Anda di halaman 1dari 3

Keutamaan Shalat Tarawih

Shalat ini dinamakan tarawih yang artinya istirahat karena orang yang
melakukan shalat tarawih beristirahat  setelah melaksanakan shalat
empat raka’at. Shalat tarawih termasuk qiyamul lail atau shalat malam.
Akan tetapi shalat tarawih ini dikhususkan di bulan Ramadhan. Jadi,
shalat tarawih ini adalah shalat malam yang dilakukan di bulan
Ramadhan.[1]

[1] Lihat Al Jaami’ Li Ahkamish Sholah, 3/63 dan Al Mawsu’ah Al


Fiqhiyyah, 2/9630.

Adapun shalat tarawih tidak disyariatkan untuk tidur terlebih dahulu dan
shalat tarawih hanya khusus dikerjakan di bulan Ramadhan. Sedangkan
shalat tahajjud menurut mayoritas pakar fiqih adalah shalat sunnah yang
dilakukan setelah bangun tidur dan dilakukan di malam mana saja.[2]

[2] Lihat Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah, 2/9630.

Para ulama sepakat bahwa shalat tarawih hukumnya adalah sunnah


(dianjurkan). Bahkan menurut ulama Hanafiyah, Hanabilah, dan
Malikiyyah, hukum shalat tarawih adalah sunnah mu’akkad (sangat
dianjurkan). Shalat ini dianjurkan bagi laki-laki dan perempuan. Shalat
tarawih merupakan salah satu syi’ar Islam.[3]

[3] Lihat Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah, 2/9631.

Imam Asy Syafi’i, mayoritas ulama Syafi’iyah, Imam Abu Hanifah,


Imam Ahmad dan sebagian ulama Malikiyah berpendapat bahwa lebih
afdhol shalat tarawih dilaksanakan secara berjama’ah sebagaimana
dilakukan oleh ‘Umar bin Al Khottob dan para sahabat radhiyallahu
‘anhum. Kaum muslimin pun terus menerus melakukan shalat tarawih
secara berjama’ah karena merupakan syi’ar Islam yang begitu nampak
sehingga serupa dengan shalat ‘ied.[4]

[4] Lihat Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 6/39.


Keutamaan Shalat Tarawih

Pertama, akan mendapatkan ampunan dosa yang telah lalu.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ضانَ ِإي َمانًا َواحْ تِ َسابًا ُغفِ َر لَهُ َما تَقَ َّد َم ِم ْن َذ ْنبِ ِه‬
َ ‫َم ْن قَا َم َر َم‬
“Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari
pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR.
Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759). Yang dimaksud qiyam Ramadhan
adalah shalat tarawih sebagaimana yang dituturkan oleh An Nawawi.[5]
[5] Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 6/39.

Hadits ini memberitahukan bahwa shalat tarawih bisa menggugurkan


dosa dengan syarat karena iman yaitu membenarkan pahala yang
dijanjikan oleh Allah dan mencari pahala dari Allah, bukan karena riya’
atau alasan lainnya.[6] [6] Lihat Fathul Bari, 4/251.

Yang dimaksud “pengampunan dosa” dalam hadits ini adalah bisa


mencakup dosa besar dan dosa kecil berdasarkan tekstual hadits,
sebagaimana ditegaskan oleh Ibnul Mundzir. Namun An Nawawi
mengatakan bahwa yang dimaksudkan pengampunan dosa di sini adalah
khusus untuk dosa kecil.[7] [6] Lihat Fathul Bari, 4/251.

Kedua, shalat tarawih bersama imam seperti shalat semalam penuh.

Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah


mengumpulkan keluarga dan para sahabatnya. Lalu beliau bersabda,
ً‫ب لَهُ قِيَا ُم لَ ْيلَة‬ َ ‫ِإنَّهُ َم ْن قَا َم َم َع اِإل َم ِام َحتَّى يَ ْن‬
َ ِ‫ص ِرفَ ُكت‬
“Siapa yang shalat bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis
untuknya pahala qiyam satu malam penuh.”[8]

[8] HR. An Nasai no. 1605, Tirmidzi no. 806, Ibnu Majah no. 1327,
Ahmad dan Tirmidzi. Tirmidzi menshahihkan hadits ini. Syaikh Al
Albani dalam Al Irwa’ no. 447 mengatakan bahwa hadits ini shahih.

Hal ini sekaligus merupakan anjuran agar kaum muslimin mengerjakan


shalat tarawih secara berjama’ah dan mengikuti imam hingga selesai.

Ketiga, shalat tarawih adalah seutama-utamanya shalat.

Ulama-ulama Hanabilah (madzhab Hambali) mengatakan bahwa


seutama-utamanya shalat sunnah adalah shalat yang dianjurkan
dilakukan secara berjama’ah. Karena shalat seperti ini hampir serupa
dengan shalat fardhu. Kemudian shalat yang lebih utama lagi adalah
shalat rawatib (shalat yang mengiringi shalat fardhu, sebelum atau
sesudahnya). Shalat yang paling ditekankan dilakukan secara berjama’ah
adalah shalat kusuf (shalat gerhana) kemudian shalat tarawih.[9] [9] Al
Mawsu’ah Al Fiqhiyyah, 2/9633.

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Cuplikan dari Buku Panduan Ramadhan

Sumber https://rumaysho.com/446-keutamaan-shalat-tarawih.html

Anda mungkin juga menyukai