Anda di halaman 1dari 14

Teks Pengantar Khotbah

‫ َم ْن‬،‫ت َأ ْع َمالِنَا‬ ِ ‫ُور َأ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن َسيَِّئا‬


ِ ‫ َونَعُو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشر‬،ُ‫الـح ْم َد هّلِل ِ نَـحْ َم ُدهُ َونَ ْست َِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُره‬ َ ‫إن‬ َّ
‫ك لَهُ َوَأ ْشهَ ُد‬ َ ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأن الَّ ِإلَهَ ِإالَّ هللا َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬،ُ‫ي لَه‬ َ ‫ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَاَل هَا ِد‬،ُ‫ض َّل لَه‬ ِ ‫يَ ْه ِد ِه هللاُ فَاَل ُم‬
‫ـح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َرسُولُه‬ َ ‫َأ َّن ُم‬.
َ‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمون‬ َّ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح‬
‫ث ِم ْنهُ َما ِر َجااًل َكثِيرًا‬ َّ َ‫ق ِم ْنهَا َزوْ َجهَا َوب‬ َ َ‫اح َد ٍة َو َخل‬
ِ ‫س َو‬ ٍ ‫يَا َأيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي خَ لَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف‬
‫َونِ َسا ًء َواتَّقُوا هَّللا َ الَّ ِذي تَ َسا َءلُونَ بِ ِه َواَأْلرْ َحا َم ِإ َّن هَّللا َ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبًا‬
‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَوْ اًل َس ِديدًا‬
‫ َأ َّما بَ ْع ُد‬ ‫يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َم ْن ي ُِط ِع هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَا َز فَوْ ًزا َع ِظي ًما‬

Status Riwayat

Pengantar khotbah di atas diriwayatkan dari enam sahabat. Mereka


adalah: Ibnu Mas’ud, Abu Musa Al-Asy’ari, Abdullah bin Abbas, Jabir
bin Abdillah, Nubaith bin Syarith, dan Aisyah radhiallahu ‘anhum.

Dalam hal ini, kami hanya menyebutkan riwayat Ibnu Mas’ud.


ْ ‫صلَّى هللاُ َعلَي ِه َو َسلَّ َم ُخ‬
‫طبَةَ ْال َحا َج ِة‬ َ ِ‫ عَلَّ َمنَا َرسُو ُل هللا‬: ‫عن أبي عبيدة بن عبد هللا عن أبيه قال‬
‫الخ‬.…ِ ‫إن ْال َح ْم ُد هّلِل‬ ِ ‫[ فِ ْي النِّ َك‬
َّ : ] ‫اح َو َغي ِْر ِه‬

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu, beliau mengatakan,


“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajari kami khutbatul hajah …
–sebagaimana lafal di atas– ….” (H.r. Abu Daud, An-Nasa’i, Al-
Hakim, Daud Ath-Thayalisi, Imam Ahmad, dan Abu Ya ‘la; dinilai
sahih oleh Syekh Al-Albani)

Keterangan Umum

Pengantar khotbah di atas disebut sebagai “khutbatul hajah“. Ada yang


mengatakan bahwa yang dimaksud dengan “hajah” pada hadis ini adalah
‘akad nikah’, karena pada acara inilah, umumnya seseorang membaca
khutbatul hajah, yang umumnya tidak dibaca pada kesempatan yang
lain.
Hanya saja, yang zahir, hadis ini bersifat umum untuk semua hajat dan
kepentingan, baik kepentingan akad nikah maupun lainnya. Karena itu,
selayaknya seseorang menggunakan pengantar khotbah ini untuk
menyampaikan kepentingannya dan semua rencana hidupnya. Demikian
keterangan dari Imam Muhammad As-Sindi dalam Hasyiyah (catatan
kaki) untuk Sunan Nasa’i, 3:105.

Setelah mengutip pendapat di atas, Syekh Al-Albani memberi komentar,


“Pemaknaan ini (‘hajah’ dimaknai dengan ‘nikah’) adalah pemaknaan
yang lemah, bahkan keliru, karena adanya riwayat yang sahih dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam pernah menyampaikannya selain saat akad nikah.” (Khutbatul
Hajah, hlm. 31)

Kapan Khotbah ini Diucapkan?

Hadis di atas menunjukkan bahwa pengantar khotbah ini diucapkan


ketika ada hajat dan kebutuhan yang hendak disampaikan. Di antaranya
adalah ketika hendak melakukan akad nikah atau menyampaikan
khotbah jumat. Terdapat keterangan lain, sebagaimana disebutkan
dalam riwayat berikut,

َ ‫ فِـي ُك ِّل َح‬:‫اح َأوْ فِي َغي ِْرهَا ؟ قَا َل‬


‫اج ٍة‬ َ ‫ت َأِلبِـي ِإ‬
ِ ‫ هَ ِذ ِه فِي ُخطبَ ِة النِّ َك‬: ‫سحاق‬ ُ ‫ قُ ْل‬: ‫ال ُش ْعبَة‬
َ َ‫ق‬
Syu’bah bertanya kepada gurunya, Abu Ishaq, “Apakah ini khusus untuk
khotbah nikah atau boleh dibaca pada kesempatatan lain?” Jawab Abu
Ishaq, “Diucapkan pada setiap acara yang penting.” (Sunan Al-Kubra,
karya Al-Baihaqi, no. 13604)

Syu’bah bin Hajjaj adalah salah satu perawi hadis yang menyebutkan
tentang khutbatul hajah.

Cara Baca

Untuk lafal “ِ ‫ ”إن الـ َح ْمد هّلِل‬ada beberapa cara baca:


1. Huruf nun pada kata “ ‫ ” إن‬ditasydid dan dal pada kata “ ‫الـح ْمد‬ َ ”
diberi harakat fathah, sehingga dibaca “ِ ‫”إن الـ َح ْم َد هّلِل‬.
َّ
2. Huruf nun pada kata “ ‫ ” إن‬ditasydid dan dal pada kata “ ‫الـح ْمد‬ َ ”
diberi harakat dhammah, sehingga dibaca “ِ ‫الـح ْم ُد هّلِل‬ َّ
َ ‫”إن‬. Hal ini
sebagaimana keterangan Mula Ali Qari dalam kitab Mirqah Al-
Mashabih.
3. Huruf nun pada kata “ ‫ ” إن‬tidak ditasydid dan dal pada kata “
‫ ” الـ َح ْمد‬diberi harakat dhammah, sehingga dibaca “ِ ‫”ِإ ِن الـ َح ْم ُد هّلِل‬. Ini
sebagaimana keterangan Al-Jazari dalam Tashih Al-Mashabih.

Semua keterangan di atas disarikan dari ‘Aunul Ma’bud Syarh Sunan


Abi Daud, 6:108.

Makna “Amma Ba’du”

Kata “‫ ”َأ َّما بَ ْع ُد‬sering kita dengarkan setiap kali seseorang menyampaikan
pengantar khotbah. Bisa juga diungkapkan dengan: “‫”وبَ ْع ُد‬ َ . Keduanya
bermakna sama, yaitu: “adapun selanjutnya”.

ِ ‫( ”فَصْ ُل ال ِخطَا‬kalimat pemisah). Diriwayatkan dari


Kalimat ini disebut “‫ب‬
Abu Musa Al-Asy’ari radhiallahu ‘anhu bahwa beliau mengatakan,
“Orang yang pertama kali mengucapkan ‘amma ba’du’ adalah Nabi
Daud ‘alaihis salam, dan itu adalah fashlal khitab.” (Al-Awail Ibni Abi
Ashim, no. 188; Al-Awail Ath-Thabrani, no. 40)

Allah berfirman,

‫َو َش َد ْدنَا ُم ْل َكهُ َوآتَ ْينَاهُ ْال ِح ْك َمةَ َوفَصْ َل ْال ِخطَاب‬

“Kami kuatkan kerajaannya serta Kami berikan ilmu dan fashlul


khitab.” (Q.s. Shad: 20)

Kalimat ini digunakan untuk memisahkan mukadimah dengan isi dan


tema khotbah. Ini merupakan bagian dari perhatian seseorang terhadap
ceramah yang disampaikan. Demikian keterangan Syekh Ibnu Utsaimin
dalam Asy-Syarhul Mumthi’, 1:7.
Anjuran Para Ulama

Imam Abu Ja’far Ath-Thahawi mengatakan, dalam mukadimah kitab


beliau, Musykilul Atsar, “Saya mulai kitab ini dengan pembukaan ketika
menyampaikan hajat, sebagaimana perintah Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari berbagai jalur, yang akan kami
sebutkan –insya Allah– sebagai berikut. Innal hamda lillah ….”
(Musykilul Atsar, 1:3)

Syekh Muhammad Hayat As-Sindi mengatakan, “Selayaknya, seseorang


menggunakan pengantar khotbah ini untuk menyampaikan
kepentingannya dan semua rencana hidupnya….” (Hasyiyah untuk
Sunan Nasa’i, 3:105)

Imam Asy-Syafi’i mengatakan, “Khutbatul hajah termasuk hal yang


dianjurkan untuk disampaikan pada awal semua akad, seperti: jual beli,
akad nikah, atau yang lainnya.” (Hasyiyah As-Sindi untuk Sunan Nasa’i,
3:105)

Setelah mengutip perkataan Imam Syafi’i di atas, Syekh Al-Albani


memberi komentar, “Keterangan ulama yang menganjurkan pengucapan
khotbah ini dalam jual beli atau semacamnya adalah pendapat yang
lemah, karena inti akad jual beli dan semacamnya adalah ijab qabul ….
Karena para sahabat yang berjumpa dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, hingga manusia zaman sekarang ini pun, sering melakukan akad
tanpa diiringi dengan perkataan tertentu, namun menggunakan gerakan
yang menunjukkan keinginan adanya akad …. (Khutbatul Hajah, hlm.
32)

Syekh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah, seseorang


yang bergelar muhadditsul ‘ashr (ahli hadis abad ini), menulis buku
khusus tentang khutbatul hajah. Beliau berharap, buku ini bisa menjadi
motivasi bagi banyak orang untuk menghidupkan kembali sunah
pembukaan khotbah yang hampir hilang. Di akhir buku Khutbatul
Hajah, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani mengatakan,
“Sesungguhnya, tujuan menulis risalah (buku kecil) ini adalah
menyebarkan sunah yang hampir sudah biasa ditinggalkan banyak
orang. Karenanya, aku tujukan kepada seluruh khatib, da’i, mudarris
(pengajar), dan yang lainnya agar betul-betul menghafalnya,
menggunakannya untuk membuka khotbah-khotbah dan ceramah
mereka. Semoga Allah mewujudkan keinginan mereka dengan sebab
khutbatul hajah.” (Khutbatul Hajah, hlm. 33)

Mukadimah Lainnya untuk Khotbah

Selain khutbatul hajah di atas, masih banyak bentuk mukadimah khotbah


lainnya. Hanya saja, mukadimah tersebut tidak berlandaskan dalil, dan
hanya merupakan kreasi dari para da’i serta penceramah ketika hendak
menyampaikan khotbahnya.

Bagi Anda yang hendak menggunakan pengantar khotbah yang tidak ada
dalilnya, hendaknya tidak menggunakan pengantar khotbah yang
berlebihan, dipaksa-paksakan agar bersajak, dan mengandung pujian
yang berlebihan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena itu,
untuk lebih aman, sebaiknya kita gunakan pengantar khotbah yang
pernah disampaikan oleh para ulama dalam buku-buku mereka. Berikut
ini beberapa pengantar khotbah yang sering digunakan oleh da’i.

Mukadimah Singkat

Mukadimah 1:

‫ق َونُو ُدوا َأ ْن‬


ِّ ‫ت ُر ُس ُل َربِّنَا بِ ْال َح‬
ْ ‫ي لَوْ اَل َأ ْن هَدَانَا هَّللا ُ لَقَ ْد َجا َء‬
َ ‫ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذي هَدَانَا لِهَ َذا َو َما ُكنَّا لِنَ ْهتَ ِد‬
َ‫ور ْثتُ ُموهَا بِ َما ُك ْنتُ ْم تَ ْع َملُون‬‫ُأ‬
ِ ُ‫تِ ْل ُك ُم ْال َجنَّة‬
Artinya:
Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini;
dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk jikalau Allah tidak
memberi petunjuk kepada kami. Sesungguhnya, telah datang rasul-rasul
Tuhan kami, membawa kebenaran. Diserukan kepada mereka, “ltulah
surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan amalan yang dahulu kamu
kerjakan.”
Keterangan:
Mukaddimah ini merupakan surat al-A’raf, ayat 43. Pujian disampaikan
oleh penghuni surga, ketika mereka telah melihat kenikmatan yang
Allah berikan kepada mereka.

Mukadimah 2:

‫ض َولَهُ ْال َح ْم ُد فِي اآْل ِخ َر ِة َوهُ َو ْال َح ِكي ُم ْال َخبِي ُر‬
ِ ْ‫ت َو َما ِفي اَأْلر‬ َ ‫ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذي لَهُ َما فِي ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬
Artinya:
Segala puji bagi Allah yang memiliki segala perbendaharaan langit dan
bumi, serta bagi-Nya (pula) segala puji di akhirat. Dan Dialah yang
Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui.

Keterangan:
Mukadimah ini ada di surat Saba, ayat pertama.

Mukadimah 3:

‫َب َعنَّا ْال َحزَ نَ ِإ َّن َربَّنَا لَ َغفُو ٌر َش ُكو ٌر‬


َ ‫ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذي َأ ْذه‬
Artinya:
Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami.
Sesungguhnya, Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha
Mensyukuri.

Keterangan:
Mukadimah ini merupakan surat Fathir, ayat 34.

Mukadimah 4:

َ ‫ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذي َأ ْنزَ َل َعلَى َع ْب ِد ِه ْال ِكت‬


‫َاب َولَ ْم يَجْ َعلْ لَهُ ِع َوجًا‬

Artinya:
Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Al-Kitab (Alquran)
kepada hamba-Nya, dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di
dalamnya.
Keterangan:
Mukadimah ini ada di surat Al-Kahfi, ayat pertama.

Mukadimah 5:

َ‫ور ثُ َّم الَّ ِذينَ َكفَرُوا بِ َربِّ ِه ْم يَ ْع ِدلُون‬ ِ ‫الظلُ َما‬


َ ُّ‫ت َوالن‬ َ ْ‫ت َواَأْلر‬
ُّ ‫ض َو َج َع َل‬ َ َ‫ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذي خَ ل‬
ِ ‫ق ال َّس َما َوا‬
Artinya:
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi serta
mengadakan gelap dan terang, namun orang-orang yang kafir
mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka.

Keterangan:
Mukadimah ini ada di ayat pertama, surat Al-An’am.

Mukadimah 6:

ِ ‫َلى َأ ْش َر‬ ‫ُأ‬


‫ف‬ َ ‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم ع‬ ِ ‫ور ال ُّد ْنيَا َوالد‬
َّ ‫ َوال‬،‫ِّين‬ ِ ‫ َوبِ ِه نَ ْستَ ِعي ُْن َعلَى ُم‬، َ‫ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِمين‬
‫ َأ َّما بَ ْع ُد‬، َ‫صحْ بِ ِه َأجْ ـ َمـ ِعين‬
َ ‫الـ ُمرْ َسلِينَ َوعَل َى آلِ ِه َو‬
Artinya:
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Dengan-Nya kita meminta
pertolongan dalam segala urusan dunia dan akhirat. Salawat dan salam
tercurah untuk seorang utusan yang paling mulia, keluarganya, dan
semua sahabatnya …. Amma ba’du ….

Mukadimah 7:

‫ َأ َّما بَ ْع ُد‬،ُ‫صحْ بِ ِه َو َم ْن َواالَه‬ َّ ‫ْال َح ْم ُد هللِ َوال‬


َ ‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم عَل َى َرسُوْ ِل هلل َوع‬
َ ‫َلى آلِ ِه َو‬
Artinya:
Segala puji bagi Allah. Salawat dan salam tercurah untuk Rasulullah,
para keluarganya, sahabatnya, dan orang-orang yang tunduk lagi taat
kepada beliau. Amma ba’du ….

Mukadimah 8:
‫صحْ بِ ِه َأجْ ـ َمـ ِعينَ ‪َ ،‬أ َّما‬ ‫َلى َأ ْش َر ِ‬
‫ف الـ ُمرْ َسلِينَ َوعَل َى آلِ ِه َو َ‬ ‫ْال َح ْم ُد هللِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ َوال َّ‬
‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم ع َ‬
‫بَ ْع ُد‬

‫‪Artinya:‬‬
‫‪Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Salawat dan salam tercurah‬‬
‫‪untuk seorang utusan yang paling mulia, keluarganya, dan semua‬‬
‫‪sahabatnya …. Amma ba’du ….‬‬

‫‪Mukadimah 9:‬‬

‫ين َوعَل َى آلِ ِه َوَأ َ‬


‫ص َحابِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم‬ ‫ف اَأل ْنبِيَا ِء َوالـ ُمرْ َسلِ َـ‬
‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم عَل َى َأ ْش َر ِ‬ ‫ْال َح ْم ُد هللِ َوال َّ‬
‫وم الدِّي ِن‪َ ،‬أ َّما بَ ْع ُد‬
‫ان اِلَى يَ ِ‬
‫بِِإحْ َس ٍ‬
‫‪Artinya:‬‬
‫‪Segala puji bagi Allah. Salawat dan salam semoga tercurah untuk‬‬
‫‪seorang nabi dan rasul yang paling mulia, keluarganya, sahabatnya, dan‬‬
‫‪orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik sampai hari kiamat.‬‬
‫‪Amma ba’du ….‬‬

‫‪Mukadimah 10:‬‬

‫صحْ بِ ِه َو َم ِن ا ْهتَدَى‪َ ،‬أ َّما‬


‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم عَل َى َرسُولِ ِه ْالـ ُمصْ طَفَى‪َ ،‬وعَل َى آلِ ِه َو َ‬
‫ْال َح ْم ُد هللِ َو َكفَى‪َ ،‬وال َّ‬
‫بَ ْع ُد‬

‫‪Artinya:‬‬
‫‪Segala puji hanya bagi Allah, dan cukup Dia. Salawat dan salam‬‬
‫‪tercurah untuk seorang utusan-Nya yang terpilih, keluarganya,‬‬
‫‪sahabatnya, dan setiap orang yang menempuh jalan hidayah. Amma‬‬
‫‪ba’du ….‬‬

‫‪Mukadimah 11:‬‬

‫ض َّل ِإلَى ْالهُدَى‬ ‫ان فَ ْت َرةً ِمنَ الرُّ س ُِل بَقَايَا ِم ْن َأ ْه ِل ْال ِع ْل ِم يَ ْد ُعونَ َم ْن َ‬ ‫ْال َح ْم ُد هللِ الَّ ِذي َج َع َل فِي ُكلِّ َز َم ٍ‬
‫ور هللاِ َأ ْه َل ْال َع َمى‪ ،‬فَ َك ْم ِم ْن‬ ‫صرُونَ بِنُ ِ‬ ‫ب هللاِ الـ َموْ تَى َويُبَ ِّ‬ ‫َويَصْ بِرُونَ ِم ْنهُ ْم َعلَى اَأْل َذى‪ ،‬يُـحْ يَونَ بِ ِكتَا ِ‬
‫اس َوَأ ْقبَ َح َأثَ ِر النَّ ِ‬
‫اس‬ ‫ضالٍّ تَاِئ ٍه قَ ْد هَدَوْ هُ فَ َما َأحْ َسنَ َأثَ ِرهُم َعلَى النَّ ِ‬ ‫ْس قَ ْد َأحْ يَوْ هُ َو َك ْم ِم ْن َ‬
‫قَتِي ٍْل ِإِل ْبلِي َ‬
‫ال الـ ُم ْب ِطلِينَ َوتَْأ ِوي َْل ال َجا ِهلِينَ الَّ ِذ ْينَ َعقَ ُدوا‬
‫ب هللاِ تَـحْ ِريفَ الغَالِّينَ َوا ْنتِ َح َ‬ ‫َعلَ ْي ِه ْم‪ .‬يُ ْنفَوْ نَ ع َْن ِكتَا ِ‬
‫ب ُمجْ ِمعُونَ َعلَى ُمفَا َرقَ ِة‬ ‫ب ُمخَ الِفُونَ لِ ْل ِكتَا ِ‬ ‫ُألُ ِويَّةَ البِ ْد َع ِة َوَأ ْ‬
‫طلَقُوا ِعقَا َل الفِ ْتنَ ِة فَهُ ْم َم ْختَلِفُونَ فِي ال ِكتَا ِ‬
‫ب هللاِ بِ َغي ِْر ِع ْل ٍم يَتَ َكلَّ ُمونَ بِالـ ُمتَ َشابِ ِه ِمنَ الكَاَل ِم‬ ِ ‫ب يَقُولُونَ َعلَى هللاِ َوفِي‬
ِ ‫هللا َوفِي ِكتَا‬ ِ ‫ال ِكتَا‬
‫ َأ َّما بَ ْع ُد‬، َ‫ضلِّين‬
ِ ‫اس بِ َما يُ ْشبِهُونَ َعلَ ْي ِه ْم فَنَعُو ُذ بِاهللِ ِم ْن فِتَ ِن ْال ُم‬
ِ َّ‫َّال الن‬ ْ ‫َوي‬
َ ‫ُـخ ِد ُعونَ ُجه‬
Artinya:
Segala puji itu hanya menjadi hak Allah. Dialah Dzat yang
memunculkan para ulama yang masih saja tersisa di setiap zaman yang
mengalami kekosongan rasul. Para ulama tersebut mendakwahi orang
yang tersesat kepada hidayah, dan mereka bersabar atas berbagai
gangguan. Dengan kitab Allah, mereka hidupkan orang-orang yang
hatinya sudah mati. Mereka perlihatkan cahaya Allah kepada orang yang
buta mata hatinya. Betapa banyak korban iblis yang berhasil mereka
selamatkan. Betapa banyak orang yang tersesat dan bingung berhasil
mereka tunjuki jalan yang benar. Betapa bagus pengaruh mereka di
tengah-tengah manusia dan betapa jelek balasan manusia terhadap
mereka. Para ulamalah yang mengingkari penyelewengan makna
Alquran yang dilakukan oleh orang-orang yang berlebih-lebihan serta
pemalsuan yang dibuat oleh para pembela kebatilan. Yaitu, orang-orang
yang memasang tali bid’ah dan mengencangkan ikatan fitnah. Mereka
memperdebatkan kitabullah, menyelisihi Alquran, dan sepakat untuk
keluar dari aturan Alquran. Mereka berbicara atas nama Allah, tentang
Allah, dan tentang kitabullah, tanpa dalil. Mereka membicarakan tentang
hal yang rancu dan menipu manusia-manusia bodoh dengan kerancuan
berpikir yang mereka sebarkan. Kami berlindung kepada Allah dari
ujian karena orang-orang yang sesat. Amma ba’du ….

Keterangan:
Mukadimah di atas merupakan mukadimah yang disampaikan oleh
Imam Ahmad dalam kitabnya, Ar-Radd ‘ala Al-Jahmiyah wa Az-
Zanadiqah. Banyak ulama yang mengutip pengantar beliau untuk
dijadikan pembukaan khotbah atau pun ceramah yang bertajuk
“Kesesatan dan Jalan Menyimpang”.

Download Mukaddimah Khutbah Jum’at

KUMPULAN MUQADDIMAH CERAMAH


Oleh Ukhuwah Muslimin

KUMPULAN MUQADDIMAH CERAMAH

oleh : Syarifuddin Liwang


(PP ikatan Da'i Muda Indonesia/IDMI Pusat) ,ketua Dewan Pembina
Rumah Dakwah Tanwirul Ummah/RDTU dan Sekretaris Majelis
Muballigh Ukhuwah Muslimin)

Mukodimah 1

ُ‫ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه‬

‫ اَل َحوْ َل َو اَل قُ َّوةَ اِاَّل بِاهلل َو بَ ْع ُد‬،‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم عَل َى َرسُو ِل هللا‬ ِ ‫بِس ِْم هللاِ الـ َح ْم ُد‬
َّ ‫هلل َوال‬

Mukadimah 2

‫ نَبِيِّنَا َو َحبِ ْيبِنَا‬، َ‫ف اَأل ْنبِيَا ِء َوالـ ُمرْ َسلِ ْين‬ِ ‫صاَل ةُـ َوال َّساَل ُم َعلَى َأ ْش َر‬ َّ ‫ َوال‬، َ‫الـح ْم ُد هللِ َربِّ ال َعالَـ ِم ْين‬
َ
‫َأ‬ ‫َأ‬
‫ َّما بَ ْع ُد‬، ‫ َو َم ْنتَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َسا ٍن ِإلَى يَوْ ِم ال ِّد ْي ِن‬، َ‫صحْ بِ ِه جْ ـ َم ِع ْين‬
َ ‫ـح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو‬
َ ‫ُم‬
Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin, wassholaatu wassalaamu ‘alaa
asyroofil anbiyaa-i wal mursaliin, nabiyyinaa wahabiibinaa
muhammadin, wa’ala alihi washahbihi aj’ma’iin, wa man tabi’ahum
biihsanin ilaa yaumiddin, Amma ba’du.

Mukadimah 3

‫ف اَْأل ْنبِيَا ِء‬


ِ ‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم َعلَى َأ ْش َر‬ َّ ‫ َوال‬، َ‫ اَ ْل َح ْم ُد ِهللِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْين‬،‫َّحي ِْم‬
ِ ‫بِس ِْم هللاِ الرَّحْ َم ِن الر‬
‫ ََأ َّما بَ ْع ُد‬. َ‫َو ْال ُمرْ َسلِ ْينَ َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَلِ ِه َواَصْ َحبِ ِه َأجْ َم ِع ْين‬

Bismillahirrohmanirrohiim. Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin, was-


sholaatu wassalaamu ‘alaa asyrofil anbiyaa-i wal mursaliin, sayyidina
muhammadin, wa’ala alihi wa’ashabihi aj’ma’iin, Amma ba’du.

Mukadimah 4
ِ ‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم عَل َى َأ ْش َر‬ ‫ُأ‬
‫ف‬ َّ ‫ َوال‬،‫ور ال ُّد ْنيَا َوالدِّي ِن‬ ِ ‫ َوبِ ِه نَ ْست َِعي ُْن َعلَى ُم‬، َ‫ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِمين‬
‫ َأ َّما بَ ْع ُد‬، َ‫صحْ بِ ِه َأجْ ـ َمـ ِعين‬
َ ‫الـ ُمرْ َسلِينَ َوعَل َى آلِ ِه َو‬
Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin, wabihi nasta’inu ‘alaa umuriddunya
waddiin. Wassholatu wassalamu ‘alaa asyrofil mursaliin, wa’alaa aalihi
wa sohbihi ajma’iin. Amma ba’du.

Mukadimah 5

‫صلِّ ْي َونُ َسلِّ ُم َعلَى خَ ي ِْر اَْألن َِام َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬ َ ُ‫ َون‬.‫ْال َح ْم ُد ِهللِ الَّ ِذيْ َأ ْن َع َمنَا بِنِ ْع َم ِة ْاِإل ْي َما ِن َو ْاِإل ْسالَ ِم‬
‫صحْ بِ ِه َأجْ َم ِع ْينَ َأ َّما بَ ْع ُد‬
َ ‫اَلِ ِه َو‬
Alhamdulillahil ladzii an’amanaa bini’matil iimaan wal islaam.
Wanushalli wanusallimu ‘alaa khairil anaam, sayyidinaa muhammadin
wa’alaa aalihii wasohbihi aj-ma’iin, amma ba’du.

Mukadimah 6

‫ق َونُو ُدوا َأ ْن‬


ِّ ‫ت ُر ُس ُل َربِّنَا بِ ْال َح‬
ْ ‫ي لَوْ اَل َأ ْن هَدَانَا هَّللا ُ لَقَ ْد َجا َء‬ َ ‫ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذي هَدَانَا لِهَ َذا َو َما ُكنَّا لِنَ ْهتَ ِد‬
َ‫ور ْثتُ ُموهَا بِ َما ُك ْنتُ ْم تَ ْع َملُون‬ ‫ُأ‬
ِ ُ‫تِ ْل ُك ُم ْال َجنَّة‬
Alhamdulillahi-lladzii hadaana lihadzaa, wama kunna linahtadiya laula
an hadanallah, laqod jaa-at rusulu robbinaa bil haqqi wanuuduu an-
tilkumul jannah, uuritstumuuhaa bimaa kuntum ta’maluun.

Mukadimah 7

َ ‫ اَ ْشهَ ُد اَ ْن اۤل اِ ٰلهَ اِاَّل هللاُ َواحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬، ُ ‫ي لَوْ اَل َأ ْن هَدَانَا هّٰللا‬
‫ك‬ َ ‫اَ ْل َح ْم ُد ِهللِ الَّ ِذي هَدَانَا لِ ٰه َذا َو َما ُكنَّا لِنَ ْهتَ ِد‬
ُ‫ي بَ ْع َده‬َّ ِ‫ اَل نَب‬،ُ‫ َو اَ ْشهَ ُد اَ َّن ُم َح َّم ًد َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُه‬،ُ‫لَه‬.
Alhamdulillahi-lladzii hadaana lihadzaa, wama kunna linahtadiya laula
an hadanallah, Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu la syarikalah, wa
Asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa Rasuluh, La nabiya ba’dah.

Mukadimah 8

‫ َأ َّما بَ ْع ُد‬، َ‫صحْ بِ ِه َو َم ْن َوااَل ه‬


َ ‫صاَل ةُ َوال َّساَل ُم َعلَى َرسُوْ ِل هللاِ َو َعلَى آلِ ِه َو‬
َّ ‫الـح ْم ُد هللِ َوال‬
َ
Alhamdilillahi was sholatu was salaamu ‘alaa rosulillahi wa’alaa aalihi
wa sohbihi wa maw waalaah. Amma ba’du.

Mukadimah 9

‫ َأ َّما‬،‫صحْ بِ ِه َو َم ِن ا ْهتَدَى‬
َ ‫ َوعَل َى آلِ ِه َو‬،‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم عَل َى َرسُولِ ِه ْالـ ُمصْ طَفَى‬
َّ ‫ َوال‬،‫ْال َح ْم ُد هللِ َو َكفَى‬
‫بَ ْع ُد‬

Alhamdulillahi wakafaa, wassholatu wassalaamu ‘alaa rosulihil


musthofaa, wa’alaa aalihi wasohbihi wamanih tadaa, amma ba’du.

Mukadimah 10

‫اركَ الَّ ِذيْ َج َع َل فِي ال َّس َما ِء بُرُوْ جًا َو َج َع َل فِ ْيهَا ِس َراجًا‬ َ َ‫ تَب‬،‫ص ْيرًا‬ِ َ‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذيْ َكانَ بِ ِعبَا ِد ِه َخبِ ْيرًا ب‬
‫ق بَ ِش ْيرًا‬ ِّ ‫ َأ ْشهَ ُد اَ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ وََأ ْشهَ ُد اَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ و َرسُولُهُ الَّ ِذيْ بَ َعثَهُ بِ ْال َح‬.‫َوقَ َمرًا ُمنِ ْيرًا‬
‫صحْ بِ ِه َو َسلِّ ْم تَ ْسلِ ْي ًما‬ َ ‫صلِّ َعلَ ْي ِه َو َعلَى آلِ ِه َو‬ َ ‫ اَللَّهُ َّم‬.‫ق بِِإ ْذنِ ِه َو ِس َراجًا ُمنِ ْيرًا‬ ِّ ‫ َودَا ِعيَا ِإلَى ْال َح‬،‫َونَ ِذ ْيرًا‬
‫ َأ َّما بَ ْع ُد‬.‫َكثِ ْيرًا‬

Alhamdulillaahil ladzii kaana bi’ibadihi khabiiran bashiraa, tabaarokal


ladzii ja’ala fis samaa’i buruujaw waja’ala fiihaa sirojaw waqomarom
miniira. Asyhadu an-laa ilaa ha-illallah, wa asy-hadu anna muhammadan
‘abduhu wa rosuluh, alladzii ba’atsahu bil haq basyiiraw wanadziiroo.
Wa da’iyan ilal haqqi bi’idznihi wa sirojam muniiraa. Allahumma shalli
‘alaihi wa’alaa alihi wa shohbihi wa sallim tasliman katsiroo. Amma
ba’du.

Mukadimah 11

َ ‫ف اَْأل ْنبِيَا ِء َو ْال ُمرْ َسلِ ْينَ َو َعلَى اَلِ ِه َو‬


‫صحْ بِ ِه‬ ِ ‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم َعلَى َأ ْش َر‬ َّ ‫اَ ْل َح ْم ُد ِهللِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ َوال‬
َ‫َأجْ َم ِع ْين‬
َ‫ ُس ْب َحان‬.‫ بِس ِْم هللاِ الرَّحْ م ِن ال َّر ِحي ِْم‬.‫ان ال َّر ِجي ِْم‬ ِ َ‫ اَ ُعوْ ُذبِاهللِ ِمنَ ال َّش ْيط‬.‫آن ْال َك ِري ِْم‬
ِ ْ‫الى فِى ْالقُر‬ َ ‫ال هللاُ تَ َع‬َ َ‫ق‬
ۚ ‫صى الَّ ِذي بَا َر ْكنَا َحوْ لَهُ لِنُ ِريَهُ ِم ْن آيَاتِنَا‬ َ ‫ْج ِد اَأْل ْق‬ِ ‫ْج ِد ْال َح َر ِام ِإلَى ْال َمس‬
ِ ‫الَّ ِذي َأ ْس َر ٰى بِ َع ْب ِد ِه لَ ْياًل ِمنَ ْال َمس‬
‫صي ُر‬ِ َ‫ِإنَّهُ هُ َو ال َّس ِمي ُع ْالب‬
‫صدق هللا العظيم‬
‫َأ َّما بَ ْع ُد‬
Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin, was-sholaatu wassalaamu ‘alaa
asyrofil anbiyaa-i wal mursaliin, wa’alaa aalihi wa sohbihi ajma’iin.
Qoolallahu ta’ala fil qur’aanil kariim, a’uudzubillahi minasy-syaithoonir
rajiim, bismillahir rahmaanir rahiim. Subhaanal ladzii asroo bi’abdihi
lailam minal masjidil haroomi ilal masjidil aqsol ladzii baarokna haulahu
linuriyahu min aayatinaa innahu huwas samii’ul bashiir. Shodaqallahul
‘adziim. Amma ba’du.

Mukadimah 12

‫ َم ْن‬،‫ت َأ ْع َمالِنَا‬
ِ ‫ َونَعُو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشرُوْ ِر َأ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن َسيَِّئا‬،ُ‫ِإ َّن ْال َح ْم َد هَّلِل ِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُره‬
‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن‬،ُ‫ك لَه‬َ ‫ي لَهُ َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬ َ ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَالَ هَا ِد‬
ِ ‫يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم‬
‫ َأ َّما بَ ْع ُد‬،.ُ‫ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُه‬

Innal hamdalillah, nahmaduhu wanasta’inuhuu wanastaghfiruhu,, wa


na’udzubillahi min syuruuri anfusinaa wa min sayyiaati a’maalinaa,
may-yahdihil laahu falaa mudhillalah, wa-may yudhlil falaa haadiyalah,
Asyhadu an-laa ilaa-ha illallaah, wahdahula syariikalah, wa-asyhadu
anna muhammadan ‘abduhu wa rosuluh, amma ba’du.

Mukadimah 13

َّ ‫ فَاَل ُع ْد َوانَ ِإاَّل َعلَى الظَّالِـ ِم ْينَ ؛ َوال‬، َ‫ َوال َعاقِبَةُ لِ ْل ُمتَّقِ ْين‬، َ‫الـح ْم ُد هللِ َربِّ ال َعالَـ ِم ْين‬
‫صاَل ةُـ َوال َّساَل ُم‬ َ
‫ َو َعلَى اَلِ ِه‬، َ‫نَبِيِّنَا َو َحبِ ْيبِنَا ُمـ َح َّم ٍد َأرْ َسلَهُ هللاُ َرحْ ـ َمةً لِ ْل َعالَ ِم ْين‬، ‫ف اَأل ْنبِيَا ِء َوالـ ُمرْ َسلِي َـْن‬
ِ ‫َعلَى َأ ْش َر‬
‫ َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم‬، ‫ َو َعلَى آلِ ِه الطَّيِّبِ ْينَ َوَأصْ َحابِ ِه ال ُغرِّ الـ َميَا ِمي ِْن‬، َ‫ت الـ ُمْؤ ِمنِ ْين‬ ِ ‫ت ُأ َّمهَا‬ِ ‫اج ِه الطَّا ِه َرا‬
ِ ‫َأ ْز َو‬
‫ َأ َّما بَ ْع ُد‬، ‫بِِإحْ َسا ٍن ِإلَى يَوْ ِم ال ِّدي ِْن‬

Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin, wal ‘aaqibatu lil muttaqien, falaa


‘udwaanaa illa ‘aladzoolimiin. Wassholaatu wassalaamu ‘alaa asyrofil
anbiyaa-i wal mursaliin. nabiyyinaa wa habiibinaa muhammadin
arsalahullahu rohmatal lil a’lamiin. wa’alaa alihii wa-azwajihit-
thohirooti ummahaatil mu’miniin, wa’alaa alihiit-thoyyibiin, wa
ashabihil ghurril mayaamiin, wa-man tabi’ahum bi-ihsanin ila
yaumiddin. Amma ba’du.

Mukadimah 14
~~‫صلِّ ْي َعلَي‬ َ ‫ اَللَّهُ َّم‬،‫ْف ْالهُدَي َوالنُّوْ ِر‬
ِ ‫ اَلَّ ِذيْ َج َع َل فِي ْاِإل ْسالَ ِم ْال َحنِي‬،‫اَ ْل َح ْم ُد ِهللِ ْال َع ِزي ِْز ْال َغفُوْ ِر‬
‫ َأ َّما بَ ْع ُد‬. َ‫ار َأجْ َم ِع ْين‬
ِ َ‫َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد خَ اتِ ِم اَْأل ْنبِيَا ِء َو ْال َمرْ َسلِ ْينَ َو َعلَي آلِ ِه الطَّيِّبِ ْينَ َوَأصْ َحابِ ِه اَْأل ْخي‬
Alhamdulillahi adzizil gaafuur, Alladzi ja’ala fil islamil haniifil hudaa
wannur, Allahumma shalli ala sayyidina Muhammadin khatimil
ambiya’i wal mursaliin wa ala alihi thayyibina wa as-habihil ahyari
ajma’iin. Amma Ba’du.

Mukadimah 15

‫ َوصلَّى هللاُ َو َسلَّ َم َعلَى‬،ُ‫ َأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإاَّل هللاُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُه‬،ِ‫بِس ِْم هللاِ َو ْال َح ْم ُد هلل‬
ِ ‫ َو ٰالِ ِه َواَصْ َحابِ ِه ِم ْن اَصْ َحا‬،‫َم ْن اَل نَبِ َي بَ ْع َد ْه‬
ُ‫ َوبَ ْع َده‬،ِ‫ب َرسُوْ ِل هللا‬
Bismillah wal-hamdulillah, Asyhadu anlaa-ilaha illallah, wa Asyhadu
anna Muhammadan ‘abduhu warosuluh, wa Shollallahu wa Sallama ‘ala
man la nabiya ba’dah, wa alihi wa ashabihi minashabi rosulillah, wa
ba’dah.

Mukadimah 16

ُ‫ َأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإاَّل هللا‬،‫ق اِإْل ن َسانَ فِي َأحْ َس ِن تَ ْق ِو ٍيم‬ َ َ‫ اَ ْل َح ْم ُد ِهللِ الَّ ِذيْ َخل‬،‫َّحي ِْم‬
ِ ‫بِس ِْم هللاِ الرَّحْ َم ِن الر‬
َّ‫ َوصلَّى هللاُ َو َسل َم‬، َ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ َأرْ َسلَهُ َرحْ َمةً لِ ْل َعالَ ِم ْين‬،‫ق ْال ُمبِي ُْن‬ ُّ ‫ك ْال َح‬
ُ ِ‫ْال َمال‬
‫ َأ َّما بَ ْع ُد‬، َ‫ َو َعلَى ٰالِ ِه َواَصْ َحابِ ِه َأجْ َم ِع ْين‬،‫َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬

Bismillahirrohmanirrohiim. Alhamdulillaahi lladzi kholaqol-ingsana fi


ahsani taqwim, Asyhadu anlaa-ilaha illallahul maalikil- haqul- muibin,
wa Asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu warosuluhu arsalahu rohmatan
lil-‘aalamiin, wa Shollallahu wa Sallama ‘ala sayidina Muhammadin, wa
‘ala alihi wa ashabihi ajma’in, Amma Ba’du

Anda mungkin juga menyukai