اللُهَّم َأُعوُذ ِبِر َض اَك ِم ْنَس َخ ِط َك‬
allahumma innii a-‘uudzu bi ridhaa-ka min sakhatik, wa bi mu’aafatika min
‘uquubatik, wa a-‘uudzu bika min-ka, laa uh-shii tsa-naa-an ‘alaika anta, kamaa ats-
naita ‘alaa nafsik
*Berdasarkan keterangan A’isyah, doa ini dibaca Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika
beliau sujud pada saat shalat malam.
Bacaan dalam Tasyahud Akhir
1. Ada 4 jenis bacaan pada saat tasyahud akhir:
Bacaan tasyahud, yaitu mulai kalimat At-tahiyatu lillah…sampai kalimat wa asyhadu anna
muhammadan abduhu wa rasuluh.
Bacaan shalawat, yaitu mulai kalimat Allahumma shalli ‘ala Muhammad… sampai kalimat
innaka hamiidum majiid.
Doa memohon perlindungan dari 4 hal, yaitu doa: Allahumma inni a’uudzu bika min ‘adzaabi
jahannam wa min ‘adzabil qabri… sampai wa min syarri fitnatil masihid dajjal.
Doa bebas, permohonan sesuai yang dikehendaki orang yang shalat.
2. Keempat bacaan tersebut memiliki hukum yang berbeda ketika tasyahud akhir
Bacaan tasyahud hukumnya wajib, berdasarkan perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
dalam hadis,
‫ الَّتِح َّياُتِلَّلِهَو الَّص َلَو اُتَو الَّطِّيَباُت‬:‫َفُقوُلوا‬، ‫…ِإَذ اَقَع ْدُتْمِفيُك ِّلَر ْك َع َتْيِن‬

“Apabila kalian duduk setelah mendapat 2 rakaat, ucapkanlah: At-Tahiyatu Lillaah, was
shalawatu wat Thayyibaat…” (HR. Ahmad, An-Nasai).
Bacaan shalawat hukumnya wajib. Karena itu, jika ditinggalkan shalatnya batal. Dari
Fadhalah bin Ubaid radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah mendengar ada orang yang berdoa ketika tasyahud akhir, namun dia tidak membaca
tahiyat dan shalawat. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menegur,

‫ُثَّمَيْد ُعوَبْعُد ِبَم اَش اَء‬، ‫ُثَّم ُيَص ِّليَع َلىالَّنِبِّيَص َّلىاللُهَع َلْيِهَو َس َّلَم‬،‫َو الَّثَناِء َع َلْيِه‬، ‫َفْلَيْبَد ْأِبَتْم ِج يِدَر ِّبِه َج َّلَو َع َّز‬، ‫ِإَذ اَص َّلىَأَح ُد ُك ْم‬،‫َع ِج َلَهَذ ا‬

“Orang ini terburu-buru, apabila kalian shalat, mulailah dengan mengagungkan nama Allah
(baca tahiyat), kemudian bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian
berdoa dengan doa apapun yang dia inginkan.”
Doa memohon perlindungan dari 4 hal, rincian pembahasannya, insyaaAllah akan dibahas
tersendiri.
Doa permohonan sesuai yang dikehendaki orang yang shalat hukumnya anjuran.
3. Bacaan tasyahud pada saat duduk tahiyat akhir sama persis dengan bacaan tasyahud ketika
duduk tahiyat awal.
4. Untuk bacaan shalawat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan berbagai
lafal bacaan shalawat. Sikap yang tepat adalah berusaha menghafal semuanya dan
mengamalkannya secara bergantian. Berikut beberapa diantara bacaan shalawat yang
diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Dari Amr bin Hazm, dari salah seorang sahabat, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
membaca,

‫َو َع َلىَأْز َو اِجِهَو‬،‫َو َباِرْك َع َلىُمَحَّمٍد َو َع َلىَأْهِلَبْيِتِه‬، ‫َك َم اَص َّلْيَتَع َلىآِإِل ْبَر اِهيَمِإَّنَك َحِم يٌد َمِج يٌد‬،‫َو َع َلىَأْز َو اِجِهَو ُذ ِّر َّيِتِه‬،‫اللُهَّمَص ِّلَع َلىُمَحَّمٍد َو َع َلىَأْهِلَبْيِتِه‬
‫َك َم اَباَر ْك َتَع َلىآِإِل ْبَر اِهيَمِإَّنَك َحِم يٌد َمِج يٌد‬،‫ُذ ِّرَّيِتِه‬
Allahumma shalli ‘ala muhammad wa ‘ala ahli baitihii, wa ‘ala azwaajihii wa dzurriyatihii,
kamaa shallaita ‘ala aali ibrahim innaka hamiidum majiid. Wa baarik ‘ala muhammad wa ‘ala
ahli baitihii, wa ‘ala azwaajihii wa dzurriyatihii, kamaa baarakta ‘ala aali ibrahim innaka
hamiidum majiid. (HR. Ahmad, Abdurazaq dalam Mushanaf, At-Thahawi dengan sanad yang
shahih).

Dari Ka’ab bin Ujrah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan shalawat,

‫َك َم اَباَر ْك َتَع َلىِإْبَر اِه‬، ‫الَّلُهَّمَباِرْك َع َلىُمَحَّمٍد َو َع َلىآِلُمَحَّمٍد‬، ‫ِإَّنَك َحِم يٌد َمِج يٌد‬، ‫َو َع َلىآِإِل ْبَر اِهيَم‬، ‫َك َم اَص َّلْيَتَع َلىِإْبَر اِهيَم‬، ‫الَّلُهَّمَص ِّلَع َلىُمَحَّمٍد َو َع َلىآِلُمَحَّمٍد‬
‫َو َع َلىآِإِل ْبَر اِهيَمِإَّنَك َحِم يٌد َمِج يٌد‬، ‫يَم‬
Allahumma shalli ‘ala muhammad wa ‘ala aali muhammad, kamaa shallaita ‘ala ibrahim wa
‘ala aali ibrahim innaka hamiidum majiid. Allahumma baarik ‘ala muhammad wa ‘ala aali
muhammad, kamaa baarakta ‘ala ibrahim wa ‘ala aali ibrahim innaka hamiidum majiid.
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Mas’ud Al-Anshari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan


shalawat,
‫َك َم اَباَر ْك َتَع َلىآِإِل ْبَر اِهيَم ِفياْلَع اَلِم يَنِإَّنَك َحِم يٌد َمِج يٌد‬، ‫َو َع َلىآِلُمَحَّمٍد‬، ‫َو َباِرْك َع َلىُمَحَّمٍد‬، ‫َك َم اَص َّلْيَتَع َلىآِإِل ْبَر اِهيَم‬، ‫َو َع َلىآِلُمَحَّمٍد‬، ‫الَّلُهَّمَص ِّلَع َلىُمَحَّمٍد‬
Allahumma shalli ‘ala muhammad wa ‘ala aali muhammad, kamaa shallaita ‘ala aali ibrahim
wa baarik ‘ala muhammad wa ‘ala aali muhammad, kamaa baarakta ‘ala aali ibrahim, fil
‘aalamiina innaka hamiidum majiid. (HR. Malik dalam Al-Muwatha, Ahmad, Nasai, dan
dishahihkan Syuaib Al-Arnauth).

Juga dari Abu Mas’ud Al-Anshari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan
shalawat,
‫َك َم اَباَر ْك َتَع َلىآِإِل ْبَر اِهيَم ِفياْلَع‬، ‫َو َع َلىآِلُمَحَّمٍد‬، ‫َو َباِرْك َع َلىُمَحَّمٍد الَّنبِّياُألِّمِّي‬، ‫َك َم اَص َّلْيَتَع َلىآِإِل ْبَر اِهيَم‬، ‫َو َع َلىآِلُمَحَّمٍد‬، ‫الَّلُهَّمَص ِّلَع َلىُمَحَّمٍد الَّنبِّياُألِّمِّي‬
‫اَلِم يَنِإَّنَك َحِم يٌد َمِج يٌد‬
Allahumma shalli ‘ala muhammad an-nabiyyil ummiyi wa ‘ala aali muhammad, kamaa
shallaita ‘ala aali ibrahim. Wa baarik ‘ala muhammad an-nabiyyil ummiyi wa ‘ala aali
muhammad, kamaa baarakta ‘ala aali ibrahim, fil ‘aalamiina innaka hamiidum majiid.
Dari Abu Thalhah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan bacaan shalawat,
‫ِإَّنَك َحِم يٌد َمِج يٌد‬، ‫َك َم اَص َّلْيَتَو َباَر ْك َتَع َلىِإْبَر اِهيَم َو آِإِل ْبَر اِهيَم‬، ‫َو َباِرْك َع َلىُمَحَّمٍد َو َع َلىآِلُمَحَّمٍد‬، ‫الَّلُهَّمَص ِّلَع َلىُمَحَّمٍد َو َع َلىآِلُمَحَّمٍد‬
Allahumma shalli ‘ala muhammad wa ‘ala aali muhammad, wa baarik ‘ala muhammad wa
‘ala aali muhammad, kamaa shallaita wa baarakta ‘ala ibrahim wa aali ibrahim, innaka
hamiidum majiid. (HR. Nasai, At-Thahawi, dan sanadnya shahih).

5. Kita dianjurkan untuk menghafalkan beberapa model shalawat yang diajarkan oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga kita tergolong orang yang melestarikan
ajaran Beliau dan bisa kita baca secara bergantian.

Anda mungkin juga menyukai